Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN KECEMASAN PEKERJA SAAT ISOLASI COVID-19

DI DESA BALONG

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir
Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh:
DISTASIA PRILLA SINTIYA
(19.061)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2022

i
GAMBARAN KECEMASAN PEKERJA SAAT ISOLASI COVID-19
DI DESA BALONG

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir
Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh:
DISTASIA PRILLA SINTIYA
(19.061)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN KECEMASAN PEKERJA SAAT ISOLASI COVID-19 DI DESA


BALONG

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji


Karya Tulis Ilmiah Program Studi Keperawatan
Politeknik Insan Husada Surakarta

Disusun Oleh:
DISTASIA PRILLA SINTIYA
NIM: 19.061

Pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

Siswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes Pandu Aseta, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0616117302 NIDN 0612069101

iii
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN KECEMASAN PEKERJA SAAT ISOLASI COVID-19 DI DESA


BALONG

Disusun Oleh:
DISTASIA PRILLA SINTIYA
NIM: 19.061

Telah diajukan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Politeknik Insan Husada Surakarta
Ditetapkan di: Politeknik Insan Husada
Tanggal:

DEWAN PENGUJI
Penguji I : Sri Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kes (....................)
NIDN: 0618127101
Penguji II : Siswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes (....................)
NIDN. 0616117302
Penguji III : Pandu Aseta, S.Kep.,Ns.,M.Kep (....................)
NIDN 0612069101

Mengetahui,
Direktur Ka. Prodi DIII Keperawatan
Politeknik Insan Husada Surakarta

Sunaryo Joko W, S.Kep.,Ns.,M.Kes Ratna Kusuma Astuti S.Kep,Ns.,M.Kep


NIDN: 0625057305 NIDN: 0610038902

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : DISTASIA PRILLA SINTIYA

NIM : 19.061

Institusi : POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar-
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya
bersedia untuk menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surakarta, 2022

Pembuat pernyataan

Distasia Prilla Sintiya

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

Siswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes Pandu Aseta, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0616117302 NIDN 0612069101

v
MOTTO

“Mulailah dari tempatmu berada.


Gunakan yang kau punya.
Lakukan yang kau bisa.”
-Arthur Ashe

“Seagala sesuatu yang bisa kau bayangkan


Adalah nyata.”
-Pablo Picasso

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih secara khusus


kepada orang-orang disekitar saya yang sudah bersedia membimbing, memberi
semangat, serta nasehat yang dapat memotivasi saya untuk menyelesaiakan Karya
Tulis Ilmiah sebagai tugas akhir program studi DIII Keperawatan. Dengan penuh cinta
kasih dan sayang, terimakasih saya ucapkan kepada:

1. Tuhanku Allah SWT yang telah senantiasa memberi kekuatan, ketabahan,


kesabaran, serta keikhlasan hati dan nikmat sehat jasmani maupun rohani
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Nabi ku, Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat muslim yang penuh
kemuliaan dan ketaatan kepada Allah SWT memberi motivasi tentang
kehidupan dan mengajarkan makna hidup melalui sunnah-sunnahnya.
3. Kedua orang tua saya, untuk bapak Ribut Atok Biantoro dan mama Sriyani
yang telah senantiasa memeberikan dukungan semangat serta doanya kepada
putrinya.
4. Kakak, adek, dan saudara-saudara terdekat saya yang selalu memberi semangat
dan semoga kita semua bisa menjadi anak yang membanggakan kedua orang
tua, dan tetap menjadi saudara serta keluarga besar yang selalu diberi
kerukunan dan kedamaian.
5. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Insan Husada yang selalu sabar membimbing
dalam proses pengerjaan tugas akhir sampai selesai.
6. Untuk diriku sendiri, terimakasih sudah berjuang sampai di titik ini. Kamu
hebat, tapi masih banyak yang harus kamu perjuangkan dan perjalananmu
masih panjang, tetap semangat!
7. Seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesah ku dan selalu memberi
semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman-teman Politeknik Insan Husada DIII Keperawatan angkatan tahun
2022, begitu banyak bantuan dan pengalaman yang telah saya terima untuk
menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “GAMBARAN KECEMASAN PEKERJA SAAT ISOLASI
COVID-19 DI DESA BALONG”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Sunaryo Joko W, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Insan Husada
Surakarta yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di Politeknik
Insan Husada Surakarta.
2. Ratna Kusuma Astuti S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku ketua program studi DIII
Keperawatan telah memberikan kesempatan untuk dapat menyusun Karya
Tulis Ilmiah di Politenik Insan Husada Surakarta.
3. Siswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah membimbing
dengan cermat, dan sabar, dalam memberikan masukan-masukan, inspirasi,
serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Pandu Aseta, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing II yang sudah
memberikan arahan dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Semua dosen Politeknik Insan Husada Surakarta yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan wawasan serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orang tua yang telah senantiasa memeberikan dukungan semangat serta
doanya kepada putrinya.
7. Teman-teman Politeknik Insan Husada DIII Keperawatan angkatan tahun
2022, begitu banyak bantuan dan pengalaman yang telah saya terima untuk
menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga studi kasus dalam Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan
ilmu keperawatan, aamin.

