Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan. Tujuan dilakukan penelitian meliputi penemuan masalah dan

pemecahan masalah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, penulis menggunakan

beberapa metode Penggunaan metode bertujuan agar kebenaran yang

diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

karena metode ini memberikan gambaran akurat dari sebuah data. Metode

deskriptif yang digunakan, yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data

primer (kuesioner)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:62), populasi terdiri dari obyek/subyek yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti untuk

dicermati dan kemudian diambil kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di

wilayah Jakarta.

Riduwan (2014:56) memaparkan sampel merupakan bagian dari populasi

yang memiliki ciri-ciri khusus yang akan diteliti, karena tidak semua data dan

informasi akan diproses serta tidak semua orang ataupun benda yang akan diteliti.

32
33

Penulis mengambil sampel dari auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik

KAP Abdul Ghonie dan Rekan di Jakarta. Jumlah responden yang digunakan

penulis berjumlah 34 responden dengan menggunakan teknik Random Sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel secara acak.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya

Berdasarkan judul penelitian ini, penulis menggunakan variable

operasional yang terdiri dari tiga variabel yaitu:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya

variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel

independen yaitu:

a. Independensi Auditor (X1)

Variabel ini diukur menggunakan instrument yang dinyatakan

Saputra, Tugiman dan Nurbaiti (2017) bahwa independensi

auditor diukur dengan:

1. Lama hubungan dengan klien

2. Tekanan dari klien

3. Telaah dari rekan auditor

4. Jasa non audit

b. Kompetensi Auditor (X2)

Variabel ini diukur menggunakan instrument yang dinyatakan

oleh Suryo (2016) bahwa kompetensi auditor diukur dengan:


34

1. Pengalaman

2. Pengetahuan

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi akibat atau

dipengaruhi oleh variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah kualitas audit. Dalam mengukur

kualitas audit, Tandiontong (2016) menyebutkan ada tiga indikator

sebagai berikut:

a. Standar umum

b. Standar pelaporan

c. Standar pekerjaan lapangan

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukurannya

Variabel Jenis Variabel Dimensi Skala


Pengukuran
Independensi Independen 1. Lama hubungan Interval
Auditor (X1) dengan klien
2. Tekanan dari klien
3. Telaah dari rekan
auditor
4. Jasa non audit
Kompetensi Independen 1. Pengalaman Interval
Auditor (X2) 2. Pengetahuan
Kualitas Audit Dependen 1. Standar Umum Interval
(Y) 2. Standar Pelaporan
3. Standar Pekerjaan
Lapangan
Sumber: Penulis

3.4 Instrumen Penelitian


35

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data penelitian, sehingga

harus dapat dipercaya, benar dan dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah

(valid). Instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data

primer yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner dengan daftar pertanyaan yang

sudah di buat serta divalidasi dengan tujuan memperoleh jawaban lebih rinci

sehubungan dengan pembahasan yang dibahas oleh penulis.

Penilaian pada skor masing-masing variabel untuk setiap item yang

terdapat dalam kuesioner menggunakan skala Likert. Skala Likert akan

memberikan nilai atau bobot skala pada setiap alternatif jawaban, sehingga

melalui instrument ini akan menghasilkan total skor bagi setiap responden.

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa pengolahan data memiliki alternatif

bobot yang dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.2 Skala Likert

Bobo Alternatif Jawaban Interpretasi Nilai


t Rata-rata
5 Sangat Setuju (SS) 5
4 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
2 Tidak Setuju (TS) 2
1 Sangat Tidak Setuju 1
(STS)

Sumber: Sugiyono (2016)

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu:
36

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang secara langsung didapatkan oleh

peneliti. Beberapa contoh dari data primer adalah kuesioner. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner dalam melakukan

penelitian yang akan disebar kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung didapatkan

oleh peneliti. Beberapa contoh dari data sekunder adalah laporan

keuangan, data yang diperoleh dari koran, majalah, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini data sekunder tidak digunakan.

Pada penelitian ini peneliti akan melakukan teknik pengolahan data

dengan cara kualitatif berdasarkan dengan data mentah melalui kuesioner yang

akan disebar kepada responden. Dari kuesioner yang disebarkan peneliti akan

mengolah data melalui tahap-tahap berikut ini:

1. Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah

diberikan kepada responden yang berkaitan mengenai pernyataan variabel

X dan variabel Y.

2. Melakukan pengelompokkan data yang diperoleh sesuai kelompok

variabel masing-masing.

