Anda di halaman 1dari 5

Skenario 8

“Konseling Resep Obat Diabetes Mellitus”

Disusun oleh :
Christian Djanuari Pratama 148115013
Lucia Ari Wahyuningtyas 148115036
Lusiana Rani Oktaviani 148115038
Realita Rosada 148115048
Retno Pamungkas 148115049
Sonia Efrina Agusta Saemani 148115057
Pada suatu siang, Erika datang ke apotek “Sumber Waras” untuk menebus resep obat untu
ayahnya. Resep obat yang ingin ditebus adalah resep obat-obatan untuk pasien diabetes
mellitus. Erika tidak langsung membelikan resep ayahnya tersebut karena sebelumnya
Erika mendapat informasi tentang obat glibenklamida yang seharusnya dinaikkan
menjadi 2x sehari. Hal ini membuat Erika kebingungan untuk memutuskan menebus
resep atau tidak. Untuk itulah dia datang ke apotek “Sumber Waras” untuk berkonsultasi
dengan apoteker di apotek itu.

Pasien datang....
Apoteker : (sambil tersenyum) “Selamat siang mbak, saya Lucia, apoteker yang
bertugas pada hari ini, ada yang bisa saya bantu?”
Pasien : “Selamat siang mbak. Begini mbak, saya mau menebus resep obat, ini
resepnya (sambil menunjukkan resep)? Tetapi sebelumnya saya ingin
menanyakan tentang dosis obat di resep ini mbak”
Apoteker : “Bisa Bu. Maaf sebelumnya, kalau boleh tahu saya berbicara dengan Ibu
siapa?”aa
Pasien : “Saya ibu Lena ”
Apoteker : “Baik Ibu. Sebelumnya apakah sudah merasa nyaman untuk melakukan
konsultasi di sini atau dapat pindah ke ruangan konseling?
Pasien : “emm...pindah saja mbak di ruangan konseling”
Apoteker : “Baiklah kalo begitu, mari mbak”
(Pasien dan apoteker menuju k ruangan konseling)\
Apoteker :”Baik mbak, sebelumnya saya minta waktu sebentar untuk mencermati
resep ini”
Apoteker kemudian membaca dengan seksama resep yang diberikan oleh pasien
Apoteker : “Baik. Resep ini diperuntukkan kepada pasien Bapak Rendy dengan
umur 65 tahun yang diberikan oleh dr. Efrans Silalahi yang beralamat di
jalan D.I. Panjaitan No 34, Cirebon. Kalau boleh saya tahu, mbak Erika
ada hubungan apa dengan pasien?
Pasien : “Bapak Rendy itu ayah saya mbak”
Apoteker :“Baiklah ibu. Sebelumnya informasi apa saja yang sudah disampaikan
oleh dokter tentang terapi yang diberikan?”
Pasien : “Dokter sudah menjelaskan tentang obat-obatan nya mbak tapi tidak
terlalu jelas. Saya hanya ingat kalau obat-obatan ini untuk menurunkan
gula darah ayah saya karena ayah saya adalah seorang penyandang
Diabetes Mellitus"
Apoteker : “Kemudian apakah dokter sudah menjelaskan cara pemakaian obat dan
hasil yang diharapkan setelah menggunakan obat ini?”
Pasien : “Sudah mbak, tapi juga belum terlalu jelas”
Apoteker : “Sebelumnya kalau boleh tau, gejala-gejala seperti apa yang dialami oleh
ayah anda?”
Pasien : “Sebelumnya memang ayah saya didiagnosis terkena Diabetes Mellitus 2
oleh dokter. Gejala yang dialami oleh ayah saya seperti badan sering
merasa lemah, cepat merasa lelah dan haus, sering juga mengeluh buang
air kecil. Beberapa hari ini juga BB turun secara drastis dan keluhan ini
sudah dirasakan selama 1 bulan mbak”
Apoteker : Sudah periksa lab belum tentang gula darahnya berapa?
Pasien : sudah mba kalo tidak salah gula darah sewaktunya 270
Apoteker : oo gituuu.... Ia mba gejala dan hasil lab tersebut menunjukkan ayah mbak
menderita Diabetes Melitus. Dan berdasarkan obat yang dokter berikan
yaitu glibenklamid yang memang gunanya untuk menurunkan kadar
glukosa darah ayah mbak. Berdasarkan resepnya, ayah mbak mendapatkan
obat glibenklamid 1 kali sehari di minum setengah jam sebelum makan
Apoteker : “Apakah bapak mbak sudah menjalankan diet dan olahraga?”
Pasien : “Blum mbak, makan ayah saya masih seperti biasa tidak diet, olahraga
pun jarang sekali”
Apoteker : “kalo boleh tahu, apakah ayah mbak merokok?”
Pasien : “ayah saya gak merokok kok mbak”
Apoteker : “Begini mbak, pasien pengidap Diabetes Melitus sebaiknya menjalankan
diet dan olahraga mbak supaya gula darah bapak mbak bisa terkontrol.