Surakarta,

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................I
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................III
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................IV
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................................V
MOTTO........................................................................................................................VI
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................................VII
KATA PENGANTAR................................................................................................VIII
DAFTAR ISI.................................................................................................................IX
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................XI
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................XII
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
1. Tujuan umum...................................................................................................3
2. Tujuan khusus...................................................................................................3
C. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
1) Manfaat Teoritis...............................................................................................3
2) Manfaat Praktis.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
A. Tinjauan Teori......................................................................................................4
1. Covid-19...........................................................................................................4
2. Pekerja..............................................................................................................6
3. Perbedaan karantina dan isolasi dalam penanganan covid-19.........................6
4. Kecemasan........................................................................................................8
B. Kerangka Teori..................................................................................................13
C. Kerangka Konsep...............................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................15
A. Desain Penelitian................................................................................................15

ix
B. Subjek Penelitian................................................................................................15
C. Tempat dan waktu penelitian.............................................................................15
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................15
E. Instrumen Penelitian..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
Lampiran.......................................................................................................................19

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori...………………………………………………………24


Gambar 2.2 Kerangka Konsep…….………………………………………………..25

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN…………...29


KUISIONER KECEMASAN……………..……………………………….……….30

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid-19 adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dan menular.
Penularannya dapat melalui berbagai aspek baik secara kontak langsung dengan orang
yang terinfeksi virus ini maupun melalui benda mati atau hidup yang berada di sekitar
kita. Corona virus merupakan jenis virus yang baru dan penyakit yang sebelumnya
tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrom (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) (WHO,
2020).

Virus corona sangat berpengaruh dalam kehidupan di seluruh dunia. Isolasi,


pembatsana sosial dan pemberubahan secara lengkap dalam lingkungan psikososial di
negara-negara yang tedampak oleh virus corona. Virus corona telah mengancam Dunia
dengan meningkatnya nilai Kematian di setiap harinya. Virus corona sendiri telah
menyebar pada 212 negara per tanggal 04 Mei 2020 dengan jumlah kasus seluruh
dunia mencapai 3.581.475, kasus meninggal dunia 248.536 dan dinyatakan sembuh
1.159.422. Di Indonesia sendiri jumlah kasus corona semakin meningkat, per tanggal
04 Mei 2020 berjumlah 11.587 orang, meninggal 846 dan sembuh 1.954 kasus seluruh
Indonesia (Saputra, T. A. 2020)

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terpaparnya covid-19 sehingga


pandemi covid-19 saat ini menyebabkan tekanan psikologis dan fisik yang cukup besar
sejak wabahnya pada Desember 2019 (Jungmann, M. S., & Witthoft, M. 2020).
Penelitian Balcer. J. L., & Galetta, S. L (2020) menyatakan bahwa responden
mengalami peningkatan ketakutan (79%), kecemasan (83%), dan depresi (38%) selama
pandemi covid-19. Sementara disisi lain ketakutan terhadap covid-19 juga berdampak
besar terhadap kesehatan mental masyarakat.

1
2

Dengan data diatas kita bisa ambil kesimpulan bahwa dengan adanya wabah
covid-19 yang membuat pembatasan sosial ini bisa menimbulkan kecemasan terhadap
masyarakat yang sehat maupun sakit. Seorang pekerja yang sedang melakukan isolasi
juga akan mengalami kecemasan ini, karena mereka yang biasanya bisa bekerja di luar
rumah dan bisa bersosial atau berinteraksi dengan teman satu profesi maupun dengan
tetangga sekitar rumah namun dengan kondisi seorang pekerja yang sedang isolasi
mandiri kini mereka harus lebih membatasi lagi interaksi dengan lingkungan sekitar.
Apalagi seseorang yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang tidak
menentu, mereka akan semakin cemas memikirkan bagaimana kebutuhan pangan
keluarganya bisa terjamin jika ada salah satu anggota keluarga terpapar virus covid-19.

