Anda di halaman 1dari 14

Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah

Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada


Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH


DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) PADA
LANSIA HIPERTENSI STADIUM 1 DI DESA DONOWARIH
KARANGPLOSO MALANG

Nurul Aini1), Tanto Hariyanto2), Vita Maryah Ardiyani3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu penyakit yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan pembuluh darah
(hipertensi sampai dengan stroke). Mendengarkan musik klasik dapat mengurangi
kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi, yang mengakibatkan penurunan
tekananan darah dan jantung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tekanan
darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) pada lansia hipertensi
stadium 1 di Desa Donowarih Dusun Borogragal Karangploso Malang. Penelitian ini
menggunakan metode Quasy Experiment Design dengan pendekatan Pretest-Posttest.
Data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi I, II, dan III, dengan instrumen yaitu
sphgynomanometer dan stetoskop. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh lansia
hipertensi stadium 1 sebanyak 40 orang dan sampel penelitian sebanyak 10 orang di Desa
Donowarih Dusun Borogragal Karangploso Malang dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Kriteria inklusi untuk sampel penelitian ini antara lain: lansia yang
tinggal di Desa Donowarih Dusun Borogragal Karangploso Malang, lansia dengan
hipertensi stadium I. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan uji beda paired
sample T test. Pada observasi 1 didapatkan nilai P value = 0,037 < α (0,05), observasi 2
didapatkan P value = 0,037 < α (0,05), observasi III didapatkan P value 0,015 < α (0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan antara tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan terapi musik klasik (Mozart) pada lansia hipertensi stadium 1 di Desa
Donowarih Dusun Borogragal Karangploso Malang. Saran untuk penelitian selanjutnya,
dapat menggunakan musik yang disesuaikan dengan kebudayaan setempat sebagai terapi
musik.

Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Mozart, Tekanan darah

44
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

THE DIFFERENCE OF BLOOD PRESSURE IN ELDERLY


WITH HYPERTENSION STAGE 1 BEFORE AND AFTER THERAPY CLASSICAL
MUSIC (MOZART) IN THE DONOWARIH VILLAGE KARANGPLOSO MALANG

ABSTRACT

One of the most common diseases in elderly people is blood vessel disorders (hypertension
up to stroke). Listening to classical music can reduce anxiety and stress so that the body
relaxes, resulting in decreased blood pressure and heart. The purpose of this research is to
know the difference of blood pressure before and after classical music therapy (mozart) in
elderly of hypertension stage 1 in Donowarih Village Dusun Borogragal Karangploso
Malang. This research uses Quasy Experiment Design method with Pretest-Posttest
approach. Data were collected by observation I, II, and III, with instruments namely
sphgynomanometer and stethoscope. Population in this research that is all elderly
hypertension stage 1 as many as 40 people and sample of research as many as 10 people
in Donowarih Village Dusun Borogragal Karangploso Malang by using purposive
sampling technique. The inclusion criteria for this study sample are: elderly living in
Donowarih Village Dusun Borogragal Karangploso Malang, elderly with stage I
hypertension. Data analysis technique in this research using different test of paired sample
T test. In observation 1 obtained value P value = 0,037 <α (0.05), observation 2 got P
value = 0.037 <α (0.05), observation III got P value 0,015 <α (0.05). Based on the results
of research there is a difference between blood pressure before and after classical music
therapy (Mozart) in elderly hypertension stage 1 in Donowarih Village Dusun Borogragal
Karangploso Malang. Suggestions for further research, can use music that is adapted to
local culture as music therapy.

Keywords: Hypertension, Blood Pressure, Mozart, Older adult

PENDAHULUAN memperbaiki kerusakan yang diderita


(Darmojo, 2004).
Aging process (proses menua) Masalah kesehatan lansia sangat
adalah suatu proses menghilangnya bervariasi, selain erat kaitannya dengan
secara perlahan-lahan kemampuan degeneratif (menua) juga secara progesif.
jaringan untuk memperbaiki Menurut Bustan (2007) Penyakit atau
diri/mengganti dan mempertahankan gangguan yang menonjol pada
fungsi normalnya sehingga tidak dapat kelompok lansia adalah: gangguan
bertahan terhadap infeksi dan pembuluh darah (dari hipertensi sampai

