Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH GIZI DAN DIET

“CAIRAN TUBUH DAN MINERAL”

Dosen Pembimbing

Erpita Yanti Amd.Keb,SKM,M.Mkes

Disusun Oleh

Tasya Arya Ivanka (19334103)

Yulia Pratama Sari (19334112)

Yolanda Pathrecia (19334205)

PRODI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dalam mata
kuliah Gizi dan Diet dengan judul “Cairan Tubuh Dan Mineral”.Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Sumbar,29 September 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ……..………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………...……………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1

1.3 Tujuan ………………………………………..………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Air dan cairan tubuh………………………………………………………2

B. Distribusi Cairan Tubuh…………………………………………………2


C. Fungsi Air………………………………………………………………….3
D. Keseimbangan Air……………………………………………………….4
E. Kebutuhan Air………………………………………………………….….5
F. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit………………………………………6
G. Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit…………………………7
H. Ketidakseimbangan Cairan dan Elekrolit………………………………..7
I. Keseimbangan Asam dan Basa……...…………………………………….7
J. Mineral…………………………………………………………………….9
K. Sumber Mineral………………………………………………………….10
L. Keracunan karena Mineral……………………,,,,,………………………11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................………………. 50

B. Saran …………………………………………..…………………....…... 50

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cairan tubuh berkaitan erat dengan mineral yang larut di dalamnya.
Semua proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh yang
mengandung mineral. Pengaturan konsumsi air sangat diperlukan, konsumsi
air diatur oleh rasa haus dan kenyang yang terjadi melalui perubahan yang
dilakukan oleh mulut, hipotalamus dan perut. Walaupun rasa haus mengatur
konsumsi air, dalam keadaan kehilangan air yang terjadi secara cepat,
makanisme ini  sering tidak dapat pada waktunya mengganti air yang di
perlukan.
Selain itu juga tubuh melakukan mekanisme pengaturan pengeluaran
air yang di atur oleh ginjal dan otak. Mekanisme ini tidak berjalan apabila
seseorang tidak minum air dalan jumlah cukup. Selain air, mineral berperan
dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim-enzim.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja cairan dalam tubuh dan mineral yang diperlukan oleh tubuh,
manfaat yang diberikan serta sistem pengeturan didalam tubuh

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
cairan tubuh dan mineral yang diperlukan oleh tubuh, manfaat yang
diberikan serta sistem pengeturan didalam tubuh
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Gizi dan diet tentang cairan tubuh dan mineral.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Air dan Cairan Tubuh


Tubuh dapat bertahan selama berminggu – minggu tanpa makanan,
tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian
utama tubuh, yaitu 55 – 60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari
bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk anak
– anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada
waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%.
Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relative berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relative lebih
banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih
banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki – laki lebih banyak
daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak
daripada orang tua. Sel – sel yang aktif secara metabolic, seperti sel – sel otot
dan visera (alat – alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru – paru,
jantung dan jeroan)  mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel –
sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.

B. Distribusi Cairan Tubuh


Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap
sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya
paling cocok untuk sel tersebut dan berada didalam cairan ekstraseluler (cairan
di luar sel) yang cocok pula. Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan interstial
atau interselular (sebagian besar) yang terdapat di sela – sela sel dan cairan
intravascular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu
kehilangan dan mengalami penggantian bagian – bagiannya, namun komposisi

2
cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam
keadaan homeostatis/tetap. Keseimbangan cairan di setiap komparetemen
menentukan volume dan tekanan darah.
Cairan tubuh total
45 1
Ekstraselular Intraselular
15 1 30 1
Darah/
Interselular/ interestial
intervaskular
12 1 Na:K = 1:10
31
Na:K = 28:1
Na:K = 28:1

Seseorang yang mempunyai berat badan 70kg mengandung kurang


lebih 45 liter air, 30 liter diantaranya merupakan cairang intraseluler dan
15 liter cairan ekstraseluler. Seperlima dari cairan ekstraseluler (3 liter)
adalah cairan intravascular dan selebihnya (12 liter) cairan interseluler
(termasuk cairan serebrospinal, sekresi saluran cerna, cairan dalam mata
dan telinga).
  
C. Fungsi Air
Air memiliki baerbagai fungsi dalam proses vital tubuh.
1.   Pelarut dan alat angkut. Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut
zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, protein, vitamin
dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti
oksigen dan hormone-hormon. Zat-zat gizi dan hormone ini dibawa ke
seluruh sel yang membutuhkan. Disamping itu, air sebagai pelarut
mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida dan
ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan
ginjal.
2.  Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi
biologic dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna. Air diperlukan

3
pula untuk memecah dan menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi
bentuk-bentuk lebih sederhana.
3.    Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi
tubuh.
4.   Fasilisator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan
untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat
pembangun.
5.  Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air
memegang peranan dalam mendistribusikan panas dalam tubuh.
Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energy diperlukan
untuk mempertahankan  suhu tubuh pada 37oC. Suhu ini paling cocok
untuk bekerjanya enzim-enzim didalam tubuh. Kelebihan panas yang
diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar.
Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui
penguapan air dari permukaan tubuh. Kehilangan panas melalui kulit
merupakan 25% dari pengeluaran energy basal. Kehilangan air yang
terjadi sebanyak 350-700 ml/hari pada suhu dan kelembaban
lingkungan normal dinamakan kehilangan air insensible atau secara
tidak sadar. Lemak dibawah kulit berperan sebagai bahan isolasi yang
mengurangi kecepatan panas hilang dari tubuh.
6.   Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang,
dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari
benturan.

D. Keseimbangan Air
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan
yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh
berusaha agar cairan di dalam tubuhsetiap waktu berada di dalam jumlah yang
tetap atau konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kelebihan  air
secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas
air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh

4
sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang
dikeluarkan sebagai urine, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui
kulitdan paru-paru.

Keseimbangan Air

Masukan Air Jumlah (ml) Ekskresi/Keluaran air Jumlah (ml)

Cairan                          550 - 1500 Ginjal                              500 - 1400


Makanan                      700 - 1000 Kulit                                450 - 900
Air metabolic               200 - 300 Paru-paru                                  350
Feses                                         150

                                    1450 – 2800                                        1450 – 2800

Dari table diatas dapat dilihat bahwa volume yang diperoleh dari minuman
hampir sama dengan volume urine, dan bahwa jumlahnya hanya merupakan
separuh dari jumlah masukan dan keluaranair secara keseluruhan.

E. Kebutuhan Air
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebegai proporsi terhadap jumlah
energy yang dikeluarkan tubuh dealam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk
orang dewasa diperlukan sebanyak 1,0 – 1,5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi
1,5 ml/kkal.
             
Bila konsentrasi garam naik:
Rangsangan terhadap kelenjar pituitari
                      Ginjal                                                                 Otak
Bila aliran darah berkurang:
Ginjal mengeluarkan enzim renin

5
                    
                                    Renin
Renin mengubah angiotensinogen menjadi bentuk aktif angiotensin
Kelenjar pituitari melepas hormon antidiuretika/ADH
          Darah                                                        Kelenjar Pituitari
       Angiotensin
ADH
Kelenjar adrenal mengeluarkan aldosteron
Pembuluh darah mengkerut, meningkatkan tekanan darah
Kelenjar Adrenal         Pembuluh Darah

Ginjal menahan atrium dan air, dengan demikian meningkatkan tekanan darah
  Aldosteron
Disamping sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hamper
semua makanan mengandung air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung
sampai 95% air, sedangkan daging, ayam dan ikan sampai 70-80%. Air juga
dihasilkan didalam tubuh sebagai hasil metabolism energi.

F. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang
sesuai di dalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan
elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara
terus–menerus berada di dalam cairan dengan komposisi yang benar, baik
cairan didalam maupun diluar sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk
ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur kemana
garam harus bergerak dengan demikian menetapkan kemana cairan tubuh
harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan air mengikuti
garam dinamakan osmosis.

G. Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

6
Membrane sel mengandung alat transport berupa protein yang
mengatur penyebrangan ion positif dan bahan lain melalui membrane sel
tersebut. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah
cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transport ini
adalah pompa natrium-kalium, suatu enzim yang memompa natrium keluar
lebih cepat daripada proses difusi biasa. Pada waktu yang sama, kalium akan
di pompa ke dalam sel. Pompa ini secara aktif mempertukarkan natrium
dengan kalium melalui membrane sel, dngan demikian mempertahankan
tingkat konsentrasi masing-masing elektrolit. Pompa ini menggunakan ATP
sebagai sumber energy dan enzim natrium-kalium ATP-ase guna melepas
energy dari ATP.

H. Ketidakseimbangan Cairan dan Elekrolit


Secara normal,tubuh mampu mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak
mampu mengatasinya. Ini terjadi bila keseimbangan terjadi Dalam jumlahan
banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah,diare,berkeringat luar
biasa,terbakar,luka/perdarahan,dan sebagainya. Dalam keadaan ini elektrolit
pertama yang hilang adalah natrium dan klorida, karena keduanya merupakan
elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh. Biasanya perlu segera diberikan
cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang paling sederhana dan dikenal
masyarakat adalah oralit atau larutan gula garam(LGG). Bila terjdi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit perlu segera dilakukan tindakan
medis khusus.

I. Keseimbangan Asam dan Basa


Disamping untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit,ion juga
digunakan tubuh untuk mengatur tingkat keasaman/pH cairan tbuh.pH normal
untuk berbagi cairan tubuh adalah sebagai berikut:
·         darah             :   7,35-7,45                             
·         pancreas        :   8,00

7
·         lambung        : <2,00
·         urin                :   6,00

1. Pengaturan oleh Sistem Buffer


Beberapa jenis elektrolit dan protein dalam cairan tubuh bertindak
sebagai buffer dalam melindungi tubuh teerhadap kemungkinan
perubahan dalam pH dengan cara menetralisasi asam atau basa
bersangkutan. System buffer tubuh merupakan lini pertahanan pertama
terhadap perubahan keseimbangan asam-basa cairan tubuh.
2. Pengaturan melalui system Ekskresi
Sistem lain yang melindungi tubuh terhadap perubahan pH adalah
paru-paru,kulit dan ginjal. Bila terlalu banyak asam menumpuk di dalam
tubuh berupa asam karbonat, kecepatan pernafasan akan meningkat dan
karbon dioksida akan lebih banyak dikeluarkan. Bila basa yang
menumpuk pernafasan akan diperlambat, karbon doksid akan ditahan
lebih banyan di dalam tubuh yang kemudian membentuk lebih banyak
asam karbonat. Kulit akan mengeluarkan lebih banyak keringat asam,
dan saluran air mat akan mengubah komposisi air mata.
Ginjal merupakan alat pengstur keseimbangan asam basa utama
dalam system ekskresi. Dalam hal ini ginjal akan memilih ion yang
harus dikeluarkan dan yang harus dipertahankan di dalam tubuh.
Makanan m empengaruhi pH urin. Makanan yang menghasilkan abu
asam cenderung menghasilkan urin yang lebih asam. Klor,sulfur,dan
fosfor dalam larutan air membentuk asam, oleh karena itu menghasilkan
urin yang bersifat asam. Unsur-unsur yang membentuk asam ini
terutama terutama terdapat dalam bahan makanan sumber protein seperti
daging,ayam,ikan dan telur serda dalam serealia utuh. Sebaliknya,
makanan yang menghasilkan abu basa cenderung mengurangi tingkat
keasaman urin. Unsur mineral yang bersifat basa dalam larutan adalah

8
kalsium, natrium dan magnesium. Unsur-unsur ini terutama terdapat
dalam kacang-kacangan, sayuran dan buah.

J. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium
adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan
iodium berasal dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-
enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk
pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa,
membantu transef-transfer ikatan penting melalui membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan syaraf terhadap rangsangan. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro 
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah kecil
mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg hingga saat ini dikenal sebanyak 24
mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa berubah.

1. Ketersediaan Biologik Mineral


Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk
kepeerluan tubuh, namun tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini
bergantung pada ketersediaan biologiknya (ketersediaan biologic adalah
tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh).
Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan
dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.
2. Interaksi Mineral dengan Mineral

9
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan
(valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan
demikian dalam ketersedian biologiknya. Contohnya magnesium,
kalsium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium yang
dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula
kebanyakan makan seng akan akan menghambat absorpsi tembaga. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen mineral
tanpa berkonsultasi dengan dokter.
3. Interaksi Vitamin dengan Mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu
bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium.
Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya
dalam metabolisme. Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan
magnesium untuk berfungsi secara efisien.
4. Interaksi Serat dengan Mineral
Ketersediaan biologic mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-
bahan non mineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-
kacaangan dan serealia dan asam oksalat dalam bayam mengikat
mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan
tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium,
zat besi, seng dan magnesium.

K. Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali
magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan
memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya di dalam
jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal dari makanan hewani
mempunyai ketersediaan biologi lebih tinggi dari pada yang berasal dari
makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral dari pada makanan nabati.

10
L. Keracunan karena Mineral
Mineral dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan
(toksik). Pekerja tambang bila tidak berhati-hati dapat mengalami keracunan
mineral, terutama mangan. Sifat toksik ini perlu mendapat perhatian dalam
penggunaan suplemen.

1. Mineral Makro
Yang termasuk mineral makro antara lain:
a. Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 35-40%
natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan salurann cerna,seperti
cairan empedu dan pancreas, mengandung banyak natrium. Sumber
utama adalah garam dapur atau NaCl. Garam dapur di dalam makanan
sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet.
b. Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor
merupakan 0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam
cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan
pancreas. Bila bereaksi dngan natrium atau hydrogen, klor akan
membentuk ion klor yang bermuatan negative (Cl-).
 Absorpsi dan ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan
diekskresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor
mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi
oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.
 Fungsi klor
Klor berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit. Klor akan bergerak secara bebas melintasi memban
sel dan berasosiasi dengan natrium atau kalium.
 Perkiraan keebutuhan klor

11
Kebutuhan  minimum klor per ahri ditaksir sebanyak 750 mg.
 Sumber Klor
Sebagian besar klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi
garam dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan
sumber klor.

c. Kalium (K)
Seperti halnya natrium, kalium merupakan ion bermuatan
positive, akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat
di dalam sel. Perbandingan natrium dengan kalium didalam cairan
intreselular adalah 1:10 , sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1.
Sebanyak 95% kalium tubuh berada didalam cairan intraselular.
·         Absorpsi dan ekskreesi Kalium
Kalium di absorpsi dengan mudah dalam usus halus.
sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskesi melalui urin,
selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat
dan cairan lambung.
·         Fungsi Kalium
Di dalam sel kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologic, terutama dalam metabolisme energy dan
sintesis glikogen dan protein.
·         Perkiraan kebutuhan kalium
Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000
mg sehari.
·         Sumber Kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan
mentah/segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
·         Akibat kekurangan kalium
Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan
kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal.