Di masa pandemi covid-19 ini di terpakan social distancing yang


mengharuskan semua pekerja melakukan aktifitas dari rumah (WFH). Bagi pekerja
yang dapar beraktivitas di rumah tidak menjadi masalah jika harus menjalani isolasi
mandiri, akan tetapi bagi pekerja di bidang produksi dan jasa yang mengharuskan di
lokasi tempat kerja akan menimbulkan masalah. Tidak adanya kepastian kapan masa
pandemi ini berakhir, dan tidak ada jaminan dalam memenuhi kebutuhan sandang dan
pangan bagi para buruh yang terpapar covid-19 yang harus melakukan isolasi.

Lingkungan sekitar kadang juga menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap
tetangga yang sedang menjalani isolasi covid-19, bahkan ada juga yang mengucilkan
warga yang terpapar covid-19 dengan alasan supaya tidak tertular. Namun dengan
demikian mereka tidak menyadari bahwa dengan bersikap seperti itu akan semakin
menambah tingkat kecemasan pekerja atau masyarakat yang sedang menjalani isolasi
covid-19. Seharusnya dengan situasi seperti ini kita sebagai masyarakat yang hidup
berdampingan di lingkungan sosial kita harus saling membantu sesama manusia agar
mereka yang sedang menjalani isolasi covid-19 tidak merasa bahwa dirinya di
kucilkan. Kita juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan supaya kita tidak mudah
tertular atau terpapar virus covid-19.

Berdasarkan uraian diatas tentang kecemasan masyarakat yang terpapar covid-


19 maupun tidak, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul gambaran kecemasan
pekerja saat isolasi covid-19 di desa balong.
3

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pekerja saat melakukan isolasi
covid-19.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan.
b. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pekerja saat melakukan isolasi
covid-19.

C. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta referensi
ilmiah dalam bidang kesehatan jiwa khususnya dalam tingkat kecemasan
pekerja saat melakukan isolasi covid-19.
2) Manfaat Praktis
a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa memberikan masukan yang
berharga untuk masyarakat sekitar dan upaya untuk masyarakat sekitar agar
lebih peduli dengan tetangga yang sedang menjalani isolasi covid-19.
b. Memberikan informasi bagi Kementrian Sosial dan Ekonomi tentang
adanya tingkat kecemasan pekerja saat melakukan isolasi covid-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Covid-19
a. Pengertian
COVID-19 (Coronavirus disease 2019) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru ditemukan yaitu
Sars-CoV-2. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya
tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan
Desember 2019 (Kemenkes,2020)
Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) (WHO,2020).
b. Cara Penularan
Menurut Kemenkes RI (2020) ada 3 cara penularan covid sebagai
berikut :
1) Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
2) Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
3) Menyentuh benda atau permukaan dengan virus diatasnya
kemudian menyentuh mukut, hidung, atau mata sebelum mencuci
tangan.
c. Pencegahan
Menurut who (2020) ada beberapa cara untuk mencegah penularan
covid-19 antara lain :
1) Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain
2) Gunakan masker setiap keluar rumah atau saat berada disekitar
orang lain. Masker kain untuk orang sehat, masker medis untuk
orang sakit dan lansia
3) Hindari bertemu seseorang di ruang tanpa ventilasi
4) Hindari keramaian
5) Bersihkan tangan secara teratur dan menyuluruh dengan antiseptic
berbasis alcohol atau cuci tangan dengan sabun
6) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
7) Tutupi mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk dan bersin

4
5

8) Bersihkan dengan desinfektan permukaan yang sering disentuh


sesring mungkin, seperti ganggang pintu, keran, dan layar ponsel.

