Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PASIR VULKANIK


DI PANTAI GLAGAH KULONPROGO BERDASARKAN DATA N-SPT

Hanindya K Artati1,*), Widodo Pawirodikromo2, Edy Purwanto3


1,*)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
Email: hanindya@uii.ac.id
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
Email: Widodo355@gmail.com
3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
Email: purwanto_edy57@yahoo.com

ABSTRACT
One of the most causes of damage to structures during an earthquake is liquefaction. Liquefaction
happened in loose sand, which saturated under earthquake shaking. Earthquake shaking will
cause cyclic loading to the ground's surface, which potential for the occurrence of liquefaction.
The liquefaction phenomenon is a soil behavior under cyclic loads that occurs in just a few
moments. Due to the short cyclic load, the soil mass suddenly changes from a solid limit to a
liquid limit or has a paramount consistency, such as liquid. Liquefaction events during an
earthquake can be characterized by the presence of ground movement in the horizontal direction,
seepage water out from fracture of the ground, movement of sloping or descending buildings,
displacement of ground advance, and landslides. This study took a case study in Glagah Beach
at Kulonprogo Regency. That is beach areas, a landform alongside body water, which consists of
loose particles such as sand where Yogyakarta International Airport (YIA) is located. The
analysis was carried out to determine the potential of liquefaction based N-SPT data using the
Seed, Martin & Lysmer (1975). Based on these data, The Cyclic Stress Ratio (CSR) value is
calculated, which is the ratio between the average shear stress caused by the earthquake with the
significant vertical stress in each layer and the value of the Cyclic Resistance Ratio (CRR), which
is the amount of soil resistance to liquefaction. The analysis in the Kulonprogo Regency area is
an area that is considered to require liquefaction. Analysis of liquefaction potential based on N-
SPT data with the Seed, Martin & Lysmer (1975) method on a 6.3 magnitude earthquake. The
result indicates that the liquefaction potential occurs up to a depth of 8.5 meters.
Keywords: liquefaction, sand, N-SPT data, earthquake magnitude
PENDAHULUAN
Likuifaksi terjadi karena tanah kehilangan
Pertemuan Indian-Australian Plate dan kekuatannya akibat getaran gempa yang
Eurasia Plate di wilayah Selatan Pulau Jawa menyebabkan tegangan air pori meningkat
menyebabkan aktivitas pergerakan lempeng pada volume yang tetap. Akibat hal tersebut
aktif yang memungkinkan terjadinya gempa kontak pada material pasir halus menjadi
bumi. Akibat dari gempa bumi menyebabkan menurun yang disertai dengan turunnya
beberapa fenomena baru seperti terjadinya tekanan efektif. Analisis potensi likuifaksi
tanah longsor, tsunami, pergerakan tanah, dilakukan berdasarkan stress-based
penurunan tanah dan likuifaksi. Pada procedure (Whitman, 1971 dan Seed and
umumnya potensi likuifaksi dipengaruhi oleh Idriss 1971) untuk memprediksi potensi
jarak lokasi yang berpotensi mengalami likuifaksi berdasarkan safety factors.
likuifaksi dengan sumber gempa, selain itu Beberapa kajian mengenai potensi likuifaksi
kekuatan gempa dan faktor air tanah juga telah dilakukan, di antaranya Lestari et al.
mengaruhi kekuatan likuifaksi. (2014) mengenai kajian potensi liquifaksi

108 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020


ISSN 0853-8557

berdasarkan konsep critical state dan uji besar menyebabkan lapisan tanah
piezocone pada sedimen pasiran Kota mengalami likuifaksi dan mengakibatkan
Padang. Analisis tersebut dilakukan dengan kerusakan dipermukaan tanah. Penurunan
melakukan uji triaxial CU dan uji piezocone dipermukaan tanah meningkat tajam dengan
pada tanah pasiran padang. Hasil dari bertambahnya magnitude gempa Mw 7,5 –
analisis menunjukkan hubungan tegangan 10 dan percepatan gempa maksimum, amax =
efektif rata-rata terhadap angka pori pada 0,4g – 0,6 g.
tanah pasir yang memiliki potensi likuifaksi
Desa Palihan dan Glagah terletak di pantai
pada saat gempa 7,9 SR dan percepatan a =
selatan Kabupaten Kulonprogo. Menurut
2,5 m/sec2.
Nurwihastuti et al. (2014) area tersebut
Evaluasi potensial likuifaksi lainnya merupakan tanah endapan campuran antara
dilakukan oleh Munirwan dan Gunawan tanah liat berlanau dan pasir vulkanik halus.
(2012) di pesisir Pantai Krueng Raya Aceh Apabila diperhatikan, jenis-jenis tanah
Besar Provinsi Aceh. Dari analisis potensi tersebut mempunyai sifat-sifat dasar akan
likuifaksi dengan menggunakan metode terjadinya potensi likuifaksi.
simplified procedure (Seed et al., 1975) dapat
Pantai Palihan dan Glagah, adalah wilayah
dibandingkan nilai jumlah getaran ekivalen
strategis karena pada area tersebut terdapat
akibat gempa (Neq) dengan nilai jumlah
fasilitas publik yang sangat penting yaitu
getaran yang dibutuhkan untuk mencapai
dibangunnya Yogyakarta International
keadaan likuifaksi (NL). Analisis tersebut
Airport (YIA). Menurut Herina Silvia
menunjukkan jika Neq lebih besar dari NL,
(2013), sifat geologi Yogyakarta, yang
maka akan terjadi likuifaksi. Selain itu,
didominasi oleh tanah vulkanik dipilih
potensi likuifaksi dapat dianalisis dengan
sebagai objek penelitian ini untuk
memasukkan nilai tahanan standar penetrasi
menganalisis lebih lanjut. Penelitian ini
yang telah dikoreksi (N’) dan nilai cyclic
bertujuan mengevaluasi potensi likuifaksi
ratio (τ/σ’vo), yang selanjutnya diplot untuk
yang terjadi di Desa Palihan dan Desa
menentukan apakah berpotensi terjadi
Glagah. Dua desa ini berada di lokasi YIA
likuifaksi atau tidak.
dipakai objek pengambilan sampel tanah
Alwyn (2013), telah melakukan Pemetaan untuk pengujian laboratorium dan
Kerentanan Daerah Potensi Likuifaksi, Studi pengambilan data N-SPT dengan variasi
Kasus Daerah Desa Panjangrejo dan magnitude gempa sebesar 6,5 SR, 7,5 SR
Sekitarnya, Kecamatan Pundong, Kabupaten dan 8,5 SR. Dari hasil analisis tersebut
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. diharapkan diperoleh interval kedalaman
Penelitian dilakukan dengan metoda potensi likuifaksi yang akan terjadi pada
pemetaan langsung yaitu dengan cara titik-titik pengujian SPT tersebut.
melakukan observasi lapangan untuk
Karakteristik Tanah Pasir Likuifaksi
memetakan persebaran litologi pada daerah
penelitian sebagai salah satu data acuan Likuifaksi merupakan proses hilangnya
pembuatan zonasi rawan likuifaksi. kekuatan tanah akibat kenaikan tegangan air
pori dan turunnya tekanan efektif dari lapisan
Sedangkan berdasarkan Robertson dan
tanah yang timbul akibat dari beban gempa.
Wride (1998) pada penelitian Studi
Likuifaksi dipengaruhi oleh parameter-
Parametrik Potensi Likuifaksi dan
parameter gempa yaitu magnitudo gempa,
Penurunan Tanah Berdasarkan Uji Sondir,
energi yang dilepas pada fokus gempa
Muntohar (2012) melakukan estimasi
tektonik akibat deformasi lempeng, durasi
penurunan menggunakan rumusan metode
atau lama gempa, dan percepatan permukaan
oleh Zhang et al. (2002) dan potensi
tanah. Likuifaksi akan lebih cenderung terjadi
likuifaksi menggunakan Iwasaki (1978).
pada pasir jenuh air yang berdiameter halus.
Kajian parametrik menunjukkan bahwa
Secara umum tanah akan mengalami
magnitude dan percepatan gempa yang lebih
Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108
P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

likuifaksi berdasarkan kriteria likuifaksi kriteria likuifaksi dari sumber lain dapat
menurut Pathak dan Purandare (2016) dapat dilihat pada Tabel 2.
dilihat pada Tabel 1, sedangkan parameter
Tabel 1. Kriteria likuifaksi
No Nama kriteria Likuifaksi Pengujian Tidak
likuifaksi
1 Wang Chinese Criteria (1979) (a) % finer (Less than 5 μm) Seed and Idriss If any one of
<15-20 conditions is not
(b) LL<35 satisfied
(Both the conditions are
satisfied)
2 Modified Chinese Criteria (a) % finer (Less than 5 μm) - If any one of
(Seed and Idriss 1982) <15 conditions is not
(b) LL<35 and satisfied
(c) Water content/LL
(Wc/LL)>0,9
(All conditions are satisfied)
3 Andrew and Martin (2000) (a) % finer (Less than 2 μm) < Any one of condition of If both
10 liquefaction is not conditions are
(b) LL<32 satisfied not satisfied
(Both the conditions are
satisfied)
4 Seed et.al. (2003) (a) Plasticity Index (PI) <12 (a) 12<PI<20 Out of limits of
(b) LL<37 and (b) 37<LL<47 testing
(c) Wc/LL > 0,8 (c) Wc/LL>0,85
5 Bray and Idriss (2006) (a) PI<12 (a) 12<PI<18 Out of limits of
(b) Wc/LL>0,85 (b) Wc/LL>0,8 moderately
(Moderately liquefiable) liquefiable
6 Polito (1999) (a) Liquefiable:PI<10 and Out of limits of
LL<30 cyclic mobility
(b) Cyclic mobility: 10<PI<20
and 30<LL<40
7 Boulanger and Idriss (2006) (a) Liquefaction – PI<3 - -
(b) Transition – 3<PI<7
(c) Cyclic mobility – PI>7

Tabel 2. Kriteria likuifaksi (Bol et al., 2010)


No Nama kriteria Parameter dengan jangkauan Pengujian Berat
8 Bol et al. (2010) 1. Liquid limit (LL) (a) LL < 33% 1
(b) 35 > LL > 33 0,5
2. Liquidity index (LI) (a) Li > 0,9 1
(b) 15 < %CC < 10 0,5
3. % Clay Content (%CC) 1. %CC < 10 1
2. 0,75 < Li < 0,9 0,5
4. Mean particle diameter (D50) (a) D50 > 0,06 1
(b) 0,02 < D50 < 0,06 0,5
Zone of liquefaction Sum of weight
1. Liquefaction 3,5 < Sum < 4
2. Testing 2,5 < Sum < 3,5
3. No-liquefaction Sum < 2,5

Menurut SNI 1726-2012 tentang tata cara dengan PGAM = MCEG percepatan tanah
perencanaan ketahanan gempa untuk puncak yang disesuaikan dengan pegaruh
struktur bangunan gedung dan non gedung, klasifikasi situs,
tanah maksimum untuk evaluasi likuifaksi
FPGA = koefisien situs,
menggunakan percepatan puncak MCEG.
PGA= percepatan tanah puncak terpetakan.
Percepatan tanah puncak PGAM dapat dilihat
pada persamaan (1) berikut.
PGAM = FPGA . PGA (1)

110 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020


ISSN 0853-8557

Potensi Likuifaksi Berdasarkan Data faktor reduksi akan semakin kecil (Liao dan
N-SPT Whitemann, 1986) sebagaimana ditunjukkan
dalam persamaan (5) s.d. persamaan (8).
Likuifaksi terjadi pada tanah yang berpasir
lepas (tidak padat) dan jenuh air. Kondisi ini 𝑟 = 1,00 − 0,00765𝑧 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑧 ≤ 9,15 𝑚 (5)
dapat dinyatakan dalam persamaan (2). 𝑟 = 1,174 − 0,0267𝑧 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 9,15 ≤ 𝑧 ≤ 23𝑚 (6)
𝑟 = 0,744 − 0,008𝑧 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 23 ≤ 𝑧 ≤ 30𝑚(7)
σ' = σ – u (2)
𝑟 = 0,5𝑧 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑧 ≥ 23𝑚 (8)
Dengan, z = kedalaman lapisan tanah yang ditinjau.
σ' = tegangan efektif,
Potensi likuifaksi didasarkan pada cyclic
σ = tegangan total (berat permukaan tanah),
stress ratio (CSR) yang merupakan tegangan
u = tekanan air pori.
siklik yang terjadi akibat gempa dan cyclic
Seed et al. (1975) menyatakan bahwa resistance ratio (CRR) yang merupakan
likuifaksi adalah proses perubahan kondisi ketahanan tanah untuk menahan likuifaksi.
tanah pasir yang jenuh air menjadi cair akibat
Seed dan Idriss (1971) menggunakan
meningkatnya tekanan air pori yang nilainya
persamaan rasio tegangan siklik (CSR),
menjadi sama dengan tekanan total
sebagaimana ditunjukkan persamaan (9) dan
menyebabkan terjadinya beban dinamik,
persamaan (10).
sehingga tegangan efektif tanah menjadi nol.
CSR = τ ∗σ (9)
Potensi likuifaksi pada tegangan tanah
vertikal total (𝜎𝑣) dapat dihitung dengan CSR = 0,65 . .r (10)
persamaan (3).
𝜎𝑣 = 𝛴 (𝛾.H) (3) Dengan,
amax = percepatan horizontal maksimum
Dengan, tanah,
𝜎𝑣 = tegangan vertikal total (kN/m2), g = percepatan gravitasi,
𝛾 = berat isi lapisan tanah (kN/m3), 𝜎𝑣𝑜 = tegangan vertikal overburden total,
H = tebal lapisan tanah (m). 𝜎′𝑣𝑜 = tegangan vertikal overburden efektif.
Sedangkan tegangan vertikal efektif (𝜎′v) Menurut metode Seed dan Idriss (1971),
sebagaimana persamaan (4) berikut. tegangan geser yang menyebabkan likuifaksi
𝜎′v = 𝜎𝑣 −µ (4) dapat dihitung dari tegangan geser siklik 𝜏𝑎𝑣
yang dihasilkan pada setiap titik lapisan
Dengan, tanah, sebagaimana persamaan (11).
𝜎′v = tegangan vertikal efektif (kN/m2),
𝜎v = tegangan vertikal total (kN/m2), τ = 0,65. γ. z. 𝑎 .g .𝑟 (11)
µ = tegangan air pori (kN/m2), Dengan,
µ = γw.H, 𝛾 = berat satuan total,
γw = berat isi air (kN/m3), z = kedalaman,
H = tebal lapisan (m). g = percepatan gravitasi,
Korelasi nilai SPT (Standart Penetration amax = percepatan horizontal maksimum
Test) terhadap potensi likuifaksi adalah tanah,
sebagai berikut. rd = faktor reduksi kedalaman.

N SPT = 0 – 20 (Potensi likuifaksi besar), Faktor 0,65 adalah asumsi bahwa tegangan
N SPT = 20 – 30 (Potensi likuifaksi sedang), geser seragam ekivalen adalah 65% dari
N SPT > 30 (Potensi likuifaksi tidak berarti). tegangan geser maksimum absolut yang
dihasilkan oleh gempa
Faktor reduksi, rd merupakan nilai yang
dapat mempengaruhi tegangan di dalam Likuifaksi dipengaruhi oleh plastisitas tanah,
tanah. Semakin jauh kedalaman tanah maka menentukan faktor koreksi (N1)60cs

Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108


P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

sebagaimana persamaan (12). 𝐶𝐸 = koreksi untuk efficiency energy,


𝐶𝐵 = koreksi untuk diameter borehole,
(N1)60cs = 𝛼 + 𝛽(N1)60 (12) 𝐶𝑅 = faktor koreksi dari panjang tali (rod
Nilai-nilai α dan β dipengaruhi oleh length),
persentase fines content FC, 𝐶𝑆 = koreksi untuk sampel d atau tidaknya
(linier).
α = 0, β = 1, FC ≤ 5%,
Faktor keamanan, FS merupakan
α = exp[1,76-(190/FC2)] 5% < FC < 35%, perbandingan dari nilai cyclic stress ratio
β = [0, 99-(FC1,5/1000)] 5% < FC < 35%, (CSR) dan cyclic resistance ratio (CRR)
ditunjukkan pada persamaan (14) berikut.
α = 5,0 β = 1,2 FC ≥ 35%.
Youd dan Idriss (2001) dan Cetin et al. 𝐹𝑆 = (14)
(2004) memberikan koreksi terhadap nilai
Dengan nilai cyclic resistance ratio (CRR)
(N1)60 sebagaimana persamaan (13).
diperoleh dari pengujian lapangan yaitu uji
(𝑁1 ) = 𝑁 . 𝐶 𝐶 . 𝐶 𝐶 . 𝐶 . (13) Standart Penetration Test (SPT). Sedangkan
cyclic resitance ratio (CRR) berdasarkan
Dimana,
𝑀 = N-SPT yang diperoleh dari tes lapangan, nilai SPT (Youd dan Idriss, 2001)
𝐶𝑁 = faktor koreksi untuk normalisasi effective sebagaimana persamaan (15) berikut.
overburden pressure σ’vo,

( )
𝐶𝑅𝑅 , = ( )
+ +( .( ) )
− (15)

Untuk memperoleh cyclic resistance ratio dilakukan uji SPT di lapangan pada 12
(CRR) selain pada magnitude 7,5; Seed dan titik borehole di Desa Palihan dan Desa
Idriss (1971) menentukan nilai magnitude Glagah yang merupakan lokasi
scale factor (MSF) untuk kondisi magnitude pembangunan Yogyakarta International
kurang dari 7,5 dan lebih dari 7,5 dapat Airport (YIA).
digunakan persamaan (16) berikut.
2. Analisis potensi likuifaksi berdasarkan
𝑀 < 7,5; 𝑀𝑆𝐹 = 10 , /𝑀 , data N-SPT. Objek penelitian diperoleh
𝑀 > 7,5; 𝑀𝑆𝐹 = (𝑀 /7,5) ,
(16) dari data sebaran sebanyak 81 titik.
Adapun data sebaran dapat dilihat pada
Nilai CRR (Seed, 1983) menggunakan Gambar 1.
persamaan (17) berikut.
𝐶𝑅𝑅 = 𝐶𝑅𝑅 , ∗ 𝑀𝑆𝐹 ∗ 𝐾 ∗ 𝐾 (17)
Untuk nilai varibel Kσ & Kα dalam
perhitungan biasanya hanya dalam kasus
khusus sehingga dalam kasus ini, Kσ & Kα
bernilai 1.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
tahapan penelitian meliputi: Gambar 1. Data Sebaran
1. Pengumpulan data, meliputi pengambilan 3. Potensi likuifaksi dihitung berdasarkan
data uji laboraturium untuk dilakukan uji pada cyclic stress ratio (CSR) dan cyclic
sifat-sifat fisis dan mekanis kemudian resistance ratio (CRR), Seed dan Idriss
112 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020
ISSN 0853-8557

(1971) data diambil pada muka air tanah terjadi likuifaksi. Sedangkan untuk nilai N-
berada pada zona warna merah yaitu SPT > 30 menjadikan tahanan siklik yang
dengan muka air tinggi berdasarkan tinggi dan memungkinkan potensi likuifaksi
analisis interpolasi sebagaimana tidak berarti. Walaupun demikian untuk
disajikan pada Gambar 2. mengetahui potensi likuifaksi tergantung
pada nilai cyclic stress ratio (CSR).
4. Sedangkan magnitude scale factor
Berdasarkan persamaan Seed dan Idriss
dianalisis pada Mw 6,5 SR; 7,5SR dan 8,5
(1971) yang dituangkan oleh Robertson
SR.
(2004), diperoleh hasil analisis nilai CSR
yang dipengaruhi oleh tegangan geser siklik
dengan pendekatan percepatan maksimum
arah horisontal terhadap tegangan
overburden vertikal total dan effektif yang
mengalami peningkatan signifikan pada
lapisan jenuh air bersamaan dengan fungsi
kedalaman, walaupun akan mengalami
penurunan akibat pengaruh pengurangan
tegangan akibat kedalaman pada lapisan
tanah. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar
grafik CRR/CSR vs Kedalaman. Pada
Gambar 2. Data muka air tanah Gambar 3 s.d. Gambar 13 terlihat bahwa jika
nilai CSR>CRR, maka tanah akan memiliki
kecenderungan untuk likuifaksi karena nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN angka keamanan < 1. Jika CSR<CRR atau
pada kondisi angka keamanan > 1, maka
Evaluasi Potensi Likuifaksi tanah tidak mengalami likuifaksi. Adapun
Analisis dilakukan setiap 0,5 meter pada hasil analisis borehole DB 01 dapat dilihat
setiap lapisan tanah mencakup 12 titik pada Gambar 3 menunjukkan potensi
potongan memanjang dengan kondisi berupa likuifaksi yang akan terjadi pada kedalaman
tanah pasir yang jenuh air dengan tinggi 1,4 m – 8,2 m. Hal tersebut disebabkan
muka air tanah dapat dilihat pada Gambar 2. karena pada interval kedalaman tersebut nilai
Data yang digunakan merupakan data hasil CSR>CRR.
uji laboratorium dan hasil uji SPT yang
dibaca setiap interval 2 meter hingga CRR/CSR
mencapai kedalaman 12 meter. Adapun
borehole yang dianalisis meliputi DB 01, 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0
DB 02, DB 03, DB 04, DB 05, DB 06, DB
15, DB 22, DB 44, DB 38, DB 09, DB 10, 2 Potensi
dan DB 11. 4 Likuifaksi
Kedalaman (m)

Safety Factor for Liquefaction Potential 6


Untuk evaluasi cyclic resistance ratio (CRR) 8
sangat dipengaruhi oleh nilai N-SPT yang 10
telah diberikan nilai koreksi terhadap (N1)60
12 CSR
berdasarkan Youd dan Idriss (2001) dan
kemudian dilakukan koreksi pula terhadap 14 CRR
(N1)60cs. Hasil analisis CRR menunjukkan 16
pada nilai N-SPT<30, maka rasio dari Gambar 3. Potensi likuifaksi DB-01
tahanan siklik rendah dan lapisan tanah
memiliki kecenderungan yang besar untuk

Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108


P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

CRR/CSR CRR/CSR
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0
0
Potensi

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

Potensi
5 Likuifaksi 5 Likuifaksi

10 10
CSR CSR
CRR CRR
15 15
Gambar 4. Potensi likuifaksi DB-02 Gambar 7. Potensi likuifaksi DB-05
Gambar 4 menunjukkan potensi likuifaksi Gambar 7 menunjukkan potensi likuifaksi
DB-02 terjadi pada kedalaman 0,15 m – 5,8 DB-05 terjadi pada kedalaman 0,05 m – 5,5
m. m.

CRR/CSR CRR/CSR
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0 0
2
Kedalaman (m)

Potensi
Kedalaman (m)

5 4 Potensi
Likuifaksi
6 Likuifaksi

10 8
CSR
CRR 10 CSR
15 12 CRR
Gambar 5. Potensi likuifaksi DB-03 14
Gambar 5 menunjukkan potensi likuifaksi Gambar 8. Potensi likuifaksi DB-15
DB-03 terjadi pada kedalaman 0,3 m – 7,5 m. Gambar 8 menunjukkan potensi likuifaksi
DB-15 terjadi pada kedalaman 0,05 m – 10,0
m.
CRR/CSR
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0 CRR/CSR
2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
4 Potensi 0
Kedalaman (m)

Likuifaksi
6 2
Potensi
Kedalaman (m)

8 4
Likuifaksi
10 6
12 CSR 8
14 CRR
10 CSR
16
12 CRR
Gambar 6. Potensi likuifaksi DB-04
14
Gambar 6 menunjukkan potensi likuifaksi
DB-04 terjadi pada kedalaman 0,2 m – 8,0 m. Gambar 9. Potensi likuifaksi DB-22

114 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020


ISSN 0853-8557

Gambar 9 menunjukkan potensi likuifaksi Gambar 12. Potensi likuifaksi DB-09


DB-22 terjadi pada kedalaman 0,8 m – 9,5 m.
Gambar 12 menunjukkan bahwa potensi
CRR/CSR likuifaksi DB-09 terjadi pada kedalaman 0,15
m sampai dengan kedalaman 6,0 m.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0
CRR/CSR
Kedalaman (m)

2
Potensi 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
4 0
Likuifaksi
6
2 Potensi
8 Likuifaksi

Kedalaman (m)
4
10 CSR
6
12 CRR
14 8

Gambar 10. Potensi likuifaksi DB-44 10 CSR


12 CRR
Gambar 10 menunjukkan bahwa potensi
likuifaksi DB-44 terjadi pada kedalaman 0,1 14
m sampai dengan kedalaman 6,0 m. Gambar 13. Potensi likuifaksi DB-10
CRR/CSR Gambar 13 menunjukkan bahwa potensi
likuifaksi DB-10 terjadi pada kedalaman 0,10
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0
m sampai dengan kedalaman 10,6 m.
2
Kedalaman (m)

Potensi CRR/CSR
4 Likuifaksi
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
6 0
8 2 Potensi
Kedalaman (m)

10 Likuifaksi
CSR 4
12 CRR
6
14
8
Gambar 11. Potensi likuifaksi DB-38
10 CSR
Gambar 11 menunjukkan bahwa potensi
likuifaksi DB-38 terjadi pada kedalaman 0,1 12 CRR
m sampai dengan kedalaman 6,0 m. 14
Gambar 13. Potensi likuifaksi DB-11
CRR/CSR
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Gambar 13 menunjukkan bahwa potensi
0 likuifaksi DB-11 terjadi pada kedalaman 0,1
2
m sampai dengan kedalaman 6,0 m
Kedalaman (m)

Potensi
4 Likuifaksi Dari hasil pada Gambar 3 s.d. Gambar 13,
6
dapat diketahui potensi likuifasi yang dapat
terjadi, yaitu berada pada kedalaman antara
8 0,1 m sampai dengan maksimum 10,5 m
10 CSR sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 14.
12 CRR
14

Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108


P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

Kedalaman potensial likuifaksi

Gambar 14. Kedalaman potensial likuifaksi


Pada Gambar 14 dapat dilihat kedalaman DB(05) 0,05m-5,5m, DB(15) 0,05m-10,0m,
potensi likuifaksi yang akan terjadi yaitu DB(22) 0,8m-9,5m, DB(44) 0,1m-6,0m,
pada DB01. Potensi likuifaksi berada pada DB(38) 0,1m-6,0m, DB(09) 0,15m-6,0m,
kisaran 1,4m - 8,2 m, DB(02) 0,15m – 5,8m, DB(10) 0,1m-10,6m, DB(11) 0,1m-6,0m.
DB(03) 0,3m – 7,5m, DB(04) 0,2m-8,0m,
Safety Factor
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
0.0
DB01
2.0 Tidak
Potensial
DB02
4.0 DB03
Kedalaman (m)

Likuifaksi
DB04
6.0 DB05
8.0 DB15
DB22
10.0 DB44
DB09
12.0 DB10
Potensial
14.0 Likuifaksi DB11

16.0

Gambar 15 Angka keamanan terhadap potensi likuifaksi


Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kondisi Mw < 7,5 dan Mw > 7,5. Berdasarkan
kedalaman potensial terjadinya likuifaksi, pada data sejarah gempa di Daerah Istimewa
yaitu pada kedalaman berkisar 0,1 meter Yogyakarta pada tahun 2006. Menurut
sampai dengan 10,5 meter terlihat pada area USGS besar momen magnitudo gempa Mw
biru pada Gambar 14. Sedangkan pada sebesar 6,3 SR, sehingga analisis dilakukan
Gambar 15 menunjukkan angka keamanan pada rentang skala gempa 6,5 SR, 7,5 SR dan
pada masing-masing borehole. 8,5 SR. Dari hasil analisis variasi magnitude
gempa, terlihat pengaruh magnitude gempa
Pengaruh Magnitudo Gempa (Mw)
Mw 6,5 menunjukkan nilai ketahanan tanah
Ketahanan tanah dipengaruhi pula oleh yang lebih besar dibandingkan saat Mw 7,5.
besaran magnitudo gempa yang terjadi. Begitupula ketahanan tanah saat saat Mw 8,5
Untuk itu Seed dan Idriss (1983) menentukan akan menghasilkan ketahanan tanah yang
nilai magnitude scale factor (MSF) untuk lebih kecil dibandingkan saat Mw 7,5. Perlu

116 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020


ISSN 0853-8557

dicatat bahwa potensi likuifaksi akan


CRR CRR
meningkat seiring bertambahnya magnitudo 0.0 0.5 1.0 1.5 0.0 0.5 1.0 1.5
gempa. Hal serupa dapat dilihat pada titik 0 0
borehole lainnya ditunjukkan pada Gambar CRR6.5 CRR6.5
CRR7.5 CRR7.5
17(a), (b), (c), (d), (e), (f), (g), dan (h), untuk

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
5 CRR8.5 5 CRR8.5
setiap titik bore hole.

CRR 10 10
-0.1 0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
0 15 15
2 (e) DB15 (f) DB22
CRR6.5
4
Kedalaman (m)

CRR
CRR7.5 0.0 0.5 CRR
1.0 1.5
6 0.0 0.5 1.0 1.5
0 0
8 CRR8.5 CRR6.5 CRR6.5

Kedalaman (m)
10 CRR7.5

Kedalaman (m)
CRR7.5
5 CRR8.5 5
12 CRR8.5

14
10 10
16

Gambar 16 Grafik CRR pada Mw 15 15


6,5;7,5 dan 8,5 SR pada DB01 (g) DB44 (h) DB38
CRR CRR
0.0 0.5 1.0 1.5 0.0 0.5 1.0 1.5
CRR CRR 0 0
CRR6.5 2 CRR6.5
0.0 0.5 1.0 1.5 0.0 0.5 1.0 1.5
0 0 CRR7.5 CRR7.5
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
5 4
CRR6.5 CRR6.5 CRR8.5 CRR8.5
CRR7.5 6
CRR7.5
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

5 5 CRR8.5 8
CRR8.5 10
10
12
10 10 15 14
(i) DB09 (j) DB10
15 15
CRR
(a) DB02 (b) DB03 0.0 0.5 1.0 1.5
CRR 0
CRR
0.0 0.5 1.0 1.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2 CRR6.5
0 0 CRR7.5
CRR6.5 4
Kedalaman (m)

CRR6.5 CRR8.5
CRR7.5
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

CRR7.5 6
5 5 CRR8.5
CRR8.5
8

10 10 10
12
15 15 14
(c) DB04 (d) DB05 (k) DB11
Gambar 17 Grafik CRR saat Mw 6.5SR;
7.5SR dan 8.5 SR pada (a)DB02, (b)
DB03, (c) DB04, (d)DB05, (e)DB15, (f)
DB22, (g) DB44, (h) DB38, (i) DB09, (j)
DB10, (k) DB11

Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108


P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

Pada Gambar 17(a) DB02 menunjukkan Pada magnitude gempa 6,5 SR dapat terlihat
peningkatan nilai pada Mw 8,5 SR, begitu dalam Gambar 18(a) angka keamanan
pula pada Gambar 17(b) DB03, (c) DB04, meningkat pada setiap lapisan tanah. Hal ini
(d)DB05, (e)DB15, (f) DB22, (g) DB44, (h) menjadikan potensi terhadap likuifaksi
DB38 memiliki konsistensitas yang sama. menurun. Sedangkan pada Gambar 18(b),
dimana magnitude gempa meningkat sebesar
Pada Gambar 17(i) DB09 menunjukkan nilai
8,5 SR, menjadikan semakin besarnya
yang lebih besar pada Mw 8,5 SR
kemungkinan likuifaksi terjadi di setiap
dibandingkan saat Mw 6,5 SR dan Mw 7,5
lapisannya.
SR. Begitupula pada Gambar 17 (j) DB10
dan (k) DB11.
Angka keamanan KESIMPULAN
Dari hasil CRR pada Mw 6,5 dan Mw 8,5, Hasil analisis potensi likuifaksi berdasarkan
maka dapat diperoleh angka keamanannya data N-SPT dapat diambil kesimpulan
yang ditunjukkan pada Gambar 18(a) dan sebagai berikut.
18(b).
1. Potensi likuifaksi akan terjadi pada saat
Safety Factor CRR/CSR < 1. Dari 12 titik sampel yang
0.0 1.0 2.0 3.0 digunakan, maka terdapat potensi
0.0 likuifaksi pada seluruh titik sampel. Dari
DB01 hasil analisis diperoleh potensi likuifaksi
2.0 Tidak DB02 terjadi pada kedalaman lapisan tanah
Kedalaman (m)

Potensial DB03
4.0 Likuifaksi berkisar antara 0,1 meter hingga
DB04
6.0 DB05 mencapai kedalaman 10,6 meter. Potensi
8.0 DB15 likuifaksi yang terjadi ditunjukkan
DB22 melalui nilai safety factor yang lebih
10.0 DB44
DB09 kecil dari satu.
12.0 Potensial DB10
Likuifaksi DB11 2. Nilai CRR pada magnitude gempa 6,5
14.0 SR menunjukkan nilai-nilai yang lebih
16.0 besar dibandingkan pada CRR pada
magnitude gempa 7,5 SR, sehingga
Gambar 18.(a) Grafik angka keamanan pada memberikan nilai safety factor yang
Mw 6,5 lebih besar. Sedangkan nilai-nilai CRR
Safety Factor pada magnitude gempa 8.5 SR
0.0 0.5 1.0 1.5 menunjukkan nilai-nilai yang lebih kecil
0.0 dibandingkan CRR pada magnitude
gempa 7,5 SR, sehingga menghasilkan
2.0 Tidak DB01
DB02
nilai angka keamanan yang kecil atau
Potensial
4.0 DB03 lebih rentan terhadap potensial
Kedalaman (m)

Likuifaks
6.0
i DB04 likuifaksi.
DB05
8.0 DB15
DB22
10.0 DB44 DAFTAR PUSTAKA
Potensial
DB09 Badan Standarisasi Nasional. (2008). “SNI
12.0 DB10
Likuifaksi
DB11 3423; Cara Uji Analisis Ukuran Butir
14.0 Tanah”. Badan Standarisasi Nasional.
16.0 Bandung.
Gambar 18. (b) Grafik angka keamanan Badan Standarisasi Nasional. (2012). “SNI
1726; Tata Cara Perencanaan
pada Mw 8,5
118 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020
ISSN 0853-8557

Ketahanan Gempa untuk Struktur Indonesia (PIT HATTI) ke-16 Jakarta


Bangunan Gedung dan Non Gedung”. 4 Desember 2012, pp 139-144.
Badan Standarisasi Nasional.
Nurwihastuti, D.W., Sartohadi, J.,
Bandung.
Mardiatno D., Nehren, U., Restu.
Day, R.W. (2002). ”Geothecnical (2014). “Understanding of Earthquake
Earthquake Engineering Handbook”. Damage Pattern through
McGrawHill Geomorphological Approach: A Case
Study of 2006 Earthquake in Bantul,
Hardiyatmo, H.C. (2014). “Analisis dan
Yogyakarta, Indonesia”. World
Perancangan Fondasi I Edisi ketiga
Journal Engineering Technology,
Cetakan Pertama”. Gadjah Mada
Vol. 2, No. 3, pp. 61–70.
University Press. Yogyakarta.
Octavia, N.M.K.M. (2009). “Analisa
Hasmar, H.A.H. (2013). ”Dinamika Tanah
Potensi Terjadinya Likuifaksi dengan
dan Rekayasa Kegempaan”. UII Press.
Menggunakan Lembar Kerja”. Tugas
Yogyakarta.
Akhir (Tidak diterbitkan). Universitas
Hatmoko, J.T. (2016). “Dinamika Tanah Bina Nusantara. Jakarta.
dan Liquefaction Cetakan ke 01”.
Pathak, R. dan Purandare, A.S. (2016).
Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
“Liquefaction susceptibility criterion
Herina, S. (2013). “Steady State Line dan of fine grained soil”. International
State Parameter Sebagai Penentu Journal of Geotechnical Engineering,
Perilaku dan Potensi Liquifaksi Tanah Vol 10 (5), pp. 445-449.
Vulkanik Yogyakarta”. Disertasi.
Pawirodikromo, W. (2012). ”Seismologi
Universitas Parahyangan, Bandung.
Teknik & Rekayasa Kegempaan
Iwasaki, T., Tatsuoka, F., Tokida, K., Cetakan I”. Pustaka Pelajar.
Yasuda, S. (1978). “A practical method Yogyakarta.
for assessing soil liquefaction potential
Robertson, P.K., Wride, C.E. (1998).
based on case studies at various sites in
“Evaluating cyclic liquefaction
Japan”. Proceeding 2nd International
potential using the cone penetration
conference on Microzonation,
test”. Canadian Geothechnical
SanFransisco, pp 885-896.
Journal, 35: 442-459.
Lestari, A.S., Rahardjo, P.P., Hartadi, M.D.,
Seed, H.B. dan Idriss, I.M. (1971).
dan Kesuma, A. (2014). ”Kajian
“Simplified procedure for evaluating
Potensi Liquifaksi berdasarkan Konsep
soil liquefaction potential”. Journal
Critical State dan Uji Piezocone pada
Geotech Engineering ACSE, 97(9).
sedimen Pasiran Kota Padang”.
Penelitian. Universitas Katolik Taufana, P. (2013). “Pemetaan Kerentanan
Parahyangan. Bandung. Daerah Potensi Likuifaksi, akibat
Gempa Bumi Tektonik Studi Kasus
Munirwan, R.P. dan Gunawan, H. (2012).
Daerah Desa Panjangrejo dan
“Evaluasi Potensial Likuifaksi Pesisir
Sekitarnya, Kecamatan Pundong,
Pantai Krueng Raya Aceh Besar
Kabupaten Bantul, Daerah Istimmewa
Provinsi Aceh”. Jurnal Teknik Sipil,
Yogyakarta”. Naskah Publikasi.
Vol. 1, No. 2: 117-226.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Muntohar, A.S. (2012). “Studi Parametrik
Whitman, R.V. (1971). “Resistance of soil
Potensi Likuifaksi dan Penurunan
to liquefaction and settlement”. Soils
Permukaan Tanah Berdasarkan Uji
and Foundations, 11(4).
Sondir”. Prosiding Pertemuan Ilmiah
Tahunan Himpunan Ahli Teknik Tanah Zhang, G., Robertson, P.K., Brachman,

Artati – Analisis Potensi Likuifaksi Pada Pasir Vulkanik … 108


P-ISSN 0853-8557, E-ISSN 2746-0185

R.W.I. (2002). “Estimating


liquefaction induced ground
settlements from CPT for level
ground”. Canadian Geothecnical
Journal, 39.

120 Teknisia, Volume XXV, No 2, November 2020

Anda mungkin juga menyukai