45
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

stroke), gangguan metabolik (Diabetes (Dofi, 2010). Dari beberapa penelitian


Militus), gangguan Persendian (arthritis, tentang pengaruh berbagai jenis musik
encok dan terjatuh) dan gangguan klasik, akhirnya banyak dari peneliti
psikososial (kurang penyesuaian diri dan tersebut menganjurkan musik klasik
merasa tidak efektif lagi). Mozart yang diciptakan oleh Wolfgang
Terapi musik adalah usaha Amadeus Mozart karena aplikasi medis
meningkatkan kualitas fisik dan mental musik Mozart telah membuktikan hasil
dengan rangsangan suara yang terdiri dari yang menakjubkan bagi perkembangan
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk ilmu kesehatan (Dofi, 2010).
dan gaya yang diorganisir sedemikian Musik klasik (mozart) dipercaya
rupa hingga tercipta musik yang mampu memberikan efek-efek positif
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan bagi kehidupan manusia berkat alunan
mental (Eka, 2011). Penggunaan musik nadanya. Pengaruh musik klasik (mozart)
sebagai media terapi di rumah sakit, juga sebagai entertaining effect, learning
mengalami perkembangan yang cukup support effect dan sebagai enriching-
signifikan pada tahun-tahun terakhir ini. mind effect. Karena musik klasik (mozart)
Sebuah penelitian yang dipresentasikan dengan irama lembut dapat
pada konfrensi tahunan ke-62 American mempengaruhi denyut jantung sehingga
Heart Association 2008, mengemukakan menimbulkan ketenangan yang
bahwa mendegarkan musik klasik bisa didengarkan melalui telinga akan
menurunkan tekanan darah penderita langsung masuk ke otak dan langsung
hipertensi (Martha, 2012) dan penelitian diolah sehingga menghasilkan efek yang
yang dilakukan oleh Chafin (2004) sangat baik terhadap kesehatan seseorang
mendengarkan musik klasik dapat (Campbell, 2002). Menurut Yunita (2011)
mengurangi kecemasan dan stres bahwa jenis musik klasik mozart
sehinggan tubuh mengalami relaksasi, merupakan musik lambat atau sesuai
yang mengakibatkan penurunan dengan denyut jantung maka akan
tekananan darah dan jantung. bereaksi dengan mengeluarkan hormone
Pada dewasa ini banyak jenis musik (serotonin) yang dapat membuat rasa
yang dapat diperdengarkan namun musik nikmat dan senang.
yang menempatkan kelasnya sebagai Tekanan darah adalah daya atau
musik bermakna medis adalah musik dorongan darah ke dinding arteri saat
klasik mozart, karena musik ini memiliki darah dipompa keluar dari jantung ke
magnitude yang luar biasa dalam seluruh tubuh (Palmer, 2007). Rata-rata
perkembangan ilmu kesehatan, tekanan darah normal biasanya 120/80
diantaranya memiliki nada yang lembut, (Smeltzer dan Bare, 2001) dan diukur
nadanya memberikan stimulasi dalam satuan milimeter air raksa (mmHg)
gelombang alfa, ketenangan, dan (Palmer, 2007).
membuat pendengarnya lebih rileks

46
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

Prevalensi penderita hipertensi di Dusun Borogragal RT 39 RW 10


Indonesia menurut Depkes RI (2007) Karangploso Malang, peneliti
cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota menemukan 7 dari 10 lansia mengalami
rumah tangga dan 65% nya merupakan hipertensi stadium 1. Hasil dari
orang yang telah berusia 55 tahun ke atas. wawancara mengenai jenis musik
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terhadap lansia hipertensi stadium 1 di
penyakit-penyakit kardiovaskular yang Desa Donowarih Dusun Borogragal RT
merupakan penyebab kematian tertinggi 39 RW 10 juga di dapatkan hasil 8 dari
di Indonesia. WHO (2005) menyatakan 10 responden menyukai musik klasik,
bahwa di dunia penyakit kardiovaskuler sedangkan 2 responden menyatakan
merupakan sebab kematian terbesar pada kurang menyukai musik klasik.
populasi usia 65 tahun ke atas dengan Berkaitan dengan uraian yang
jumlah kematian lebih banyak di negara dikemukakan di atas, maka penulis
berkembang. Menurut batasan hipertensi tertarik untuk melakukan suatu penelitian
yang dipakai sekarang ini, diperkirakan dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah
23% perempuan dan 14% laki-laki Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi
berusia lebih dari 65 tahun menderita Musik Klasik (Mozart) Pada Lansia
hipertensi. Berdasarkan beberapa uraian Hipertensi stadium 1 di Desa Donowarih
diatas dapat disimpulkan bahwa terapi Dusun Borogragal RT 39 RW 10
musik klasik (mozart) dapat memberi Karangploso Malang”
efek terapi pada kesehatan dan masalah Berdasarkan uraian latar belakang
yang sering terjadi pada lansia adalah masalah di atas, maka penulis
penyakit kardiovaskuler. Pada penelitian menentukan rumusan masalah, sebagai
sebelumnya yang dilakukan oleh berikut apakah ada “Perbedaan Tekanan
Klementinasaing (2007) terapi musik Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
klasik dapat berpengaruh pada penurunan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
tekanan darah. Khusus dalam penelitian Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa
ini, peneliti mengupas mengenai Donowarih Dusun Borogragal RT 39 RW
Perbedaan tekanan darah sebelum dan 10 Karangploso Malang”. Penelitian ini
sesudah dilakukan terapi musik klasik bertujuan untuk mengetahui Perbedaan
(mozart). Peneliti memilih Desa Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Donowarih Dusun Borogragal Rt 39 RW Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart)
10 Karangploso Malang dikarenanakan Pada Lansia Hipertensi stadium 1 di Desa
ditempat ini banyak lansia yang Donowarih Dusun Borogragal RT 39 RW
mempunyai masalah tekanan darah tinggi 10 Karangploso Malang.
stadium 1.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang saya lakukan pada tanggal 07
Desember 2014 di Desa Donowarih