d. Gejala Covid-19
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah,
dan batuk kering. Gejala lain yang kurang umum dan dapat
mempengaruhi beberapa pasien termasuk hilangnya rasa atau bau, nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan mata merah,
diare, atau ruam kulit. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat
ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi
tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Orang-orang
lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau
diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.
e. Klasifikasi
Menurut buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disesase (COVID-19)2020, beberapa klasifikasinya sebagai berikut :
1) Pasien dalam Pengawasan (PdP)
a) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu
demam (≥38ºC) atau riwayat demam, disertai salah satu tanda
dan gejala penyakit pernapasan seperti: batuk, sesak nafas, sakit
tenggorokan, pilek, atau pneumonia ringan hingga berat dan
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan, serta pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Negara atau
wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b) Orang dengan demam (≥38ºC) atau riwayat demam atau ISPA
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
c) Orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit. Tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2) Orang dalam Pemantauan (OdP)
a) Orang yang mengalami demam (≥38ºC) atau riwayat demam;
atau gejala gangguan system pernapasan seperti pilek, sakit
tenggorokan, batuk. Tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan serta pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal
di Negara atau wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b) Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan
seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk. Pada 14 hari terakhir
6

sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus


konfirmasi COVID-19.

3) Orang Tanpa Gejala (OTG)


a) Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari
orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala yang
merupakan seseorang dengan riwayat kontak erat dengan kasus
konfirmasi COVID-19. Kontak Erat adalah seseorang yang
melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau
berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Termasuk kontak erat adalah:
1) Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar
dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus
tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai
standar.
2) Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan
kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar)
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala.
3) Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan
segala jenis kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
4) Kasus Konfirmasi
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes
positif melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).

2. Pekerja
“Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lain.” (Pasal 1 Angka 8 UU Nomor 24 Tahun
2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
“Pekerja adalah setiap orang yang bekerja denganmenerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.” (Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016
tentang Tabungan Perumahan Rakyat).

3. Perbedaan karantina dan isolasi dalam penanganan covid-19


Walaupun sama-sama memiliki tujuan untuk menekan penularan virus,
karantina dan isolasi adalah dua hal yang berbeda.
Berikut prosedur karantina dan isolasi sebagai upaya pencegahan
penyebaran virus:
7

a. Prosedur karantina covid-19


Dalam pencegahan covid-19, karantina adalah langkah yang
dilakukan untuk memisahkan seseorang yang sudah terpapar covid-
19 karena memiliki riwayat kontak dengan pasien positif atau ada
riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi
komunitas.
Meskipun belum menunjukkan adanya gejala apapun atau virus
sedang dalam masa inkubasi, karantina wajib dilakukan untuk
mengurangi risiko penularan.
Berdasarkan aturan karantina terbaru, prosedur karantina dilakukan
selama 5 hari. Artinya, karantina dinyatakan selesai jika pada
pemeriksaan kedua (exit test) di hari ke-5, memberikan hasil
negatif.
Nah, kalau tidak melakukan exit test, maka karantina harus
dilakukan selama 14 hari.
Sementara, masa karantina bagi WNI yang datang dari luar negeri
berakhir pada hari ke-10 yang didukung dengan tes RT-PCR negatif
satu hari sebelumnya.
b. Prosedur isolasi COVID-19
Isolasi dilakukan sebagai upaya untuk memisahkan orang yang
sudah terkonfirmasi COVID-19 dari orang yang sehat untuk
mengurangi risiko penularan. Prosedur ini juga dilakukan bagi
seseorang yang hasil exit test karantina-nya dinyatakan positif.
Lokasi isolasi disesuaikan dengan kondisi pasien. Jika pasien
bergejala berat, maka isolasi dilakukan di rumah sakit.Sementara,
pasien tidak bergejala maupun gejala ringan, bisa memilih
melakukan isolasi mandiri di rumah maupun bersama-sama di
lokasi terpusat.Lalu, berapa hari pasien melakukan isolasi mandiri?
Berdasarkan panduan isolasi mandiri Kemenkes dalam Surat
Edaran (SE) Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron yang ditetapkan
pada 17 Januari 2022, maka masa isolasi adalah sebagai berikut:
Isoman 10 hari bagi pasien yang tidak memiliki gejala. Lama
isoman dihitung sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi,
mengacu pada tes usap atau PCR. Isoman 10 hari sejak muncul
gejala dan ditambah 3 hari bebas gejala demam maupun ganggu
pernafasan pada pasien yang bergejala.
Jadi, bisa disimpulkan kalau seseorang yang positif COVID-19,
prosedur isolasi yang harus dilakukan. Tetapi jika kontak erat
meskipun hasil tes belum keluar, maka Anda harus melakukan
karantina.
1. syarat melakukan isolasi mandiri di rumah
8