Dietnya harus diatur mulai dari jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
Olahraga juga sebaiknya teratur 3 -4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit mbak.”
Pasiien : oh gitu ya mas, terus kalau tentang obatnya gmn ya mas ? soalnya td saya
sdh konsul ke 3 apotek sebelumnya ada yang menyarankan dosis obat nya
dinaikan menjadi 2 x sehari terus bada juga yang menyarankan diminum
separuh tablet saja bahakan ada yang menyuruh saya periksa lab lagi< itu
mnurut mas gmn ya?
Apoteker : “Begini ibu, dokter Efrans meresepkan obat yaitu glibenklamid 5mg 1x
sehari untuk menanggulangi glukosa darah bapak Rendy dan vitamin
3x1sehari untuk menjaga kondisi tubuh dengan kondisi bapak Rendy yang
menderita DM”
Pasien : “Jadi gini mbak. Pas anak saya sakit 2 hari kemudian saya bawa ke
dokter. Kemudian oleh dokter diresepkan obat-obatan ini. Saya merasa
obat-obatan ini terlalu banyak, kasihan anak saya masih kecil minum
obatnya terlalu banyak. Dari situ saya dan suami saya memutuskan untuk
menyimpan resep ini tetapi membawa anak saya ke pengobatan alternatif.
Tetapi setelah beberapa bulan penyakit anak saya tidak kunjung sembuh.
Sehingga kami memutuskan untuk menebus resep yang sebelumnya
diberikan dokter mbak. Seperti itu mbak”
Apoteker : “Kalau boleh tahu keluhan dan gejala seperti apa yang dialami oleh anak
ibu? Apakah gejala dan keluhannya sama seperti sebelum-sebelumnya?
Pasien : “Anak saya batuk terus-terusan mbak dan tak kunjung sembuh”
Apoteker : “Untuk pernafasannya bagaimana ibu, apakah lebih cepat dari biasanya
atau bagaimana ya ibu?
Pasien : “Kadang sesek mbak. Sama seperti gejala sebelumnya”
Apoteker : “Baiklah kalau begitu ibu. Saya paham sekali apa yang dirasakan ibu.
Tetapi mohon maaf sebelumnya ibu, untuk penebusan obat-obat yang ada
di resep ini tidak bisa kami layani bu”
Pasien : “(tekejut) lhoh..kenapa mbak? Padahal kan saya sudah membawa resep
asli nya. Apa iya apotek menolak pasien yang ingin membeli obat?”
Apoteker : “Bukan begitu ibu, tetapi resep ini sudah terlalu lama sehingga kami
tidak berani mengambil resiko. Kami juga mempertimbangkan kondisi
pasien dalam hal ini anak ibu. Kami sangat menganjurkan ibu lebih baik
berkonsultasi/ periksa kembali ke dokter. Mungkin saja ada perubahan
kondisi kesehatan dari anak ibu. Kami sangat mengutamakan keamanan
dari obat-obat yang kami layani untuk pasien dan mengharapkan obat-
obatan tersebut dapat mengatasi penyakit pasien. Untuk sementara ini
kami menyarankan untuk terapi non farmakologi terlebih dahulu, seperti
menghindarkan paparan debu pada anak, kemudian menambah frekuensi
minum air putih dan menambah asupan gizi seperti sayur dan buah-
buahan. Seperti itu ibu, bagaimana ibu?”
Pasien : “ohhh..begitu. Jadi ebih baik saya ke dokter dulu ya mbak?”
Apoteker : “Iya ibu, tepat sekali. Hal ini untuk memastikan kondisi anak ibu itu
seperti apa. Bisa jadi obat-obatan yang diresepkan berbeda dengan resep
yang sebelumnya. Setelah itu ibu bisa kembali ke apotek ini untuk
menebus resep yang baru”
Pasien : “ Baiklah mbak. Kalau begitu saya periksakan anak saya ke dokter
terlebih dahulu. Terima kasih ya mbak untuk sarannya”
Apoteker : “Iya ibu. Sama-sama. Selamat siang ibu”
EVALUASI RESEP OBAT BATUK
 Skrining Administratif
1. Tanggal pengeluaran resep pada bulan kedua (Februari), sedangkan tanggal
penebusannya pada bulan kesembilan (September)
2. Tidak mencantumkan nomor telepon dokter sehingga tidak melakukan
konsultasi dengan dokter
 Skrining Farmasetik
1. Kekuatan obatnya tidak ditulis dengan jelas
2. Tidak ada Interaksi obat yang bermakna
 Skrining Klinis
1. Termasuk dalam polifarmasi
2. Resep termasuk dalam polifarmasi sedangkan pasien yang diberikan terapi
adalah pasien anak sehingga kemungkinan efek samping obatnya semakin
banyak seperti : mual, muntah, pusing, diare, dll.

Anda mungkin juga menyukai