47
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

METODE PENELITIAN privacy and confidentiality), keadilan dan


inklusivitas (respect for justice and
Penelitian ini merupakan penelitian incluveness) dan memperhitungkan
observasi dengan metode Quasy manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
eksperiment Design dengan pendekatan (balancing harms and benefits).
pretest – posttest design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Lansia
hipertensi stadium 1 di Desa Donowarih HASIL DAN PEMBAHASAN
Dusun Borogragal RT 39 RW 10
Karangploso Malang berjumlah 40 orang.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling.
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Lansia hipertensi stadium 1
yang termasuk dalam kriteria inklusi Di
Desa Donowarih Dusun Borogragal RT
39 RW 10 Karangploso Malang.
Penelitian ini dilakukan di Desa
Donowarih Dusun Borogragal RT 39 RW
10 Karangploso Malang pada bulan Juni - Gambar 1. Grafik karakteristik Tekanan
Juli 2015. Darah Observasi I
Kriteria inklusi dalam penelitian ini,
yaitu: Lansia di Desa Donowarih Dusun Berdasarkan Gambar 1. diketahui dari
Borogragal RT 39 RW 10 Karangploso observasi I bahwa setelah dilakukan
Malang, lansia hipertensi stadium 1 dan terapi musik klasik (mozart) jumlah
bersedia untuk menjadi responden dalam responden dengan tekanan darah normal
penellitian. sebanyak 3 (30%) responden dan jumlah
Variabel dalam penelitian ini adalah tekanan darah hipertensi stadium 1
tekanan darah. Instrumen yang digunakan sebelum dilakukan terapi musik klasik
dalam penelitian ini yaitu (mozart) sebanyak 10 (100%) responden
sphygnomanometer dan stetoskop. Dalam sedangkan jumlah responden dengan
penelitian ini hasil data yang telah hipertensi stadium 1 setelah dilakukan
dikumpulkan dianalisis dengan uji beda terapi musik klasik (mozart) sebanyak 7
paired sample T test. (70%) responden.
Etika penelitian memiliki empat Berdasarkan Gambar 2 diketahui dari
macam prinsip, yaitu; menghormati observasi II bahwa setelah dilakukan
harkat dan martabat manusia (respect for terapi musik klasik (mozart) jumlah
human dignity, menghormati privasi dan responden dengan tekanan darah normal
kerahasiaan subyek penelitian (respect for

48
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

sebanyak 2 (20%) responden dan jumlah Berdasarkan Gambar 3 diketahui


tekanan darah hipertensi stadium 1 dari observasi III bahwa setelah
sebelum dilakukan terapi musik klasik dilakukan terapi musik klasik (mozart)
(mozart) sebanyak 10 (100%) responden jumlah responden dengan tekanan darah
sedangkan jumlah responden dengan normal sebanyak 4 (40%) responden dan
hipertensi stadium 1 setelah dilakukan jumlah tekanan darah hipertensi stadium
terapi musik klasik (mozart) sebanyak 8 1 sebelum dilakukan terapi musik klasik
(80%) responden. (mozart) sebanyak 10 (100%) responden
sedangkan jumlah responden dengan
hipertensi stadium 1 setelah dilakukan
terapi musik sklasik (mozart) sebanyak 6
(60%) responden.
Hasil Uji statistik dengan uji beda
paired sample T test. Analisis dengan
menggunakan teknik ini dengan tingkat
signifikasi (α) sebesar 0,05 dan tingkat
kesalahan 95%.

