Anda di halaman 1dari 12

179

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson


Di SMP Kota Kendari
(Mathematics Questions Classification Based on Anderson’s Taxonomy
in Junior High School in Kendari City)

Islah1, Zamsir2, Mukhsar3, & Abd. Rahman4


1
Pendidikan Matematika PPs UHO & STIMIK Catur Sakti; e-mail: andiislah@gmail.com
2
Pendidikan Matematika FKIP dan PPS UHO
3
FMIPA & Pendidikan Matematika PPs UHO
4
SMA Negeri I Kendari

Abstrak: Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi kemampuan


mulai dari tingkat rendah hingga tingkat yang tinggi. Fokus dari taksnomi Bloom adalah
kurikulum dan penilaian. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom (1956) taksonomi ini
didesain untuk menjadi klasifikasi dari perilaku pesertadidik yang mewakili hasil akhir dari
proses pendidikan. Taksonomi Bloom Revisi dikenal juga dengan nama taksonomi
Anderson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri
kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 ditinjau dari ranah kognitif taksonomi
Anderson masing-masing sekolah dan untuk mengetahui perbedaan persentase tingkat
kognitif antar naskah tes tersebut. Untuk mencapai tujuan, ada tiga tahapan utama yang
dilaksanakan yaitu tahap pengumpulan data, tahap pengklasifikasian soal oleh para panelis
berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson dan tahap analisis hasil pengklasifikasian
soal. Dari 18 naskah tes UAS SMP negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran
2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh naskah memuat soal dengan tingkat
kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian kecil yang memuat soal dengan tingkat
kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif
C6. Selain itu, berdasarkan hasil klasifikasi soal diketahui bahwa terdapat perbedaan
persentase setiap tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Namun, semua naskah tes
didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat kognitif C3
dan C1.
Kata kunci: Taksonomi Anderson, Klasifikasi Soal, Kognitif.

Abstract: Bloom's Taxonomy is a hierarchical structure that identifies skills from low to
high levels. The focus of Bloom's taxonomy is curriculum and assessment. As Bloom (1956)
said, this taxonomy is designed to be a classification of learners' behaviors that represent
the end result of the educational process. Bloom's Taxonomy revision is also known as
Anderson's taxonomy. The purpose of this research is to describe the UAS test script of
junior high school seventh grade odd semester Academic Year 2017/2018 viewed from the
cognitive domain of Anderson taxonomy of each school and to find out the difference
percentage of cognitive level between the test script. To achieve the goal, there are three
main phases that are implemented i.e the data collection phase, classification phase by
panelists based on cognitive domains of Anderson's taxonomy and analysis phase which is
classification results. From the 18 UAS test script of junior high school of the seventh
grade odd semester academic year 2017/2018 in Kendari City, it is found that the whole
test script are contain the questions with cognitive level of C2 and C3. However, only a
small amount of test script are contain the questions with the cognitive level of C1, C4, and
C5, as well as the entire test script does not contain the question with cognitive level of C6.
In addition, based on the questions classification results, it is known that there is a
difference percentage of cognitive level between those test script. However, all test script
are dominated by questions with cognitive level of C2, followed by cognitive levels of C3
and C1.

Keywords: Anderson’s Taxonomy, questions classification, cognitive.

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
180

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan yang maju dapat mendukung kemajuan
bangsa, karena pendidikan yang maju tentunya akan mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi, dan ketrampilan. Oleh karena
itu, sudah selayaknya dipersiapkan pendidikan untuk menyediakan sumber daya
manusia yang berkualitas untuk menghadapi tantangan dunia global.
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat
di lihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dan hal ini tidak terlepas dari
adanya kegiatan penilaian. Penilaian bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
program pendidikan telah dikuasai siswa atau belum (Jihad dan Haris, 2008: 56).
Permendiknas No. 20 Tahun 2007 merumuskan penilaian pendidikan adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional. Standar penilaian pendidikan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar siswa yang dapat berupa ulangan dan atau ujian.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan yang mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik. Dari setiap
ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkat yang paling rendah sampai
tingkat yang paling tinggi. Taksonomi ini sering disebut sebagai taksonomi Bloom.
Fokus dari taksonomi Bloom adalah kurikulum dan penilaian. Seperti yang
dinyatakan oleh Bloom 1956 bahwa taksonomi ini didesain untuk menjadi klasifikasi
dari perilaku siswa yang mewakili hasil akhir dari proses pendidikan. Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisi, sintetis, dan evaluasi. Aspek
ingatan, pemahaman dan aplikasi termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan
analitis, sintetis dan evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.
Bagi seorang guru, taksonomi Bloom sangat bermanfaat untuk menyusun
suatu rangka pembelajaran. Guru akan memulainya dari tingkat terendah dari ranah
kognitif hingga tertinggi karena otak dari setiap siswa akan memproses pengetahuan
atau materi yang disajikan sesuai dengan urutan proses kognitif tersebut. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan Muliana (2015: 1), taksonomi Bloom sangat
penting dalam pendidikan, khususnya dalam penilaiaan karena taksonomi Bloom
merupakan penggambaran proses berfikir siswa, selain itu seorang guru juga dapat
menilai atau mengintrospeksi cara mengajarnya di kelas.

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180


181

Selain beberapa hal di atas, taksonomi Bloom juga dapat dijadikan acuan bagi
seorang guru dalam menyusun soal-soal untuk evaluasi. Hendaknya soal-soal
tersebut dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif, disusun dari yang
termudah yaitu tingkat terendah dari ranah kognitif (C1) hingga ranah kognitif
tertinggi (C6), meski karyanya tidak dalam bentuk benda, namun dalam bentuk
hipotesis (dugaan) atau rancangan sementara. Dengan demikian, guru akan dapat
mengetahui ranah kognitif mana yang telah dicapai oleh para siswanya dan dapat
menyusun suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa yang masih
mencapai tingkat rendah untuk ranah kognitifnya.
Perkembangan berikutnya, Lorin W. Anderson bersama David R. Krathwohl
menyadari bahwa sesungguhnya belajar itu adalah proses aktif, sehingga jenjang-
jenjang dalam taksonomi Bloom semestinya juga harus menggambarkan proses aktif
itu sehingga Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom. Revisi yang
mereka lakukan mencakup beberapa perubahan antara lain mengubah jenis kata
dalam taksonomi Bloom, dari jenis kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb),
melakukan organisasi ulang urutan jenjang.
Instrumen untuk melakukan penilaian diantaranya Ulangan Akhir Semester
(UAS). Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
mendefinisikan bahwa UAS adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi siswa di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua Kompetensi Dasar pada
semester tersebut.
Soal-soal yang terdapat pada UAS seharusnya dapat menerapkan ke enam
aspek taksonomi Anderson (Bloom yang direvisi) dalam bentuk soalnya sehingga
dapat mengukur pencapaian kognitif siswa dari tingkat berpikir rendah sampai
tingkat berpikir yang paling tinggi. Taksonomi Anderson membagi aspek kognitif
menjadi enam aspek dimulai dari aspek yang paling dasar yaitu aspek mengingat
(remembering), aspek memahami (understanding), aspek mengaplikasikan
(applying), aspek menganalisis (analyzing), aspek mengevaluasi (evaluating), dan
aspek mengkreasi (creating).
Pada pembuatan naskah tes UAS, soal dibuat dengan beberapa tingkat
kesulitan. Menurut Sudjana (2004: 136), bahwa perbandingan soal yang baik untuk
kriteria soal mudah, sedang, dan sulit adalah 3:4:3. Soal kategori mudah akan
dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami.
Sejalan dengan itu menurut Asep (2013: 196), dalam praktiknya tingkat kesulitan
soal akan mengikuti hierarki taksonomi kognitif dari Bloom. Soal kategori sedang
dikembangkan dari tingkat kemampuan menerapkan dan menganalisis. Sedangkan
soal berkategori sukar dikembangkan dari tingkat kemampuan evaluasi atau
Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
182

mencipta. Berdasarkan perbandingan tersebut, persentase soal untuk masing-masing


tingkat kognitif taksonomi Bloom dirumuskan sebagai berikut, 30% untuk C1 dan
C2, 40% untuk C3 dan C4, 30% untuk C5 dan C6.
Dalam proses penilaian hasil belajar matematika di sekolah, identifikasi
kemampuan kognitif siswa perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang sudah diajarkan. Anderson dan
Krathwohl (2010: 9), menjelaskan bahwa jika guru menggunakan Tabel Taksonomi,
mereka akan dapat secara lebih jelas melihat tujuan-tujuan pembelajaran dan
hubungan-hubungan diantara tujuan-tujuan itu. Muliana (2015: 1), juga berpendapat
bahwa tes yang diberikan kepada siswa harus mengacu pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotor siswa. Jadi penting bagi seorang guru untuk memahami ranah-ranah
tersebut. Dalam hal ini perlu mengetahui tentang Taksonomi Bloom baik Taksonomi
Bloom lama maupun taksonomi Bloom revisi.
Hasil wawancara peneliti terhadap guru matematika pada beberapa SMP di
Kota Kendari, diketahui bahwa dalam menyusun Naskah tes UAS terlebih dahulu
guru membuat kisi-kisi, kemudian memilih soal dari bank soal yang sesuai dengan
kisi-kisi yang telah dibuat tetapi belum memperhatikan apakah sudah memenuhi
persentase perbandingan ranah kognitif taksonomi Anderson. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Amelia dkk yang menemukan bahwa persentase klasifikasi soal
13,3% untuk tingkat kognitif pengetahuan (C1), 46,7% untuk tingkat kognitif
pemahaman (C2), dan 40% untuk tingkat kognitif aplikasi (C3). Hal ini
dimungkinkan karena guru kurang memahami penggunaan taksonomi Anderson
dalam pembuatan soal. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti dalam penelitian
ini mengambil judul “Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi
Anderson di SMP Kota Kendari”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dilaksanakan di Kota Kendari
Sulawesi Tenggara dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
Subjek pada penelitian ini adalah naskah tes UAS semester ganjil Tahun Pelajaran
2017/2018 mata pelajaran matematika kelas VII berjumlah 18 naskah tes yang
diujikan di 18 SMP Negeri di Kota Kendari.
Pada penelitian ini akan mengklasifikasi tingkat kognitif naskah tes UAS mata
pelajaran matematika berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson pada SMP
Negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018. Jadi pendeskripsian
pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran, dan pengelompokan
tingkat kognitif untuk naskah tes UAS mata pelajaran matematika berdasarkan
ranah kognitif taksonomi Anderson.

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180


183

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.


Dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan naskah tes UAS mata
pelajaran matematika kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 beserta
kisi-kisinya di SMP Negeri Kota Kendari. Selanjutnya, naskah-naskah tes UAS
yang terkumpul diserahkan kepada para panelis untuk menentukan tingkat kognitif
setiap soal dalam naskah. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
mengklasifikasi setiap soal dalam setiap naskah tes berdasarkan hasil penilaian
panelis. Sedangkan analisis kuantitatif berupa deskripsi hasil pengklasifikasian
ranah kognitif taksonomi Anderson dengan menggunakan statistik deskriptif yang
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik.
Instrument dalam penelitian ini adalah lembar penilain yang diberikan kepada
panelis untuk menentukan dan mengelompokkan tingkat kognitif soal pada masing-
masing naskah tes UAS. Format penilaian memuat keenam tingkat kognitif
taksonomi Anderson yaitu tingkat kognitif C1 (mengingat), tingkat kognitif C2
(Memahami), tingkat kognitif C3 (menerapkan), tingkat kognitif C4 (menganalisis),
tingkat kognitif C4 (menganalisis), tingkat kognitif C5 (mengevaluasi) dan tingkat
kognitif C6 (mencipta). Kemudian, jika ada komentar terhadap soal, panelis dapat
menuliskan komentar pada kolom catatan yang telah diberikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi hasil klasifikasi naskah tes UAS berdasarkan ranah kognitif
taksonomi Anderson untuk SMP Negeri 1 Kendari. Naskah tes UAS SMP Negeri 1
Kendari terdiri atas dua bentuk soal, yaitu pilihan ganda yang berjumlah 30 soal,
dan essay yang berjumlah lima soal. Berdasarkan hasil klasifikasi tingkat kognitif,
diperoleh bahwa tidak terdapat soal yang mengukur tingkat kognitif C1
(mengingat), terdapat 29 soal yang mengukur tingkat kognitif C2 (memahami),
terdapat enam soal yang mengukur tingkat kognitif C3 (menerapkan), dan tidak
terdapat soal yang mengukur tingkat kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi),
serta C6 (mencipta). Adapun persentase dari masing-masing tingkat kognitif pada
naskah tes ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.
Persentase Tingkat Kognitif SMP Negeri 1 Kendari
Tingkat Kognitif
BentukSoal Total
C1 C2 C3 C4 C5 C6
PG 0 26 4 0 0 0 30
Essay 0 3 2 0 0 0 5
Total 0 29 6 0 0 0 35
Persentase 0 82.9 17.1 0 0 0 100

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
184

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa secara keseluruhan naskah tes tersebut


hanya memuat dua tingkat kognitif, yakni C2 dan C3. Selain itu, naskah tes
didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2 yaitu sebesar 82.9%. Sedangkan
soal kategori C3 sebesar 17.1%. Menurut Asep (2013: 196), persentase gabungan
soal dengan tingkat kognitif C1 dan C2 sebesar 30%, persentase gabungan soal
dengan tingkat kognitif C3 dan C4 sebesar 40%, dan persentase gabungan soal
dengan tingkat kognitif C5 dan C6 sebesar 30%. Jadi persentase soal gabungan C1
dan C2, gabungan C3 dan C4, serta gabungan C5 dan C6 berturut-turut sebesar
82.9%, 17.1%, dan 0.0%. Hal ini menunjukkan bahwa naskah tes belum memenuhi
proporsi soal yang baik ditinjau dari distribusi soal berdasarkan ranah kognitif
taksonomi Anderson.

Persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C1 dan C2 seharusnya


hanya sebesar 30% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada
kenyataan, persentasenya adalah 82.9%. Hal ini berarti bahwa persentase gabungan
soal C1 dan C2 berlebih sebesar 52.9 % atau dengan kata lain terjadi ketimpangan
yakni kemunculan soal gabungan tersebut sebesar 2.8 kali lipat dari seharusnya.
Persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C3 dan C4 seharusnya sebesar
40% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada kenyataan,
persentasenya adalah 17.1%. Hal ini berarti bahwa persentase gabungan soal C3 dan
C4 kurang sebesar 22.9 % atau dengan kata lain terjadi ketimpangan yakni
kemunculan soal gabungan tersebut hanya sebesar 0.4 kali lipat dari seharusnya.
Sedangkan persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C5 dan C6 seharusnya
sebesar 30% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada
kenyataan, persentasenya adalah 0.0%. Hal ini berarti bahwa persentase soal
gabungan tersebut berkurang sebesar 30.0 % atau dengan kata lain terjadi
ketimpangan yakni soal gabungan tersebut tidak pernah muncul dalam naskah.

Deskripsi hasil klasifikasi soal berdasarkan ranah kognitif taksonomi


Anderson untuk masing-masing sekolah ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2.
Rekapitulasi Hasil Klasifikasi Berdasarkan Persentase Tingkat Kognitif Soal
untuk Masing-masing Sekolah
Kode Tingkat Kognitif (%)
Jenis Soal Jumlah
Sekolah C1 C2 C3 C4 C5 C6
PG 0 26 4 0 0 0 30
SMP01 Essay 0 3 2 0 0 0 5
Persentase 0 83 17 0 0 0 100
PG 3 31 1 0 0 0 35
SMP03
Essay 0 5 0 0 0 0 5

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180


185

Kode Tingkat Kognitif (%)


Jenis Soal Jumlah
Sekolah C1 C2 C3 C4 C5 C6
Persentase 7.5 90 2.5 0 0 0 100
PG 0 21 2 2 0 0 25
SMP04 Essay - - - - - - -
Persentase 0 84 8 8 0 0 100
PG - - - - - - -
SMP05 Essay 0 4 3 0 0 0 7
Persentase 0 57.1 42.9 0 0 0 100
PG 0 17 2 1 0 0 20
SMP06 Essay 0 3 1 0 1 0 5
Persentase 0 80 12 4 4 0 100
PG 0 18 2 0 0 0 20
SMP07 Essay 0 4 1 0 0 0 5
Persentase 0 88 12 0 0 0 100
PG 0 20 7 2 1 0 30
SMP08 Essay - - - - - - -
Persentase 0 66.7 23.3 6.7 3.3 0 100
PG 0 21 7 2 0 0 30
SMP09 Essay - - - - - - -
Persentase 0 70 23.3 6.7 0 0 100
PG 0 21 3 0 1 0 25
SMP10 Essay 0 4 1 0 0 0 5
Persentase 0 83.3 13.3 0 3.3 0 99.9
PG 1 22 2 0 0 0 25
SMP11 Essay 0 4 1 0 0 0 5
Persentase 3.3 86.7 10 0 0 0 100
PG 0 21 4 0 0 0 25
SMP12 Essay - - - - - - -
Persentase 0 84 16 0 0 0 100
PG 0 27 3 0 0 0 30
SMP13 Essay 0 5 0 0 0 0 5
Persentase 0 91.4 8.6 0 0 0 100
PG 0 15 5 0 0 0 20
SMP14 Essay 0 4 1 0 0 0 5
Persentase 0 76 24 0 0 0 100
PG - - - - - - -
SMP15 Essay 2 7 1 0 0 0 10
Persentase 20 70 10 0 0 0 100
PG 0 19 1 0 0 0 20
SMP16 Essay 0 2 3 0 0 0 5
Persentase 0 84 16 0 0 0 100
PG 0 31 4 0 0 0 35
SMP17 Essay 0 3 2 0 0 0 5
Persentase 0 85 15 0 0 0 100
PG 0 15 5 0 0 0 20
SMP18 Essay 0 4 1 0 0 0 5
Persentase 0 76 24 0 0 0 100
PG 0 19 6 0 0 0 25
SMP20 Essay 0 3 2 0 0 0 5
Persentase 0 73.3 26.7 0 0 0 100
Total Soal 6 399 77 7 3 0 492
Presentase Total 0.3 22.2 4.3 0.4 0.2 0.0 100

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa naskah-naskah tes UAS dari 18 SMP


Negeri Kota Kendari terdiri atas dua bentuk soal, yaitu pilihan ganda yang
berjumlah 415 soal, dan essay yang berjumlah 77 soal. Berdasarkan hasil klasifikasi
tingkat kognitif, diperoleh bahwa terdapat enam soal yang mengukur tingkat

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
186

kognitif C1 (mengingat), terdapat 399 soal yang mengukur tingkat kognitif C2


(memahami), terdapat 77 soal yang mengukur tingkat kognitif C3 (menerapkan),
terdapat tujuh soal yang mengukur tingkat kognitif C4 (menganalisis), terdapat tiga
soal yang mengukur tingkat kognitif C5 (mengevaluasi), dan tidak terdapat soal
yang mengukur tingkat kognitif C6 (mencipta).

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa secara keseluruhan naskah tes tersebut


memuat lima tingkat kognitif, yakni C1, C2, C3, C4 dan C5. Selain itu, seluruh
naskah tes didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2 yaitu sebesar 81.1%.
Disusul dengan tingkat kognitif C3 sebesar 15.7%, C4 sebesar 1.4%, C1 sebesar
1.2% dan C5 sebesar 0.6%. Selanjutnya, diketahui bahwa persentase soal gabungan
C1 dan C2, gabungan C3 dan C4, serta gabungan C5 dan C6 berturut-turut sebesar
82.3%, 17.1%, dan 0.6%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan pada
persentase tersebut yakni persentase gabungan soal C1 dan C2 lebih sebesar 52.3%,
persentase gabungan soal C3 dan C4 kurang sebesar 22.9%, dan persentase gabungan
soal C5 dan C6 kurang sebesar 29.4% dari jumlah soal dalam naskah. Berdasarkan
hal tersebut, disimpulkan bahwa secara umum soal-soal UAS yang diberikan kepada
siswa SMP Negeri kelas VII Kota Kendari tidak ada yang masuk kategori tingkat
kognitif C6 dan belum memenuhi proporsi soal yang baik ditinjau dari distribusi soal
berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa terdapat tiga dari 18 (17%) naskah


yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C1, terdapat 18 dari 18 (100%) naskah
yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C2, terdapat 18 dari 18 (100%) naskah
yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C3, terdapat empat dari 18 (22%) naskah
yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C4, terdapat tiga dari 18 (17%) naskah
yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C5, dan tidak terdapat naskah yang
memiliki soal dengan tingkat kognitif C6.

Selanjutnya, berdasarkan Tabel 2 diperoleh nilai proporsi untuk setiap


tingkatan kognitif. Soal pada seluruh naskah yang memiliki tingkat kognitif C1
sebanyak enam dari 492 soal, sehinggai proporsi soal dengan tingkat kognitif C1
6
sebesar = 0.3. Hal ini berarti bahwa terdapat tiga soal dengan tingkat kognitif C1
18
dalam 10 naskah Tes. Nilai proporsi untuk C2, C3, C4, C5, dan C6 secara berturut-
turut adalah 22.2, 4.3, 0.4, 0.2, dan 0.0. Berdasarkan nilai proporsi tersebut dapat
diketahui jumlah soal untuk masing-masing tingkat kognitif dalam 10 naskah tes.
Jumlah soal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180


187

222
225
200
175
150
125
100
75 43
50 3 4 2 0
25
0
C1 C2 C3 C4 C5 C6

Gambar 1. Jumlah Soal Masing-masing Tingkat Kognitif dalam 10 Naskah Tes


UAS

Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa soal yang paling banyak ditemukan


adalah soal dengan tingkat kognitif C2, yaitu sebanyak 222 soal dalam 10 naskah
atau sekitar 22 soal dalam sebuah naskah. Menyusul soal dengan tingkat kognitif C3
yakni sekitar 4 soal dalan sebuah naskah. Sedangkan soal dengan tingkat kognitif C1,
C4, dan C5 hampir tidak ditemukan dalam sebuah naskah dan soal tingkat kognitif
C6 tidak ditemukan dalam sebuah naskah.

Dar tabel 2 diketahui bahwa terdapat 11 dari 18 naskah tes (61%) yang hanya
memiliki dua tingkatan kognitif yakni C2 dan C3. Terdapat lima dari 18 naskah tes
(28%) yang memiliki tiga tingkatan kognitif yakni dua naskah tes dengan tingkat
kognitif C1, C2, dan C3, dua naskah tes dengan tingkat kognitif C2, C3, dan C4, dan
satu naskah tes dengan tingkat kognitif C2, C3, dan C5. Terdapat 2 dari 18 naskah
tes (11%) yang memiliki empat tingkatan kognitif yakni C2, C3, C4, dan C5. Tidak
terdapat naskah tes yang memiliki lebih dari empat tingkatan kognitif ditunjukan
pada gambar 2.

70.0% 61.1%
60.0%
50.0%
40.0% 27.8%
30.0%
20.0% 11.1%
10.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%
1 2 3 4 5 6
tingkatan tingkatan tingkatan tingkatan tingkatan tingkatan

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
188

Gambar 2. Persentase Naskah Tes Terhadap Jumlah Tingkatan Kognitif dalam


Naskah Tes
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa sebagian besar naskah tes UAS
hanya memiliki dua tingkatan kognitif yaitu C2 dan C3, serta seluruh naskah tes
didominasi oleh soal yang memiliki tingkat kognitif C2.
Diantara 18 naskah tes tersebut, terdapat sembilan naskah tes yang tidak
disertai kisi-kisi, delapan naskah tes yang disertai kisi-kisi namun tanpa tingkatan
kognitif, dan satu naskah tes yang disertai kisi-kisi dengan tingkatan kognitif.
Informasi tentang naskah tes yang memiliki kisi-kisi dan yang tidak ditunjukkan
pada Tabel 3.

Tabel 3.
Rekapitulasi Sekolah Terhadap Kisi-kisi Soal
Kategori
KodeSekolah Kisi-kisitanpa Kisi-kisidengan
Tanpa Kisi-kisi
Tingkat Kognitif Tingkat Kognitif
SMP01 √
SMP03 √
SMP04 √
SMP05 √
SMP06 √
SMP07 √
SMP08 √
SMP09 √
SMP10 √
SMP11 √
SMP12 √
SMP13 √
SMP14 √
SMP15 √
SMP16 √
SMP17 √
SMP18 √
SMP20 √

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa proses pembuatan 50.0% naskah tes


tidak melalui tahap pembuatan kisi-kisi soal. Proses pembuatan 44.4% naskah
dilakukan dengan melibatkan tahap pembuatan kisi-kisi, namun pada kenyataannya
kisi-kisi tidak dilengkapi dengan tingkatan kognitif. Selanjutnya, proses pembuatan
5.6% naskah dilakukan dengan melibatkan tahap pembuatan kisi-kisi dan dilengkapi

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180


189

dengan tingkatan kognitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan 94.4%
naskah tes dilakukan tanpa melalui tahap pembagian persentase tingkatan kognitif.
Hal ini dapat menjadi sebab naskah-naskah tes tersebut tidak memiliki kategori
naskah tes yang baik karena para guru tidak memiliki panduan atau rambu-rambu
dalam pembuatan atau pemilihan soal.

KESIMPULAN

Penelitian mengenai klasifikasi soal matematika berdasarkan ranah taksonomi


Anderson telah selesai dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh
beberapa kesimpulan, yakni (1) Dari 18 naskahtes UAS SMP negeri kelas VII
semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh
naskah memua tsoal dengan tingkat kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian
kecil yang memuat soal dengan tingkat kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah
tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif C6; (2) Terdapat perbedaan persentase
setiap tingkat kognitif antar naskah tes UAS SMP Negeri kelas VII semester ganjil
Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari. Namun, semua naskah tes tersebut
didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat
kognitif C3 dan C1. Walaupun terdapat perbedaan persentase, secara umum naskah-
naskah tersebut memiliki pola dominasi distribusi persenta setingkat kognitif yang
sama.
Penelitian ini telah berhasil mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri kelas VII
semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari ditinjau dari ranah kognitif
taksonomi Anderson dan mengecek perbedaan persentase tingkatan ranah kognitif
masing-masing tes tersebut. Berdasarkan hasil tersebut penulis menyarankan untuk
diadakan kegiatan pelatihan penyusunan naskah tes berdasarkan ranah kognitif
taksonomi Anderson untuk para guru khususnya guru matematika SMP Negeri Kota
Kendari.

Daftar Pustaka
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesment, diterjemahkan oleh: A.
Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Asep. S. 2013. Manajemen Implementasi Kurikulum: Sisi Lain Ujian


Nasional.http://m.kompasiana.com/post/read/543693/1/sisi-lain-dari-un.html.
Diakses online 2 Oktober 2017.

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah,
Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)
190

Bloom, B.S. 1975. Taxonomy of Educational Objectives: Book 1 Cognitive Domain;


Longman: New York, NY, USA.

Jihad, A, dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Muliana. 2015. Penilaian Berdasarkan Taksonomi Bloom.


(https://www.biologimu.com/2015/03/penilaian-berdasarkan-revisi-
taksonomi.html). Diakses online 18 April 2018.

Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

Anda mungkin juga menyukai