Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEBEBASAN DAN TANGGUNGJAWAB SERTA HAK DAN KEWAJIBAN

Dosen Pengampu :

Drs.S.Hamdani,MA

Penyusun Makalah :

Rafi Bigin Widiatmoko Ammar Khadafi Achmad Hadi Setiawan


11200510000142 11200510000158 1120051000015

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,puji syukur kita kami panjatkan kepada


Allah SWT karena berkat nikmat kesehatan, penyusun mengerjakan makalah dengan tepat
waktu.

Makalah Berjudul “Kebebasan dan Tanggungjawab Serta Hak Dan Kewajiban” dapat
diselesaikan dengan bantuan banyak pihak,Kami harap pembaca makalah mendapatkan wawasan
serta sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih banyak kekuranganya terutama dalam segi
isi,kami menerima segala kritik agar kedepannya penulisan makalah dapat berkembang jauh
lebih baik.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Akhlak dan tassawuf ini
dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ............................................................................................1
c. Tujuan...............................................................................................................2

B. PEMBAHASAN.............................................................................................................2

a. Pengertian Kebebasan dan jenis-jenisnya.........................................................2

b. Pengertian Tanggungjawab dan jenis-jenisnya.................................................3

c..Pengertian hak dan jenis-jenisnya.....................................................................5

d.Pengertin kewajiban dan jenis-jenisnya.............................................................9

e. Hubungan Antara Kebebasan Dan Tanggung Jawab........................................11

C. KESIMPULAN...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12
Latar Belakang

Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut semua
urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu
maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan
perundang-undanganyang berlaku.

Rumusan Masalah

1). Apa pengertian kebebasan dan jenis-jenisnya ?

2). Apa pengertian dari tanggung jawab dan jenis-jenisnya?

4). Apa pengertian hak dan jenis-jenisnya?

5.)Apa pengertian kewajiban dan jenis-jenisnya?

5). Bagaimanakah hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab?

6). Contoh kasus hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab?

Tujuan

1). Untuk mengetahui pengertian kebebasan ?

2). Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kebebasan?

3). Untuk mengetahui apa pengertian dari tanggung jawab?

4). Untuk mengetahui Apa jenis-jenis tanggung jawab?

5). Agar dapat mengetahui bagaimanakah hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab?

6). Agar bisa memberi contoh kasus hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab

1.
A.Pengertian Kebebasan

Ada banyak pengertian ‘kebebasan’ dan pengertian yang paling sederhana dan klasik adalah
‘tidak adanya larangan.’ Meskipun demikian, konsep dasar ‘kebebasan’ juga harus
memperhatikan ‘tidak adanya intervensi’ dari kebebasan yang telah dilakukan tersebut terhadap
kebebasan orang lain. Jadi ada dua kebebasan yang seimbang, yakni bebas untuk melakukan dan
bebas untuk tidak diintervensi oleh tindakan tersebut.

Lebih jauh, Kamus John Kersey mengartikan bahwa ‘kebebasan’ adalah sebagai ‘kemerdekaan,
meninggalkan atau bebas meninggalkan.’ Artinya, semua orang bebas untuk tidak melakukan
atau melakukan suatu hal. Pengertian yang lebih banyak memiliki unsur-unsur hukum bisa
dilihat dari definisi ‘kebebasan’ dari Kamus Hukum Black. Menurut Black, ‘kebebasan’
diartikan sebagai sebuah kemerdekaan dari semua bentuk-bentuk larangan kecuali larangan yang
telah diatur didalam undang-undang. Kesimpulannya adalah manusia mempunyai hak untuk
bebas selama hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan larangan yang ada didalam hukum.
Berkaitan dengan pendapat sebelumnya bahwa larangan atau intervensi hanya boleh dilakukan
dengan memperhatikan asas proporsionalitas dan non diskriminasi.3

Jenis-Jenis Kebebasan

1) Kebebasan untuk diterima orang lain (sosial),artinya Kebebasan yang tidak menghina dan
melampui kebebasan orang lain. Tidak mengambil hak orang lain dan juga kebebasan yang
bertanggung jawab bukan kebebasan yang seenaknya tanpa aturan.

2) Kebebasan untuk menentukan diri kita sendiri (eksistensial),artinya kebebasan seseorang


untuk menentukan kegiatan dan perilaku seseorang dan ambil keputusan dan mengintropeksi diri
sendiri untuk menjadi lebih baik dari sebelum

3) Kebebasan fisik makhluk-makhluk yang berjuang secara sadar (manusia dan binatang) dan
bahkan tumbuh-tumbuhan , meskipun dalam derajat yang lebih rendah menikmati kebebasan
fisik sejauh rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material tidak menghalangi
makhluk-makhluk tersebut.

2.
B.Pengertian tanggung jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah
berkewajiban menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja
maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab,
maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab
itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak
lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak
lain memerlukan mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jenis-jenis tanggung jawab.

1). Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiapp orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Contohnya:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap juga ia lengah
dan terperosok ke sebuah lubang. Ia harus beristirahat diruma beberapa hari. Konsekuensi tinggal
dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan kelengahannya.

2). Tanggung Jawab kepada Keluarga

3.
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah
keluarga biasanya memiliki peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik, suatu hal
peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota keluarga. Sebagai kepala keluarga (Ayah)
berhak menegur atau bahkan memberi hukuman. Hukuman tersebut merupakan tanggung jawab
terhadap perbuatannya.

3). Tanggung Jawab terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus
berkomunikasi denhan manusia lain tersebut. Contohnya: Safi’i terlalu congkak dan sombong, ia
mengejek dan menghina orang lain yang mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia
termasuk dalam orang yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya
tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi oleh masyarakat sekitar.

4.
.  C. Pengertian Hak
          Hak menurut bahasa adalah menetapkan/ketetapan, keharusan, kenyataan, kekhususan
bagi sesuatu/seseorang, ketentuan dan kebenaran. Sedangkan menurut istilah:
1)   Kebenaran yang mutlak, hakikat seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surah
Al-           Baqarah: 147 yang berbunyi
  َ‫ك فَاَل تَ ُكون ََّن ِمنَ ۡٱل ُممۡ ت َِرين‬ ُّ ‫ ۡٱل َح‬            
َ ِّ‫ق ِمن َّرب‬
  Artinya: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu  termasuk
orang-orang yang ragu.
2)   Kekhususan bagi seseorang bukan bagi yang lainnya, sebagai lawan kewajiban   yaitu sesuatu
yang tidak sah bagi orang lain untuk membantah atau menghalang-        halanginya atau
melanggar sesuatu yang menjadi hak baginya. Dengan kata lain,          hak adalah sesuatu yang
menjadi hak bagi seseorang, menjadi kewajiban bagi   orang lain untuk menghormatinya dengan
tidak mengganggunya, tidak                                            melanggarnya, tidak menghalang-
halanginya, tidak mengambil tanpa seizinnya dan                              sebagainya.[1]
          Hak juga dapat diartikan wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang dapat
mengerjakan, memiliki, meninggalkan, mempergunakan atau menuntut sesuatu. Hak juga dapat
berarti panggilan kepada kemauan orang lain dengan perantaraan akalnya, perlawanan dengan
kekuasaan atau kekuatan fisik untuk mengakui wewenang yang ada pada pihak lain.
           Didalam al-qur’an kita menjumpai juga kata al-haqq, namun pengertiannya agak berbeda
dengan pengertian hak yang dikemukakan diatas. Jika pengertian hak diatas lebih mengacu
kepada semacam hak memiliki, tetapi al-haqq dalam al-qur’an bukan itu artinya. Kata memiliki
yang merupakan terjemahan dari kata hak tersebut diatas dalam bahasa al-qur’an disebut milik,
dan orang yang menguasainya disebut malik.
          Dalam perkembangan selanjutnya kata al-haqq dalam al-qur’an digunakan untuk empat
pengertian. Pertama, untuk menunjukan terhadap pelaku yang mengadakan sesuatu yang
mengandung hikmah, seperti adanya ALLAH disebut sebagai al-haqq karena Dialah yang
mengadakan sesuatu yang mengandung hikmah dan nilai bagi kehidupan. Penggunaan al-haqq
dalam arti yang demikian dapat dijumpai pada Al-Qur’an surah Al-An’am: 62
َ‫ع ۡٱل ٰ َح ِسبِين‬ ِّ ۚ ‫ثُ َّم ُر ُّد ٓو ْا ِإلَى ٱهَّلل ِ َم ۡولَ ٰىهُ ُم ۡٱل َح‬
ُ ‫ق أَاَل لَهُ ۡٱلح ُۡك ُم َوه َُو أَ ۡس َر‬

.5
Artinya: Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang
sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah
pembuat perhitungan yang paling cepat.
          Kedua, kata al-haqq digunakan untuk menunjukan kepada sesuatu yang diadakan yang
mengandung hikmah. Misalnya Allah SWT. menjadikan matahari dan bulan dengan al-haqq,
yakni mengandung hikmah bagi kehidupan. Penggunaan kata al-haqq seperti ini dapat dijumpai
pada Al-Qur’an surah Yunus: 5
           ‫ق يُفَصِّ ُل‬ ِّ ۚ ‫ق ٱهَّلل ُ ٰ َذلِكَ إِاَّل بِ ۡٱل َح‬ َ ۚ ‫وا َع َد َد ٱل ِّسنِينَ َو ۡٱل ِح َس‬
َ َ‫اب َما خَ ل‬ ْ ‫َاز َل لِت َۡعلَ ُم‬ ٗ ُ‫ضيَٓاءٗ َو ۡٱلقَ َم َر ن‬
ِ ‫ورا َوقَ َّد َر ۥهُ َمن‬ َ ۡ‫ه َُو ٱلَّ ِذي َج َع َل ٱل َّشم‬
ِ ‫س‬
ِ َ‫ٱأۡل ٓ ٰي‬
َ‫ت لِقَ ۡو ٖم يَ ۡعلَ ُمون‬
Artinya: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan
hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
          Ketiga, kata al-haqq digunakan untuk menunjukan keyakinan (i’tiqad) terhadap sesuatu
yang cocok dengan jiwanya, seperti keyakinan seseorang terhadap adanya kebangkitan di
akhirat, pahala, siksaan, surga dan neraka. Penggunaan kata al-haqq seperti ini dapat dijumpai
pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 213
َ‫ٱختَلَف‬ ۡ ‫وا فِي ۚ ِه َو َما‬ ۡ ‫اس فِي َما‬
ْ ُ‫ٱختَلَف‬ ِ َّ‫ق لِيَ ۡح ُك َم بَ ۡينَ ٱلن‬ِّ ‫ب بِ ۡٱل َح‬َ َ‫ث ٱهَّلل ُ ٱلنَّبِ ۧ‍يِّنَ ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُمن ِذ ِرينَ َوأَن َز َل َم َعهُ ُم ۡٱل ِك ٰت‬ َ ‫َكانَ ٱلنَّاسُ أُ َّم ٗة ٰ َو ِحد َٗة فَبَ َع‬
‫ق بِإ ِ ۡذنِ ِۗۦه َوٱهَّلل ُ يَ ۡه ِدي َمن يَ َشٓا ُء‬
ِّ ‫وا فِي ِه ِمنَ ۡٱل َح‬
ْ ُ‫ٱختَلَف‬ ۡ ‫وا لِ َما‬ ُ َ‫فِي ِه إِاَّل ٱلَّ ِذينَ أُوتُوهُ ِم ۢن بَ ۡع ِد َما َجٓا َء ۡتهُ ُم ۡٱلبَيِّ ٰن‬
ْ ُ‫ت بَ ۡغ ۢيَا بَ ۡينَهُمۡۖ فَهَدَى ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫ص ٰ َر ٖط ُّم ۡستَقِ ٍيم‬
ِ ‫إِلَ ٰى‬
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

6.
  Keempat, kata al-haqq digunakan untuk menunjukan terhadap perbuatan atau ucapan yang
dilakukan menurut kadar atau porsi yang seharusnya dilakukan sesuai keadaan dan waktu.
Penggunaan kata al-haqq seperti ini dapat dijumpai pada surah Al-Mu’minun: 71
‫بِ ِذ ۡك ِر ِهمۡ فَهُمۡ عَن‬                                               ‫ت َوٱأۡل َ ۡرضُ َو َمن فِي ِه ۚ َّن بَ ۡل أَت َۡي ٰنَهُم‬ ُّ ‫َولَ ِو ٱتَّبَ َع ۡٱل َح‬
ِ ‫ق أَ ۡه َوٓا َءهُمۡ لَفَ َس َد‬
ُ ‫ت ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ‫ِذ ۡك ِر ِهم ُّم ۡع ِرضُون‬
Artinya: Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi
ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu
      Selain itu, al-haqq dapat berarti upaya mewujudkan keadilan, argumentasi yang kuat,
menegakkan syari’at secara sempurna, dan isyarat tentang adanya hari kiamat. Dengan demikian,
seluruh kata al-haqq yang terdapat dalam al-qur’an tidak ada satupun yang mengandung arti hak
milik, sebagaimana arti hak yang umumnya lazim digunakan masyarakat.[2]
          Selain itu, Poedjawijanata juga mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hak ialah
semacam milik, kepunyaan, yang tidak hanya merupakan benda saja, melainkan pula tindakan,
pikiran dan hasil pikiran itu.[3]
2.      Macam-macam hak
           Hak dipengaruhi oleh dua faktor penting. Pertama, faktor yang merupakan hal (objek)
yang di hakki (dimiliki) yang selanjutnya disebut hak objektif. Hak ini bersifat fisik maupun non
fisik. Kedua, faktor orang (subjek) yang berhak, yang berwenang untuk bertindak menurut sifat-
sifat itu, yang selanjutnya disebut hak subjektif.
           Dalam kajian akhlak, tampaknya hak subjektiflah yang lebih mendapatkan perhatian,
yaitu wewenang untuk memiliki dan bertindak. Disebut wewenang bukan kekuatan, karena
mungkin saja wewenang (hak) itu tak dapat dilaksanakan karena ada kekuatan lain yang
menghalanginya.
           Dilihat dari segi objek dan hubungannya dengan akhlak, hak itu secara garis besar dapat
dibagi menjadi tujuh bagian, yaitu hak hidup, hak mendapatkan perlakuan hukum, hak
mengembangkan keturunan (hak kawin), hak milik, hak mendapatkan nama baik, hak kebebasan
berfikir dan hak mendapatkan kebenaran. Semua hak itu tidak dapat diganggu gugat, karena
merupakan hak asasi yang secara fitrah telah diberikan Tuhan kepada manusia, karena yang
dapat mencabut hak-hak tersebut hanya Tuhan.
7.
           Hak  manusia dalam sejarah dan masyarakat sering diperlakukan secara diskriminatif.
Terhadap kelompok yang satu diberikan kebebasan untuk menyatakan pikiran dan melakukan
usahanya dibidang materi, sedangkan pada kelompok yang lainnya dibatasi dan tidak diberikan
peluang untuk berusaha. Berkenaan dengan ini maka pada tahun 1948 Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan kedua tentang Hak-hak Asasi Manusia. Dalam
penyataan tersebut dikemukakan bahwa hak itu berdasarkan atas kemanusiaan, dan kemanusiaan
itu intinya bertumpu pada budi pekerti. Pernyataan hak asasi ini dapat dikatakan merupakan
kesadaran untuk manusia terhadap nilai kemanusiaannya. Dengan demikian adanya pernyataan
tersebut memiliki misi pelaksanaan ajaran moral dan akhlak. Dan disinilah letak hubungan
pembahasan masalah hak-hak manusia dengan akhlak.[4]
           Secara garis besar hak dibagi menjadi dua bagian:
1)      Hak tabi’in, yaitu hak manusia yang berlaku menurut fitrahnya, menurut asal kejadiannya
bahwa keadaan itu adalah menjadi hak manusia, seperti hak hidup dan hak merdeka.
2)      Hak yang diberikan oleh undang-undang/peraturan, yaitu hak yang dijamin berdasarkan
peraturan yang dibuat oleh manusia.[5]

8.
D.Pengertian Kewajiban
          Oleh karena hak itu merupakan wewenang, bukan berwujud kekuatan, maka perlu ada
penegak hukum melindungi yang lemah, yaitu orang yang tidak dapat melakukan haknya
manakala berhadapan dengan oranglain yang merintangi pelaksanaan haknya.dengan pengertan
lain kewajiban dapat diartikan tindakan yang harus di lakukan agar seseorang bisamenjalani
haknya
          Selanjutnya karena hak merupakan wewenang bukan kekuatan, maka ia merupakan
tuntutan, dan terhadap orang lain hak itu menimbulkan kewajiban, yaitu kewajiban menghormati
terlaksananya hak-hak orang lain. Dengan cara demikian orang lain pun berbuat yang sama pada
dirinya, dan dengan demikian akan terpeliharalah hak asasi manusia itu.
          Dengan demikian, masalah kewajiban memegang peranan penting dalam pelaksanaan hak.
Namun perlu ditegaskan disini bahwa kewajiban disinipun bukan merupakan keharusan fisik,
tetapi tetap berwajib, yaitu wajib yang berdasarkan kemanusiaan, karena hak yang merupakan
sebab timbulnya kewajiban itu juga berdasarkan kemanusiaan. Dengan demikian, orang yang
tidak memenuhi kewajibannya berarti telah memperkosa kemanusiaannya. Sebaliknya orang
yang melaksanakan kewajiban berarti telah melaksanakan sikap kemanusiaannya.[6]
          Kewajiban menurut ilmu akhlak, berarti sesuatu yang diperintahkan oleh perasaan suci hati
nurani untuk berbuat, sebab menurut hati nurani dan undang-undang akhlak perbuatan itu adalah
baik dan benar.
          Apabila kewajiban tidak ditunaikan, akan mengakibatkan orang lain atau sesuatu yang lain
yang mempunyai hak dari pelaksanaan kewajiban tersebut tidak menerima haknya. Kewajiban
lawan kata dari hak.
          Didalam kehidupan manusia sebagai mahluk zoon politicon manusia tidak lepas dari
rangkaian hak dan kewajiban. Antara hak dan kewajiban selalu bertimbal balik. Suatu yang
menjadi hak bagi seseorang adalah menjadi kewajiban bagi yang lainnya untuk dilaksanakan,
sehingga memenuhi hak tersebut.

9.
          Didalam masyarakat, sering terlihat manusia lebih terpengaruh oleh dorongan perasaan
egoistis yang selalu memperhatikan haknya sendiri, tetapi lupa kepada kewajibannya untuk
tunaikan yang menjadi hak orang lain. Didalam penyelidikan ethika, apabila kita semua
mendahulukan nenuntut hak dan menangguhkan kewajiban, maka akan berakibat tidak ada yang
memberikan hak tersebut kepadanya, sebab orang akan menuntut haknya lebih dahulu sebelum
melaksanakan kewajibannya, sehingga tidak ada yang memberikan hak tersebut kepadanya.
Akibat mendahulukan hak an menangguhkan kewajiban, maka segala urusan akan menjadi
terbengkalai dan macet.
          Tetapi sebaliknya, apabila yang berkewajiban tanpa menunggu haknya lebih dulu
melaksanakan kewajibannya, maka tanpa ditunggu yang berhak akan mendapatkan haknya,
sebab hak tersebut sudah diberikan oleh orang yang melaksanakan kewajiban itu.
          Didalam ajaran islam, tidak ada suatu perintahpun untuk menuntut hak lebih dulu, yang
ada adalah perintah melaksanakan kewajiban dan memberi hak kepada yang lain.
2.      Macam-macam Kewajiban
           Kewajiban-kewajiban manusia dalam hidup ini diarahkan kepada yang wujud , yang garis
besarnya terhadap:
1)      Khalik dalam hubungan vertikal
2)      Mahluk dalam hubungan horizontal
     Macam-macam kewajiban manusia menurut arahnya yaitu:
1)      Kewajiban terhadap diri sendiri
     kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan
yang sesungguhnya bahwa “tiada Tuhan selain Allah” . Dengan keyakinan bahwa Allah
mempunyai segala kesempurnaan. Keyakinan ini merupakan  kewajiban terhadap Allah dan
sekaligus  kewajiban manusia terhadap diri sendiri untuk keselamatan dirinya.
2)      Kewajiban terhadap Tuhan Khaliqul’aalam
     Menurut hadist Nabi, yang diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin jabal bahwa kewajiban
manusia kepada Allah  yaitu Mentauhidkan-Nya dan beribadat kepada-Nya.
3)      Kewajiban terhadap manusia lain dan alam semesta.[7]

10.
Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab
Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan, harus dilakukan.
Tanggung jawab merupakan amanah. Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha
manusia untuk melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya,
untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan
menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik
maupun pujian dari orang lain.

Tanggung jawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung jawab hanya yang
menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tidak ada tanggungjawab tanpa kebebasan dan
sebaliknya. Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-
perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang
tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.

Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang
tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang
bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab
suatu akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa berarti langsung
atau tidak langsung.

Kebebasan mengandaikan tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab,kebebasan menjadi lepas


kendali, dimana kebebasan dilahirkan dan tanggung jawab di tuntut.

11.

Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan bebas apabila
ia terikat pada aturan-aturan. Apabila ia tidak mengakui hal itu maka ia tetap tidak bebas, karena
dikuasai kecendrungan dan senantiasa dipengaruhi dan terikat pada hukum yang lebih tinggi dan
tidak sempurna.

Tidak memaksa manusia, sebaliknya, aturan memberikan kebebasan kepadanya. Manusia bebas
untuk menerima atau tidak menerima aturan tersebut. Meskipun demikian, kebebasan merupakan
kenyataan yang begitu pentingnya, sehingga tegak runtuhnya kesusilaan tergantung pada
pengakuan atau pengingkaran atas kebebasan dan tanggung jawab.

Daftar Pustaka

Bdk. DR. Nico Syukur Dister OFM (1993), Filsafat Kebebasan. Kanisius.Yogyakarta.Bdk. Nusa
Putra (1994), Pemikiran Soedjatmoko Tentang Kebebasan, Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Bdk. Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri: Sintesa Filosofis Tentang Makhluk
Paradoksal.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008), Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta.

Adiwiyato, Anton. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta. Mitra Utama.Tamara
Bryant. Pam Schiller. 2002. 6 Modal Dasar Bagi Anak. Jakarta. PT. Elex MediaKomputindo

12.

Anda mungkin juga menyukai