Observasi I, II dan III


Gambar 2. Grafik karakteristik Tekanan
Darah Observasi II

Gambar 4. Grafik Tekanan darah


Berdasarkan Observasi I,
II dan III setelah
dilakukan terapi musik
Gambar 3. Berdasarkan karakteristik klasik (mozart).
Tekanan Darah Observasi
III Berdasarkan Gambar 4. Grafik diatas
menunjukan hasil observasi 1, II dan III.
Grafik menjelaskan bahwa tekanan darah
normal pada observasi I sebanyak 3

49
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

(30%) responden, observasi II sebanyak 2 terapi musik klasik (mozart) sebanyak 10


(20%) responden dan observasi III (100%) responden memiliki tekanan
sebanyak 4 (40%) responden. Sedangkan darah hipertensi stadium 1. Sebelum
tekanan darah hipertensi stadium 1 pada dilakukan terapi musik klasik (mozart)
observasi I sebanyak 7 (70%) responden, tekanan darah pada responden tidak
observasi II sebanyak 8 (80%) responden mengalami perubahan, hal ini
dan observasi III sebanyak 6 (60%) dikarenakan tidak ada stimulasi yang
responden. dilakukan untuk menurunkan tekanan
Berdasarkan hasil perhitungan darah sistolik atupun diastolik pada
observasi I, didapat p value = 0,037 < α responden. Hal ini di akibatkan karena
(0,05) yang berarti H0 ditolak H1 diterima, kurangnya kesadaran responden untuk
artinya ada perbedaan antara “Tekanan memeriksakan diri dikarenakan aktifitas
Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan atau kesibukan responden sehingga
Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada kurang termotivasi untuk melakukan
Lansia Hipertensi stadium 1 Di Desa kontrol, selain itu juga hipertensi pada
Donowarih Dusun Borogragal RT 39 RW responden dikarenakan kurangnya
10 Karangploso Malang”. pengetahuan untuk mengatasi atau
Perhitungan observasi II, didapat mencegah agar tidak terjadi komplikasi
p value = 0,037< α (0,05) yang berarti H0 dan kebiasaan lansia yang tetap
ditolak H1 diterima, artinya ada mengkonsumsi garam berlebih. Hal ini
perbedaan antara “Tekanan Darah dikarenakan sebagian besar responden
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi bertempat tinggal di pedesaan dan
Musik Klasik (Mozart) Pada Lansia pendidikan nya masih rendah. Potter and
Hipertensi Stadium 1 Di Desa Donowarih Perry (2005) menyatakan tingkat
Dusun Borogragal RT 39 RW 10 pendidikan dapat meningkatkan
Karangploso Malang” pengetahuan seseorang tentang kesehatan.
Hasil analisis observasi III didapat Semakin banyak informasi yang masuk
p value = 0,015< α (0,05) yang berarti H0 semakin banyak pula pengetahuan yang
ditolakH1 diterima, artinya ada perbedaan di dapat tentang kesehatan, sehingga
antara “Tekanan Darah Sebelum Dan orang dapat bersikap, berprilaku, dan
Sesudah Dilakukan Terapi Musik Klasik patuh dalam pelaksanaan diit hipertensi.
(Mozart) Pada Lansia Hipertensi Stadium Hipertensi pada lansia ini juga
1 Di Desa Donowarih Dusun Borogragal dipengaruhi oleh umur, hal ini sesuai
RT 39 RW 10 Karangploso Malang”. dengan teori yang disampaikan oleh
Anggraini (2009) yang menyatakan
Tekanan Darah Sebelum dilakukan bahwa setelah umur 45 tahun, terjadi
Terapi Musik Klasik (Mozart) peningkatan tekanan darah sistolik karena
Berdasarkan Hasil Tekanan darah kelenturan pembuluh darah besar yang
observasi I, II dan III sebelum dilakukan berkurang pada bertambahnya umur