masyarakat bisa menjalani isolasi mandiri di rumah maupun


fasilitas pribadi jika tanpa gejala maupun bergejala ringan.
Rumah sakit hanya diprioritaskan bagi pasien yang
memerlukan penanganan medis karena gejala yang
dirasakan cenderung berat atau bahkan memiliki komorbid
(penyakit penyerta) yang perlu adanya pengawasan.
Kriteria gejala ringan ditandai dengan beberapa keluhan
seperti batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan,
hidung tersumbat, dan lesu.
Ketika terkonfirmasi positif, pasien harus melapor ke
puskesmas dan ketua gugus tugas setempat. Petugas
kesehatan dan gugus tugas yang akan memutuskan di mana
pasien bisa melakukan isolasi.
Jika selama isoman seseorang yang melakukan isoman
menunjukkan salah satu dari tanda-tanda ini, segera
menghubungi fasilitas kesehatan terdekat:
a. Kesulitan bernapas
b. Rasa sakit atau tekanan yang terus-menerus di
dada
c. Kebingungan
d. Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
e. Kulit, bibir, atau alas kuku pucat, abu-abu, atau
biru, tergantung pada warna kulit
f. Dampak negatif karantina dan isolasi covid-19:
1. Kesepian
Seseorang yang sedang melakukan karantina
maupun isolasi, mereka akan merasa kesepian
karena tidak bisa berinteraksi dengan keluarga,
teman, maupun tetangga dengan bebas seperti biasa.
2. Kecemasan
Seseoarang akan merasa cemas menghadapi
penyakit yang di alaminya karena akibat terpapar
virus covid-19 di masa pandemi ini. Mereka juga
cemas akan pekerjaan yang biasa di lakukan sehari-
hari menjadi terbengkalai.

4. Kecemasan
a. Pengertian
Secara umum, kecemasan atau bisa disebut juga anxiety adalah
perasaan yang dialami ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan
sebuah peristiwa menurutnya menakutkan yang akan terjaid dimasa
depan yang tidak bisa dikendalikan dan apabila itu benar terjadi, maka
akan dinilai sebagai sesuatu yang mengerikan (Suharyanto,2017).
9

Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguang


psikologis yang dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut,
keprihatinan terhadap masa depan, kekhawatiran yang berkepanjangan,
dan rasa gugup. Rasa cemas memang biasa dihadapi semua orang.
Namun, rasa cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas
menghalangi seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan
menjalani kegiatan produktif (docdoc,2020).
Menurut Purnamarini, Setiawan & Hidayat (dalam
Sugarwara,2016) Kecemasan juga merupakan keadaan yang mana pola
tingkah laku direpresentasikan dengan keadaan emosional yang
dihasilkan dari pikiran-pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan.
Kecemasan adalah sebuah kata yang kita gunakan untuk
menggambarkan perasaan tidak mudah, khawatir, sekaligus takut.
Konidis itu melibatkan baik emosi maupun sensasi fisik yang mungkin
kita alami ketika kita mengalami khawatir atau gugup tentang sesuatu
(Pamungkas & Samsara,2018)
b. Macam – macam kecemasan
Menurut Freud (dalam Sugawara,2016), kecemasan dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
1) Kecemasan realita (reality anxiety) ialah jenis kecemasan yang
berorientasi pada aspek bahaya – bahaya dari luar seperti misalnya
melihat atau mendengar sesuatu yang dapat berakibat buruk.
2) Kecemasan neurosis (neurotic anxiety) adalah suatu bentuk jenis
kecemasan yang apabila insting pada panca indera tidak dapat
dikendalikan dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang
dapat dikenakan sanksi hukum.
3) Kecemasan moral (moral anxiety) adalah jenis kecemasan yang
timbul dari perasaan sanubari terhadap perasaan berdosa apabila
seseorang melakukan sesuatu yang salah.
c. Gejala Kecemasan
Dikutip dari buku yang berjudul “Mengenal Kecemasan &
Serangan Panik” yang diterjemahkan oleh Pamungkas & Samsara
( 2018), gejala kecemasan dapat dirasakan secara fisik maupun psikis
1) Fisik
a) Mual
b) Ketegangan otot dan sakit kepala atau pusing
c) Tidak bisa duduk tenang ketika menantikan sesuatu
d) Ritme nafas yang lebih cepat
e) Berkeringat atau merasakan panas
f) Denyut jantung yang berdebar sangat cepat dan tidak beraturan
g) Tekanan darah yang naik
h) Sukar tidur
10