3. Melakukan pemberian skor untuk setiap jawaban dari setiap item

pernyataan yang disajikan.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data


37

Data yang diperoleh dari responden diolah sehingga mudah dipahami.

Dalam menganalisis data, ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu analisis

koefisien, uji signifikan, dan analisis koefisien determinasi

Data yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan software

Statistical Package Social Science (SPSS) pada analisis statistik. Adapun

tahapnya adalah melakukan uji validitas dan reablitas ,analisis statistik deskriptif.

Kemudian, kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yaitu uji

multikolinearitas, heterokedasitas, linearitas regresi, kemudian melaukan analisis

koefisien korelasi, koefisien determinasi, analisis regresi berganda, regresi

sederhana, dan uji signifikansi.

Penilaian pada skor masing-masing variabel untuk setiap item dalam

kuesioner menggunakan skala likert yang akan memberikan nilai atau bobot skala

ada setiap alternatif jawaban, sehingga akan menghasilkan total skor bagi setiap

responden.

3.6.1 Pengujian Kualitas Data

1. Uji Validasi

Sunyoto (2013) menyatakan Uji Validitas digunakan untuk mengukur

valid atau tidak validnya suatu kuesioner. Kuesioner akan dikatakan valid jika

pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak

signifikan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r table,dengan

menggunakan Software Statistical Package Social Science (SPSS).


38

Menurut Sugiyono (2016:62) Keputusan pengujian validitas item

responden adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai tabel dengan dk= n-2

2. Item pernyataan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r tabel

3. Item pernyataan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < r

tabel

Tabel 3.3 Uji Validasi variabel Independensi Auditor

No Independensi Auditor R hitung R tabel Valid/Tidak


Valid
Lama Hubungan Dengan Klien
1 Saya berupaya tetap bersifat 0,755 0,3 Valid
independen dalam melakukan
audit terhadap klien.
2. Semua kesalahan klien yang saya 0,739 0,3 Valid
temukan dilaporkan
3. Saya mengaudit klien paling 0,544 0,3 Valid
lama 3 tahun

Tekanan dari Klien


4. Saya lebih baik bersikap jujur 0,498 0,3 Valid
meskipun harus kehilangan klien.
5. Semua kesalahan klien saya 0,683 0,3 Valid
laporkan, walaupun saya telah
mendapat peringatan dari klien.
6. Saya berani melaporkan 0,555 0,3 Valid
kesalahan klien walaupun klien
dapat mengganti posisi saya
dengan mudah.
Telaah Dari Rekan Auditor
7. Saya membutuhkan telaah dari 0,353 0,3 Valid
klien seprofesi (sesama auditor)
dalam tim untuk menilai prosedur
audit yang telah saya lakukan.
8. Saya bersikap jujur untuk 0,685 0,3 Valid
menghindari penilaian kurang
dari rekan seprofesi (sesama
auditor) dalam tim.
39

9. Saya akan melakukan apa saja 0,728 0,3 Valid


agar rekan seprofesi (sesama
auditor) memiliki penilaian yang
baik terhadap saya.
Jasa Non Audit
10. Tidak jarang akuntan publik 0,381 0,3 Valid
memberikan jasa non audit
kepada klien.
11. Tidak jarang akuntan publik 0,413 0,3 Valid
diminta oleh klien untuk
mempersiapkan gaji eksekutif.
12. Tidak jarang akuntan publik yang 0,755 0,3 Valid
juga bergelar sarjana hukum dan
memberikan jasa legal kepada
kliennya yang sedang diaudit.
Sumber: Validasi diolah Penulis menggunakan SPSS 23

Tabel 3.4 Uji Validasi variabel Kompetensi Auditor

No Kompetensi Auditor R hitung R tabel Valid/Tidak


Valid
Pengalaman
1. Saya telah memiliki banyak 0,799 0,3 Valid
pengalaman dalam bidang audit
dengan berbagai macam klien
sehingga audit yang saya lakukan
menjadi lebih baik.
2. Saya pernah mengaudit 0,739 0,3 Valid
perusahaan yang go publik,
sehingga saya dapat mengaudit
perusahaan yang belum go publik
lebih baik.
3. Semakin banyak jumlah klien 0,584 0,3 Valid
yang saya audit, menjadikan
audit yang saya lakukan semakin
lebih baik.
Pengetahuan
4. Setiap akuntan publik harus 0,593 0,3 Valid
memahami dan melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai
dengan standar yang relevan
5. Untuk melakukan audit yang 0,534 0,3 Valid
baik, saya perlu memahami jenis
usaha klien.
40