12
·         Akibat kelebihan kalium
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui
saluran cerna atau tidak melalui saluran cerna melebihi 12,0
g/m2 permukaan tubuh sehari (18 g untuk orang dewasa) tanpa
diimbangi oleh kenaikan ekskresi.

d. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapata dalam
tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih
sebanyak 1 kg. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan
factor pertumbuhan.
·         Absorpsi dan ekskresi kalsium
Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama
terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum.
·         Fungsi Kalsium
1) Pembentukan Tulang
Sebagai bagian integral dari struktur tulang dan
sebagai tempat menyimpan kalsium. Selama pertumbuhan
proses klasifikasi berlangsung terus dengan cepat sehingga
pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang dapat
menyangga berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada
bagian yang berpori yang dinamakan trabekula, yang
menyadiakan suplai kalsium siap paki guna
mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah.
2) Pembentukan gigi
Mineral yang membentuk dendit dan email yang
merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral
yang sama dengan yang membentuk tulang.  Akan tetapi
Kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih
tendah.

13
3) Mengatur pembekuan darah
Bila terjadi luka ion kalsium di dalam darah
merangsang pembebasan fosfolipida tromboplasti dari
platelet darah yang terluka.
      Katalisator reaksi-reaksi biologic

4)  Kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam
interaksi protein di dalam otot yaitu aktin dan myosin.
·         Pengendalian kalsium dalam darah
Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk yaitu
bentuk ion bebas (50%), bentuk anion kompleks terikat dengan
fosfat, bikarbonat atau sitrat (5%) dan bentuk terikat dengan
protein terutama dengan albumin atau globulin (45%).
·         Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti
keju. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu
an temped an sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baim
juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banak zat yang
menghambat penyerapan kalsium seperi serat, fitrat dan oksalat
·         Akibat kekurangan kalsium
Dapat menyababkan osteomalasia yang dinamakan juga
riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan
vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap
fosfor.
·         Akibak kelebihan kalsium
Dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal.
disamping itu dapat menyababkan konstipasi (sulit buang air
besar).
e. Fosfor

14
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu
1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat
sebagai garam kalsium fosfat yaitu sebagian dari Kristal hidroksiatit di
dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut.
·         Absorpsi dan metabolisme fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di
dalam usus setelah di hidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi
dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari ASI. Sebanyak 65-70%
fosfor berasal dari susu sapid dan 50-70% fosfor berasal dari
susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan
orang dewasa. Bila konsumsifosfor rendah, taraf absorpsi dapat
mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
·         Fungsi
      Klasifikasi tulang dan gigi
      Mengatur pengalihan energy
      Absorpsi dan transportasi zat gizi
      Bagian dari ikatan tubuh esensial
      Pengaturan keseimbangan asam-basa
·         Sumber fosfor
Fosfor terdapat pada semua makanan terutama makanan
kaya protein seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu.
·         Akibat kekurangan Fosfor
Kekurangan fosfor bisa terjadi mengunakan obat antacid
untuk menetralkan asam lambung. Gejalanya adalah rasa lelah,
kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
·         Akibat kelebihan fosfor
Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi ion fosfat akan
mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
f. Magnesium

15
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah
natrium di dalam cairan intraselular. Magnesium di dalam alam
merupakn bagian dari klorofil daun.   
·         Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorsi di dalam usus halus,
kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secar difusi
pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30%
magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak
60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh factor-faktor yang
sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D
tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan turun, absorpsi
magnesium meningkat.
·         Funsi magnesium
      Sebagai katalisator dalam berbagai reaksi-reaksi biologic
      Di dalam cairan ekstraselular berperan sdalam tranmisi
saraf,kontraksi otot,pembekuan darah.
      Mencegah kerusakan gigi
·         Sumber Magnesium
Adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-
kacangan, daging, susu dan cokelat.

·         Akibat kekurangan magnesium


Menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam
pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang, gangguan system
saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
g. Sulfur
Merupakan bagian dari zat-zat esensial seperti tiamin dan biotin
serta asam amino metionin dan sistein. Sulfur diabsorpsi sebagai
bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Sulfur sebsgian
besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO 2-4. Sulfur juga

16
merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat dalam
plasma dan konsentrasi rendah.

2. Mineral mikro
Mineral mikro terdapat jumlah yang sangat kecil didalam tubuh,
namun mempunyai peran esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan
reproduksi. Kandungan mineral mikro bahan makanan sangat bergantung
pada konsentrasi mineral mikro asal bahan makanan tersebut. Widya karya
nasional pangan dan gizi tahun 2004 telah menetapkan angka kecukupan
rata-rata sehari untuk mineral mikro besi (Fe), seng(Zn), iodium (I),
selenium (Se), mangan (Mn) dan Flour ( F). Di amerika serikat, selain itu,
ditetapkan juga angka antarbatas sementara yang dianggap aman dan
cukup untuk dikonsumsi bagi mineral mikro tembaga (Cu), krom (Cr), dan
molibden ( Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro arsen
( As), nikel (Ni), silikon (Si), dan boron (Bo) masih dalam penelitian.
a. Besi
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat
didalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3 sampai 5 gr
didalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi
esensial didalam tubuh: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam sel dan
sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam karingan
tubuh. Walaupun terdapat luas didalam makanan banyak penduduk
dunia mengalami kekurangan besi, termasuk di Indonesia.
Kekurangan besi sejak 30 tahun terakhir diakui berpengaruh
terhadap produksifitas kerja, penampilan, kognitif, dan sistem
kekebalan.
·         Absorbsi, transportasi, dan penyimpanan Besi
Tubuh sangat efisien dalam pengguanaan besi.
Sebelum diabsorbsi, di dalam lambung besi di bebaskan dari
organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri

17
di reduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana
asam di dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C
yang terdapat di dalam makanan. Absorbsi terutama terjadi di
bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut
protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein di dalam sel
mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi, yaitu
transferin dan feritin. Transferin, protein yang di sintesis
didalam hati terdapat dalam dua bentuk. Tranferin mukosa
mengangkut besi dari saluran cerna kedalam sel mukosa dan
memindahkannya ke transferin reseptor yang ada di dalam sel
mukosa. Perifin yang bersirkulasi di dalam darah
mencerminkan simpanan besi di dalam tubuh. Pengukuran
perifin di dalam serum merupakan indikator prnting untuk
menilai status besi. Menggunakan suplemen besi dosis tinggi
dapat untuk jangka waktu panjang atau sering mendapat
transfusi darah dapat menimbulkan penumpukkan besi secara
berlebihan di dalam hati. Simpanan besi terutama dalam bentuk
hemisideri yang tidak larut air dapat menimbulkan
hemosiderosis yang tidak baik untuk tubuh. Ferifin dapat
dengan cepat di bentuk dan di pecah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh segera akan besi. Hemosiderin di bentuk bila
besi darah terlalu tinggi dan pemecahannya berlangsung lebih
lambat.
·         Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Besi
Banyak faktor berpengaruh terhadap absorbsi besi.
Bentuk besi di dalam darah berpengaruh terhadap
penyerapannya. Besi-hem, yang merupakan bagian dari
hemoglobin dan mioglobin yang terdapat di dalam daging
hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-nonhem.
Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging. Ayam dan
ikan terdapat sebagai besi-hem dan selebihnya sebagai