i) Merasa perut melilit


2) Psikis
a) Merasa tegang, gugup, dan berada di ujung tanduk
b) Merasa berada pada situsai yang menakutkan atau takut bahwa
hal buruk akan terjadi
c) Merasa dunia bergerak terlalu cepat atau melambat
d) Merasa orang lain terus menatap dan memperhatikan
e) Merasa gelisah dan tidak mampu untuk berkonsentrasi
d. Tingkat Kecemasan
Menurut Peplau (dalam Stuart 2016) tingkat kecemasan
diidentifikasikan menjadi empat yaitu :
1) Tidak ada kecemasan
2) Kecemasan ringan, terjadi saat ketegangan hidup sehari-hari
3) Kecemasan sedang, dimana seseorang hanya berfokus pada hal
yang penting saja
4) Kecemasan berat, ditandai dengan penurunan yang signifikan di
lapang persepsi
5) Panik, dikaitkan dengan rasa takut dan teror.
e. Faktor yang mempengaruhi kecemasan
Blackburn & Davidson (dalam Annisa&Idfil,2016)
menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan, seperti
pengetahuan yang dimiliki dalam menyikapi suatu situasi yang
mengancam serta mampu mengetahui kemampuan mengendalikan diri
dalam menyikapi kecemasan tersebut.
Menurut Adler dan Rodman (dalam Annisa & Idfil,2016),
terdapat dua faktor yang menimbulkan kecemasan, yaitu :
1) Pengalaman negatif masa lalu
Penyebab utama munculnya kecemasan yaitu adanya pengalaman
traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak. Peristiwa tersebut
menimbulkan pengaruh pada masa yang akan datang. Ketika
individu megahadapi situasi yang sama, maka ia akan merasakan
ketegangan dan menimbulkan ketidaknyamanan.
2) Pikiran yang tidak rasional
Pikiran yang tidak rasional dibagi menjadi empat bentuk, yaitu :
a) Kegagalan ketastropik, individu beranggaan bahwa sesuatu
yang buruk akan terjadi dan menimpa dirinya sehingga individu
tidak mampu mengatasi masalahnya.
b) Kesempurnaan, individu mempunyai standar tertentu yang
harus dicapai dirinya sendidi sehingga menuntut kesempurnaan
dan tidak ada kecacatan dalam berperilaku.
c) Persetujuan
11

d) Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang


berlebihan, ini terjadi pada orang yang memiliki sedikit
pengalaman.
f. Upaya Untuk Mengurangi Kecemasan (Anxiety).
Menurut Daradjat (dalam Annisa&Idfil,2016) ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan, antara lain:
1) Pembelaan.
Merupakan melakukan usaha yang dilakukan untuk mencari alasan
yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk
akal. Pembelaan ini dimaksudkan untuk membela tindakan yang
tidak masuk akal tersebut, sehingga terlihat masuk akal serta
membujuk dirinya sendiri, supaya tindakan yang tidak bisa diterima
itu masih tetap dalam batas-batas yang diingini oleh dirinya.
2) Proyeksi.
Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya
kepada orang lain, terutama tindakan, fikiran atau dorongan-
dorongan yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan
kelihatannya masuk akal.
3) Identifikasi.
Kebalikan dari proyeksi,identifikasi merupakan dimana orang turut
merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh
orang lain. Apabila ia melihat orang berhasil dalam usahanya ia
gembira seolah-olah ia yang sukses dan apabila ia melihat orang
kecewa ia juga ikut merasa sedih.
4) Hilang hubungan (disasosiasi).
Seharusnya perbuatan, fikiran dan perasaan orang berhubungan satu
sama lain. Apabila orang merasa bahwa ada seseorang yang dengan
sengaja menyinggung perasaannya, maka ia akan marah dan
menghadapinya dengan balasan yang sama. Dalam hal ini perasaan,
fikiran dan tindakannya adalah saling berhubungan dengan
harmonis. Akan tetapi keharmonisan mungkin hilang akibat
pengalaman- pengalaman pahit yang dilalui waktu kecil.
5) Represi.
Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal, dan keinginan-
keinginan yang tidak disetujui oleh hati nuraninya. Semacam usaha
untuk memelihara diri supaya tidak merasakan dorongan-dorongan
yang tidak sesuai dengan hatinya. Proses itu terjadi secara tidak
disadari.
6) Subsitusi.
Substitusi adalah cara pembelaan diri yang withering baik diantara
cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran. Dalam
substitusi orang melakukan sesuatu, karena tujuan-tujuan yang baik,
12

yang berbeda sama sekali dari tujuan asli yang mudah dapat
diterima, dan berusaha mencapai sukses dalam hal itu.
13

