Disusun oleh :
Putri Hapsari
NIM. S022002040
(IKM 2019/2)
A. Latar Belakang
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
dimasa yang akan datang.
Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai utang. Sementara itu
jika diperhatikan model harga saham untuk satu perusahaan yang mengalami
pertumbuhan konstan menunjukkan bahwa pembayaran dividen yang lebih besar
cenderung akan meningkatkan nilai saham. Kemudian meningkatnya harga saham berarti
meningkatnya nilai perusahaan. Namun pembayaran dividen yang semakin besar juga
akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga justru akan
menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan nilai
saham. Dengan demikian penundaan pembayaran dividen kepada pemegang saham
untuk keperluan investasi yang menguntungkan (apabila return lebih besar dari biaya
modal) akan menaikkan harga saham (pada pasar modal yang sempurna). Pada pasar
modal yang tidak sempurna, pembayaran dividen untuk menaikkan nilai saham akan
sangat merugikan karena harus membayar biaya fluktuasi.
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk
membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan
selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau keuangan internal. Sebaliknya jika
perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan
dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa
dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara
keseluruhan.
Permasalahan kadang menjadi nampak rumit karena adanya alternatif pendanaan dari
luar. Sehingga dimungkinkan membagi laba sebagai dividen, dan pada saat yang sama
menerbitkan saham baru. Ataukah lebih baik tidak membagi dividen dan juga tidak
menerbitkan saham baru? Apakah cara semacam ini memang membawa dampak yang
berbeda bagi pemegang saham? Masalah lain adalah bahwa perusahaan bisa membagikan
dividen bukan dalam bentuk uang tunai tetapi dalam bentuk saham (dikenal sebagai stock
dividend). Demikian juga perusahaan bisa membagikan dana ke pemegang saham
dengan cara membeli kembali (sebagian) saham (dikenal sebagai repurchase of stocks).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian struktur modal?
2. Apa saja teori struktur modal?
3. Apa saja faktor-faktor melakukan struktur modal?
4. Apa saja variasi dalam struktur modal?
5. Apa saja konsep dari kebijakan dividen?
6. Apa saja teori-teori dalam kebijakan dividen?
7. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan dividen?
8. Bagaimana pola pembayaran dividen tunai?
STRUKTUR MODAL
A. Pengertian Struktur Modal
Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996), mengatakan bahwa struktur
modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham.
Berdasarkan beberapa referensi penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur modal
adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan
sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal,
dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka
pendek.
KEBIJAKAN DIVIDEN
A. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba sebagi dividen maka akan mengurangi laba yang
ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing
(Sartono, 2001 dalam Setiawati, 2012).
Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas keluar
yang dibayar kepada pemegang saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih
perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang dibagikan kepada pemegang
saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan (Setiawati, 2012).
Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang
saham. Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki
pemegang saham dan disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Nilai
dan waktu pembayaran dividen ditentukan oleh rapat umum pemegang saham (RUPS),
dan nilai yang dibagikan berkisar antara nol hingga berkisar sebesar laba bersih tahun
berjalan atau tahun lalu (Aribowo, 2007).
Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratio yang rendah
atau bahkan tidak membagikan dividen. Karena dividen cenderung dikenakan pajak
yang lebih tinggi dari pada Capital gain, maka investor akan meminta tingkat
keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi.
Selain Teory diatas terdapat dua teori lain yang dapat membantu untuk memahami
kebijakan dividen adalah (Brigham, 2004 seperti dikutip Setiawati, 2012)
1. Information Content or Signaling Hypothesis
Di dalam teori ini M-M berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas
kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa
manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa yang akan
datang. Sebaliknya, suatu penurunan atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan
norma diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa
sulit dimasa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau
penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata
disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin disebabkan oleh efek sinyal dan preferensi
terhadap dividen.
2. Clientele Effect
Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi
yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok investor yang
membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar
laba bersih perusahaan.
A. Kesimpulan
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan
keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi
kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah
modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana
untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap
perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses
kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang
stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah
ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang
konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.
DAFTAR PUSTAKA