50
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

sampai mencapai 70 tahun, sedangkan akan menurun sehingga perempuan lebih


peningkatan tekanan darah diastolik rentan terhadap hipertensi (Udjianti,
terjadi sampai usia 50 dan 60 tahun 2010).
kemudian menetap atau cenderung Hipertensi pada lanjut usia harus
menurun. Adanya peningkatan umur, ditangani secara khusus. Hal ini
akan menyebabkan peningkatan resistensi disebabkan karena kondisi
perifer dan aktivitas simpatik serta arterioskleorosis dari arteri-arteri utama,
penurunan sensitivitas pengaturan terutama aorta, dan akibat dari
tekanan darah (refleks baroreseptor) pada berkurangnya kelenturan. Dengan
usia lanjut sehingga tekanan darah mengerasnya arteri-arteri ini menjadi
cenderung meningkat. Tekanan darah semakin kaku sehingga tekanan darah
mengalami fluktasi setiap saat, hipertensi cenderung meningkat. Selain itu pada
akan menjadi masalah apabila tekanan wanita, hipertensi terjadi pada usia diatas
darah tersebut persisten, karena hal ini 50 atas disebabkan karena terjadinya
membuat sistem sirkulasi dan organ yang hormon sesudah menopause.
mendapat suplai darah (otak dan jantung) Pengobatan hipertensi dapat
menjadi tegang. Apabila hipertensi tidak dilakukan dengan cara obat medis
terkontrol dengan baik, maka dapat (farmakologi) dan non obat (non-
menyebabkan terjadinya komplikasi dan farmakologis). Pengobatan non-
penyakit kardiovaskuler, seperti : angina, farmakologis dapat dilakukan dengan
serangan jantung, dan kerusakan ginjal. cara: mengatasi obesitas dengan cara
(Anna & Bryan 2007). menurunkan kelebihan berat badan,
Berdasarkan data jenis kelamin mengontrol pola makan dan gaya hidup
diketahui bahwa sebagian besar (90%) sedentary people, mengurangi asupan
responden yang diteliti berjenis kelamin garam, meningkatkan konsumsi
perempuan sebanyak 9 orang, dan potassium dan magnesium, serta
sebagian kecil (10%) responden berjenis menciptakan suasana rileks (Sudjaswandi
kelamin laki-laki 1 orang. Hipertensi dkk, 2003). Menurut Joint Committee on
lebih banyak menyerang perempuan dari Hypertension (JNC) (2002), dengan
pada laki-laki, ini berkaitan dengan faktor menurunkan berat badan dapat
hormonal dimana pada perempuan usia menurunkan tekanan darah 5-20
40 tahun mulai memasuki masa mmHg/10 kg hilangnya berat badan.
menopause (Smeltzer & Bare, 2002). Dengan mengurangi asupan garam dapat
Hormon estrogen memiliki sejumlah efek menurunkan tekanan darah sebesar 2-8
metabolik, salah satunya yaitu mmHg.
pemeliharaan struktural normal pembuluh Sejauh ini penatalaksanaan
darah, penurunan produksi estrogen pada farmakologis dapat menghambat sistem
usia menopause menyebabkan fungsi simpatikoadrenergik di upayakan
pemeliharaan struktur pembuluh darah penatalaksanaan hipertensi umumnya

51
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

dilakukan dengan mengatasi gaya hidup stimulasi dari luar, tekanan darah
seperti pengurangan berat badan, responden masih tinggi. Setelah
pengaturan diet makanan, olah raga dilakukan pemberian terapi musik klasik
teratur dan mengurangi stres. Rangkaian (mozart), tekanan darah pada responden
ini merupakan tatalaksana mengalami penurunan. Hal ini
nonfarmakologis. Pengaturan diet dikarenakan terapi musik klasik (mozart)
makanan dan olah raga teratur umumnya memberikan efek positif yang dapat
telah terbukti dapat menurunkan tekanan menenangkan pikiran dan detak jantung
darah namun penggunaan musik klasik perlahan mengikuti irama musik sehingga
(mozart) nantinya bisa dijadikan sebagai tekanan darah menjadi turun. Musik
tatalaksana nonfarmakologis hal ini klasik (mozart) mempunyai ketukan yang
sesuai mengenai efek dari musik terhadap pelan dan sesuai dengan irama jantung
tubuh manusia, bahwa jenis musik lambat orang dewasa dan dapat merangsang
atau sesuai dengan denyut jantung maka gelombang alfa di otak. Gelombang alfa
akan bereaksi dengan mengeluarkan akan merangsang pengeluaran peptida
hormone (serotonin) yang dapat membuat yang disebut beta – endorfin. Beta –
rasa nikmat dan senang yang akhirnya endorfin tersebut akan berefek terhadap
akan berdampak pada tekanan darah. penurunan tonus simpatis dan
menyebabkan rasa tenang (Kusuma,
Tekanan Darah Sesudah Terapi 2009).
Musik Klasik (Mozart) Menurut (Sari, 2013) pemberian
Hasil penelitian setelah dilakukan musik dengan durasi 15 menit atau 30
terapi musik klasik (mozart) pada menit sama-sama memberikan efek untuk
observasi I yang memiliki tekanan darah tanda-tanda vital. Hal ini karena musik
normal sebanyak 3 (30%) responden dan klasik Mozart dapat memberikan rasa
tekanan darah hipertensi stadium 1 rilek/tenang sehingga menimbulkan
sebanyak 7 (70%) responden, observasi II dampak yang menguntungkan pada
yang memiliki tekanan darah normal tanda-tanda vital. Beberapa penelitian
sebanyak 2 (20%) responden, dan menyebutkan bahwa terapi musik klasik
observasi III yang memiliki tekanan Mozart dapat mempengaruhi fungsi-
darah normal sebanyak 4 (40%) fungsi fisiologis, yaitu menstabilkan
responden. Setelah dilakukan terapi respirasi, denyut jantung, temperatur, dan
musik klasik (mozart) pada lansia tekanan darah (Djohan, 2006).
hipertensi stadium dengan lagu “Andate, Sejauh ini penatalaksanaan
Piano Concerto No. 21 in C Major, KV. farmakologis dapat menghambat sistem
467” selama 15-20 menit responden simpatikoadrenergik di upayakan
mengalami penurunan tekanan darah. penatalaksanaan hipertensi umumnya
Sebelum dilakukan terapi musik klasik dilakukan dengan mengatasi gaya hidup
(mozart), responden tidak mendapatkan seperti pengurangan berat badan,

