Anda di halaman 1dari 17

Apriana Masuari

Welcome to my blog ^_^


SELASA, 18 APRIL 2017

MAKALAH "PENDEKATAN KETERAMPILAN


PROSES"

MAKALAH PENDEKATAN & MODEL PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA  SD

“PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES”

Dosen Pengampu : Muhammad Agil, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

Apriana                                                          (A 401 14 047)

Nani Puspa Pitansi                                        (A 401 14 059)

Siska Noveta                                                  (A 401 14 073)

Aan Hardiana                                                (A 401 14 060)

Visha Della                                                    (A 401 14 075)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017

KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendekatan
Keterampilan Proses, ”ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterima kasih pada Pak Agil selaku Dosen mata kuliah Pendekatan dan Model Pembelajaran
Bahasa Indonesia SDyang telah memberikan tugas ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Palu, 05 Maret 2017


Kelompok II

DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................................    

Kata Pengantar................................................................................................................    

Daftar Isi..........................................................................................................................     

Bab I pendahuluan

1.1  Latar Belakang...........................................................................................................       1
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................................       1
1.3  Tujuan Penulisan........................................................................................................       2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Pendekatan Keterampilan proses.................................................................   3

2.2 Tujuan Pendekatan Keterampilan proses......................................................................  3

2.3 Ciri-ciri Pendekatan Keterampilan proses ....................................................................  4

2.4 Jenis-jenis Pendekatan Keterampilan proses.................................................................   4

2.5 Model-model Mengajar dalam Pendekatan Keterampilan proses.................................   7

2.6 Alasan Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan proses......................................   9

2.7 Pendekatan Keterampilan proses dan langkah- langkah Pelaksanaannya.....................   10

2.8 Pendekatan Keterampilan proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia....................  11

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................      13

3.2 Saran............................................................................................................................     13
Daftar Pustaka................................................................................................................      14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang
siswa untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai orang
yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan
strategi yang informasi saja. Sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak
dibiasakan untuk mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. hal ini
di karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang kemudian dihafal
untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang menggerakkan terlaksananya proses belajar
mengajar harusnya menggunakan strategi yang merangsang keaktifan siswa.

Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk
menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar
mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu
pada diri peserta didik tersebut.Guru harusnya melihat cara-cara pemberian informasi dan suasana
interaksi dalam proses belajar mengajar. Seperti melakukan pengajaran dengan cara melihat,
mendengar dan memperhatikan guru, kemudian melakukan apa yang diperintahkan guru dalam
membimbing siswa itu untuk aktif belajar.

1.2 Rumusan Masalah

            Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Apa itu yang dimaksud dengan Pendekatan Keterampilan Proses ?

2.      Apa tujuan dari Pendekata Keterampilan Proses ?


3.      Bagaimanakah ciri-ciri Pendekatan Keterampilan Proses ?

4.      Apa sajakah jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses ?

5.      Apa sajakah model-model dalam Pedekatan Keterampilan Proses ?

6.      Apa alasannya sehingga perlu diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses ?

7.      Bagaimanakah langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan Proses ?

8.      Bagaimanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

            Selain untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Pendekatan dan Model Pembelajaran
Bahasa Indonesia SD, tujuan penulisan dalam makalah ini juga untuk mengetahui:

1.      Apa itu pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses.

2.      Apa tujuan dari Pendekatan Keterampilan Proses.

3.      Bagaimanakah ciri- ciri dari Pendekatan Keterampilan Proses.

4.      Apa sajakah jenis-jenis dari Pendekatan Keterampilan Proses.

5.      Apa sajakah model-model mengajar dalam Pendekatan Keterampilan Proses.

6.      Apa alasan perlunya penerapan Pendekatan Keterampilan Proses.

7.      Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan dari Pendekatan Keterampilan Proses.

8.      Bagamanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses merupakan belajar-mengajar yang mengarah kepada


pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan
yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri
peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang
bermanfaat baik berupa fakta konsep maupun pengembangan sikap dan nilai.

Sejalan dengan asumsi diatas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai suatu proses yang
harus dialami oleh setiap peserta didik atau siswa. Belajar-mengajar tidak hanya menekankan
kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu,
untuk memenuhi hal tersebut, pendekatan belajar mengajar yang harus digunakan adalah
pendekatan keterampilan proses. Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses ini,
maka siswa berperan sebagai subyek dalam belajar. Ia bukan sekedar penerima informasi, tetapi
sebaliknya sebagai pencari informasi. Oleh karena itu, siswa harus aktif dan terampil untuk mampu
mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau pengalamannya.

Beberapa keunggulan dari pendekatan keterampilan proses ini adalah sebagai berikut:

1.      Siswa terlibat langsung pada objek nyata sehingga pemahaman siswa terhadap konsep mata
pelajaran akan semakin mudah.

