Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT TUBERKOLOSIS (TBC)

Satuan Acara Penyuluhan pada keluarga di Dusun Baru, Desa Citepok, Kecamatan Paseh.
Adapun alasan dilakukan penyuluhan pada keluarga di Dusun Baru, Desa Citepok, Kecamatan Paseh
agar keluarga mengetahui tentang cara mencegah penyakit tuberkolosis (TBC) dan lebih peduli
terhadap kesehatan yang nantinya bisa mempengaruhi kebahagiaan di masa mendatang.

Topik : Penyakit Tuberkolosis (TBC)


Sub pokok bahasan : Pencegahan Penyakit Tuberkolosis (TBC)
Sasaran : Keluarga di Dusun Baru, Desa Citepok, Kecamatan Paseh
Waktu : Pukul 09:00-09:30 WIB (selama 30 menit)
Hari, Tanggal : Jumat, 16 Oktober 2020
Tempat : Ruang keluarga
Penyuluh : Anggi Nurfitriani

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit tuberkolosis (TBC) dan bagaimana cara mencegahnya.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang penyakit tuberkolosis (TBC) diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian penyakit tuberkolosis (TBC).
2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkolosis (TBC).
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkolosis (TBC).
4. Menjelaskan cara mencegah penyakit tuberkolosis (TBC).
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit tuberkolosis (TBC).
2. Penyebab penyakit tuberkolosis (TBC).
3. Tanda dan gejala penyakit tuberkolosis (TBC).
4. Cara mencegah penyakit tuberkolosis (TBC).
D. Metode Penyuluhan
1. Penampilan Video Animasi
2. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Video Animasi

1
F. Setting Tempat
Ruangan keluarga
penguji penyuluh

Fasilitator

G. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 5 menit 1) Membuka acara dengan 1) Menjawab salam.
mengucapkan salam. 2) Mendengarkan
2) Memperkenalkan diri. perkenalan.
3) Menyampaikan topik dan 3) Mendengarkan
tujuan penyuluhan. penyampaian topik dan
4) Kontrak waktu untuk tujuan.
kesepakatan penyuluh 4) Menyetujui kesepakatan
dengan sasaran. pelaksanaan.

2 Kegiatan Inti 15 menit 1) Mengkaji ulang tingkat 1) Menjawab pertanyaan


pengetahuan sasaran. dari penyuluh.

2) Memberikan reinforcement 2) Mendengarkan materi

positif. yang disampaikan


melalui media video
3) Menampilkan video
animasi.
animasi yang menjelaskan
3) Menanyakan hal – hal
materi tenatang penyakit
yang belum dipahami.
tuberkolosis :
a. Pengertian penyakit
tuberkolosis (TBC).
b. Penyebab penyakit
tuberkolosis (TBC).
c. Tanda dan gejala
penyakit tuberkolosis
(TBC).
d. Cara mencegah
penyakit tuberkolosis

2
(TBC).
4) Menanyakan sasaran
apakah mengerti atau
tidak.
5) Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya.
6) Menjelaskan tentang hal-
hal yang belum dipahami
sasaran.
7) Menanyakan sasaran
apakah mengerti atau
tidak.
8) Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya.
9) Menjelaskan tentang hal-
hal yang belum dipahami
sasaran.
3 Evaluasi/ 10 menit 1) Memberikan pertanyaan 1) Menjawab pertanyaan.
Penutup kepada sasaran tentang 2) Mendengarkan
materi yang telah kesimpulan.
disampaikan oleh penyuluh 3) Menjawab salam.
melalui video animasi.
2) Memberikan reinforcement
positif.
3) Menyimpulkan materi.
4) Menutup acara dengan
mengucapkan salam.

H. Evaluasi

1. Keluarga mendengarkan materi dengan baik.


2. Keluarga memahami dan mengerti tentang penyakit tuberkolosis.
3. Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.
I. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud penyakit tuberkolosis ?


2. Bagaimana cara mencegah penyakit tuberkolosis ?

3
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian penyakit tuberkolosis (TBC)


Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosi yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini
dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada
kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi
bakteri tersebut (Sylvia A. Price).
TBC dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien TBC, seperti terpapar
hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila menggunakan sendok dan handuk secara
bersamaan.

B. Penyebab penyakit tuberkolosis (TBC)


Penyebab tuberkolosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Mycobacterum Tuberkulosis adalah kuman berbentuk
batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini dari lipid
(lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta berbagai kimia dan fisik.
Kuman ini juga tahan di udara kering dan keadaan dingin karena sifatnya yang dormant, yaitu
dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif selain itu kuman ini juga bersifat aerob
(Ardiyansyah, M, 2012).
Kuman TBC cepat mati terhadap sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup selama beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Sumber penularan adalah
penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di
udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup kedalam saluran pernapasan.
Selama kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui system peredaran darah,
system saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh
lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular
penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negative (tidak terlihat kuman), maka
penderita tersebut dianggap tidak menular.
Faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium Tuberculosis :
1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan diturunkan.
2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka kematian dan kesakitan
lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan
infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.

4
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi, stress
emosional, kelelahan yang kronik).
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan memudahkan
untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebuh mudah.
8. Nutrisi : status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
10. Tidak mematuhi aturan perubahan.

C. Tanda dan gejala penyakit tuberkolosis (TBC)


1) Demam 40-41°C, serta ada batuk/batuk darah.
2) Sesak nafas dan nyeri dada.
3) Malaise atau penurunan berat badan
4) Berkeringat saat malam hari.
5) Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada.
6) Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit.
7) Pada anak :
− Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh.
− Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu.
− Batuk kronik lebih dari 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze.
− Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.

D. Cara mencegah penyakit tuberculosis (TBC)


Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan TBC pada orang lain
(Depkes RI, 2007), diantaranya:
1. Menutup mulut bila batuk atau bersin
2. Meludah pada wadah tertutup yang telah diberikan desinfektan
3. Penjemuran kasur dan bantal terutama pagi-pagi
4. Ventilasi yang cukup agar sinar matahari dan udara segar masuk ke tempat tidur.
5. Menghindari udara dingin
6. Makanan tinggi karbohidrat dan protein
7. Pemeriksaan rutin penderita TBC dan memeriksakan anggota keluarga lainnya apakah
juga tertular TBC
8. Memisahkan alat makan dan minum
9. Imunisasi BCG diberikan kepada bayi usia 3-14 bulan

5
Daftar Pustaka

Nurafif, Amin Huda. dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:Mediaction.

Kurnia Faruca, D., Anis Rosyiatul, H., & Ns, M. K. (2014). ASUHAN KEPERAWATAN KELARGA
DENGAN PASIEN TBC DI PUKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surabaya).

Setiana, I. A. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH TBC PADA


KELUARGA Tn. S DI DESA SROWOT RT 01/RW 03 KECAMATAN KALIBAGOR
KABUPATEN BANYUMAS (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO).

Anda mungkin juga menyukai