Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stress merupakan respon individu terhadap kesulitan dan masalah

akibat perubahan fisik, mental, maupun emosi yang dialaminya yang dapat

menyebabkan tegangan emosi atau fisik. (1) Setiap individu akan memiliki

efek terhadap stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada

kemampuan individu mempersepsikan stresor, intensitas terhadap

stimulus, jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama,

lamanya pemaparan stresor, pengalaman masa lalu, dan tingkat

perkembangan.(2) Stres pada individu merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi atau menyebabkan beberapa penyakit pada manusia.

(3)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Hidayati, Yessy

Paramita, Amalya Zukhrufah pada tahun 2020 dengan judul “Terapi

Expressive Writing Menurunkan Stress Tugas KTI Pada Mahasiswa ”

mengatakan bahwa Menurut WHO (World Health Organization), 2018

stres pada mahasiswa menempati peringkat ke-4 dimana prevalensi

kejadian stres cukup tinggi yaitu sekitar 350 juta penduduk, angka tersebut

mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stres sedang mencapai

1-3%. Di Indonesia banyak fenomena mahasiswa tidak mampu dalam

mengelola stres,dari jumlah penduduk di Indonesia untuk usia 15 tahun ke

atas 14 juta orang atau 6 % mengalami stress. Berdasarkan data dinas


kesejahteraan sosial Provinsi Jawa Tengah tahun (2015) tercatat 704.000

orang mengalami gangguan kejiwaan, 608.000 di antaranya mengalami

stres dan 96.000 terdiagnosa menderita kegilaan. Terkait dengan data dari

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 3 per mil dari sekitar

32 juta penduduk di Jawa Tengah menderita kegilaan dan 19 per mil

lainnya menderita stres. Jika dipresentasikan, maka jumlahnya mencapai

sekitar 2,2 % dari total penduduk Jawa Tengah.(4)

Ada pun penyebab stress atau stressor dapat berasal dari berbagai

sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul

pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial dan lingkungan luar

lainnya. Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara)

dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi

sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu

ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stessor.(5)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Diah Larasanti,

Abdul Wakhid, Tri Susilo pada tahun 2015 dengan judul “Gambaran

Tingkat Stres Mahasiswa dalam Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah di

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran” mengatakan bahwa

proses penulisan karya tulis ilmiah atau riset sebenarnya mudah, karena

dalam proses penulisan tersebut mahasiswa didampingi oleh dosen

pembimbing. Dosen pembimbing bertugas memberikan arahan yang

bersifat konstruktif baik dari aspek teknis penulisan, aspek isi, sampai

pada aspek metode yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah.
Masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah atau riset adalah banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai

kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang

kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada

penelitian. Kegagalan dalam penyusunan atau menyelesaikan karya tulis

ilmiah juga disebabkan oleh adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari

judul karya tulis ilmiah, kesulitan mencari literature, bahan bacaan, dana

yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen

pembimbing. Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya

tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan adanya stress

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah pada mahasiswa.(6)

Peran perawat kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi

dan spesifik. Aspek dari peran tersebut meliputi kemandirian dan

kolaborasi. Adapun peran perawat psikiatri dibagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pelaksana pendidikan

keperawatan, sebagai pengelola keperawatan, dan sebagai pelaksana

penelitian.(7)

Terapi keperawatan jiwa atau yang disebut terapi modalitas adalah

terapi utama dalam dan untuk digunakan dalam proses keperawatan jiwa

dengan tujuan mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku yang

adaptif. Terapi modalitas ini dibagi menjadi beberapa yaitu: terapi

individual, terapi kognitif, terapi keluarga, terapi milleu (lingkungan


sosial), terapi biologis, terapi kelompok,terapi perilaku, dan terapi

bermain.(8)

Terapi expressive writing merupakan sebuah proses terapi dengan

menggunakan metode menulis ekspresif untuk mengungkapkan perasaan

emosional dengan tujua mengurangi stress yang dialami individu.(9)

Metode tersebut juga dapat membantu memperbaiki kesehatan mental,

menjernihkan pikiran, memperbaiki perilaku, dan menstabilkan emosi.

Expressive writing juga mampu mereduksi stress, karena jika individu bisa

menumpahkan emosi-emosinya terutama emosi negative ke dalam tulisan,

individu tersebut perlahan akan mampu mengubah sikap, meningkatkan

kreativitas mengaktifkan memori, memperbaiki kinerja, serta

meningkatkan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari psikosomatik.(9)

Terapi expressive writing ini dabagi dalam dua pendekatan yaitu

pendekatan psikoanalisis dan pendekatan behavior.(10)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan terapi expressive writing dalam menurunkan stress

tugas KTI pada mahasiswa?

C. Tujuan

Menggambarkan penurunan stress tugas KTI pada mahasiswa setelah

diberikan intervensi terapi expressive writing.


D. Manfaat

Penelitian ini memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat, pengembangan

ilmu dan teknologi keperawatan, dan penulis adapun manfaatnya yaitu :

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyrakat dalam menurunkan stress tugas

KTI pada mahasiswa setelah diberikan intervensi terapi expressive

writting.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam menurunkan stress tugas KTI pada mahasiswa setelah diberikan

intervensi terapi expressive writing.

3. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

pendidikan kesehatan untuk menurunkan stress tugas KTI pada mahasiswa

setelah diberikan intervensi terapi expressive writing.

.
DAFTAR PUSTAKA.

1. Videbeck, Sheila L. Psychiatric Mental Health Nursing. 5th ed. New York:

Wolters Kluwer; 2011.

2. Jordan M, Halter. Vacarolis Fondation of Psychiatrics Mental Health

Nursing : A clinical Approach. St. Louis: Elsevier Mosby; 2014.

3. Jong J, Al et park. Design and Implementation of a Mobile App for Stress

management. volume 17. Tokyo: International Information Institution;

2014.

4. Hidayati S, Paramita Y. Terapi Expressive Writing Menurunkan Stres

Tugas Kti Pada Mahasiswa. 2020;1(1):1–9.

5. Nixson M. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2016.

6. Nyoman N, Larasanti D, Wakhid A, Susilo T. Gambaran tingkat stres

mahasiswa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah di akademi

keperawatan ngudi waluyo ungaran. 2015;57–65.

7. Dalami, Ermawati. Konsep Dasar Kesehatan Jiwa. Jakarta: TIM; 2010.

8. Prabowo, Eko. Konsep dan Aplikasi : Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta:

Nuha Medika; 2014.

9. Yukaristia. Literasi: Solusi Terbaik Mengatasi Problematika Sosial di

Indonesia. Sukabumi: CV Jejak, IKAPI; 2019.


10. Baikie k. a, Wilhem K. Emotional and Physical Health Benefits of

Expressive Writting . Advances in Psychiatric Treatment. 2014.

Anda mungkin juga menyukai