52
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

pengaturan diet makanan, olah raga (mozart) tekanan darah pada responden
teratur dan mengurangi stres. Rangkaian yang memiliki tekanan darah hipertensi
ini merupakan tatalaksana stadium 1 sebanyak 6 orang dan
nonfarmakologis. Pengaturan diet responden yang memiliki tekanan darah
makanan dan olah raga teratur umumnya normal sebanyak 4 orang. Jadi dalam
telah terbukti dapat menurunkan tekanan penelitian ini ada penurunan tekanan
darah namun penggunaan musik klasik darah saat sebelum dan sesudah
(mozart) sebagai tatalaksana dilakukan terapi musik klasik (mozart).
nonfarmakologis masih dalam tahap Dilihat dari usia berdasarkan
perkembangan (Klementinasaing, 2010). pengamatan yang dilakukan peneliti
Musik yang terdiri dari kombinasi terlihat bahwa usia tidak memberikan
ritme, irama, harmonik,dan melodi sejak pengaruh terhadap perubahan tekanan
dahulu diyakini mempunyai pengaruh darah. Hal yang terpenting adalah
terhadap pengobatan orang sakit. Seiring kemampuan responden dalam menikmati
dengan perkembangan zaman musik yang didengarkan sehingga
ketertarikan para peneliti terhadap musik membuat responden merasa tenang dan
dan bagaimana pengaruhnya terhadap rilek yang berefek dalam menurunkan
kesehatan juga mengalami tekanan darah. Dalam penilitian ini,
perkembangan. Berdasarkan penelitian peneliti mengambil contohnya pada
yang dilakukan oleh Chafin (2004) responden nomor 5 dengan inisial
mendengarkan musik klasik dapat “Ny.W” tekanan darah pada observasi I
mengurangi kecemasan dan stres sebelum dilakukan terapi musik klasik
sehingga tubuh mengalami relaksasi, (mozart) memiliki tekanan darahnya
yang mengakibatkan penurunan tekanan 140/90 mmHg, setelah dilakukan terapi
darah dan denyut jantung musik klasik (mozart) memiliki tekanan
(Klementinasaing, 2010). darahnya 130/80 mmHg.Observasi II
sebelum dilakukan terapi musik klasik
Perbedaan Tekanan Darah Sebelum (mozart) memiliki tekanan darahnya
Dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik 140/90 mmHg, setelah dilakukan terapi
Klasik (Mozart) Pada Lansia music klasik memiliki tekanan darahnya
Hipertensi Stadium 1 140/90 mmHg.Observasi III sebelum
Pada penelitian ini dilakukan 3 dilakukan terapi musik klasik (mozart)
kali terapi musik klasik (mozart). Dari memiliki tekanan darahnya 140/90
hasil penelitian bahwa tekanan darah mmHg, setelah dilakukan terapi musik
observasi III sebelum dilakukan terapi klasik (mozart) memiliki tekanan
musik klasik (mozart) tekanan darah pada darahnya 130/80 mmHg.
responden yang memiliki tekanan darah Hasil penelitian di analisis dengan
hipertensi stadium 1 sebanyak 10 orang. mengunakan uji beda paired sample T
Setelah dilakukan terapi musik klasik test, peneliti mengambil hasil uji beda

