Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan
oleh komunikator. Pesan mempunyai inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan. Pesan dapat disajikan secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikan akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi. Teknik penyajian pesan dapat secara : verbal atau non verbal Verbal : Lisan atau tulisan Non Verbal : Gestur, kode, warna, lambang, gambar, benda tiruan, dsb.
Penyampaian pesan: secara langsung Secara tidak langsung Bentuk pesan :
Informatif : Bersifat memberikan keterangan-
keterangan (fakta-fakta) kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri-sendiri Persuasif : Berisikan bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan mampu merubah sikap, tetapi perubahannya atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran. Koersif : Penyampaian pesan yang bersifat memaksa dan dengan mengenakan sanksi-sanksi, apabila tidak dilaksanakan. Bentuk ini dapat berupa perintah, instruksi dsb. Pesan yang disampaikan komunikator harus tepat dan mengena pada sasaran/tujuan. Pesan yang mengena harus memenuhi syarat-syarat sbb: 1. Umum : Berisi hal-hal yang umum dipahami oleh audience/khalayak sasaran 2. Jelas dan Gambalang (tidan tersamar) : Artinya tidak bermakna majemuk. Jika menggunakan perumpamaan, hendaklah digunakan perumpamaan yang senyata mungkin, agar tidak ditafsirkan (dipersepsi) menyimpang dari yang kita maksudkan. 3. Bahasa yang jelas : Gunakan bahasa yang jelas dan cocok dengan komunikan, situasi daerah dan kondisi dimana komunikasi berlangsung. Sejauh mungkin hindari menggunakan istilah-istilah asing atau istilah yang tidak dipahami oleh audience/khalayak sasaran. Hati-hati menggunakan istilah bahasa daerah, karena mungkin akan bermakna lain. Gunakan bahasa yang baik dan benar. 4. Positif: Secara kodrati manusia tidak ingin mendengar atau melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan agar diutarakan dalam bentuk positif, agar lebih mendapatkan simpati atau menarik 5. Seimbang. Pesan yang disampaikan hendaknya dirancang tidak bersifat ekstrim dan mempertentangkan dua kutub yang berbeda (misal baik dengan buruk, benar dengan salah, jelek dengan bagus dsb) karena hal seperti ini cenderung ditolak atau tidak diterima oleh komunikan. Hendaknya pesan tersebut dirumuskan seimbang, artinya tidak mengesampingkna kelemahan yang ada, disamping menonjolkan keberhasilan yang telah dicapai. 6. Sesuai dengan keinginan komunikan Isi pesan akan lebih bermakna bagi komunikan apabila sesuai dengan keinginannya. Orang-orang yang menjadi sasaran komunikasi biasanya mempunyai kepentingan/keinginan yang beragam. Dalam hal ini komunikator dapat merancang pesan dengan mempertimbangkan waktu dan tempat. Materi pada musim tanam akan berbeda dengan materi pada musim panen, begitu juga matri untuk petani lahan kering tidak akan sama dengan materi untuk petani pada lahan basah. B. STRUKTUR PESAN (Materi Penyuluhan)
Materi Penyuluhan : adalah segala isi yang terkandung
dalam setiap kegiatan penyuluhan
SYARAT MATERI PENYULUHAN agar dapat diterima,
dimanfaatkan oleh sasaran adalah : 1. Sesuai dg tingkat pengetahuan sasaran, shg dapat dipraktekkan 2. Mengena pada perasaannya, tdk bertentangan secara adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan atau tradisi 3. Memberi/mendatangkan keuntungan ekonomis (berpengaruh positif) 4. Mengesankan dan merangsang sasaran untuk melaksanakan perubahan cara berfikir, cara kerja, cara hidup untuk menuju perkembangan/kemajuan 5. Bersifat praktis dan dapat dilaksanakan oleh sasaran 6. Menggairahkan sehingga sasaran seakan terbujuk untuk selalu mau memperhatikan, menerima, mencoba, dan menerapkan. STRUKTUR MATERI PENYULUHAN
1. PENDAHULUAN (Waktu ± 10% dari yang tersedia),
Meliputi : (a) Motivasi dan menarik perhatian (b) Tujuan (c) Limgkup 2. ISI (Waktu ± 80% dari yang tersedia) Membahas semua yang tertuang dlm lingkup Pembahasan hendaknya : Jelas, menarik, lancar dan tertuju (sistematis) 3. PENUTUP (Waktu ± 10% dari yang tersedia), mencakup: (a) Ringkasan (b) Motivasi kembali (c) Harapan, saran, ajakan
ALAT-ALAT BANTU PENYULUHAN
1. Kertas gambar yang lebar + spidol 2. Benda Nyata/sesungguhnya 3. Benda tiruan (miniatur) 4. Film 5. Slide Projector 6. Overhead Projector (OHP) 7. Papan Tulis + Kapur/spidol 8. Tape Recorder Untuk Meningkatkan Keberhasilan penyuluhan hendaknya memperhatikan prinsip keindraan :
Pembicaraan akan mudah ditangkap
oleh sasaran bila disajikan sedemikian rupa sehingga pendengaran, penglihatan, dan tangan dapat aktif
HASIL PENELITIAN TTG KEBERHASILAN PEMBICARAAN
(Hasmosoewignyo & Attila Garnadi 1962) Hanya mendengar saja : 10 - 15 % Mendengar dan melihat (alat peraga visual) : 55 % Mendengar, melihat dan mengerjakan : 90 %
PROSES BELAJAR MANUSIA
Melalui indera perasa : 1% Melalui indera peraba : 1,5 % Melalui indera pendengar : 11 % Melalui indera penglihat : 83 % INGATAN THD BAHAN SAJIAN (Scony - Amerika) Cara Penyajian 3 Jam 3 hari Hanya menceritakan 70 % 10 % Hanya mempertunjukkan 72 % 20 % Menceritakan dan mempertunjukkan 85 % 65 %