18
nonhem. Besi-nonhem juga terdapat di dalam telur, serealia,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah-
buahan. Makan besi-hem dan nonhem secara bersama dapat
meningkatkan penyerapan besi nonhem. Daging, ayam,
dam ikan mengandung suatu faktor yang membantu
penyerapan besi. Faktor ini terdiri atas asam amino yang
mengikat besi dan membantu penyerapannya. Susu sapi,
keju dan telur tidak mengadung faktor ini hingga tidak
dapat membantu penyerapan besi.
Asam organik, seperti vitamin E sangat membantu
penyerapan besi-non m dengan merubah bentuk feri menjadi
bentuk fero. Seperti telah dijelaskan, bentuk fero lebih
mudah diserap. Vitamin C disamping itu membentuk
bungkus besi- askorbat yang tetap larut pada PH lebih tinggi
dalam duodenum. Oleh kerena itu sangat dianjurkan
memakan makanan sumber vitamin C tiap kali makan. Asam
organik lain adalah asam sitrat.
Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan
asam oksalat di dalam sayuran menghambat penyerapan
besi. Faktor-faktor ini mengikat besi, sehingga mempersulit
penyerapannya. Protein kedelai menurunkan absorbsi besi
yang mungkin di sebabkan oleh nilai fitat yang tinggi.
Karena kedelai dan hasil olahnya mempunyai kandungan
besi yang tinggi, pengaruh akhir terhadap absorbsi besi
biasanya positif. Vitamin C dalam jumlah cukupdapat
melawan sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambat
penyerapan besi ini.
Tanin yang merupakan polifenol dan terdapat di
dalam teh. Kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga
menghambat absorbsi besi dengan cara mengikatnya. Bila
besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak minum teh

19
atau kopi awktu makan. Kalsium dosis tinggi berupa
suplemen menghambat absorbsi besi, namun mekanismenya
belum diketahui dengan pasti. Bayi dapat lebih banyak
menyerap besi yang berasal dari ASI daripada dari susu sapi.
Tingkat keasaman lambung mengikat daya larut besi.
Kekurangan asam klorida di dalam lambung atau pengguna
obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid menghalangi
absorbsi besi..
·      Fungsi Besi
Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitusebagai
kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di dalam reaksi
oksidasi-reduksi.
Metabolisme energi. Di dalam tiap sel, besi bekerja
sama dengan rantai protein pengangkut elektron, yang
berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.
Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi
yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhioleh
reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat
selama pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi otak yang
kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah
dewasa. Akibatnya kepekaan reseptor saraf dopamin
berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor
tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan
belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat, fungsi
kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun.
Sistem kekebalan. Besi memegang peranan dalam
sistem kekebalan tubuh. Respons kekebalan sel oleh
limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukkan
sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh
berkurangnya sintesis DNA.

20
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut air oleh
enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga dapat
dikeluarkan dari tubuh.
·         Proses Daur Ulang Besi
Sel darah merah rata-rata berumur kurang lebih 4
bulan, sel-sel hati dan limpa akan mengambilnya dari darah,
memecahnya dan menyiapkan produk-produk pemecahan
tersebut untuk dikeluarkan dari tubuh atau di daur ulang. Zat
besi sebagian besar di daur ulang. Hati mengikatkannya ke
transferin darah, yang mengangkutnya kembali ke sum-sum
tulang untuk digunakan kembali membuat sek darah merah
baru. Hanya sedikit sekali besi dikeluarkan dari tubuh,
terutama melalui urin, keringat, dan kulit yang mengelupas.
Hanya bila terjadi perdarahan, tubuh bisa lebih banyak
kehilangan besi. Kehilangan besi pada orang dewasa laki-
laki kurang lebih sebanyak 1 mg sehari. Kehilangan besi
melalui haid pada perempuan rata-rata sebanyak 0,5 mg
sehari.
·         Angka Kecukupan Besi yang di anjurkan
Angka kecukupan besi sehari yang dianjurkan
berdsarkan widya karya nasional pangan dan gizi ( 2004)
dapat dilihat dengan tabel berukut.
·         Sumber Besi
Sumber baik besi adalah makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan. Sumber baik lainnya adalah telur,
serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah. Besi di dalam serealia dan kacang-
kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi
di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang
mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik rendah.

21
·         Akibat Kekurangan Besi
Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling
umum terdapat, baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan
rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui
serta pekerja penghasilan rendah. Secara klasik defisiensi
besi di kaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak 25
tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi
besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya
manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan
produktifitas kerja. Kehilangan besi dapat terjadi karena
komsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan
absorbsi. Disamping itu kekurangan besi dapat terjadi karena
perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakit-
penyakit yang mengganggu absorbsi seperti penyakit gastro
intestinal. Kekurangan besi terjadi dalam 3 tahap, yaitu
 Tahap pertama
Terjadi bila simpanan besi berkurang yang
terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12 ug/L. Hal ini di kompensasi dangan peningkatan
absorbsi besi yang terlihat dari peningkatan
kemampuan mengikat-besi total (total-tiron dinding
kapasity/TIBC). Pada tahap ini belum terlihat
perubahan fungsional pada tubuh.
 Tahap Kedua
Terlihat dengan habisnya simpanan besi
menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16%
pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirin,
yaitu bentuk pendahulu ( precursor)hem. Pada tahap
ini nilai hemoglobin di dalam darah masih terdapat
pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu

22
metabolisme energi, sehingga menyebabkan
menurunnya kemampuan bekerja.
 Tahap Ketiga
Pada tahap ini terjadi anemia gizi besi,
dimana kadar hemoglobin total turun di bawah nilai
normal. Anemia gizi besi berat di tandai oleh sel
darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai
hemoglobin rendah (hipokkromia). Oleh sebab itu
anemia gizi besi dinamakan anemia hipokromik
mikrositik. Kekurangan besi pada umumnya
menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang
nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh,
menurunnya kemampuan kerja, menurunnya
kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. 
Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun. Pada anak-anak kekurangan besi
menimbulkan apatis, mudah tersinggung,
menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan
belajar, dan kehilangan indra rasa. Hipogeusia
biasanya disertai penurunan nafsu makan dan
hiposmia atau kehilangan indra bau. Hal ini biasanya
terjadi pada stress akibat terbakar, fraktur tulang, dan
infeksi. Seng tampaknya juga berperan dalam
metabolism tulang, transport oksigen, dan
pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan
fungsi membrane serta proses penggumpalan darah.
Karena seng berperan dalam reaksi-reaksi yang luas,
kekurangan seng akan berpengaruh banyak terhadap
jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan.
b. Seng (Zn)

23
Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir
semua sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati, pancreas,
ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng
adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit,
rambut, dan kuku. Di dalam cairan tubuh, seng terutama
merupakan ion intraseluler. Seng di dalam plasma hanya
merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang
mempunyai masa pergantian yang cepat.
·           Absorpsi dan metabolisme
Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas
usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin
masuk ke aliran darah dan dibawa ke ahti. Kelebihan seng
disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya
dibawa ke pancreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pancreas
seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada
waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna menerima seng
dari dua sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan pencernaan
yang berasal dari pancreas. Sirkulasi seng di dalam tubuh dari
pancreas ke saluran cerna dan kembali ke pancreas dinamakan
sirkulasi enteropankreatik.
·         Faktor-faktor yang Mengatur Absorpsi Seng
Banyaknya seng yang diabsorpsi berkisar antara 15-40%.
Seperti halnya besi, absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng
tubuh. Bila lebih banyak seng yang dibutuhkan, lebih banyak pula
jumlah seng yang diabsorpsi. Albumin merupakan alat transport
utama seng. Absorpsi seng menurun bila nilai albumin darah
menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan.
Sebagian seng menggunakan alat transport transfrerin, yang
juga merupakan alat transport besi. Dalam keadaan normal
kejenuhan transferin akan besi biasanya kurang dari 50%. Absorpsi
seng berasal dari ASI labih baik yang berasal dari susu sapi.

24
·          Ekskresi Seng
Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses. Di samping
itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang
dibuang, seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid, dan
mani.

·         Fungsi Seng
Seng memang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh.
Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan
lebih dari 200 enzim, seng berperan dalam berbagai aspek
metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis
dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nuklea. Seng
juga dihubungkan dngan hormon insulin yang dibentuk di dalam
pancreas, walaupun tidak berperan langsung dalam kegiatan
insulin. Peran penting lain adalahsebagai bagian integral enzim
DNA polymerase dan RNA polymerase yang dikeluarkan dalam
sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim kolagenase,
seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi kolagen. Dengan
demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme
jaringan ikat dan penyembuhan luka.
·           Angka Kecukupan Seng yang Dianjurkan
Angka kecukupan Seng sahari yang dianjurkan berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) dapat dilihat pada
Tabel 11.3.

25
Table 11.3 Angka kecukupan seng yang dianjurkan
Golongan AKS* Golongan AKS*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bulan 90 Wanita :
7-11 bulan 120 10-12 th 120
1-3 tahun 120 13-15 th 150
4-6 tahun 120 16-18 th 150
7-9 tahun 120 19-29 th 150
30-49 th 150
Pria : 50-64 th 150
10-12 th 120 ≥ 65 th 150
13-15 th 150
16-18 th 150 Hamil : + 50
19-29 th 150
30-49 th 150 Menyusui :
50-64 th 150 0-6 bl + 50
≥ 65 th 150 7-12 bl + 50
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan Seng

·           Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani,
terutama daging, hati, kerang, dan telur. Serealia tumbuk dan
kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun
mempunyai ketersediaan biologic yang rendah.
·           Akibat Kekurangan Seng
Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu
anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda
kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan
seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi
pancreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan
permukaan saluran cerna. Di samping itu dapat terjadi diare dan
gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu
pusat system saraf dan fungsi otak. Karena kekurangan seng

26
mengganggu metabolism vitamin A, sering terlihat gejala yang
terdapat pada kekurangan vitamin A. Kekurangan seng juga
mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolism, gangguan
nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat
penyembuhan luka.
·           Akibat Kelebihan Seng
Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG
menurunkan absorpsi tembaga. Pada hewan hal ini menyebabkan
degenerasi otot jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG
mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein,
dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis
sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare,
demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi.
Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan
yang asam dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng.

c. Iodium (I)
   Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu
sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg.
Sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang
digunakan untuk mensintesis hormone tiroksin, tetraiodotironin
(T4), dan triiodotironin (T3) (lihat Gambar 11.3). Hormon-hormon
ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan
mental hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam jaringan lain,
terutama di dalam kelenjar-kelenjar ludah, payudara, dan lambung
serta di dalam ginjal. Di dalam darah yodium terdapat dalam
bentuk iodium bebas atau terikat dengan protein (Protein-Bound
Iodine/PBI)
Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukkan luasnya pengaruh

27
defisiensi iodium tersebut. Hingga sekarang masalah gangguan
akibat kekurangan iodium terdapat luas di seluruh dunia termasuk
Indonesia, dan penanggulangannya merupakan salah satu
prioritas utama program WHO.
·           Ekologi dan Demografi Defisiensi Iodium
Iodium berada dalam suatu siklus di alam. Sebagian besar
iodium ada di laut, sebagian kemudian merembes, dibawa hujan,
angina, dan banjir ke tanah dan gunung di sekitarnya. Iodium
terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air
berasal dari sumur dalam tersebut dapat merupakan sumber
iodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa,
Amerika, dan Asia kurang mengandung iodium, terutama
pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi
yang mengalir ke sungai. Iodium di dalam tanah dan laut terdapat
sebagai iodida. Ion iodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi
unsur iodium yang mudah menguap. Iodium ini kemudian
dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian iodium ke tanah
berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan
semula, dan banjir berulang kali akan menyebabkan kekurangan
iodium dalam tanah. Hasil pertanian dari daerah ini mengalami
kekurangan iodium, sehingga manusia dan hewan yang bergantung
pada hasil tanaman daerah tersebut akan mengalami kekurangan
iodium.
·           Absorpsi dan Ekskresi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida.
Konsumsi normal sehari adalah sebanyak 100-150 ug sehari.
Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan
konsumsi. Dalam bentuk ikatan organic di dalam makanan hewani
hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Di
dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat
protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-

28
80% diantaranya berada dalam kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar
ini iodium digunakan untuk mensintesis hormon-hormon
triiodotironin (T3) dan tiroksin atau tetraiodotironin (T4), bila
diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 µg iodium sehari
untuk memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan
iodida oleh kelenjar tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang
dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormone
yang merangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH) dan
Hormon Tirotrofin/TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary untuk mengatur sekresi tiroid.
Hormone tiroksin kemudian dibawa darah ke sel-sel sasaran dan
hati, di dalam sel-sel sasaran dan hati tiroksin dipecah dan bila
diperlukan yodium kembali digunakan.
     
·           Fungsi Iodium
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam
hormone tiroksin triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4).
Fungsi utama hormone-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan
dan perkembangan. Hormone tiroid mengontrol kecepatan tiap sel
menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormone tiroid
mengontrol kecepatan pelepasan energy dari zat gizi yang
menghasilkan energy. Tiroksin dapat merangsang metabolism
sampai 30 %. Di samping itu kedua hormone ini mengetur suhu
tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot
dan saraf. Iodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi
bentuk aktif vitamin A, sintesis protein dan absorpsi karbohidrat
dariu saluran cerna. Iodium berperan pula dalam sintesis kolesterol
darah.
·           Angka Kecukupan Iodium yang Dianjurkan

29
Angka kecukupan Iodium sehari yang dianjurkan
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) dapat
dilihat pada Tabel 11.4
Tabel 11.4 Angka Kecukupan Iodium yang Dianjurkan
Golongan AKI* Golongan AKI*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bulan 90 Wanita :
7-11 bulan 120 10-12 th 120
1-3 tahun 120 13-15 th 150
4-6 tahun 120 16-18 th 150
7-9 tahun 120 19-29 th 150
30-49 th 150
Pria : 50-64 th 150
10-12 th 120 ≥ 65 th 150
13-15 th 150
16-18 th 150 Hamil : + 50
19-29 th 150
30-49 th 150 Menyusui :
50-64 th 150 0-6 bl + 50
≥ 65 th 150 7-12 bl + 50
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan Iodium
·           Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu,
makanan laut berupa ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut
merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai, air dan
tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh
di daerah pantai mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh
tanah itu dari pantai semakin sedikit pula kandungan iodiumnya,
sehingga tanaman yang tumbuh di daerah tersebut termasuk
rumput yang dimakan hewan sedikit sekali atau tidak mengandung
iodium. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah
melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium. Fortifikasi garam
dengan iodium sudah diwajibkan di Indonesia.
·           Akibat Kekurangan Iodium

30
Pada kekurangan iodium, konsentrasi hormone tiroid
menurun dan hormone perangsang tiroid/TSH meningkat agar
kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak iodium. Bila
kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha
meningkatkan pengambilan iodium oleh kelenjar tersebut. Bila
pembesaran ini menampak dinamakan gondok sederhana. Bila
terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok
endemic. Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban,
kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat
bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta
hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang
anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh
abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak-anak
menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.
·           Akibat Kelebihan Iodium
Suplemen iodium adalah dosis terlalu tinggi dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid, seperti halnya
kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup
jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.

d. Tembaga (Cu)
Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, tembaga banyak
berinteraksi dengan seng, molibden, belerang, dan vitamin C.
Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50-120 mg. sekitar 40 % ada
di dalam otot, 15% di dalam hati, 105 di dalam otak, 6% di dalam
darah, dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh
lain. Di dalam plasma, 60 % dari tembaga terikat pada
seruloplasmin, 30% pada transkuprein dan selebihnya pada
albumin dan asam amino.

31
·           Absorpsi dan Metabolism Tembaga
Makanan sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg
tembaga. Sebanyak 35-70% diabsorpsi. Absorpsi sedikit
terjadi di dalam lambung dan sebagian besar di bagian atas
usus halus secara aktif dan pasif. Absorpsi terjadi dengan alat
angkut protein pengikat –tembaga metalotionein yang juga
berfungsi dalam absorpsi seng dan cadmium. Jumlah
tembaga yang diabsorpsi diduga dipengaruhi oleh banyaknya
metalotionein di dalam sel mukosa usus halus.
Transport tembaga ke hati terutama menggunakan
alat angkut albumin dan transkuprein. Penyimpanan
sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks albumin-
tembaga. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau
seruloplasmin. Tembaga diangkut ke seluruh tubuh oleh
seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan
dari hati sebagai bagian dari empedu. Di dalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorbsi kembali atau dikeluarkan dari
tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui
empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam
tubuh.
Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat
dan darah haid. Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh
ginjal bila tubuh membutuhkan. Tembaga yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Tembaga berinteraksi
dengan banyak zat gizi seperti seng, besi, dan vitamin C. hal
ini perlu diperhatikan dalam menggunakan suplementasi
vitamin dan mineral di atas AKG. Seng dan besi dalam
jumlah berlebihan menghambat absorpsi tembaga dan dapat
menyebabkan defisiensi tembaga. Asam askorbat dalam
jumlah berlebihan menurunkan  kemampuan oksidasi
tembaga, dengan demikian kemampuan fungsional

32
neruloplasmin. Serat dan fitrat ternyata tidak berpengaruh
terhadap absorpsi tembaga.

·           Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai
bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga
mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan
reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen.
Sebagian besar tembaga di dalam sel darah merah terdapat
sebagai metaloenzim superoksida dismutase yang terlibat di
dalam pemunahan radikal bebas (sebagai antioksidan).
Tembaga memegang peranan dalam mencegah
anemia dengan cara :
 Membantu absorpsi besi
 Merangsang sintesis hemoglobin
 Melepas simpanan besi dari ferritin dalam hati
Di samping itu tembaga berperan dalam pengikatan
silang kolagen yang diperlukan untuk menjaga kekuatannya.
Beberapa enzim mengandung tembaga dapat dilihat pada
Tabel 11.5.

Table 11.5 Beberapa enzim yang mengandung tembaga dan fungsinya


Enzim mengandung
Fungsi
tembaga
Sitokrom C oksidase Fosforilasi oksidatif, di dalam
mitokondria, memerlukan besi
Superoksida dismutase Anti oksidan di dalam sitosol
2 O2 + 2 H2O                 2 H2O2 + O2 
Dopamine-beta- Sintesis adrenalin dan noradrenalin
hidroksilase
Tirosinase Tirosin            dopa              dopakinon
untuk produksi pigmen dalam epidermis

33
Urikase Metabolisme asam urat di dalam hati dan
ginjal
Usil oksidase Kondensasi asam amino             ikatan
silang elastin dan kolagen
Amine oksidase Plasma dan jaringan ikat
Seruloplasmin Bermacam aktivitas oksidase
Tiol oksidase Pembentukan ikatan disulfida
`              Sumber : Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and
Dietetics.  1993. Hlm 196.
·           Angka Kecukupan Tembaga yang Dianjurkan
Kekuranga tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh
karena itu AKG untuk tembaga di Indonesia belum ditentukan.
Amerika Serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk
dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.

·           Sumber Tembaga
Tembaga terdapat luas di dalam makanan. Sumber utama
tembaga adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan,
ungags, biji-bijian, serealia, dan cokelat. Air juga mengandung
tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang
digunakan dan sumber air.
·           Akibat Kekurangan Tembaga
Kekurangan tembaga jarang terjadi. Kekurangan ini pernah
dilihat pada anak-anak kekurangan protein dan menderita anemia
kurang besi serta pada anak-anak yang mengalami diare. Nutrisi
parenteral yang kurang dalam tembaga juga dapat menyebabkan
kekurangan tembaga. Kekurangan tembaga juga dapat terjadi pada
bayi lahir premature atau bayi yang mendapat susu sapi yang
komposisi gizinya tidak disesuaikan. Kekurangan tembaga dapat
mengganggu pertumbuhan dan metabolism, di samping itu terjadi
demineralisasi tulang. Gejala klinik kekurangan tembaga dapat
dilihat pada Tabel 11.6.

34
Table 11.6 Gejala klinik kekurangan tembaga
Bayi gagal tumbuh kembang; edema dengan serum albumin rendah.
Anemia dengan  perubahan pada metabolism besi dan perubahan pada
jaringan tulang.
Gangguan fungsi kekebalan.
Perubahan pada kerangka tubuh yang dapat menyebabkan patah tulang
dan osteoporosis.
Hernia dan pelebaran pembuluh darah karena kegagalan pengikatan-
silang kolagen dan elastin.
Depigmentase rambut dan kulit.

Sumber : Garrow, J.S. dan W.P.T. James. Human Nutrition and


Dietetics. 1993. Hlm 197.

·                Akibat Kelebihan Tembaga


Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan
penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan
nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan tembaga dapat terjadi
karena memakan suplemen tembaga, atau menggunakan alat
memasak terbuat dari tembaga, terutama bila digunakan untuk
memasak cairan yang bersifat asam. Konsumsi sebanyak 10-15 mg
tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare.
Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi, begitupun
nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Konsumsi dosis tinggi dapat
menyebabkan kematian.

e. Mangan (Mn)
·           Absorpsi dan Ekskresi Mangan
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum
diketahui dengan pasti. Seperti hanya dengan mineral mikro
lainnya, factor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan
kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh

35
protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan
dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan
dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi
selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk
dalam hati.
·           Fungsi Mangan
Mangan tampaknya berperan sebagai kofaktor berbagai
enzim yang membantu bermacam proses metabolism. Beberapa
bentuk enzim tersebut adalah glutamin sintetase, superoksida
fesmutase di dalam mitokondria dan piruvat karboksilase yang
berperan dalam metabolism karbohidrat dan lipida. Enzim-enzim
lain yang berkaitan dengan mangan juga berperan dalam sintesis
ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang serta pencegahan
peroksidasi lipida oleh radikal bebas. Defisiensi mangan pada
hewan mengganggu metabolism lemak, pertumbuhan, dan merusak
system kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf.
Angka Kecukupan Mangan sehari yang dianjurkan
berdasarka Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) dapat
dilihat pada Tabel 11.7.
Table 11.7 Angka kecukupan mangan yang dianjurkan
Golongan AKM* Golongan AKM*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bl 0,003 Wanita :
7-11 bl 0,6 10-12 th 1,6
1-3 th 1,2 13-15 th 1,6
4-6 th 1,5 16-18 th 1,6
7-9 th 1,7 19-29 th 1,8
30-49 th 1,8
Pria : 50-64 th 1,8
10-12 th 1,9 ≥ 65 th 1,8
13-15 th 2,2
16-18 th 2,3 Hamil : + 0,2
19-29 th 2,3
30-49 th 2,3 Menyusui :
50-64 th 2,3 0-6 bl + 0,8

36
≥ 65 th 2,3 7-12 bl + 0,8

Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004


*Angka Kecukupan Mangan
·           Akibat Kekurangan Mangan
Kekurangan mangan belum pernah terlihat pada manusia.
Kebutuhan mangan kecil, sedangkan mangan banyak terdapat
dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan steril
pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang
menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka
dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi besi dan
kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat
absorpsi mangan. Kekurangan mangan sering terjadi bersamaan
dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein dapat melindungi
tubuh dari kekurangan mangan.
·           Akibat Kelebihan Mangan
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila
lingkungan terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang
mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka
waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai
penampilan dan tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit
Parkinson.

f. Krom (Cr)
Krom merupakan mineral esensial yang berperan dalam
metabolism karbohidrat dan lipida. Seperti halnya besi, krom
berada dalam berbagai bentuk dengan jumlah muatan berbeda.
Krom paling mudah diabsorpsi dan paling efektif bila berada
dalam bentuk Cr+++. Absorpsi krom naik, bila konsumsi rendah dan
turun bila konsumsi tinggi.
·           Absorpsi dan Ekskresi Krom

37
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10%
hingga 25%. Bentuk lain krom hanya diabsorpsi sebanyak 1%.
Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti. Absorpsi
dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom
mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang
diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu
ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin
meningkat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas
fisik berat atau trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferrin.
Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, krom dapat diangkut
oleh albumin.

·           Fungsi Krom
Krom dibutuhkan dalam metabolism karbohidrat dan
lipida. Krom bekerjasama dengan insulin dalam memudahkan
masuknya glukosa ke dala sel-sel, dengan demikian dalam
pelepasan energy. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa
kekurangan krom dapat menyebabkan gangguan toleransi
terhadap glukosa, walaupun konsumsi insulin normal. Dalam
keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma
mirip diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan
organic factor toleransi glukosa (glucose tolerance factor)
bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap
glukosa tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi
krom. Hal ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun
dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru
meningkat.
·           Angka Kecukupan Krom yang Dianjurkan

38
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh
karena itu AKG untuk krom belum ditentukan. Amerika
Serikat menetapkan jumlah yang aman untuk dikonsumsi oleh
orang dewasa adalah sebanyak 50-200 ug sehari.
·           Sumber
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati.
Kandungan krom dalam tanaman bergantung pada jenis
tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran
mengandung 30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30
hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut dan daging juga
merupakan sumber krom yang baik.
·           Akibat Kelebihan Krom
Kelebihan krom karena makanan belum perbah
ditemukan. Pekerja yang terkena limbah industry dan cat yang
mengandung krom tinggi dikaitka dengan kejadian penyakit
hati dan kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan
valensi 6. Tubuh tidak dapat mengoksidasi krom makanan
dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk valensi 6
yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya
dengan kanker paru-paru.

g. Selenium (Se)
Jumlah selenium dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung
pada kandungan selenium dalam tanah dan konsumsi makanan.
Konsumsi orang dewasa berkisar antara 20-30 µg, bergantung pada
kandungan tanah. Selenium baru dianggap zat gizi esensial sejak
tahun 1957. Selenium terbukti dapat mencegah timbulnya penyakit
hati pada tikus yang menderita kekurangan vitamin E. pada tahun
1973 ditemukan bahwa selenium adalah mineral mikro yang
merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase.
·           Absorpsi dan Ekskresi Selenium

39
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk
selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium terjadi
pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut
ileh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila
tumbuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi
menyebabkan peningkatan ekskresi melalui urin.
·           Fungsi Selenium
Enzim glutation peroksidase berperan sebagai
katalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di
dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat
mengoksidasi asam lemak-tidak jenuh yang ada pada
membrane sel, sehingga merusak membrane sel tersebut.
Selenium bekerjasama dengan vitamin E dalam perannya
sebagai antioksidan. Selenium berperan serta dalam system
enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan
menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan
vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah
cukup menghemat penggunaan vitamin E.
Selenium dan vitamin E melindungi membrane sel dari
kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hydrogen
pada akhir rantai metabolism, memindahkan ion melalui
membrane sel dan membantu sintesis immunoglobulin dan
ubikinon. Glutation peroksidase berperan di dalam sitosol dan
mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membrane sel.
Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di
dalam tubuh, mineral mikro ini mempunyai potensi untuk
mencegah penyakit kanker dan penyakit degenerative lain.
Bukti tentang hal ini belum cukup untuk menganjurkan
penggunaan selenium sebagai suplemen. Enzim tergantung

40
selenium lain adalah glisin reduktase yang ditemukan di dalam
system bakteri. Selenium juga merupakan bagian dari
kompleks asam aminom RNA.
·           Angka Kecukupan Selenium yang Dianjurkan
Angka kecukupan Selenium sehari yang dianjurkan
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004)
dapat dilihat pada Tabel 11.8.

Table 11.8 Angka Kecukupan Selenium yang Dianjurkan


Golongan AKS* Golongan AKS*
Umur (mcg) Umur (mcg)
0-6 bl 5 Wanita :
7-11 bl 10 10-12 th 20
1-3 th 17 13-15 th 30
4-6 th 20 16-18 th 30
7-9 th 20 19-29 th 30
30-49 th 30
Pria : 50-64 th 30
10-12 th 20 ≥ 65 th 30
13-15 th 30
16-18 th 30 Hamil : +5
19-29 th 30
30-49 th 30 Menyusui :
50-64 th 30 0-6 bl + 10
≥ 65 th 30 7-12 bl + 10

Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004


*Angka Kecukupan Selenium
·           Sumber Selenium
Sumber utama selenium adalah makanan laut, hati, dan
ginjal. Daging dan unggas juga merupakan sumber selenium yang
baik. Kendungan selenium dalam serealia, biji-bijian, dan kacang-
kacangan bergantung pada kondisi tanah tempat tumbuhnya
bahan makanan tersebut. Kandungan selenium pada sayur dan

41
buah tergolong rendah. Daftar komposisi bahan makanan belum
memuat kandungan selenium bahan makanan.
·           Akibat Kekurangan Selenium
Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang
dikonsumsi belum banyak diketahui. Pada tahu 1979 para ahli
dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium tubuh
dengan penyakit Keshan, dimana terjadi kardiomiopati atau
degenerasi otot jantung yang terutama terlihat pada anak-anak dan
perempuan dewasa (Keshan adalah sebuah propinsi di Cina).
Penyakit Keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku,
pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti oleh
osteoarthritis secara umum, yang terutama dirasakan pada siku,
lutut, dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat makanan
parenteral total yang pada umumnya tidak mengandung selenium
menunjukkan aktivitas glutation peroksidase rendah dan kadar
selenium dalam plasma dan sel darah merah yang rendah.
Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi
kardiomiopati. Pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma
yang rendah. Kekurangan selenium dan vitamin E juga
dihubungkan dengan penyakit jantung.
·           Akibat Kelebihan Selenium
Dosis tinggi selenium (> 1 mg sehari) menyebabkan
muntah-muntah, diare, rambut dan kuku rontok, serta luka pada
kulit dan system saraf. Kecenderungan menggunakan suplemen
selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-
hati, jangan sampai terjadi dosis berlebihan.
h. Molibden (Mo)
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain
xantin oksidase, sulfat oksidase, dan aldehid oksidase yang
mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi aldehid
purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan

42
dalam pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis
pembentukan sulfat dari sulfit. Absorpsi molibden sangat efektif
(kurang lebih 80%). Molibden dalam jumlah berlebihan
menghambat absorpsi tembaga. Akibat kekurangan molibden
karena makanan belum pernah terlihat. Molibden terdapat dalam
jumlah sedikit sekali dalam tubuh, segera diabsorpsi dari saluran
cerna, dan diekskresi melalui urin. Kekurangan molibden pernah
terlihat pada pasien yang mendapat makanan parental total.
Gejalanya adalah mudah tersinggung, pikiran kacau, peningkatan
laju pernapasan dan denyut jantung yang dapat berakhir dengan
pingsan.
·           Sumber Molibden
Nilai molibden dalam makanan bergantung pada lingkungan
dimana makanan tersebut ditanam. Sumber utama adalah susu, hati,
serealia utuh dan kacang-kacangan. Konsumsi yang dianggap aman
adalah sebanyak 75-250 µg sehari untuk orang dewasa dan 15-20
µg sehari untuk anak-anak. Konsumsi berlebihan dihubungkan
dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai peningkatan nilai
molibden, asam urat dan oksidase xantin di dalam darah. Konsumsi
sampai 0,54 mg sehari dapat menyebabkan kehilangan tembaga
melalui urin.

i. Fluor (F)
Fluor terdapat di dalam tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan. Hanya sedikit sekali ada di dalam tubuh manusia, namun
peranannya penting.
·           Fungsi Fluor
Fluor dianggap zat gizi esensial karena peranannya
dalam mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat
gigi dan tulang dibentuk, pertama terbentuk Kristal
hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian

43
fluor akan menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal
tersebut dan membentuk fluoroapatit. Pembentukan fluoroapatit
ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.
·           Fluorodisasi dan Karies Gigi
Kekurangan fluor akan menyebabkan kerusakan
gigi/karies gigi. Melalui fluorodisasi air minum, masyarakat
terutama anak-anak akan terlindung dari karies gigi ini.
Penambahan fluoride pada pasta gigi juga melindungi
masyarakat terhadap karies gigi.
·           Fluorodisasi dan Osteoporosis
Fluor diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang
keropos) pada orang dewasa dan orangtua. Angka kecukupan
fluor sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (2004) dapat dilihat pada Tabel 11.9.

Tabel 11.9 Angka kecukupan fluor yang dianjurkan


Golongan AKF* Golongan AKF*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bl 0,01 Wanita :
7-11 bl 0,4 10-12 th 1,9
1-3 th 0,6 13-15 th 2,4
4-6 th 0,9 16-18 th 2,5
7-9 th 1,2 19-29 th 2,5
30-49 th 2,7
Pria : 50-64 th 2,7
10-12 th 1,7 ≥ 65 th 2,7
13-15 th 2,4
16-18 th 2,7 Hamil : +0
19-29 th 3,0
30-49 th 3,1 Menyusui :
50-64 th 3,1 0-6 bl +0
≥ 65 th 3,1 7-12 bl +0

Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004


*Angka Kecukupan Fluor

44
·           Akibat Kekurangan Fluor
Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum
kurang mengandung fluor. Akibatnya adalah kerusakan gigi
dan keropos tulang pada orangtua.
·           Akibat Kelebihan Fluor
Kelebihan fluor dapat menyebabkan keracunan. Hal ini
baru terjadi pada dosis sangat tinggi atau setelah bertahun-
tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg
sehari. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi
menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di daerah dada, gatal,
dan muntah.
·           Konsumsi Fluor
Makanan sehari-hari mengandung fluor, namun sumber
utama adalah air minum. Konsumsi fluor yang dianggap cukup
dan aman adalah 1,5-4,0 mg/sehari. Hendaknya air minum
mengalami fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian fluor/1
juta bagian air (1 ppm), yang berarti 1 mg/L air. Air yang
diperoleh melalui Perusahaan Air Minum (PAM) sudah
difluorodisasi.
j. Kobal (Co)
Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin
B12. Plasma darah mengandung kurang lebih 1 µg kobal/100 ml.
·           Absorpsi dan Ekskresi Kobal
                  Absorpsi kobal terjadi pada bagian atas usus halus
mengikuti mekanisme absorpsi besi. Absorpsi meningkat bila
konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal
dilakukan melalui urin, selebihnya melalui feses dan keringat.
·           Fungsi Kobal
Akan komponen vitamin B12 (kobalamin). Vitamin ini
diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan

45
menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga berperan
dalam fungsi berbagai enzim.
·           Sumber Kobal
Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12. Hewan
memamah biak memperoleh kobalamin melalui hubungan
simbiosis dengan mikroorganisme dalam saluran cerna.
Manusia tidak dapat melakukan simbiosis ini, sehingga harus
memperoleh kobalamin dari makanan hewani seperti hati,
ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung sedikit kobal,
bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya.
Pengikut vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu
berhati-hati terhadap kemungkinan kekurangan vitamin B12.

·         Mikro Mineral Lain : Kebutuhan Belum Ditetapkan


Kegunaan mineral mikro lain untuk manusia belum
diketahui dengan pasti.   Pengetahuan yang ada banyak diperoleh
dari hasil penelitian dengan hewan.
 Silicon (Si)
Silicon baru dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20
tahun lalu. Konsentrasi tertinggi terdapat dalam epidermis
dan jaringan ikat. Silicon berperan dalam memulai
klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesis kolagen.
Silicon diabsorpsi dalam bentuk asam silikat dan diekskresi
melalui urin. Konsentrasi rata-rata dalam plasma adalah 0,5
µg/liter. Silicon terutama terdapat dalam makanan nabati
terutama biji-bijian dan serealia utuh. Bir mengandung
silicon dalam konsentrasi tinggi.
 Vanadium (Va)
Vanadium berasal dari nama dewi Skandinavia yang
menggambarkan kecantikan, kemudaan, dan kekemilauan.
Vanadium diduga berperan dalam fungsi enzim-enzim yang

46
berkaitan dengan fosforilasi. Vanadium diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tulang serta untuk
reproduksi normal. Sumber baik vanadium adalah serealia
dan hasilnya. Daging, ikan, dan unggas merupaka sumber
yang sedang.
 Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap
sebagai kontaminasi lingkungan. Belakangan terbukti
bahwa timah pada tikus meningkatkan pertumbuhan. Timah
cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya
karbon. Timah mempunyai pengaruh induksi terhadap
enzim oksigenase hem, yang menyebabkan pemecahan hem
dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung
pada hem.
 Nikel (Ni)
Nikel pada tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi
esensial untuk ayam, tikus, dan kambing. Nikel terdapat di
dalam DNA dan RNA. Fungsinya mungkin menstabilisasi
struktur asam nukleat dan protei atau sebagai kofaktor atau
komponen structural berbagai enzim. Kekurangan nikel
dapat menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh lain.
Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan, serealia, dan
produk serealia. Makanan hewani hanya sedikit
mengandung nikel.
 Arsen (As) dan Boron ( Bo)
Arsen diduga merupakan zat gizi esensial lain.
Kebenarannya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian pada tikus dan anjing percobaan menunjukkan
bahwa boro berpengaruh terhadap metabolism mineral
makro. Suplementasi boron pada perempuan sesudah

47
menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium dan
demineralisasi tulang.
Mineral mikro lain yang masih memerlukan pembuktian
tentang kegunaannya adalah Perak (Ag), Merkuri (Hg),
Stanum (Sn), Barium (Ba), Kadmium (Cd), dan Arsen (As).

48
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Strategi promosi kesehatan adalah untuk mewujudkan atau mencapai
visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara
dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni  cara
bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatantersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan
dalam peningkatan kesmas, sbb:
a.     Masalah kesehatan sangat komplek sehingga penyelesaiannya
memerlukan peran aktif tidak hanya sektor kesehatan saja. Tingkat
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis ditingkat mikro
tetapi lebih ditentukan oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, politik
ditingkat makro secara menyeluruh.
b.     Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan
langkah-langkah kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin
yg dapat mengubah sosial determinan tersebut.
Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat
perlu mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis
yg lebih besar di masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan
lingkungan fisik yg menguntungkan bagi tingkat kesehatan masyarakat yang
tinggi dan berkeadilan.

3.2    Saran
Dalam pembuatannya, masih banyak terdapat kekeliruan pada
makalah ini. Oleh karena itu, perlu diadakan koreksi agar dalam pembuatan
makalah yang akan datang lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan
pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.

49
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan, diakses Sabtu, 26 september


2020, pukul 08.10 WIB

http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi,
diakses Sabtu, 26 september 2020, pukul 09.15 WIB

http://nasirululum8.blogspot.com/2015/11/makalah-strategi-promosi-
kesehatan.html,diakses Sabtu, 26 september 2020, pukul 09.30 WIB

50

Anda mungkin juga menyukai