53
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

pada observasi ke-1, 2 dan 3 dengan memberikan efek pada system limbik
mengunakan bantuan SPSS versi 17 for sehingga melepaskan endokrin pada
Window, hasil perhitungan yang tubuh. Saat sistem limbik teraktivasi,
observasi pertama didapat p value = terjadi dilatasi pembuluh darah dan otak
0,037 < α (0,05) hasil perhitungna yang menjadi rileks, kondisi inilah yang
observasi ke-2 didapat p value = 0,037 < memicu tekanan darah menurun.
α (0,05) dan hasil perhitungan yang Mendengarkan musik diharapkan dapat
observasi ke-3 didapat p value = 0,015 < merangsang dan menarik penderita untuk
α (0,05) dari hasil analisis dapat mengikuti alur irama yang selanjutnya
disimpulkan : H0 ditolak, H1 ditolak, menciptakan suasana santai, gembira
artinya ada “Perbedaan Tekanan Darah yang pada akhirnya adanya perubahan
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi yang positif pada tekanan darah pada
Musik Klasik (Mozart) Pada Lansia seseorang.
Hipertensi Stadium 1 Di Desa Donowarih Pada penurunan tekanan darah
Dusun Borogragal RT 39 RW 10 dan stres diduga bahwa konsentrasi
Karangploso Malang. katekolamin plasma mempengaruhi
Sebelum dilakukan Terapi Musik aktivasi simpatoadrenergik, dan juga
Klasik (Mozart) Pada responden, tekanan menyebabkan terjadinya pelepasan stress-
darah responden bisa dikatakan tinggi released hormones. Pemberian musik
atau hipertensi. Setelah dilakukan terapi dengan irama lambat akan mengurangi
musik klasik (mozart), maka tekanan pelepasan katekolamin kedalam
darah responden menjadi menurun. Hal pembuluh darah, sehingga konsentrasi
ini dapat kita lihat, bahwa responden katekolamin dalam plasma menjadi
mengalami perubahan tekanan darah. rendah. Hal ini mengakibatkan tubuh
Tekanan darah yang tinggi mengalami relaksasi, denyut jantung
tentunya dipengaruhi berbagai macam berkurang dan tekanan darah menjadi
faktor. Ada beberapa faktor yang turun. Namun yang perlu diperhatikan
mempengaruhi tekanan darah tinggi adalah memilih lagu dengan tempo
(hipertensi) pada setiap individu. Faktor- sekitar 60 ketukan /menit yang bersifat
faktor pencetus peningkatan tekanan rileks, karena apabila terlalu cepat
darah pada lansia yaitu volume, stimulus yang masuk akan membuat kita
viskositas, kekuatan pembuluh darah, mengikuti irama tersebut sehingga
tahanan perifer, dan elasitisitas. Dalam keadaan istirahat yang optimal tidak
penurunan tekanan darah pada lansia tercapai. Dengan mendengarkan musik
tentunya berbagai macam cara yang klasik (mozart), sistem limbik teraktivasi
dilakukan. Dalam penelitian ini, terapi dan individu menjadi rileks sehingga
musik klasik (mozart) akan diberikan tekanan darah menurun. Selain itu alunan
kepada responden yang mengalami tekan musik dapat menstimulasi tubuh
darah hipertensi stadium 1. Terapi ini memproduksi molekul Nitrat Oksida

54
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

(NO), molekul ini bekerja pada tonus KESIMPULAN


pembuluh darah sehingga dapat
mengurangi tekanan darah (Nurrahmani, 1) Sebelum dilakukan terapi musik
2012). klasik (mozart), seluruh responden
Terapi musik klasik (mozart) yang termasuk dalam hipertensi stadium I.
diberikan kepada individu yang menderita 2) Setelah dilakukan terapi musik
tekanan darah tinggi atau hipertensi klasik (mozart), hasil tekanan darah
tentunya dapat membeikan dampak yang pada observasi I sebagian kecil
positif kepada individu tersebut. Musik menunjukkan nilai normal, pada
yang di dengarkan akan memberikan observasi II sebagian kecil
ketenangan pada tubuh. Ritme musik menunjukkan nilai normal, dan
yang santai akan memberikan rasa observasi III hampir setengahnya
nyaman dan menjadikan tubuh menjadi menunjukkan nilai normal.
lebih santai. Penelitian ini di dukung hasil 3) Ada perbedaan sebelum dan sesudah
penelitian Labbe et al. (2007) yang dilakukan terapi musik klasik
menyebutkan bahwa mendengarkan (mozart) pada lansia hipertensi
musik santai klasik dan dipilih sendiri, stadium 1 di Desa Donowarih Dusun
secara signifikan dapat menurunkan Borogragal Karangploso Malang.
kecemasan, stress, kemarahan, dan dapat
meningkatkan relaksasi dibandingkan
dengan mereka yang duduk diam atau SARAN
mendengarkan musik berat. Penelitian ini
juga didukung oleh penelitian yang Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan oleh Yunita, Delvi, dkk (2007) mengambil penelitian pada determinan
memperlihatkan bahwa dengan terapi yang lain sehingga dapat menambah
musik klasik (mozart) mampu parameter penelitian dan dapat
menurunkan tekanan darah sistolik rata- menambah referensi musik yang
rata 6,00 mmHg. Hal ini terbukti bahwa digunakan untuk terapi bisa disesuaikan
terapi musik klasik (Mozart) dapat dengan kebudayaan setempat.
dijadikan alternatife terapi pengganti
latihan fisik bagi lansia dengan hipertensi
yang memiliki keterbatasan fisik dan DAFTAR PUSTAKA
tidak memungkinkan untuk melakukan
aktivitas fisik. Anggraini, D.A, dkk. 2009. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien
yang Berobat di Poliklinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang Periode