B. Kerangka Teori

Karantina & isolasi Pekerja Kecemasan Covid-19

Karantina:
Jenis kecemasan:
1. Memisahkan seseorang 1. ODP
Pekerja adalah
yang sudah terpapar covid- 1. Reality Anxiety
orang yang 2. PDP
19. 2. Neurotic Anxiety
bekerja dengan 3. OTG
3. Moral Anxiety
2. riwayat kontak langsung menerima gaji, 4. Konfirmasi
atau bepergian. upah, atau
imbalan dalam Tingkat kecemasan:
3. karantina dilakukan
bentuk lain.
selama 5 hari dengan hasil 1. Tidak cemas
exit test negatif. 2. Ringan
4. dilakukan 14 hari jika tidak 3. Sedang
melakukan exit test. 4. Berat
5. Panik
5. dilakukan 10 hari bagi WNI
dari luar negeri dengan tes
RT-PCR negatif.

Isolasi:

1. Memisahkan orang
yang telah
dinyatakan positif
covid-19 dengan
hasil exit test.
2. Jika bergejala berat Gambar 2.1
isolasi dilakukan di Kerangka teori
rumah sakit.
3. Sementara gejala
ringan atau tidak
bergejala, isolasi
dilakukan di rumah
atau lokasi terpusat.
4. Dilakukan selama 10
hari bagi orang yang
tidak ada gejala.
5. 10 hari sejak muncul
gejala dan di tambah
3 hari bebas gejala
demam maupun
gangguan
pernafasan.
14

C. Kerangka Konsep

Covid-19

Karantina & isolasi

Dampak negatif Dampak positif

Kesepian

Kecemasan seseorang Tingkat kecemasan:

6. Tidak cemas
7. Ringan
8. Sedang
9. Berat
10. Panik

Keterangan :
: Diteliti
Gambar 2.2
: Tidak diteliti Kerangka teori
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Deskriptif kuantitatif disebut sebagai metode positivistig karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini sebagai ilmiah atau sains scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, objektif, terukur,
rasional, dan sistematis (Sugiyono,2013). Tujuan peneliti menggunakan metode ini
adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pekerja saat isolasi covid-19.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu individu atau kelompok yang dijadikan sumber data oleh
investigator atau peneliti. Subjek penelitian dipilih melalui purposive sampling.
Sampling purposiv adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono,2013). Dalam mengambil sample digunakan kritera inklusi dan ekslusi.
Kriteri inklusi : pekerja 1, 2 dan 3 yang bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi :
pekerja yang tidak bersedia menjadi responden.

C. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di suatu desa di kecamatan Jenawi kabupaten Karanganyar
yaitu desa Balong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022 sampai selesai.

D. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk menggali informasi secara rinci dan
mendalam tentang tingkat kecemasan mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner dengan
menggunakan google form.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berisi tentang kuisioner tingkat kecemasan yang dibagikan
melalui goggle form yang dibagikan melalui media komunikasi (seperti whatsapp,
telegram, dll) kepada masyarakat desa Balong terutama seseorang yang terpapar
covid-19 atau yang pernah terpapar covid-19 dan melakukan isolasi maupun karantina.
Dibagian awal terdiri dari identitas responden yang terdiri dari, tanggal, nama, usia,
jenis kelamin, agama, dan tempat tinggal. Kemudian dilanjutkan dengan kuisioner
tingkat kecemasan. jumlah pertanyaan ada 15, dan terdapat 5 pilihan jawaban. Jika
masing-masing menjawab Sangat Setuju (SS) diberi bobot 4, menjawab Setuju (S)
diberi bobot 3, menjawab Normal/Biasa (N) diberi bobot 2, menjawab Tidak Setuju

15
16

(TS) diberi bobot 1, menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 0. Sehingga
kategori tingkat kecemasan adalah :

1. Tidak cemas jika responden mendapat total skor ≤ 15


2. Kecemasa ringan jika responden mendapat total skor 16-26
3. Kecemasan sedang jika responden mendapat total skor 27-37
4. Kecemasan berat jika responden mendapat total skor 38-48
5. Panik jika responden mendapat total skor 49-60
DAFTAR PUSTAKA
Annisa&Idfil.2016.Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia.Padang. Diakses
pada tanggal 27 November 2020. https://ejournal.unp.ac.id
Kemenkes RI.2020.Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19)8
Mei 2020.Jakarta. Diakses pada tanggal 15 November 2020.
https://www.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. (2020).
Apa Yang Harus Dilakukan Masyarakat Untuk Cegah Penularan Covid-19.
2020.Jakarta.
Pamungkas&Samsara.2018.Mengenal Kecemasan & Serangan Panik.Indonesia
Stuart.2016. Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart buku
1.Singapore.
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung
Suharyanto.2017.Teori Kecemasan : Pengertian, Konsep dan
Penerapannya.Indonesia. Diakses pada tanggal 10 Desember 2020.
https://dosenpsikologi.com
University Johns Hopkins.2020.Coronavirus COVID-19 Global Cases By Johns
Hopkin.Amerika Serikat. Diakses pada tanggal 15 November 2020.
https://coronavirus.jhu.edu
WHO.2019.Questions and Answers releated to Corona Virus. WHO. Diakses pada
tanggal 15 November 2020. https://www.who.int
Hananda S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D. Peneliti hukum. ORG LEAVE A COMMENT.
Diakses pada 8 November 2012. https://penelitihukum.org/2012/11/08/p-
pekerja-1-2/
Mitra keluarga.2022. Mengenal Prosedur Isolasi dan Karantina dalam Penanganan
COVID-19. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/isolasi-
dan-karantina-covid19.

17
LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi


responden penelitian yang dilakukan mahasiswa Politeknik Insan Husada
Surakarta Program Studi DIII Keperawatan yang bernama Distasia Prilla Sintiya
dengan judul : “Gambaran Kecemasan Pekerja Saat Isolasi Covid-19 di Desa
Balong”

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negative oleh
karena itu saya bersedia menjadi responden penelitian ini.

Surakarta, 5 Mei 2021


Responden

(.............................)

18
19

Kuisioner Kecemasan
Tanggal :
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Agama :
Tempat tinggal :

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing –
masing butir pernyataan dengan pilihan sesuai dengan pernyataan responden.

N Pertanyaan SS S N TS STS
o
1 Saya memahami apa yang
dimaksud dengan pandemi
virus corona.
2 Saya memahami bahwa
pandemi virus corona
adalah pandemi dengan
penyebaran yang cepat
3 Saya memahami bahwa
pandemi virus corona
dapat memperburuk
keadaan individu yang
memiliki riwayat penyakit
berat
4 Saya merasa takut untuk
keluar rumah jika tidak
menggunakan masker
5 Nafsu makan saya
menurun saat mengetahui
berita yang berkaitan
dengan Covid-19.
6 Saya merasa sulit untuk
berkonsentrasi saat
mengetahui berita yang
berkaitan dengan Covid19.
7 Badan saya gemetaran saat
mengetahui berita yang
berkaitan dengan Covid-
19.
8 Jantung saya berdebar saat
mengetahui berita yang
berkaitan dengan Covid-
19.
20

9 Saya merasa lemas saat


mengetahui berita yang
berkaitan dengan Covid-19
10 Wajah saya pucat saat
mengetahui berita yang
berkaitan dengan Covid-19
11 Saya takut berinteraksi
dengan orang-orang saat di
jalan.
12 Saya cemas dengan
penyakit yang saya alami
sekarang.
13 Saya merasa kesepian saat
menjalankan karantina atau
isolasi
14 Saya merasa bosan saat di
karantina atau isolasi
15 Saya takut jika keadaan
saya semakin memburuk
Jumlah nilai
Keterangan :
SS = Sangat Setuju ( 4 skor)
S = Setuju (3 skor)
N = Normal/ Biasa (2 skor)
TS = Tidak Setuju (1 skor)
STS = Sangat Tidak Setuju (0 skor )

Anda mungkin juga menyukai