Anda di halaman 1dari 7

STEP 1 (TERMINOLOGI)

1.Retensio urine : Gangguan pada kandung kemih yang membuat k mengeluarkan


urine kesulitan untuk mengeluarkann
2.Kateter foley no 16 fr : Kateter yang dapat ditinggalkan menetap untuk jangka waktu
tertentu karena di dekat ujungnya terdapat balon yang dikembangkan dengan mengisinya dengan
air sehingga mencegah kateter terlepas keluar dari buli-buli.
3.Retrograde uretrography : Pemeriksaan radiografi uretra dengan menggunakan kontras positif
yang diinjeksikan melalui uretra secara retrograde
4.Ruptur uretra :
5.Cystostomy :Prosesur ppembedahan dengan insisi pada kadung kemih untuk
mengeluarkan urine
6.Daerah bulbomembranacea:Daerah yang membatasi uretra anterior dengan uretra posterior
7.Ekstravasasi :Merembes kontras ke daerah tertentu
8.Prostat spesific antigen :Suatu glikoprotein yang dihasilkan sel prostat untuk mengatur
viskositas cairan semen
9.Trauma iatrogenic :Trauma yang disebabkan secara ga sengaja oh pretisi kesehatan
saat prosedur diagnosis
10.Reflek bulbocavernosus :Reflek jepitan kuat sfingter ani pada jari saat melakukan
pemeriksaan colok dubur

1.Mengapa pak Kater tidak bisa BAK sejak 6 jam yang lalu,BAK nya berdarah, dan nyeri
punggung yang hebat?
2.Mengapa dokter menyimpulkan pak Kater mengalami retensio urine?
3.Apa hubungan jenis kelamin dan umur dengan penyakit yang dialaminya?
4.Apa tujuan pemasangan ,komplikasi dan indikasi pemasangan kateter uretra?
5.Kenapa kateter tertahan dan ga ditemukan urine mengalir tidak bisa masuk t tertahan dan saat
dikeluarkan terjadi perdarahan?
6.Mengapa doter merujuk pak Kater ke dokter
7.Mengapa dilakuan pemeriksaan retrograde uretrography dan bagaimana inetrpretasi hasilnya?
8.Apa penyebab ruptur uretra dan manifestasi klinis nya?
9.Apa tujuan , indikasi dilakukan cystostomy pada Pak Kater dan apa interpretasinya setelah
dilakukan tindakan?
10.Mengapa dokter mengatakan Pak kater mengalami retensio urine karna keganasann prostat
dan ruptur uretra akibat trauma iatragenic?
11.Bagaimana interpretasi colok dubur pak Kater?
12.Mengapa dokter menyarankan periksa labor lengkap termasuk pemeriksaan ginjal,dll?
13.Apa penyebab keganasan prostat dan manifestasi klinis?

Step 3
1. Tidak bisa dibuang air kecil :Retensio urine .Bisa disebabkan banyak hal .Untuk laki
laki karna prostat yang membesar. Pak kater tidak BAK 6 jam  anuria akut
Bisa karna terjadinya sumbatan bisa juga karna pasca operasi,terjadi infeksi yang sangat
akut . dan bisa juga terjadi gangguan saraf
Nyeri punggung yang hebat pada laki laki berumur khas manifestasi klinis keganasan
prostat
Hematuria bisa karna infeksi atau inflamasi,tumor jinak,kelainan bawaan sistem
urogenital,trauma urogenital,batu saluran kemih
2. Karena keluhan tak bisa BAK dan didapatkan pada pemeriksaan fisik buli-buli
3. 59 tahun dan lakilaki menyebabkan tingginya resiko keganasan prostat. Dikaitkan
peningkatan kadar estrogen saat tua.
4. Tujuan kateterisasi  diagnosis, terapi
Tujuan diagnosis:
a. Wanita dewasa  memperoleh sampel urin guna kultur urin (mengurangi risiko
kontaminasi sampel urin dengan bakteri komensal sekitar kulit vulva atau vagina)
b. Mengukur residu (sisa) urin yang dikerjakan sesaat setelah pasien miksi
c. Memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi  sistografi, voiding
cysto-urethrography/VCUG (pemeriksaan reflux vesiko ureter)
d. Pemeriksaan urodinamik  menentukan tekanan intravesika
e. Menilai produksi urin pada saat dan setelah operasi
Tujuan terapi:
f. Mengeluarkan urin dari buli-buli pada keadaan obstruksi infravesikal  oleh
hyperplasia prostat, benda asing (bekuan darah) yang menyumbat uretra
g. Mengeluarkan urin pada disfungsi buli-buli
h. Diversi urin setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah 
prostatektomi, vesikolitotomi
i. Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra  untuk stabilisasi uretra
j. Pada tindakan kateterisasi bersih mandiri secara berkala (KBMB) atau clean
intermitten catheterization
k. Memasukkan obat-obatan intravesika  sitostatika atau antiseptic untuk buli-buli
Komplikasi/penyulit:
l. Jika kurang hati-hati  lesi dan perdarahan uretra
m. Kerusakan uretra  akibat balon kateter sudah dikembangkan sebelum ujung
kateter masuk ke dalam buli-buli
n. Risiko timbulnya infeksi
o. Fiksasi kateter keliru  nekrosis uretra di bagian penoskrotal  dapat
menimbulkan fistula, abses, striktura uretra
p. Kateter yang dipasang dapat bertindak sebagai inti dari timbulnya batu saluran
kemih
q. Pemakaian dalam waktu lama  menginduksi timbulnya keganasan pada buli-
buli
5. Kemungkinan kateter terhambat  Terdapat obstruksi pada uretra (dapat berupa
striktura, hyperplasia prostat/keganasan, dll), pemasangan kateter yang tidak benar
(iatrogenic)
Kasus Pak Kater  saat dicoba didorong ada sedikit perubahan posisi kateter namun
tidak dapat masuk total serta tidak ada air seni yang mengalir keluar  kemungkinan
pemasangan kateter tidak benar (iatrogenic)  trauma uretra  masuk sekitar 7cm
(masih di uretra anterior) – panjang uretra pria sekitar 20cm
6. Ekstravasasi kontras daerah bumbomembranacea  kemungkinan trauma rupture
uretra anterior
 Ekstravasasi pars bulbosa  rupture uretra anterior
 Ekstravasasi pars prostate-membranacea, elongasi uretra  rupture uretra
posterior
 Kontusio uretra anterior  tidak ada ekstravasasi
 Dapat dilakukan pemeriksaan colok dubur  agar dapat lebih jelas membedakan
rupture posterior/anterior  rupture posterior akan didapatkan adanya floating
prostate di dalam suatu hematom

Prostatic

Membranous

Bulbou
s

Pendulou
s

8.karena perdarahan peruretra setelah berhenti melakukakan pemasangan kateter


9.Tujuan  untuk diversi urin segera  karena pasien mengalami retesio urin dan
trauma uretra
 Pada trauma uretra  tidak diperbolehkan melakukan pemasangan kateter
uretra  kerusakan uretra yang lebih parah
 Pada rupture uretra parsial dengan ekstravasasi ringan  cukup dilakukan
cystostomy untuk mengalihkan aliran urin
 Kateter cystostomy dapat dipertahankan sampai 2 minggu  dilepas setelah
diyakinkan melalui pemeriksaan uretrografi bahwa sudah tidak ada ekstravasasi
kontras atau tidak timbul striktura uretra
 Jika timbul striktura uretra  reparasi uretra atau sachse
 Rupture uretra anterior  tidak jarang disertai ekstravasasi urin dan hematom
yang luas  diperlukan debridement dan insisi hematoma  cegah infeksi 
reparasi uretra setelah luka menjadi lebih baik
Interpretasi urin setelah cystomi
 Kapasitas buli-buli dewasa 300-450ml, namun ada juga sumber yang mengatakan
hingga 600ml
 Urin sebanyak 600cc  volume urin sudah melebihi kapasitas  bisa saja sudah
terjadi reflux vesico-ureter yang menyebabkan timbulnya hydroureter 
sehingga dirasakan nyeri pinggang
 Warna urin kuning:
o Normal : kuning cerah  terhidrasi dengan baik
o Kuning semakin tua  dehidrasi
10.dilihat dari keluhan keluhan di skenario.menunjukkan adanya retensio urine yang
diharuskan menggunakan kateter untuk mengeluarkan.
11. Prostat membesar nodul positif pada satu lobus prostat  karsinoma prostat (pada
BPH  prostat kenyal, tidak ada nodul)
 Berat prostat 40-60gr  hyperplasia (usia 20-30 th  normal 20 +/- 6 gr  tetap
konstan seiring bertambahnya usia; jika bertambah  hyperplasia)
 Reflex bulbocavernosus (+) kuat  tidak ada kelainan saraf perifer (lesi motor
neuron)  tidak buli-buli neurogenic (neurogenic bladder)
 Diagnosis pasien (keseluruhan)  retensio urin akibat keganasan prostat +
rupture uretra akibat trauma iatrogenic (pemasangan kateter yang kurang
tepat)
o Nyeri pinggang  karena Ca prostat  retensio urin  reflux vesico-
ureter  hidroureter
12. Pemeriksaan lab lengkap dan fungsi ginjal =>
 Pemeriksaan kadar PSA => pemeriksaan/skrining yang umum dilakukan untuk
kanker prostat karena sel kanker prostat menghasilkan protein, terutama untuk orang-
orang yang memiliki FR, ex: pria lebih dari 50 tahun (seiring pertambahan usia,
maka kadar PSA akan mengalami peningkatan), ada keluarga yang menderita kanker
prostat
Prostat Spesifik Antigen memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml. Kadar PSA pada plasma
seminularis sekitar 0,2 – 5 mg/ml. Kadar ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan pada
serum darah, yang normalnya 0,2 – 4 ng/ml.4 Telah dilakukan penyempurnaan dalam
interpretasi nilai PSA yaitu PSA velocity atau perubahan laju nilai PSA, densitas
PSA dan nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada umur penderita.
Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur
Umur (Tahun) Kadar PSA serum (ng/ml)
40 -49 < 2,5
50 – 59 < 3,5
60 – 69 < 4,5
70 – 79 < 6,5
Pasien yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL biasanya menderita kanker
kelenjar prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa hanya 2% laki – laki
yang menderita BPH yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL. Sedangkan dari
103 pasien dengan semua stadium kanker prostat, 44% memiliki kadar PSA lebih
dari 10 ng/mL.
Dengan demikian jelaslah bahwa ada hubungan antara peningkatan PSA dengan
stadium kanker prostat.
 Biopsi prostat => jika terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa: nodul keras,
asimetrik, berbenjol-benjol, maka kecurigaan tersebut dapat menjadi indikasi
biopsi prostat
13.penyebab nya idiopatik. Faktor resiko keganasan prostat:
Jarang umur dibawah 40 tahun tapi meningkat pada usia tua
Ras amerika lebih sering
Gaya hidup dan diet
Diet tinggi kalsium
Riwayat keluarga
Mutasi genetik
Hubungan merokok

STEP 5 LEARNING OBJECTIVE


1.Trauma traktus urinarius (ruptur uretra,buli-buli dan ginjal)
2.Neoplasma sistem urogenital
3.Trauma genitalia
4.Penyakit degeneratif sistem urogenital pria

Anda mungkin juga menyukai