55
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

Januari Sampai Juni 2008. penurunan tekanan darah. Diakses


Pekanbaru: FK UNRI. tanggal 12 februari 2015, dari
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi , m/handle/123456789/6277/Saloma
Penyakit tidak menular. Jakarta: 1.pdf. Diakses pada tanggal 01
Rineka Cipta. Juni 2015.

Campbell. 2002. Efek mozart. Jakarta: Kusuma, Tedja Rinaldy. 2009. Pengaruh
Gramedia Pustaka Utama. Musik Klasik Mozart Andante,
Piano Concerto No. 21 In C Major,
Darmojo, B. 2004. Tua Tidak Harus Kv. 467 “ Terhadap Konsentrasi
Renta. Diakses pada tanggal 3 Pada Pria Dewasa Normal. Diakses
januari 2015, dari tanggal 14 juni 2015, dari
http:www.SuaraMerdeka.com/hari repository.maranatha.edu/2044/1/0
an/ked 07.htm. Diakses pada 610030_Abstract_TOC.pdf.
tanggal 01 Juni 2015. Diakses pada tanggal 01 Juni 2015.

Djohan. 2006. Terapi musik, teori dan Labbe, E., Schmidt, N., Babin, J., &
aplikasi. Yogyakarta: Galangpress. Pharr, M. 2007. Coping with
stress: the effectiveness of
Dofi, BA. 2010. Psikologi musik terapi different types of music. Appl
kesehatan. Jakarta: Golden terayon psychophysiol biofeedback. 32.
press. 163–168.

Eka. 2011. Mengenal Terapi Musik Martha, Karnia. 2012. Panduan Cerdas
Klasik. Diakses tanggal 12 februari Mengatasi Hipertensi. Jogyakarta:
2015, dari Araska.
http://www.terapimusik.com/terapi
_musik.htm. Diakses pada tanggal Nurrahmani. 2012. Stop Hipertensi.
01 Juni 2015. Jogjakarta: Familia.

JNC-7, 2002. The seventh report of the Palmer. 2007. Tekanan Darah Tinggi.
joint Nasional Committee on Jakarta: Erlangga.
prevention Detection, Evaluation,
and Treatment of high blood Potter Patricia dan Perry Anne G, 2005.
pressure. JAMA 289 : 2560-2571. Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik,
Klementinasaing, Saloma. 2007. Yasmin, Asih (Penterjemah), 2005.
Pengaruh musik klasik terhadap Edisi 4, Vol. 1, Jakarta : EGC.

56
Nursing News Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Volume 2, Nomor 3, 2017 Dilakukan Terapi Musik Klasik (Mozart) Pada
Lansia Hipertensi Stadium 1 di Desa Donowarih
Karangploso Malang

Sari, Kurnia Yulia. 2013. Efektivitas


Terapi Musik Klasik Mozart
Terhadap Suhu Tubuh Bayi
Prematur Di Ruang Perinatologi Di
RSUD Banyumas, diakses pada
Diakses tanggal 12 februari 2015,
dari http://akademik.unsoed.ac.id/
index.php?r=artikelilmiah/view&id
=4730. Diakses pada tanggal 01
Juni 2015.

Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta:
EGC.

Udjianti, W. 2010. Keperawatan


Medikal Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika.

World Health Organization (WHO).


2005. Global Health Risk

Yunita, Delvi, dkk. 2011. Pengaruh


Terapi Musik Klasik (Mozart)
Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Sistolik Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin
Kecamatan Koto Tangah Padang.

57

Anda mungkin juga menyukai