6. Untuk melakukan audit yang 0,498 0,3 Valid


baik, saya perlu memahami
kondisi perusahaan klien.
Sumber: Validasi diolah Penulis menggunakan SPSS 23
Tabel 3.5 Uji Validasi variabel Kualitas Audit

No Independensi Auditor R hitung R tabel Valid/Tidak


Valid
Standar Umum
1. Saat menerima penugasan, saya 0,624 0,3 Valid
menetapkan sasaran, ruang
lingkup, metodelogi
pemeriksaan.
2. Dalam melaksanakan audit, saya 0,716 0,3 Valid
harus mematuhi kode etik yang
ditetapkan.
3. Dalam semua pekerjaan saya 0,753 0,3 Valid
harus direview oleh atasan secara
berjenjang sebelum laporan hasil
audit dibuat.
Standar Pelaporan
4. Laporan hasil audit memuat 0,452 0,3 Valid
temuan dan simpulan hasil audit
secara obyektif, serta
rekomendasi yang konstruktif.
5. Laporan yang dihasilkan harus 0,420 0,3 Valid
akurat, lengkap, obyektif,
meyakinkan, jelas, ringkas, serta
tepat waktu agar informasi yang
diberikan bermanfaat secara
maksimal.
6. Laporan harus mengemukakan 0,343 0,3 Valid
penjelasan atau tanggapan
pejabat/pihak obyek audit tentang
hasil audit
Standar Pekerjaan Lapangan
7. Pemeriksaan bebas dari 0,373 0,3 Valid
kepentingan pribadi maupun
pihak lain untuk membatasi
segala kegiatan pemeriksaan
8. Pemeriksaan yang saya lakukan 0,814 0,3 Valid
bebas mengakses semua buku,
catatan, pejabat, dan karyawan
perusahaan.
9. Pemeriksaan yang saya lakukan 0,798 0,3 Valid
41

tidak terbatas untuk memeriksa


sumber informasi lain, ataupun
pihak-pihak terkait selama proses
pemeriksaan audit.
Sumber: Validasi diolah Penulis menggunakan SPSS 23

2. Uji Reliabilitas

Sunyoto (2013) menyatakan Reliabilitas merupakan indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk

memberikan hasil pengukuran relative konsisten dari waktu ke waktu.

menggunakan Software Statistical Package Social Science (SPSS).

Tabel 3.6 Standar Penilaian untuk Realibitas

Kriteria Realibilitas
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Sugiyono (2016:95)

Tabel 3.7 Uji Reabilitas

No Variabel Alpha Interpretasi


Cronbrach
1 Independensi 0,837 Good
2 Kompetensi Auditor 0,687 Marginal
3 Kualitas Audit 0,771 Acceptable

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dikatakan bahwa variabel independensi,

dengan alpha 0.837, kompetensi dengan alpha 0.687 dan kualitas audit

0.771.berdasarkan pada standar penilaian maka variabel independensi, kompetensi

dan kualitas audit reliabel.


42

3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statisitik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan

sampel datayang telah dikumpulkan dan menjawab rumusan masalha penelitian.

Menurut Sugiyono (2015:77) “Statisitik deskriptif adalah statisitik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi”. Rumus yang

digunakan ialah sebagai berikut:

atau

Dimana:

= nilai tetap data

= Rata-rata hitung (mean)

n = Jumlah data (sampel)

Untuk melihat nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Rata-rata

Interpretasi Nilai Rata-rata Jawaban


4.21 – 5.00 Sangat Setuju (SS)
3.41 – 4.20 Setuju (S)
2.61 – 3.40 Netral (N)
1.81 – 2.60 Tidak Setuju (TS)
1.00 – 1.81 Sangat Tidak Setuju
(STS)

Sumber : Sugiyono (2016)


43

Sedangkan varian dan standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-

ukuran keragaman (variasi) data statistik sehingga dapat ditetapkan ranking dari

pengujian ini. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan akar kuadrat dari

varian. Berikut rumus standar deviasi (simpangan baku):

Sumber: Riduwan (2014:138)

Dimana:

s2 = varian

s = standar deviasi (simpangan baku)

xi = nilai x ke-i

𝑋̃ = rata-rata

n = ukuran sampel

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum

menggunakan analisis regresi berganda sebagai alat untuk menganalisis pengaruh

variabel-variabel yang diteliti. Pengujian asumsi klasik meliputi

a. Uji multikolinearitas

Sunyoto (2013) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik jenis ini diterapkan

untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel

bebas dimana akan diukur keeratan hubungan antarvariabel bebas tersebut


44

melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas,

jika koefisien korelasi antarvariabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan

tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas

lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r <0).

b. Uji Heterokedasitas

Sunyoto (2013) menyatakan dalam persamaan regresi berganda perlu juga

diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual dari observasi yang

satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang

sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau

berbeda disebut terjadi heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik

jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Linearitas Regresi

Salah satu uji asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis

regreasi adalah uji linearitas. Menurut [ CITATION Rid14 \l 1033 ] Uji

linieritas Regresi bertujuan untuk menguji data yang dihubungkan, apakah

berbentuk garis linier atau tidak. Dengan kata lain, . Uji linearitas

bertujuan untuk menguji keterkaitan antara dua variabel yang bersifat

linier. Dalam penelitian ini perhitungan uji linieritas dengan bantuan

komputer yang menggunakan program SPSS. Kriteria yang digunakan jika

nilai probabilitas > 0,05 maka dikatakan hubungan antara variabel X dan

dengan Y adalah linier. Namun jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka

dikatakan hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linier

(Widiyanto, 2014: 52).


45

3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara

variabel X (Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor) terhadap variabel Y

(Kualitas Audit) secara bersamaan. Berikut rumus koefisien korelasi :

Sumber: Riduwan (2014:136)

Keterangan :

R : Koefisien Korelasi

∑xy : Jumlah hasil kali skor X dan Y

∑x : Jumlah skor X

∑y : Jumlah skor Y

∑x2 : Jumlah Kuadrat skor X

∑y2 : Jumlah Kuadrat skor Y

N : Jumlah Responden

Untuk mengetahui besarnya korelasi dapat digunakan mengenai

interpretasi koefisien korelasi seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
46

Sumber: Sugiyono (2016)

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mencari besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya koefisien

determinan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KD= r 2x 100

3.6.6. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2, yaitu untuk

mengetahui besarnya korelasi antar masing-masing variabel bebas dengan

variabel terikat. yang dirumuskan sebagai berikut :

Y= a+bX

Sumber: Riduwan (2014:147)

Keterangan :

Y = Variabel dependen/terikat

a = Nilai konstanta atau tetap

b = Parameter regresi

X = Variabel independen/bebas

3.6.7 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengatahui seberapa besar

pengaruh variabel independensi auditor (X1) dan (X2) kompetensi auditor


47

terhadap kualitas audit (Y). Dari hasil uji regresi ini akan diketahui apakan

variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Persamaan regresi berganda yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b 3+ X 3

Dimana:

Y = Variabel Kualitas Audit

a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Independensi Auditor

X2 = Variabel Kompetensi Auditor Auditor

3.6.8 Uji Signifikansi

Uji signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji T (uji

parsial) dan uji F (uji simultan).

1.Uji T (Uji Parsial)

Uji parsial dilakukan dengan maksud untuk menguji pengaruh

secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun rumus uji T adalah :

Sumber: Riduwan (2014:137)

Keterangan :
48

thitung : Nilai t

r : Nilai koefisien korelasi

n : jumlah sampel/responden (auditor)

Hipotesis di atas akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan

daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut:

- H0 akan diterima jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

- H0 akan ditolak jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05

2.Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh

secara simultan terhadap variabel terikat. Rumus sebagai berikut

(Sugiyono, 2016):

R2 /k
F h=
( 1−R2 ) / ( n−k −1 )

Dimana:

Fh = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

R = Koefisien korelasi berganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah :

- Jika Fhitung > F tabel maka H0 ditolak

- Jika Fhitung < F tabel maka H0 diterima

3.7 Etika Penelitian

Peneliti harus memiliki etika dalam mengumpulkan, mengutip dan

mencari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Etika


49

penelitian yaitu bagaimana peneliti memiliki kesopanan dalam tatanan di

masyarakat, juga menurut akan setiap norma yang berlaku. Hal ini menjadi acuan

moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai suatu sikap dan acuan yang haruslah

dijunjung tinggi dalam melakukan suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan

lancar.

Dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mendapatkan izin dari

Fakultas Ekonomi Universitas Advent Indonesia dan sudah mendapat izin

persetujuan untuk melakukan penelitian pada KAP Abdul Ghonie dan Rekan.

Penelitian ini juga telah mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan untuk

menyebarkan kuesioner, peneliti menjamin hak-hak responden yang digunakan

untuk maksud penelitian skripsi ini. Penulis juga sudah terlebih dahulu

menjelaskan topik dan tujuan penelitian ini.

Peneliti juga menjamin kerahasiaan identitas responden dengan tidak

menyebutkan nama responden dalam survei ini. Hasil penelitian ini hanya akan

digunakan untuk perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai