1 SM PDF
1 SM PDF
175–184
ISSN 1411-1438 print / ISSN 2338-8234 online
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari analisis fundamental, teknikal, dan faktor ma-
kroekonomi terhadap harga saham sektor pertanian. Metode yang digunakan adalah metode regresi panel de-
ngan lama penelitian antara bulan Februari 2013 sampai dengan April 2013. Hasil penelitian menunjukan
bahwa faktor Book Value per Share (BVS), Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), tren har-
ga saham, BI rate, harga minyak dunia, dan kurs rupiah memberikan pengaruh signifikan terhadap harga sa-
ham sektor pertanian pada level 1%.
Kata Kunci: Harga Saham Sektor Pertanian, Faktor Fundamental, Faktor Teknikal, Faktor Makroekonomi
Abstract
This study aimed to determine the effect of fundamental analysis, technical and macroeconomic factors
on agricultural sector stock prices. The method used was panel data regression with time period between Fe-
bruary 2013 to April 2013. The results of this study indicated that factors Book Value per Share (BVS), Price
to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), stock price tren, BI rate, world oil prices, and exchange
rate has significant impact on the agricultural sector stock price at the level of 1%.
Keywords: Agricultural Sector Stock Price, Fundamental Factor, Technical Factor, Macroeconomic Fac-
tor
175
176 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 175–184
Tabel 1. Perubahan Harga Saham Setiap Sektor dan IHSG Periode 2005–2011
Tahun
Sektor Usaha
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian, Peternakan Kehu- - 146,9% 126,09% -150,68% 90,81% 30,30% 22%
tanan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian - 54,4% 250,41% -256,36% 151,06% 48,59% 14,93%
Industri Dasar dan Kimia - 41,1% 61,83% -70,06% 102,93% 41,37% 49,04%
Aneka Industri - 38,8% 68,01% -92,36% 179,84% 60,78% 117,99%
Barang Konsumsi - 39,8% 11,10% -27,82% 105,39% 63,06% 96,03%
Properti dan Real Estate - 91,7% 104,87% -120,67% 41,85% 38,35% 56,17%
Transportasi dan Infrastruktur - 63,2% 13,28% -49,73% 48,57% 12,45% -3,99
Keuangan - 57,1% 26,14% -40,78% 70,94% 54,82% 63,15%
Perdagangan Jasa & Investasi - 40,2% 42,59% -88,67% 85,91% 71,92% 111,12%
Manufaktur - 39,9% 41,49% -58,44% 123,65% 55,60% 87,60%
IHSG - 55,3% 52,08% -77,01 86,98% 46,13% 3,20%
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011b
H0b: Tidak ada pengaruh yang signifikan analsis tek- Data sekunder kedua berupa data harga saham
nikal (Tren Harga Saham) terhadap harga saham closing price setiap triwulan yang didapat dengan
sektor pertanian. mengunduh melalui website www.idx.co.id dan
H1b: Ada pengaruh yang signifikan antara analsis www.duniainvestasi.com. Data sekunder yang ter-
teknikal (Tren Harga Saham) terhadap harga akhir adalah data ekonomi makro yaitu harga minyak
saham sektor pertanian. dunia yang didapat melalui website www.economa
H0c: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara gic.com, kurs rupiah melaui website www.ortax.org
faktor makroekonomi (BI rate, harga minyak dan suku bunga Bank Indonesia melalui website
dunia, dan kurs rupiah) terhadap harga saham www.bi.go.id.
sektor pertanian.
H1c: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor Metode Pengumpulan Data
makroekonomi (BI rate, harga minyak dunia,
dan kurs rupiah) terhadap harga saham sektor Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-
pertanian. dokumen yang ada dan melalui media online yang
mendukung penelitian ini. Dalam rangka pengumpul-
METODE PENELITIAN an data penulis menggunakan metode riset pustaka
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk men-
Desain Penelitian dapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cara
mempelajari buku-buku atau literatur yang ber-
Pengambilan dan pengumpulan data yang akan hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas
digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan di dalam penelitian ini.
