4 Yuliana Setiyaningsih Rev PDF
4 Yuliana Setiyaningsih Rev PDF
argumentatif, dan penilaian kemampuan menulis pernyataan posisi (claim), (2) data (grounds), (3)
argumentatif secara komprehensif. Karena alasan jaminan (warrants), (4) pendukung (backing), (5)
itu, tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan keterangan modalitas (modal qualifier), dan (6)
model pembelajaran berdasarkan logika Toulmin kondisi pengecualian (possible rebuttal) (Toulmin,
dalam meningkatkan kemampuan menulis dkk. 1979:25). Logika Toulmin dipilih karena teori
argumentatif dan keterampilan berpikir kritis subjek ini mendorong mahasiswa untuk memberikan
penelitian. alasan secara mendalam.
Penelitian ini mengintegrasikan tiga aspek Pengembangan argumen dengan keenam
penting dalam pembelajaran, yaitu isi, berpikir elemen argumen Toulmin menjadi fokus penelitian
kritis, dan proses pembelajaran mahasiswa aktif ini. Hubungan antarelemen argumen yang
(Ajisuksmo, 1996). Aspek isi tulisan argumentatif menunjukkan kedalaman dan ketajaman kekuatan
mengacu pada teori argumen berdasarkan suatu tulisan argumentatif dapat digambarkan
logika Toulmin, yang terdiri atas elemen (1) melalui bagan berikut.
Aspek berpikir kritis sebagaimana yang kemampuan menulis dan kemampuan berlogika.
tercermin dalam tulisan argumentatif mengacu Hasil yang ditemukan Teopilus menunjukkan
teori yang dikemukakan oleh Facione. Facione bahwa kemampuan berlogika yang baik juga akan
(2004:3) mengklasifikasikan bahwa keterampilan menunjukkan kemampuan menulis yang baik.
berpikir kritis mencakup keterampilan interpretasi Sementara itu, Rose (1990:324) menyebutkan
(interpretation), analisis (analysis), evaluasi bahwa pembelajaran cara berpikir dapat dilakukan
(evaluation), inferensi (inference), eksplanasi dengan menggunakan tulisan. Walker (2005) juga
(explanation), dan regulasi diri (self-regulation). mengungkapkan bahwa salah satu strategi untuk
Teori Facione dipilih dalam penelitian ini karena mengembangkan keterampilan berpikir kritis dapat
klasifikasi yang dibuat Facione lebih sederhana, dilakukan melalui pembelajaran menulis.
lebih lengkap, dan lebih mantap secara Mengungkapkan gagasan tertulis secara
substansial. argumentatif dengan keenam elemen argumen
Keterampilan berpikir kritis sebagai aktivitas Toulmin menuntut keterampilan berpikir
mental merupakan aktivitas yang tidak tampak, kritis yang tinggi. Bukan hanya keterampilan
tetapi keterampilan berpikir kritis dapat diketahui menginterpretasikan atau menganalisis yang
atau diukur melalui bentuk-bentuk aktivitas seperti dibutuhkan untuk menyusun tulisan argumentatif
berbicara dan menulis. Kemampuan seseorang dengan keenam elemen argumen (data, jaminan,
dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis pendukung, kondisi pengecualian, keterangan
mencerminkan kemampuan berpikirnya karena modalitas, dan pernyataan posisi yang relevan
berpikir dan menulis merupakan dua kegiatan yang dengan bukti-bukti yang dikemukakan), melainkan
tidak dapat dipisahkan. dibutuhkan keterampilan menilai, menyimpulkan,
Penelitian yang dilakukan oleh Teopilus (Tukan, mengungkapkannya dengan bahasa yang
1990) mengungkapkan bahwa ada korelasi antara logis, efektif, dan mengikuti kaidah tata bahasa
Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa tulisan yang Selain itu, isu-isu yang dijadikan materi
sudah jadi masih dijumpai kesalahan-kesalahan pembelajaran adalah isu-isu yang secara faktual
yang berhubungan dengan bahasa. Untuk dihadapi oleh pembelajar sebagai bagian dari
mengurangi kesalahan bahasa, perlu dilakukan anggota masyarakat. Melalui model ini, pembelajar
kegiatan untuk memperbaiki dan menulis ulang. Hal secara tidak langsung memberikan andil dalam
ini dilakukan untuk melatih kepekaan berbahasa bentuk memberikan alternatif pemecahan yang
yang memerlukan kesadaran diri seorang penulis. dianggap paling baik.
Kesadaran untuk meninjau proses berpikir yang Proses pembelajaran inkuiri jurisprudensial
telah dilakukan dan mengoreksi diri termasuk dalam menekankan pada sasaran isi dan proses,
keterampilan berpikir kritis yang paling tinggi, yaitu yang kedua-duanya menjadi fokus pencapaian
regulasi diri. pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan
Hubungan antara keterampilan berpikir kritis sasaran isi adalah “semua informasi, konsep-
dan kemampuan menulis argumentatif dapat dilihat konsep, teori, cara-cara berpikir, nilai-nilai, dan
sebagai ciri kematangan intelektual. Kematangan substansi lainnya yang diharapkan dipelajari oleh
intelektual ini dibentuk melalui bahasa. Ciri pembelajar sebagai pengalaman hasil belajar”
kematangan intelektual menurut Drost (2003:37) (Joyce dan Weil, 1996:409). Sasaran proses
adalah “Seseorang dapat dikatakan mampu bernalar adalah cara-cara belajar, yang menghasilkan
dan bertutur secara dewasa, jika ia menguasai aktivitas sosial dan intelektual untuk meningkatkan
ortografi, gramatika, dan sintaksis bahasanya kekuatan belajar.
sendiri”. Penguasaan semua komponen ini dapat Model inkuiri jurisprudensial melibatkan enam
juga dilihat dari tulisan argumentatif. Dalam konteks tahap proses pembelajaran. Keenam tahap itu
ini bahasa sebagai sarana argumentatif identik meliputi (1) orientasi kasus, (2) identifikasi isu-isu,
dengan bahasa sebagai alat berpikir (Alwasilah, (3) menentukan posisi, (4) menyelidiki posisi dan
2003:69). pola-pola argumen, (5) menyaring dan memenuhi
Sementara itu, aspek proses pembelajaran persyaratan posisi, dan (6) menilai asumsi-asumsi
mahasiswa aktif yang digunakan dalam penelitian faktual di balik posisi yang memenuhi syarat.
ini mengacu pada model pembelajaran inkuiri Penerapan model inkuiri jurisprudensial
jurisprudensial (jurisprudential inquiry). Model dapat memberikan dampak instruksional dan
pembelajaran yang diciptakan oleh Donald Oliver dampak pengiring (Joyce dan Weil, 1996:125).
dan James P. Schaver pada tahun 1966/1974 Dampak instruksional memberikan keterampilan
(Joice dan Weil, 1996:110) ini dimaksudkan kepada pembelajar untuk melakukan aktivitas
untuk membantu pembelajar berpikir secara yang berhubungan dengan aspek kognitif dan
sistematik tentang isu-isu kontemporer. psikomotorik. Keterlibatan pembelajar secara
Pemilihan model ini didasarkan atas kognitif tampak dalam unjuk kerja pembelajar untuk
pertimbangan bahwa karakteristik model ini sangat melakukan aktivitas, seperti menginterpretasikan
relevan dengan teori argumen yang dikembangkan menganalisis, memilih, menilai berbagai informasi,
oleh Toulmin dan teori keterampilan berpikir kritis. dan mengemukakan asumsi. Keterlibatan secara
Melalui model ini pembelajar dihadapkan pada psikomotorik dalam kaitan dengan penelitian
isu-isu sosial yang mengundang kontroversi dan ini tampak pada unjuk kerja pembelajar dalam
menuntut pembelajar untuk menetapkan posisinya melakukan dialog sosial, diskusi kelompok, dan
terhadap isu tersebut, serta memberikan bukti- kemampuan untuk mengekspresikan gagasan
bukti yang relevan. argumentatif secara tertulis.
Melalui model ini pembelajar juga secara Selain melibatkan aspek kognitif dan
mental terlibat dalam suatu diskusi kelompok psikomotorik dalam diri pembelajar, dampak
kecil. Gagasan-gagasan yang dilontarkan dalam pengiring dalam model ini juga melibatkan aspek
kelompok sangat membantu pembelajar untuk afektif. Keterlibatan pembelajar secara afektif
memahami isu-isu sosial, menentukan posisi, dan tampak pada sikap seperti timbulnya rasa empati,
memberikan bukti-bukti yang relevan dan masuk kesadaran untuk mengakui adanya pluralisme,
akal. kesadaran untuk memahami fakta tentang masalah-
masalah sosial, serta keinginan untuk bertindak
secara sosial.
Gambar 3 menunjukkan bahwa rata- Toulmin pada tahap 1, 2, dan 3. Pada tes akhir,
rata kemampuan mengungkapkan gagasan rata-rata kemampuan mengungkapkan gagasan
argumentatif ke dalam komponen isi cenderung argumentatif ke dalam komponen isi cukup tinggi
meningkat secara bertahap, yaitu sesudah dibandingkan dengan hasil rata-rata yang diperoleh
penerapan model pembelajaran berdasarkan logika pada tes awal.
Peningkatan penggunaan keenam elemen keenam elemen argumen Toulmin akan semakin
argumen Toulmin dalam tulisan argumentatif subjek tinggi. Kemampuan untuk memahami setiap
penelitian pada tes akhir dikarenakan adanya elemen dan membiasakan diri untuk mengenali
latihan yang terus-menerus dan usaha fasilitator dan merumuskan dalam bahasa Indonesia yang
untuk memberikan rangkuman, serta peneguhan baik dan benar memerlukan waktu yang cukup
kembali atas hal-hal penting, seperti cara- lama. Kegiatan menulis argumentatif memerlukan
cara memanfaatkan sumber-sumber yang ada, perenungan, pertimbangan, dan pengambilan
merumuskan pernyataan posisi, memilih informasi keputusan dari berbagai sumber yang dibaca. Maka
dan memutuskan mana informasi yang termasuk dari itu, keterampilan membaca untuk memahami
data, jaminan, pendukung, kondisi pengecualian, dan menilai informasi yang termasuk fakta dan
dan menyimpulkan pernyataan posisi dengan opini, serta alasan-alasan, memberikan dasar
keterangan modalitas tertentu. Hal ini dapat bagi keterampilan menulis argumentatif. Selain itu,
memberikan balikan yang cukup berarti bagi subjek perbedaan topik ikut menentukan tingkat kesulitan.
penelitian untuk memperbaiki kekurangannya. Topik tentang “rokok” lebih umum daripada topik
Jika kesempatan untuk berlatih menerapkan “krim pemutih”. Oleh karena itu, urutan topik
keenam elemen argumen Toulmin diperpanjang, menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan
subjek penelitian yang berhasil menguasai dalam proses pembelajaran.
memberikan judul tulisan yang didasarkan pada Gambar 6 menunjukkan bahwa rata-rata
kesalahan yang dibuat subjek penelitian sangat kemampuan mengungkapkan gagasan argumentatif
efektif. Pada tes awal, kesalahan yang ditemukan ke dalam komponen penutup cenderung meningkat
pada ketiga komponen tersebut sangat menonjol. secara bertahap, kecuali rata-rata yang diperoleh
Cara mengutip baik kutipan langsung maupun tidak pada tahap 1 terjadi sedikit penurunan. Sesudah
langsung yang dilakukan oleh subjek penelitian penerapan model pembelajaran berdasarkan logika
tidak menunjukkan adanya perbedaan penulisan. Toulmin pada tahap 2 dan 3, rata-rata kemampuan
Cara menuliskan sumber kutipan juga hanya nama mengungkapkan gagasan dalam komponen
pengarang tanpa diikuti tahun. Penulisan nama penutup subjek penelitian meningkat. Peningkatan
pengarang dalam kutipan masih menyertakan gelar kemampuan tersebut juga terjadi pada tes akhir,
akademik (misal, Dr.). Judul tulisan cenderung yang tampak dari hasil rata-rata yang cenderung
memberikan gambaran bahwa isi tulisan lebih meningkat dibandingkan dengan hasil rata-rata
bersifat ekspositoris daripada argumentatif. yang diperoleh pada tes awal.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa kesalahan Setiap argumen mempunyai keterangan
yang dilakukan oleh subjek penelitian pada tes awal modalitas tertentu. Dari hasil penelitian ini
mungkin disebabkan oleh kurangnya pengalaman ditemukan bahwa sebagian besar subjek
langsung selama proses pembelajaran. penelitian menggunakan keterangan modalitas
Memberikan pengalaman langsung dengan berpijak secara eksplisit berupa kata tugas, dan sebagian
pada kesalahan yang dilakukan subjek penelitian tidak menggunakan keterangan modalitas.
memberikan pemahaman yang berarti. Hal ini Selain itu, baik pada tes awal maupun tes akhir
terbukti setelah penerapan model pembelajaran keterangan modalitas yang digunakan tidak ada
Toulmin yang pertama terjadi perubahan yang yang menyatakan kemungkinan, melainkan lebih
berarti secara bertahap. banyak menyatakan kepastian dengan probabilitas
tinggi, dan menyatakan harapan.
M SD Nilai
Komponen Sig.
Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir t
Interpretasi 2.4697 3.0682 0.44309 0.19674 7.926 0,000
Analisis 2.0871 3.0191 0.24919 0.25891 14.916 0.000
Evaluasi 1.9503 2.8326 0.37652 0.29978 9.924 0.000
Inferensi 1.9112 2.7835 0.37840 0.31773 9.556 0.000
Eksplanasi 2.0282 2.9521 0.36917 0.26027 10.829 0,000
Tabel 2: Penilaian Proses Berpikir Sebelum & Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Logika
Toulmin
Tabel 3: Koreksi Diri Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Logika Toulmin
b. Analisis Perubahan Perilaku untuk Koreksi Diri tabel, grafik, dan gambar menarik. Bahan dinilai
Perubahan perilaku subjek penelitian untuk cukup variatif dan tidak membosankan. Selain
melakukan koreksi atas kesalahan yang dilakukan itu, bahan yang beraneka bentuk mendorong
sebagian besar telah terbentuk dalam diri subjek mahasiswa berpikir karena masing-masing bentuk
penelitian. Tabel 3 memberikan gambaran memiliki karakteristik tersendiri dan mahasiswa
tentang perubahan perilaku sebelum dan sesudah perlu menyikapinya secara berbeda. Hal ini
penerapan model pembelajaran berdasarkan memberikan tantangan tersendiri. Mahasiswa juga
logika Toulmin. terdorong untuk mengemukakan gagasan secara
Hasil analisis pernyataan yang mengungkap lebih luas.
koreksi diri menunjukkan bahwa terdapat satu Pada umumnya subjek penelitian
pernyataan yang tidak signifikan, yaitu pernyataan mengungkapkan bahwa tugas individual yang
nomor 20 (Prt 20). Nilai signifikansi untuk pernyataan diberikan dalam model pembelajaran Toulmin terlalu
“memperbaiki kesalahan penyusunan daftar banyak karena mata kuliah lain juga banyak dan
pustaka yang digunakan” sebesar 0.17, yang pada semua beban tugas sama berat. Namun, terlepas
taraf kepercayaan 95% nilai signifikansi ini lebih dari tugas-tugas mata kuliah lain diakui mereka
dari 0.05. Hal ini bermakna bahwa “memperbaiki bahwa tugas individual dalam model pembelajaran
kesalahan penyusunan daftar pustaka yang berdasarkan logika Toulmin menambah informasi
digunakan” belum terjadi perubahan yang signifikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk
pada diri subjek penelitian. Sebaliknya, sembilan mengungkapkan gagasan berdasarkan fakta
pernyataan yang lain menunjukkan bahwa ada dalam lingkup kecil. Teknik pembelajaran
perbedaan yang signifikan dengan kecenderungan berkelompok menurut sebagian besar subjek
tes akhir lebih tinggi daripada tes awal. penelitian menyatakan bahwa teknik tersebut dapat
membantu mahasiswa memahami elemen-elemen
argumen dengan belajar bersama.
Perubahan Reaksi Subjek Penelitian terhadap
Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Teknik berpasangan untuk membahas hasil
Logika Toulmin pekerjaan teman lain dinilai lebih baik oleh sebagian
besar subjek penelitian. Teknik ini membuat
Berdasarkan ungkapan subjek penelitian pada
mahasiswa lebih terbuka untuk mengungkapkan
perkuliahan hari pertama, 100% subjek penelitian
maksudnya. Aktivitas menginterpretasi-kan,
mengungkapkan bahwa model pembelajaran
menganalisis, menilai, menafsirkan informasi
menulis argumentatif berdasarkan logika Toulmin
sebagai dasar pengungkapan gagasan dengan
merupakan hal baru. Menurut subjek penelitian
keenam elemen argumen Toulmin menurut semua
pengembangan bahan model pembelajaran
subjek yang berpartisipasi mendorong mereka
berdasarkan logika Toulmin berdasarkan topik-
berpikir untuk menerapkan keenam elemen
topik, seperti fluorida, rokok, dan krim pemutih
argumen Toulmin.
sangat menarik karena bahan-bahan tersebut
masih berhubungan dengan dunia kefarmasian. Menurut sebagian besar mereka, aktivitas
Selain menarik, pengembangan bahan-bahan memeriksa kembali tulisan argumentatif diri
seperti itu juga menambah wawasan. Banyak sendiri dilakukan jika tidak banyak tugas. Mereka
informasi yang diperoleh karena bahan diperoleh mengakui bahwa mereka mulai menyadari untuk
dari berbagai sumber. Dari segi substansi, bahan- memeriksa pekerjaaannya berdasarkan hal-hal
bahan yang dipilih cukup aplikatif, dan secara tidak yang dipelajari, seperti kelengkapan elemen,
langsung dapat mengubah sikap. komposisi, bahasa, dan teknik penulisan. Kadang-
kadang waktu menjadi kendala bagi mereka untuk
Perkembangan keterampilan berpikir kritis
melakukan koreksi ulang. Cara yang paling baik
seperti keterampilan menganalisis, menilai,
adalah fasilitator harus menyediakan waktu minimal
dan menyimpulkan tentang substansi produk
10 menit untuk melakukan pemeriksaan ulang.
tertentu diakui semakin meningkat dibandingkan
Kesempatan untuk memeriksa kembali apa yang
sebelumnya. Peningkatan keterampilan berpikir ini
telah dikerjakan dan memperbaiki kekurangan
sangat membantu untuk pengungkapan gagasan
harus dilakukan secara berulang-ulang dengan
argumentatif dengan model Toulmin.
pendampingan fasilitator agar menjadi suatu
Menurut subjek penelitian bahan-bahan kebiasaan. Tanpa memberikan kesempatan seperti
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk teks, itu kepada subjek penelitian mustahil membentuk
regulasi diri pada subjek penelitian mengingat Di sisi lain, sebagian besar tugas yang diberikan
banyaknya hambatan dalam hal waktu. dosen menuntut mahasiswa berargumen. Model
Aktivitas menilai pekerjaan teman menurut pembelajaran Toulmin memberikan wawasan untuk
mereka sangat bermanfaat karena mereka bisa memberikan bukti-bukti yang lebih dalam. Selain
menilai tulisan milik sendiri, hal-hal yang masih itu, sebagian subjek penelitian menyatakan bahwa
kurang. Kendalanya, tugas mata kuliah lain juga orang yang mampu menulis dengan baik lebih
banyak dan waktu yang tersedia sedikit sehingga dihargai di masyarakat, karena dapat menghasilkan
untuk memeriksa kembali dan mengoreksi tulisan yang berguna bagi masyarakat. Manfaat lain
kesalahan terbatas pada hal-hal tampak sekilas, yang dikemukakan adalah model pembelajaran
kurang mendalam dan menyeluruh. Toulmin berguna untuk mempersiapkan presentasi,
dan melakukan penelitian. Untuk menuliskan
Berdasarkan hasil wawancara 99.11%
hasil penelitian diperlukan kemampuan menulis
subjek yang berpartisipasi menyatakan bahwa tugas
argumentatif yang baik.
membuat tulisan argumentatif sangat membantu
dalam penyusunan skripsi dan makalah. Hanya
1% subjek penelitian yang menyatakan bahwa Perubahan Hasil Belajar secara Keseluruhan
tugas menulis argumentatif belum dapat dirasakan terhadap Penerapan Model Pembelajaran
hasilnya, dan model ini terlalu berat. Berdasarkan Logika Toulmin
Menurut pengakuan subjek penelitian, Peningkatan kemampuan menulis argumentatif
sebagian besar tugas mata kuliah lain adalah yang paling tinggi terjadi setelah penerapan model
membuat makalah yang sifatnya mempertahankan pembelajaran berdasarkan logika Toulmin yang
pendapat. Proses pembelajaran dengan model ketiga. Secara keseluruhan, uji hipotesis tes
berdasarkan logika Toulmin, cara mengutip, awal dan T1, T1T2, T1T2T3, tes akhir sesudah
membuat daftar pustaka menurut mereka sangat penerapan model pembelajaran berdasarkan logika
membantu dalam pembuatan makalah yang Toulmin menunjukkan perbedaan yang signifikan.
baik. Selain itu, model pembelajaran Toulmin Peningkatan kemampuan menulis argumentatif
memberikan dasar-dasar berpikir kritis mulai dari subjek penelitian juga tampak dari meningkatnya
berpikir tingkat rendah sampai berpikir tingkat skor rata-rata yang diperoleh subjek penelitian
tinggi. Diakui oleh subjek penelitian bahwa setelah seperti yang tampak pada Tabel 4.
penerapan model pembelajaran Toulmin mereka Pada Tabel 5 di bawah ini, peningkatan
semakin menyadari untuk melakukan revisi atas kemampuan menulis argumentatif berdasarkan
tulisannya, yang sebelumnya hal itu tidak pernah logika Toulmin secara keseluruhan dapat
dilakukan. dikemukakan bahwa peningkatan yang paling tinggi
Sebagian besar subjek penelitian yang terjadi pada komponen teknik penulisan, kemudian
berpartisipasi dalam wawancara (99.11%) diikuti oleh komponen isi. Peningkatan yang paling
mengungkapkan bahwa menulis argumentatif perlu rendah adalah komponen bahasa. Peningkatan
bagi mahasiswa farmasi. Selama ini mereka hanya di antara urutan tersebut adalah komponen
asal menulis tanpa mengetahui kriteria esensial pendahuluan dan penutup sebagaimana yang
sebuah karya ilmiah, seperti makalah dan skripsi. dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4: Uji Hipotesis Kemampuan Menulis Argumentatif Sesudah Penerapan Model Pembelajaran
Berdasarkan Logika Toulmin
M SD
Komponen Nilai t Sig.
Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir
Ditinjau dari perhitungan nilai rata-rata yang signifikan antara tes awal dan tes akhir. Dari
yang diperoleh subjek penelitian keterampilan hasil uji t pada Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi
berpikir kritis meningkat secara bertahap. Pada sebesar 0.000. Pada taraf signifikansi 95%, nilai
Tabel 6 hasil keterampilan berpikir kritis dalam signifikansi tersebut kurang dari 0.05.
tulisan argumentatif menunjukkan bahwa setelah
penerapan model pembelajaran Toulmin ada
Kesimpulan
perbedaan antara tes awal, tes pertama, tes kedua,
tes ketiga, dan tes akhir. Nilai signifikansi yang Kesimpulan penelitian ini, pertama, bahwa
diperoleh untuk keseluruhan tes sebesar 0.000. model pembelajaran berdasarkan logika Toulmin
efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis
Demikian pula dengan nilai signifikansi selisih
argumentatif mahasiswa Program Studi Farmasi.
tes awal dan tes akhir keterampilan berpikir kritis
Meskipun peningkatan penggunaan keenam
dalam tulisan argumentatif diperoleh sebesar 0.000,
elemen argumen Toulmin belum maksimal,
yang pada taraf kepercayaan 95% nilai signifikansi
perbedaan rata-rata hasil tes awal dan tes akhir
ini kurang dari 0.05. Perhitungan rata-rata, SD,
cenderung meningkat secara signifikan.
nilai t, dan nilai signifikansi setiap tes secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut. Kesimpulan kedua adalah bahwa model
pembelajaran berdasarkan logika Toulmin dapat
Secara keseluruhan komponen regulasi diri
meningkatkan keterampilan berpikir kritis subjek
juga menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan
penelitian. Peningkatan keterampilan berpikir kritis
Tabel 6: Uji Hipotesis Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dalam Tulisan Argumentatif Sesudah
Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Logika Toulmin
Komponen M SD Nilai t
Pendahuluan 4.3812 6.5091 1.12220 0.87342 9.987
Isi 7.8732 12.5659 1.76768 1.22300 12.135
Bahasa 8.9500 9.3706 0.38437 0.43923 4.846
Teknik Penulisan 5.0088 9.4891 0.79026 1.39023 19.718
Penutup 7.2359 9.4497 1.32095 0.86947 8.716
yang dikembangkan dalam tulisan argumentatif Dalam bidang ilmu fisika, teori argumen
mahasiswa termasuk dalam kategori baik. Toulmin dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
Pengujian hipotesis dengan uji t membuktikan keterampilan berpikir kritis melalui peningkatan
bahwa selisih nilai signifikansi yang diperoleh keterampilan berbahasa Indonesia, baik tertulis
antara tes awal dan tes akhir, baik kemampuan maupun lisan, mengingat bahasa Indonesia
menulis argumentatif maupun keterampilan berpikir merupakan sarana berpikir. Dalam bidang ilmu
kritis, sebesar 0.000. Pada taraf signifikansi 95% pengetahuan sosial, misalnya bidang ilmu
nilai signifikansi ini kurang dari 0.05. ekonomi, teori logika Toulmin dapat mempertajam
Ada beberapa temuan yang diperoleh dalam keterampilan subjek penelitian dalam menganalisis
penelitian ini. Pertama, pada hasil tes awal subjek berbagai peristiwa yang terjadi dalam bidang
penelitian, penggunaan elemen pendukung belum perkonomian sehingga setiap kebijakan yang
ditemukan dalam tulisan argumentatif, setelah diambil didasarkan pada hasil pemikiran yang
penerapan model pembelajaran berdasarkan kritis. Dalam bidang ilmu psikologi, pengembangan
logika Toulmin, pada tes akhir, penggunaan elemen aspek afektif yang merupakan aspek penting yang
pendukung sangat tinggi. Kedua, penggunaan perlu ditanamkan di dalam diri mahasiswa dalam
keenam elemen argumen Toulmin belum konteks globalisasi ini dapat dibentuk melalui
diterapkan pada hasil tes awal, sedangkan pada keterampilan regulasi diri.
tes akhir penggunaan keenam elemen tersebut
cukup tinggi. Ketiga, pada hasil tes awal subjek
penelitian belum terbiasa melakukan aktivitas
Daftar Pustaka
yang tercermin di dalam komponen regulasi diri
dalam tulisan argumentatifnya, pada hasil tes akhir
aktivitas regulasi diri mulai diterapkan meskipun Ajisuksmo, C. R. P. Y. 1996. Self-Regulated
belum dilakukan secara maksimal. Learning in Indonesian Higher Education:
Penelitian ini bertujuan mengaplikasikan A studi carried out at Atma Jaya Catholic
teori logika Toulmin dalam pembelajaran menulis University in Jakarta, Indonesia. Jakarta:
argumentatif, yang selama ini belum digunakan Atma Jaya Research Centre.
dalam pembelajaran bahasa dalam konteks Alwasilah, H. A. C. 2003. Bangsa yang Besar adalah
pendidikan di Indonesia. Ternyata hasil penelitian ini Bangsa yang Menulis. Pidato Pengukuhan
memberikan konfirmasi bahwa teori logika Toulmin Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang
dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris
peningkatan kemampuan menulis dalam konteks pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
ilmiah. Oleh karena itu, upaya menyosialisasikan Universitas Pendidikan Indonesia, 17 Oktober
penerapan teori logika Toulmin di lingkungan 2003. Bandung: Departemen Pendidikan
akademik mendesak untuk dilakukan. Nasional, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini juga penting bagi pengembangan Bloom, B. S. 1976. Human Characteristics and
ilmu pengetahuan. Artinya, penelitian ini dapat School Learning. New York: McGraw-Hill
memberikan inspirasi dan pemikiran-pemikiran Book Company.
baru bagi para peneliti dalam berbagai bidang Brown, J. D. dan Thom H. 2002. Criterion-
ilmu. Dalam bidang ilmu pembelajaran bahasa, referenced Language Testing. Cambridge:
teori argumen Toulmin masih diperlukan untuk Cambridge University Press.
meningkatkan kemampuan membaca dan Buchori, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris.
berbicara, juga menyimak. Selain itu, teori ini Yogyakarta: Kanisius.
juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
Cook, T. D. dan Donald T. C. 1979. Quasi-
keterampilan analisis, evaluasi, inferensi, dan
Experimentation: Design & Analysis Issues
eksplanasi, bahkan keterampilan regulasi diri.
for Field Settings. Chicago: Rand McNally
College Publishing Company.