PENDAHULUAN
3.3 Prosedur
Ditumbuk kencur (Kaempferia galanga) sebanyak 2 kg sampai halus.
Kencur yang sudah ditumbuk halus tadi direndam di air sebanyak5 liter, lalu
ditambahkan 3o gram detergen, dan dua sendok makan minyak tanah, kemudian
didiamkan semalaman. Larutan hasil perendaman disaring dengan kain halus dan
dimasukkan ke dalam hand spray dan siap dipergunakan dengan cara
disemprotkan ke tanaman. Kemudian dilakukan pengamatan dan sambil
disemprotkan ke tanaman selama satu bulan. Kemudian dihitung total jumlah
daun, diamati jumlah daun yang berpenyakit, jumlah daun normal dan diukur
tinggi tanaman.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel data diatas, pada hari pengamatan ke-0 dilakukan perlakuan
penyemprotan pada tanaman dengan tinggi batang 5,5 cm, tinggi tanaman total 58
cm, jumlah daun total 132, jumlah daun normal 45, jumlah daun rusak 87,
panjang daun 7,8 cm, lebar daun 4,5 cm, warna daun hijau, dan penyakit pada
tanaman tersebut yaitu ada bercak kuning kecoklatan dan berlubang.
Menurut HS dkk (2008) menyatakan bahwa jeruk merupakan salah satu
komoditas buah-buahan yang menguntungkan dan berpotensi untuk
dikembangkan di Indonesia pada saat ini dan pada saat mendatang. Terlebih lagi
tanaman jeruk dapat dipanen pada tahun kedua dengan nilai keuntungan usaha
tani yang bervariasi sesuai dengan lokasi dan jenis jeruk yang diusahakan. Dalam
budidaya tanaman jeruk, berbagai hambatan sering dijumpai seperti faktor
lingkungan dan tanah yang kurang mendukung bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman jeruk, serangan hama, dan infeksi patogen. Saat ini di Sulawesi
Tenggara, salah satu permasalahan penting pada budidaya tanaman jeruk adalah
banyaknya tanaman jeruk petani yang terinfeksi oleh patogen yang menyebabkan
penyakit busuk batang diplodia. Penyakit busuk batang diplodia adalah penyakit
yang paling ditakuti oleh petani jeruk.
4.2 Pengamatan Hari ke-3
Dari data di atas dapat dilihat pada hari pengamatan ke-1 dilakukan perlakuan
penyemprotan dengan tinggi batang dan tinggi tanaman yang bertambah, yaitu
tinggi batang 6 cm, tinggi tanaman 61 cm, jumlah daun total 132, jumlah daun
normal 45, jumlah daun rusak 87, panjang daun 7,8 cm, lebar daun 4,5 cm, warna
daun hijau, dan penyakit yaitu ada bercak kuning kecoklatan dan berlubang.
Menurut HS dkk (2008) menyatakan bahwa serangan diplodia basah
mengakibatkan tanaman mengeluarkan blendok berwarna kuning emas dari
batang atau cabang tanaman. Kulit tanaman yang terserang dapat mengering dan
mengelupas, apabila penyakit terus berkembang pada kulit terjadi luka-luka tidak
teratur dan dapat mengembang melingkari batang atau cabang sehingga
menyebabkan kematian cabang atau tanaman. Gejala lain ditandai dengan kulit
batang atau cabang tanaman terserang mengering dan terdapat celahcelah kecil
pada permukaan kulit, sedangkan menurut Dwiatmini menyatakan bahwa
penyakit diplodia kering menyebabkan kulit batang atau cabang tanaman yang
terserang akan mengering dan terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit.
Pada bagian celah-celah kulit terlihat adanya massa spora jamur berwarna putih
atau hitam, selanjutnya kulit yang terserang akan mengering dan mengelupas.
Serangan pada batang utama akan lebih berbahaya dibanding serangan pada
cabang atau ranting. Serangan yang melingkar pada batang utama mengakibatkan
bagian tanaman diatas akan kering atau mati dan berwarna hitam.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Cara pembuatan pestisida alami yaitu ditumbuk 50 buah biji jarak dan
dipanaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan
minyak tanah dan 50 g deterjen lalu diaduk, disaring larutan hasil
perendaman, tambahkan air kembali 10 liter. Kemudian dimasukkan ke dalam
hand spray dan siap dipergunakan dengan cara di semprotkan ke tanaman.
Kemudian dilakukan pengamatan dan sambil disemprotkan ke tanaman
selama beberapa kali. Kemudian diamati jumlah daun yang rusak, jumlah
daun normal, warna daun, penyakit pada tanaman dan dihitung tinggi batang,
tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun.
b. Tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida alami antara lain
adalah: Aglaia (Aglaia odorata), Babadotan (Ageratum conyzoides),
Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus), Bitung (Barringtonia acutangula),
Jeringau (Acorus calamus), Saga (Abrus precatorius), Serai (Andropogon
nardus), Sirsak (Annona muricata), Srikaya (Annona squamosa), Gadung
racun (Dioscorea hispida), Mimba (Azadirachta indica), Tembakau
(Nicotiana tabacum), Jarak (Ricinus communis), Kecubung (Datura patula),
Sirih (Piper betle) dan lain sebagainya.
c. Dari data yang di dapat, dapat diketahui seberapa besar kemampuan biji jarak
sebagai pestisida alami, yaitu ekstrak biji jarak belum mampu mengurangi
jumlah daun rusak atau terinfeksi.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah:
a. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya jumlah sampel biji jarak yang
dijadikan pestisida alami ditambah, agar kemampuan ekstrak biji jarak untuk
mengendalikan hama semakin maksimal.
b. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya pembuatan pestisida dilakukan sesuai
dengan prosedur agar hasil yang didapat lebih bagus.
c. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya sampel yang akan digunakan lebih
bervariasi lagi, agar kita tahu seberapa banyak jenis tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai pestisida alami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Foto Alat
3. Foto Kerja
4. Foto Hasil