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian akan dilaku- Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
kan dari bulan Februari 2013–April 2013. Dalam
rangka pengumpulan data penulis menggunakan Menurut Sugiyono (2008), analisis deskriptif
metode riset pustaka yaitu metode penelitian yang adalah salah satu metode yang dilakukan untuk
digunakan untuk mendapatkan informasi yang di- menganalisa data dengan mengumpulkan data-data
butuhkan dengan cara mempelajari buku-buku atau yang sesuai dengan sebenarnya, kemudian data-data
literatur yang berhubungan dengan permasalahan tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat
yang akan dibahas dalam penelitian ini memberikan gambaran masalah yang ada. Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang ini akan menggunakan software Eviews 6 dan Micro-
diperoleh dari perusahaan sektor pertanian yang soft Excel untuk pengolahan dan analisis data.
sudah go public pada periode 2005–2011. Data
sekunder pada penelitian ini berupa data laporan keu- Tabel 3. Rumus Rasio Keuangan pada Analisis Funda-
angan perusahaan sektor pertanian periode 2005– mental
2011 yang diperoleh dengan mengunjungi BEI dan Alat Analisis Rumus
mengunduh melalui website www.idx.co.id (Bursa Earning Per Share (EPS) Laba Bersih/Jumlah Saham
Efek Indonesia, 2011a & 2011b). Berikut perusahaan Beredar
sektor pertanian yang sudah go public pada periode Price Earning Ratio Harga Pasar saham/Earning
2005–2011. (PER) per Share
Book Value Pershare Total Ekuitas/Jumlah Saham
Tabel 2. Perusahaan yang Go Public dari Sektor (BVP)
Pertanian Periode 2005–2011 Return on Asset (ROA) (Laba Bersih Sebelum Pa-
jak/Total Aset) x 100%
Sektor Usaha Kode Saham Return on Equity (ROE) (Laba Bersih Sebelum Pa-
PT Astra Agro Lestari, Tbk AALI jak/Total Ekuitas) x 100%
Return on Investment Laba Usaha Setelah Pa-
PT PP London Sumatra,Tbk LSIP (ROI) jak/Total Aktiva) x 100%
PT Bakrie Sumatra Plantation,Tbk UNSP Price Book Value (PBV) Harga Pasar Saham/Book
PT Tunas Muda Lampung TBLA Value per Share
PT Smart, Tbk SMAR Debt Equity Ratio (DER) Total Hutang/Total Ekuitas
PT Bumi Teknoultra, Tbk BTEK Sumber: Fakhruddin & Hendy, 2008
PT Cipendawa Tbk CPDW
PT Dharma Samudra Fishing,Tbk DSFI Tren merupakan salah satu indikator yang
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011a penting dalam melakukan analisis teknikal karena tu-
Artha: Analisis Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham 179
juan analisis teknikal adalah untuk mendapatkan indi- dasarkan Tabel 4 yang menyajikan hasil perhitungan
kasi apakah tren harga itu berakhir, berlanjut, dan ber- uji chow maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu
balik arah. Dalam penelitian ini lebih melihat bagai- dalam penelitian ini pendekatan Fixed Effect (FEM)
mana pergerakan tren saham sektor pertanian dalam lebih baik daripada pendekatan model dengan PLS.
tiga bulan terakhir apakah saham tersebut naik, turun, FEM merupakan pendekatan yang memasukkan
atau tetap setiap pergerakan akan diberikan nilai se- variabel boneka untuk menghindari kolinearitas
bagai penanda naik turunnya suatu harga saham sempurna antar variabel sedangkan PLS adalah
untuk naik diberi angka 1, turun diberi angka -1 dan restricted model. Model ini menerapkan intercept
tetap diberi angka 0. yang sama untuk seluruh individu. Namun adanya
Dalam penelitian ini akan dilihat indikator- variabel dummy ini dapat mengurangi banyaknya de-
rajat bebas yang dapat mempengaruhi koefisien dari
indikator dari faktor-faktor makro ekonomi yang
parameter yang diestimasi.