2.      Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.

3.      Siswa akan menjadi lebih kritis.

4.      Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

2.2   Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses


Pengembangan pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting
untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pembelajaran akan lebih mudah
dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut. Selain itu
tujuan pendekatan keterampilan proses ini adalah:

1.      Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipacu untuk
senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

2.      Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena hakikatnya
siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.

3.      Untuk mengembangkan pengatahuan teori dengan kenyataan hidup masyarakat sehingga antara
teori dengan kenyataan hidup akan serasi.

4.      Sebagai persiapan dan latihan dalam mengahadapi kenyataan hidup dalam masyarakat sebab siswa
telah dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.

5.      Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan.

2.3 Cici – ciri Pendekatan Keterampilan Proses

Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana
siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga dapat ditemukan penyelesaian dari
masalah tersebut. Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh
dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh
dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.

2.4 Jenis-jenis Keterampilan Proses

Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai
keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a.      Keterampilan proses dasar (basic skill)

Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi,


klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut:

Observasi

Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang fantastis. Manusia
mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan melibatkan indera penglihat, pembau,
pengecap, peraba, pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa
tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan
paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan
peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-
tanggapan terhadap objek yang diamati.

2.      Klasifikasi

Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih
mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan berbagai jenis golongan.
Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek
berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan
atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

3.       Komunikasi

Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar
untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan sesuatu secara lisan maupun tulisan
termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaikan dan memperoleh
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual
(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel, garfik, bagan, lambang-lambang,
diagaram, demontrasi visual.

4.      Pengukuran

Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan dalam menggunakan alat dalam
memperoleh data dapat disebut pengukuran.

5.      Prediksi

Predeksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi, berdasarkan gejala yang ada.
Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan kita untuk mengenal pola dan untuk memprediksi
terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002: 144) menyatakan
bahwa memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala
hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan
tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.

6.      Inferensi

Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai suatu keterampilan
untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang
diketahui.
b.      Keterampilan terintegrasi (integarted skill).

Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses


dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik,
diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.
Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.

1.       Identifikasi Variabel

Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.Dalam
penyelidikan ilmiah para ilmuan sering mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.

2.      Tabulasi

Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan


hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur yang tersedia).

3.       Grafik

Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan.

4.      Deskripsi hubungan variabel

Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan


perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-anak
dalam mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan
lebih cepat tumbuh.

5.      Perolehan dan proses data

Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data. Data yang
dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan disajikan
dalam bentuk grafik, tabel, histogram, atau diagram.

6.       Analisis penyelidikan

Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya


permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-
prinsip dasar.

7.      Hipotesis

Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis menyatakan hubungan antara dua


variabel atau mengajukan perkiraan penyebab suatu terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara
melakukan pemecahan masalah.

8.      Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan
berdasarkan pengamatan dan penalaran.

Keterampilan proses seperti yang diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang
harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini
bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik
keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di
atas.

Keterampilan memperoleh pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya
pikir dan daya kreasi merupakan indikator perkembangan kognitif. Para ahli psikologi pendidikan
menemukan bahwa pekembangan kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan informasi atau
kepingan perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan pembentukan oleh anak suatu
kerangka atau jaringan mental untuk memahami lingkungan.

2.5 Model-Model Mengajar Dalam PKP

Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur pembelajaran yang
dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-model tersebut sebagai berikut:

a.  Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)

Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan
konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah : mengingat,
mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Kegiatan belajar siswa yang
dikembangkan menjadi tiga kegiatan yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat, kegiatan kerja.

b.  Model mengajar pemecahan masalah (permas)

v  Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi, tepat digunakan
untuk mengajarkan konsep dan prinsip.

v  Penyusunan satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu diperhatikan adalah
menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar.

c.  Model mengajar induktif

1.      Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir induktif yaitu menarik
kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum.

2.       Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:


v  Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran

v  Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar dan keterampilan proses

v  Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi, fakta, peristiwa, gejala yang akan diamati oleh siswa dan
topik atau masalah yang akan didiskusikan

v  Urutan belajar siswa, menerima informasi, kekunjungan lapangan atau laboraturium kediskusikan
kelompok ke melaporkan hasil diskusikan oleh kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan
diskusi kelas

v  Penilaian : penilaian proses selama kegiatan berlangsung dan penilaian hasil belajar setelah pelajaran
selesai

d.  Model mengajar deduktif

v  Pola belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik kesimpulan dari
pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori menjadi fakta.

v  Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari pembahasan konsep dan prinsip menuju
pembuktian empiris di lapangan atau laboraturium

e.  Model mengajar gabungan deduktif induktif

v  Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu proses pembelajaran. Tahap
pertama menggunakan pendekatan deduktif, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif.

