Proses Adaptasi Ibu Vita
Proses Adaptasi Ibu Vita
berikutnya. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbukan untuk bimbingan dan pembelajaran.
Pengawasan asuhan post partum sangat diperlukan pada masa nifas yang tujunnya menjaga
kesehatan ibu dan bayinya. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Hal – hal yang
dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
1. Fase taking in
2. Fase taking hold
3. Fase letting go
Fase Taking - In
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian
terhadap dirinya sendiri, sehingga cenderun pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan
yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur dan kelelahan. Hal
yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat yang cukup, komunikasi yang baik dan
asupan nutrsi.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
1. Kekecewaan pada bayinya
2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3. Rasa bersalah karene belum bisa menyusui bayinya
4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya
Taking Hold
Berlangsung 3-10 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi
sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi
kritikan yang dialami ibu.
Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan dirinya dan bayinya. Ibu akan percaya diri pada
peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayinya. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu
untuk menjaga kondisi fisiknya.
Hal yang harus dipenuhi selama masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Fisik, istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
2. Psikologi, dukungan keluarga sangat diperlukan
3. Sosial, perhatian, rasa kasih saying, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu
merasa kesepian.
4. Psikososial
Depresi berat
Depresi berat disebut juga dengan syndrome depresif non psikotik pada kehemilan sampai
beberapa minggu/bulan setelah kelahiran. Gejala – gejala depresiberat antara lain:
1. Perubahan mood
2. Gangguan tidur dan pola makan
3. Perubahan mental dan libido
4. Pobhia, ketakutan, menyakiti diri sendiri atau bayinya
Tahap-tahap berduda
1. Syok
2. Berduka
3. Resolusi
Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan
meliputi penyangkalan ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri)
tidak rasional, bermusuhan kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan
mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustrasi, memberontak dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinik:
1. Gel distress somatic yang berlangsung selama 20-60 menit
2. Menghela napas panjang
3. Penurunan berat badan
4. Penampilan kurus dan tampak lesu
5. Rasa penuh ditenggorokan, terdesak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran internal.
6. Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai
Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan terhadap realitas
yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan
diri dengan lingkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan
penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya
deformitas.
Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan
dalam ingatan setiap hari, Setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Eksporesi emosi yang
penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang
umum. Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat individu terus,
melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangan secara bertahap menjadi ansietas terhadap
masa depan.
Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka
menrima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara
penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang
bermakna.
Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau berduka meliputi:
1. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal.
2. Depresi agitasi, kondisi psikosomatik , mengalami gejala penyakit menular atau terakhir
yang diderita orang yang menunggal.
3. Aktivitas yang merusak neberadaan sosial ekonomi individu.
4. Mengalami kehilangan pola interaksi social.
Tanggung jawab bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut dengan
orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk
pengungkapan emosi beruka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat
dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati (2008) Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta Mitra Cendana
Angraini Yetti (2010) Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
Bahiyatum (2009) Asuhan Kebidanan Nifas : EGC
Bennet and Linda (1999) Myles Texbook for Midwifery,UK London