paling berpengaruh terhadap harga saham. Setelah di-
tinjau penelitian ini memilih faktor BI rate yang
Analisis Model Regresi Panel
dikeluarkan Bank Indonesia, kurs rupiah terhadap
dollar dan harga minyak dunia sebagai faktor-faktor Berdasarkan hasil uji chow yang memilih model
makroekonomi yang nantinya akan dilihat pengaruh- LSDV/FEM sebagai model terbaik berikut hasil dari
nya terhadap harga saham. Ada tiga pendekatan yang model LSDV/FEM.
dilakukan dalam menganalisa model panel data yaitu Hasil analisis regresi di atas menunjukkan bah-
pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), wa faktor Book Value per share (BVS), Price Book
pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan Value (PBV), Debt Equity Ratio (DER), tren harga
efek acak (random effect). saham, BI rate, harga minyak dunia, dan kurs rupiah
Model persamaan yang digunakan dalam per- secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap
samaan adalah sebagai berikut: harga saham sektor pertanian sementara faktor Earn-
ing Per Share (EPS), Price Earning Rasio (PER), Re-
Yit 0 1 X (1)it 2 X (2)it 3 X (3)it 4 X (4)it 5 X (5)it 6 X (6)it
turn on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) ti-
7 X (7)it 8 X (8)it 9 X (9)it 10 X (10)it 11 X (11)it 12 X (12)it it dak memberikan pengaruh terhadap harga saham sek-
Dengan: tor pertanian. Harga saham dilihat dari harga penutup-
Yit = Harga Saham Perusahaan Sektor Pertanian; X1 = an setiap triwulan dalam model disimbolkan dengan
Earning Per Share (EPS); X2 = Book Value Pershare variabel Y. Banyaknya cross section (i) adalah dela-
(BVS); X3 = Price Earning Ratio (PER); X4 = Return pan perusahaan dan data time series adalah tujuh ta-
on Asset (ROA); X5 = Return on Equity (ROE); X6 = hun.
Price Book Value (PBV); X7 = Debt Equity Ratio Yit= 7.08 – 5,95 EPSit + 0,0001 BVS(it) – 1,13 PERit+
(DER); X8 = Tren Harga Saham; X9 = BI rate; X10 = 4,87 ROAit + 0,0002 ROEit + 0,12 PBV(IT) – 0,03
Harga minyak dunia; X11 = Kurs rupiah; X12 = Varia- DER(it) + 0,06 Trend Saham(it) – 0,03 Bi Rate(it)
bel dummy; krisis ekonomi saham i triwulan t. + 0,002 Minyak Dunia(it) – 9,33 Kurs Rupiah(it)
Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu + it
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. Nilai R² menunjukkan bahwa variabel X mampu
menjelaskan pengaruhnya terhadap Y sebesar 99,30%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sedang sisanya 0,70% dijelaskan oleh faktor lain
selain X (dan tidak dimasukan ke dalam persamaan di
Uji Chow atas). Variabel Book Value Per share (BVS), Price
Book Value (PBV), Debt Equity Ratio (DER), tren
Data yang digunakan dalam penelitian ini me- harga saham, BI rate, harga minyak dunia, dan kurs
rupakan data yang stasioner dan menyebar normal. rupiah berpengaruh signifikan pada level 1%.
Data merupakan data unbalance karena ada beberapa
data perusahaan yang tidak tersedia di sumber data. Analisis Pengujian Asumsi Klasik Model Regresi
Panel
Tabel 4. Hasil Uji Chow
Uji Normalitas
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 3,639425 (7,195) 0,0010 Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan un-
tuk mengetahui apakah data yang diteliti dalam pene-
Nilai p (0,0010) < alpha 5% maka tolak H0, litian ini berdistribusi normal atau tidak. Model regre-
artinya model yang terbaik adalah Least Squares si yang baik adalah model yang memiliki data yang
Dummy Variable (LSDV)/Fixed Effect (FEM). Ber- terdistribusi secara normal.
180 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 175–184
16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2005Q2 2011Q4
Observations 216
12
Mean 0.010522
10 Median -0.003544
Maximum 0.878018
8 Minimum -0.725051
Std. Dev. 0.348333
6
Skewness 0.209488
Kurtosis 2.719769
4
Jarque-Bera 2.286636
2
Probability 0.318760
0
-0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75
Dapat disimpulkan bahwa Nilai p (0,318760) > Penelitian ini menunjukkan bahwa antar variabel
alpha 5% maka terima H0 artinya residual menyebar tidak memiliki koefisien yang cukup besar. Uji multi-
normal. Semua data yang tersedia dalam penelitian ini kolinieritas untuk data panel dihitung berdasarkan
terdistribusi secara normal. matrik data rata-rata setiap panel (perusahaan) pada
deret waktu 2005–2011. Dapat disimpulkan menurut
Uji Multikolinearitas
uji Klein, jika nilai R2 > dari nilai korelasi antar
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubung- peubah independen dalam hal ini 99,30% > 80,2%
an linier antar variabel independen yang ditandai R² maka dapat dikatakan tidak terdapat multikolinieritas.
yang tinggi tetapi banyak variabel independen yang
tidak signifikan. Nilai Adjusted R² yang cukup tinggi Uji Heteroskedastisitas
disertai dengan banyaknya variabel yang signifikan
menunjukkan tidak terdapat multikolinearitas dalam Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
model. apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak-
Artha: Analisis Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham 181
samaan varians dari residual suatu pengamatan ke pe- 2007 rata-rata perusahaan sektor pertanian mengalami
ngamatan lain. Jika varians dari residual suatu pe- lonjakan kenaikan pada harga saham namun kenaikan
ngamatan ke pengamatan yang lain tetap maka di- tersebut tidak dapat bertahan pada tahun 2008. Krisis
sebut homokedastisitas jika varians berbeda disebut global menyebabkan volume perdagangan pada peru-
heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah sahaan sektor pertanian.
tidak terjadi heterokedastisitas atau disebut Nilai sum
square resid weighted (7,499979) < sum square resid
unweighted (7,937883) tidak ada heteroskedastisitas
artinya model regresi ini homoskedastisitas.
Uji Autokorelasi
mengakibatkan turunnya nilai mata uang rupiah, las US dollar dapat menjelaskan pengaruh yang ditun-
sehingga daya tukarnya terhadap mata uang asing jukkan oleh perubahan harga saham AALI dalam me-
seperti mata uang US dolar juga ikut melemah pada respon perubahan kurs US dolar. Nilai rasio kewajib-
level Rp11.575 per US dolar pada Maret 2009. an per aktiva valas US dolar pada saham sektor
Posisi harga minyak dunia mencapai nilai pertanian ini memiliki kecenderungan rasio paling
tertinggi pada Juni 2008 mencapai $133.930 per barel besar dalam mempengaruhi perubahan harga saham
ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa di- AALI, BTEK, CPDW, DSFI, LSIP, SMAR, TBLA
karenakan krisis global pada tahun 2008. Meningkat- dan UNSP. Nilai rasio kewajiban per aktiva valas US
nya konsumsi didasarkan pada rendahnya tingkat dolar menunjukkan seberapa besar pendanaan berupa
suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat yang valas US dolar dibiayai oleh aktiva valas US dolar.
mengakibatkan tersedianya sumber pendanaan dengan Dengan meningkatnya nilai kurs US dolar akan
biaya yang murah sehingga mendorong perusahaan menyebabkan jumlah pendanaan dalam bentuk rupiah
untuk melakukan ekspansi bisnisnya, sebab kenaikan yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kewa-
harga minyak didasarkan pada meningkatnya per- jiban valas US dolar menjadi bertambah. Apabila su-
mintaan, bukan berkurangnya penawaran, maka ke- atu perusahaan memiliki rasio kewajiban per aktiva
naikan harga minyak sendiri baik secara langsung valas US dolarnya tinggi maka menunjukkan bahwa
maupun tidak langsung mendorong kenaikan harga peningkatan kewajiban valas US dolar yang terjadi
saham khusnya sektor pertanian. belum diimbangi dengan peningkatan aktiva valas
US dolar yang dimiliki. Hal ini menyebabkan perusa-
Implikasi Manajerial haan tersebut membutuhkan tambahan pendanaan da-
lam bentuk rupiah yang lebih banyak untuk membeli
Kenaikan tingkat suku bunga BI rate ini akan setiap satu US dolar yang dibutuhkan dalam membia-
menurunkan harga saham. Hal ini menandakan bahwa yai setiap kewajiban valas US dolar perusahaan.
tingkat kepekaan dari variabel perubahan harga Investor akan berhati-hati dalam memilih
saham sektor pertanian dalam merespon perubahan saham yang memiliki nilai rasio kewajiban per
tingkat suku bunga BI lebih besar. Apabila dikaitkan aktiva valas US dolar yang besar yang menandakan
dengan kondisi fundamental keuangan saham sektor sangat berisikonya saham tersebut untuk diinvestasi-
pertanian, pengaruh yang ditunjukkan dari perubahan kan di tengah naiknya kurs US dolar. Investor
harga saham AALI, BTEK, CPDW, DSFI, LSIP, akan memilih saham yang memiliki nilai rasio
SMAR, TBLA dan UNSP yang merespon perubahan kewajiban per aktiva valas US dolar yang kecil untuk
tingkat suku bunga BI rate paling besar kedua dan diinvestasikan.
signifikan, dapat dijelaskan melalui rata-rata capital Bagaimana dengan tren saham perusahaan
gain triwulan dari keseluruhan saham sektor pertanian sektor pertanian hampir memiliki kecendrungan yang
serta rata-rata tingkat pengembalian per bulan dari bu- positif dengan pergerakan harga yang cenderung
lan ke-t terhadap bulan t-1 sebagai ukuran daya tarik memiliki tren positif hanya saja dengan adanya krisis
saham sektor pertanian untuk dapat dipilih oleh inves- pada 2008 menyebabkan beberapa dari perusahaan
tor. memiliki ketidakstabilan harga saham yang menurun
Bagi investor yang melihat kenaikan kurs US namun dengan melihat kesimpulan dari tren yang po-
dolar yang terjadi akan menilai bahwa terdapat sitif wajar apabila harapan harga saham sektor
potensi keuntungan yang dapat terealisasi jika in- pertanian akan cendrung meningkat pada tahun
vestor menjual US dolar yang dimilikinya. Potensi berikutnya. Dengan melihat kondisi fundamental,
keuntungan tersebut didapatkan dari selisih harga faktor-faktor makroekonomi dan teknikal memang
penjualan US dolar dengan harga pembelian US do- sudah sewajarnya investor lebih berhati-hati dalam
lar. Hal ini akan mendorong investor untuk menjual memilih saham pada sektor pertanian dari kesimpulan
US dolar yang dimilikinya untuk dikonversikan ke yang ada dan melihat segala aspek tersebut dapat di-
dalam bentuk rupiah. Dengan dikonversikannya US simpulkan bahwa investor layak untuk melakukan
dolar ke dalam bentuk rupiah maka hal ini akan me- pembelian terhadap saham sektor pertanian.
nambah jumlah rupiah yang dimiliki. Kelebihan jum-
lah rupiah yang dimiliki tersebut kemudian diin- SIMPULAN DAN SARAN
vestasikan kembali ke dalam portofolionya ke dalam
bentuk saham, tabungan dan deposito ataupun sektor Simpulan
riil.
Bagaimana dengan kondisi fundamental per- 1. Faktor fundamental perusahaan sektor pertanian
usahaan dapat dilihat dari Rasio yang mengukur didominasi oleh PT Astra Agro Lestari, Tbk.
perbandingan antara jumlah kewajiban dan aktiva va- (AALI). Selain AALI terdapat pula perusahaan
Artha: Analisis Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham 183