a.       Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoritis, berdasarkan
prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah,

b.      Pendekatan induktif menekankan kajian bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di laboraturium
atau dengan alat sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah

v  Petunjuk pembuatan satuan pelajaran. KBM yang ada dalam satuan pelajaran harus mangandung:

a.       Penjelasan masalah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang lingkupnya.

b.      Penelaah buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah

c.       Pembahasan atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan ilmiah

d.      Mencari jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep dan prinsip pengetahuan
ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau pengamatan lapangan

e.       Klasifikasi TIK-nya mengandung unsur kognitif tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
2.6 Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses

Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan
pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :

a.       Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa diberi
bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa
tergantung dari guru.

b.      Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep
melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar
nyata.

c.       Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi menggiring anak
untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.

d.      Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat relatif. Suatu
teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya mengandung
kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu
dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah. Dengan perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.

e.       Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta sikap dan nilai
di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 : 15-16).

2.6 Pendekatan Keterampilan Proses dan Langkah-Langkah Pelaksanaannya

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 1992: 16) Pengajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau
fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok
permasalahan. Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam
rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.

b. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.

c. Menginterpretasikan atau menafsirkan data

Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau


penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik,
diagram.

d. Meramalkan (memprediksi)

Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan
kejadian yang belum diamati atau kejadian yangakan datang. Ramalan berbeda dari terkaan,
ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui
sedangkanterkaan didasarkan pada hasil pengamatan.

e. Membuat hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan
berbagai hal baru.

f. Mengendalikan variabel

Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variable adalah suatu aktifitas yang
dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari
bagaimana gurumenggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anakmengontrol dan
memperlakukan variabel.

g. Merencanakan penelitian / eksperimen

Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis


yang diajukan sesuai atau tidak.

h. Menyusun kesimpulan sementara

Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.

i. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep

Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah, misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam
mata pelajaran yang lain.
j. Mengkomunikasikan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel
secara lisan maupun tertulis.

            Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan


berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka media serta
sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik PKP berhasil
efektif dan efisien.

2.8 Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

            Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang


memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam
proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan dalam proses belajar-
mengajar yang sesuai dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini
memberikan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta
mengembangkan kompetensi bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa Indonesia.

            Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran saja, melainkan
juga pada pemberian pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan
proses dilaksanakan dengan pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik. Pengaturan
dilakukan sedemikian rupa agar siswa mempunyai keleluasaan gerak, merasa aman, bergembira,
bersemangat, dan bergairah untuk belajar. Dengan kondisi yang demikian, materi yang diberikan
kepada siswa akan mencapai hasil yang maksimal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Pendekatan Keterampilan Proses sebagai pendekatan yang menekankan pada penumbuhan


dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka mampu
memproses informasi sehingga ditemukan  hal-hal baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep
maupun pengembangan sikap dan nilai. Ditinjau dari tujuannya Pendekatan Keterampilan Proses
diharapkan mampu memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, karena pada hakikatnya Keterampilan Proses ini siswa sendirilah yang harus mencari
dan menemukan konsep tersebut.

            Menurut Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002 : 140) bahwa Pendekatan
Keterampilan Proses dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : Keterampilan Proses Dasar (Basic
Skill) dan Keterampilan Terintegrasi (Intergarted Skill).  Adapun beberapa model mengajar dalam
Pendekatan Keterampilan Proses yaitu, Model dengar-lihat-kerjakan (Delikan), model pemecahan
masalah (Permas), model induktif, model deduktif dan model gabungan induktif dan deduktif.

3.2 Saran
            Dalam pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses ini kami sebagai calon guru berharap
agar dalam mengimplementasikan pendekatan ini dibutuhkan peran maksimal dari seorang guru
untuk membuat persiapan yang matang sebelum mengimplementasikannya guna mengkordinir,
memfasilitator serta membimbing peserta didik agar pendekatan ini terlaksana dengan baik dan
tujuan pembelajaran tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar.  Jakarta: DEPDIKBUD.

http://viviarwina.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pendekatan-keterampilan-proses.html(diakses
pada tanggal 05 Maret 2017)

http://makalahpendidikanku.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pendekatan-keterampilan-
proses.html (diakses pada tanggal 05 Maret 2017)

http://gindayinda.blogspot.co.id/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html (diakses pada
tanggal 05 Maret 2017)

Apriana Masuari di 07.02
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda
Lihat versi web
MENGENAI SAYA

Apriana Masuari
saya orang yang simple, lebih suka action daripada teori. menyenangkan apabila ketemu
orang menyenangkan. dan kata orang saya pribadi yang misterius karena susah di tebak.
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai