Oleh :
MAR’ATUS SHOLIHAH
(NIM. 1150018013)
Dosen Fasilitator
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “KONSEP DASAR DAN MOTIVASI
KEWIRAUSAHAAN“ ini dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kewirausahaan. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan
kepada pembaca.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua, Amiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi
kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.
2
berlangsung hingga sekarang. Pelaksanaan program tersebut secara resmi tertuang
dalam Instruksi Presiden No.IV Tahun 1995
Mengacu pada program tersebut, sebagai generasi muda perlu kiranya untuk
menyambut dan melaksanakannya. Hal ini juga termotivasi dengan keadaan bangsa
Indonesia sejak berbagai krisis (khususnya bidang ekonomi) sejak tahun 1997
hingga kini kita masih dihadapkan berbagai masalah. Pasar global yang kini telah
berlangsung dengan penerapan AFTA ( Asian Free Trade Area ) 2003 juga menjadi
perhatian kita bersama, karena mau atau tidak mau, siap atau tidak siap kita harus
mengikuti era tersebut.
Di sisi lain lulusan Perguruan Tinggi hingga kini belum sepenuhnya terserap
dalam lapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran.
Lulusan Perguruan Tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing mencari pekerjaan
sendiri atau menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk orang lain.
1. Pendukung lajunya pembangunan bangsa baik secara fisik maupun non fisik
2. Insan yang berpendidikan, diharapkan sebagai penggerak/motivator dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi dan
seni khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan / kemandirian
3. Suri tauladan sebagai praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki
pendidikan tinggi, karena selama ini masyarakat kita yang menjadi praktisi
di bidang kewirausahaan pada umumnya memiliki pendidikan yang rendah.
4. Sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari
kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi berwirausaha?
2. Apa Faktor yang Mendorong Timbulnya Motivasi Berwirausaha?
3. Apa pentingnya berkewirausahaan sejak dini?
4. Bagaimana profil penduduk Indonesia dan pemicu berwirausaha?
5. Apa motivasi seseorang berwirausaha?
6. Apa motivasi seorang untuk menjadi wirausahawan?
7. Apa Jenis dan Sumber Motivasi Berwirausaha?
8. Apa keuntungan dan kelemahan menjadi wirausahawan?
9. Bagaimana konsep Cash Flow Quadrant oleh Robert T. Kiyosaki?
1.3. Tujuan
1. Memahami pengertian motivasi berwirausaha
2. Memahami Faktor yang Mendorong Timbulnya Motivasi Berwirausaha
3. Memahami pentingnya berkewirausahaan sejak dini.
4. Mengetahui profil penduduk Indonesia dan pemicu berwirausaha.
5. Menjelaskan motivasi seseorang berwirausaha.
6. Menjelaskan motivasi seorang untuk menjadi wirausahawan.
7. Jenis dan Sumber Motivasi Berwirausaha
8. Memaparkan keuntungan dan kelemahan menjadi wirausahawan.
9. Menjelaskan konsep Cash Flow Quadrant oleh Robert T. Kiyosaki.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Menurut Uno (2008), tiga faktor yang menentukan motivasi dalam berwirausaha
yaitu:
6
disimpulkan bahwa berkewirasahaan dapat diajdikan sebagai mata pelajaran dan
atau mata kuliah yang dapat diajarkan, baik ditingkat sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas kejuruan dan umum, maupun di
perguruan tinggi. Tujuannya agar paradigm berpikir peserta didik berubah, yakni
perubahan dari jika mereka setelah lulus sekolah akan melamar perkerjaan/menjadi
pegawai, tetapi memiliki atau mau dan mampu mengubah paradigma berpikir dan
termotivasi bahwa setelah mereka lulus sekolah/kuliah akan menajdi serorang
wirausahawan atau berminat untuk berwiraswasta.
Solusi untuk mengatasi hal itu tentu tidak ada jalan lain kecuali jika setiap
lulusan atau tenaga kerja baru, baik yang dihasilkan dari tingkat pendidikan yang
paling bawah (SMP – wajib sembilan tahun) sampai dengan tingkat perguruan
tinggi, mau tidak mau harus dibekali dan diarahkan untuk tidak lagi berorientasi
untuk menjadi pegawai/”priyayi” atau pencari kerja/buruh sebagai orang gajian,
namun diarahkan untuk menjadi seorang pemula wirausahawan atau menadi
pengusaha mikro atau pengusaha kecil sebagai pemberi kerja/gaji bagi orang lain
atau mampu meciptakan pekerjaan atau lapangan kerja bagi orang lain. Pembekalan
keterampilan berwirausaha tersebut harus menjadi program pemerintah, baik
7
jangka pendek, sedang, maupun panjang guna memperkecil jumlah keluarga miskin
karena tidak memiliki pekerjaan ata pengangguran yang pada akhirnya tidak
berpenghasilan.
Sebagai ilustri dapat disimak data profil penduduk Indonesia tahun 2006
berikut ini. Total penduduk Indonesia ±230 juta orang dengan kondisi social
ekonomi 12% (27,6 juta orang) ekonomi atau, 40% (92 juta orang) ekonomi
menengah, dan48% (110,4 juta orang) ekonomi bawah. Dari 230 juta orang
tersebut, sebanyak 30 juta orang tinggal di kota dengan daya beli tinggu, 100 juta
orang sangat rendah daya belinnya, 60 juta orang tinggal di pulau Jawa, 21 juta
orang tinggal di Sumatra. Dengan komposisi 58% (133,4 juta orang)tinggal
dipendesaan dan 42% (96,6 juta orang) tinggal diperkotaan. Dari total 230 juta
orang tersebut pengangguran mencapai ±39,8 juta sampai dengan 55% ±100 juta
orang penganggur. Dari segi agama ada banyak 87% agama islam (200,1 juta
orang) yang mengonsumsi bahan pangan halal. Dari komposisi usia 55% (126,5
juta orang) berusia ≤ 25 tahun. Dari jumlah penduduk tersebut terdiri atas 480
8
kelompok etnik dengan selera rasa nusantara. Penduduk Indonesia 99% (227,7 juta
orang) makan nasi (beras) sebagi makanan pokok, sehingga usaha restoran tidak
aka nada matinya.
Keterangan :
ST : Sekolah Teknik
9
SMP : Sekolah Menengah Pertama
Dari tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwqa 83,1 persen lulusan universitas
menjadi karyawan ,82 persen lulusan D3 menajdi karyawan, 88,9 persen lulusan
D1 dan D2 juga menjadi karyawan, sedangkan yang menjadi usahawan seluruh
lulusan perguruan tinggi masih dibawah 6 persen, sedangkan yang menjadi
usahawan presentase tertinggi adalah lulusa SLTA kebawah, sehingga agak sulit
mengharapkan perkembangan usahawan yang andal di Indonesia.
Bank dunia menlansir bahwa kemiskinan di Indonesia tahun 2007 mencapai
49% dari total penduduk dan 60% masyarakat Indonesia hidup dengan gizi buruk.
Pada Laporan Keuanga Pemerintah Pusat (LKPP) bahwa asset pemerintah
Indonesia sampai desember 2004 sebesar Rp851,9 triliun, sedangkan jumlah
kewajiban utang pemerintah Indonesia mencapai Rp1.349 triliun, maka selisih aset
dan utang mencapai Rp497,1 triliun. Dengan jumlah penduduk 230 juta, bila setiap
orang terbebani dan mau membayar sekitar Rp5,87 juta, maka utang pemerintah
Indonesia baru akan dapat lunas. Pengangguran terbuka mencapai 10,6% (12,7
juta) dan setengah pengangguran 35,2% (38,3 juta), jika tepat datanya.
Setiap penambahan 1% pertumbuhan ekonomu nasional pada zaman Orde
Baru diklaim mampu melahirkan atau menampung 200.000 tenaga kerja baru,
sedangkan di zaman reformasi hanya mampu menyerap tenaga kerja baru sekitar
50.000 angkatan kerja. Target pemerintah yang disusun pada tahun 2007sampai
2009 yang akan mencetak pertumbuhan ekonomi sampai 7% tidak akan mampu
menyelesaikan persoalan pengangguran dan kemiskinan penduudk Indonesia
secara signifikan. Tiak ada jalan lain kecuali upaya penggalakan berwirausaha.
Profesi apa yang diinginkan oleh seseorang yang sedang mencari pasangan
hidupnya kewat penelitian kecil pada kolom Kontak jodoh di
Koran Kompas (2007) terhdapa calon pasangannya? Ternyata, sebanyak 99%
menghendaki berpasangan dengan karyawan tetap (prioritasnya Pegawai Negeri,
PNS, TNI, POLRI, BUMN) dan hanya 1% yang menghendaki berpasangan dengan
10
pengusaha, itupun mencari jodoh (dari etnis Tionghoa) yang sudah tidak diragukan
jiwa kewirausahaannya.
Peristiwa yang mempercepat/memicu seseorang menjadi wirausahawan,
antara lain :
1. Sebuah peristiwa yang menyakitkan, seperti hilangnya pekerjaan
karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat
kerjanya.
2. Memasuki usia pension, sehingga memiliki waktu luang yang lebih
banyak
3. Sulitnya memperoleh pekerjaan – melamar pekerjaan di berbagai
instansi yang selalu ditolak (karena meman sempitnya kesempatan
kerja)
4. Telah mengikuti berbagai seminar, kursus atau memperoleh mata
kuliah kewirausahaan
5. Memperoleh sharing pengalaman dan wirausahawan atau family yang
telah berhasil atau memiliki bisnis sebelumnya.
11
Tidak jarang juga setelah seseorang memperoleh kursus dan pendidikan
non-gelar melalui koperasi dan atau koperasi kredit, bahkan setelah mendengarkan
cerita sukses pengalaman bisnis yang dimiliki oleh orang-orang di sekitar kita,
meskipun bisnis kecil-kecilan, dapat menjadi pemicu, potendi dan motivasi untuk
menjadi wirausahawan yang berhasil. Motivasi untuk menjadi seorang wirausaha
biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup untuk mengelola
usaha dan siap mental secara total.
1. Laba
2. Kebebasan
3. Impian personal
4. Kemandirian
Menurut Siregar dan Nara (2011), motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
12
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkret
5. Terbuka peluang untuk menjadi bos minimal bagi dirinya sendiri
Selain keuntungan, ada pula kelemahan untuk menjadi wirausahawan antara lain :
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai risiko. Jika
risiko ini telah diantisipasi secara baik, wirausahawan telah mampu
menggeser risiko tersebut
2. Bekerja keras dan atau jam kerja yang mungkin lebih panjang
4. Memiliki tanggung jawab sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun mungkin kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
13
4. Kuadran empat, Kuadran I (Investor), seseorang yang berposisi sebagai
permodal/investor/pemilik modal. Contoh kuadran ini : pemilik deposito
(deposan), pemilik saham, pemilik properti, dan lain-lain.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah
pengetahuan tentang herbal buah kurma dan dapat menjadikan referensi bagi kita
semua. Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami kritik dan saran untuk
dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah-makalah kami
selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M.S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke 19, Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siregar, Eveline, & Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran, Cetakan
ke 2. Bogor: Ghalia Indonesia.
16