Anda di halaman 1dari 18

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

ISSN: 0215-8884

Jurnal Psikologi
Volume 32, No. 2, 74-91

PengujianValiditasKonstrukKriteria
Kecanduan Internet
HellyP.Soetjipto
FakultasPsikologi
UniversitasGadjahMadaYogyakarta

ABSTRACT
Thisresearchisusedtoexploretheinternet
addictionconceptwhichdevelopedbyYoung
who used the internet consumer subject in
Yogyakarta.124subjects(63maleaand61
females)within1435yearsold,mostofthem
werestudents,only3subjectswhohaveworked.
Theycatagorizedasexistinguserbecausethey
hadthecriteriamentionedbyGrohol(1999).
Confirmatoryfactoranalysisbecamethebasic
for construct validity testing. AMOS fifth
version(studentversion)wasusedtoanalyze
thedata.Thereare2factorswhichwastestedin
structuralequationmodel,theyaremainfactor
andadditionalfactor.Themainfactorconsists
of5itemsandadditionalfactorconsistsof2
items.
Theresultshowedthatstructuralequation
modeldidnothavetheweaknesswhichcalled
Heywood Case, because there was 1 factor
whichconsistsofonly2items.Thereare2
modificationsuggested.Thefirstmodification
modelhasdiscrepancyindex9.782(p>0.05)and
the second modification model has 11. 452
(p>0.05).
Keywords:constructvalidity,internetaddiction

74

Sejakdikembangkannyaperangkat
lunakNetscapepadaawaldekade1990
an, internet menjadi bagian dari gaya
hidupbarudiseluruhdunia.Perangkat
lunak tersebut memungkinkan para
penggunainternetyangsemulaberbasis
teks (textbased internet) untuk beralih
menikmati kecanggihan pertukaran
informasiberbasisgambar(graphicbased
internet).Perkembanganperangkatkeras
danperangkatlunakkomputerberbasis
gambar yang sangat pesat menjadikan
penggunajasainternetmenjadisemakin
dimanjakan dengan tampilan, isi
informasi, fasilitas, serta unjuk kerja
internet.
Pengguna internet dapat me
manfaatkan perangkat lunak web
browsing untuk mengakses beraneka
ragaminformasi.Keragamaninformasi
inilah yang tampaknya menjadikan
mereka tahan berlamalama di depan
komputer. Mereka dapat melakukan
browsing beragam informasi dari yang
berkaitandenganpekerjaan,pendidikan,
hobi, bisnis, dan bahkan situs yang
dikategorikan sebagai kegiatan yang
dianggap negatif seperti misalnya,
cybercrime(hacking,cracking,dancarding),
internet gambling, dan cybersex atau

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

cyberporn.Sebagiandariparapengguna
juga menggunakan internet untuk
melakukan suratmenyurat (email),
diskusi kesejawatan melalui fasilitas
maillist(newsgroup),chattingataungobrol
dengan cyberfriends, dan melakukan
teleconferencing melalui vasilitas VOIP
(voiceoverinternetprotocol).Keragamandan
kemudahan yang ditawarkan internet
menjadikan c urahan waktu untuk
menggunakannya menjadi semakin
meningkat.Peningkatancurahanwaktu
dan penggunaan internet yang sangat
intensif ini menimbulkan berbagai
permasalahanyangdikalanganparaahli
psikologi dikenal antara lain sebagai
kecanduaninternet(internetaddiction).
Sebagai sebuah topik kajian yang
relatif baru, istilah kecanduan internet
atau internet addiction memperoleh
tanggapan yang serius dari kalangan
akademik setelah istilah tersebut
dimunculkanolehKimberlyYoungpada
tahun1996(Young,1999).Meskipunpada
periode sebelumnya telah banyak
perhatian para ahli psikologi untuk
mengkaji masalah interaksi antara
komputer dengan manusia (human
computerinteraction),namunkontroversi
timbuljustrukarenadigunakannyaistilah
addiction(kecanduan)olehYoung.Pada
saatdimunculkanitu,kataitucenderung
diartikan sebagaimana Chaplin (1975)
duadekadesebelumnyamendifinisikan
addictiondidalamDictionaryofPsychology
sebagai the state of being physically
dependentupondrug
Dengandemikiankataaddictionlebih

Jurnal Psikologi

sesuai untuk diterjemahkan sebagai


kecanduan. Kecanduan sebagai kata
bentukan di dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk menunjukkan suatu
keadaan dimana seseorang mengalami
ketergantungan kepada candu (opium).
Penggunaanistilahkecanduandidalam
bahasa Indonesia tersebut memiliki
kesamaandengankonsepaddictionyang
digunakandidalambidangpsikiatriyang
lebih dikenal sebagai Diagnostic and
StatisticalManualofMentalDisorderatau
DSMIV(AmericanPsychiatricAssociation,
1995) dan sama pula dengan difinisi
Chaplin(1975).Padaprinsipnya,addiction
berkaitan dengan ketergantungan
seseorang terhadap substance atau zat
yangmerugikantubuh(substanceabuse).
Sebagai sebuah istilah, kata
ketergantunganlebihseringdigunakan
di dalam perc akapan seharihari
dibandingkandengankatakecanduan.
Ketergantungan, atau di dalam bahasa
Inggris bersinonim dengan kata
dependence,dianggaplebihsesuaiuntuk
menggambarkankondisiseseorangyang
mengalamidependensiterhadapzatzat
adiktif. Davis (2001a) pun memaknai
kecanduan (addiction) sebagai bentuk
ketergantungansecarapsikologisantara
seseorangdengansuatustimulus,yang
biasanya tidak selalu berupa suatu
bendaatauzat.DidalamDSMIVtidak
digunakan kata atau istilah addiction
untuk menggambarkan penggunaan
secara patologis atau berlebihan pada
suatu stimulus. DSMIV menggunakan
istilahdependenceuntukkecanduanpada

75

Helly P. Soetjipto

suatu stimulus sec ara pathological,


misalnyaketergantunganuntukberjudi.
Masingmasing ahli psikologi
menggunakanistilahyangberbedabeda
untuk menyebut fenomena ini. Young
(1999) menyebutnya internet addiction,
Grohol (1999) menyebutnya Internet
Addiction Disorder, dan Suller (1996)
menyebutnyaCyberspaceAddiction.Davis
(2001b) menyebut kecanduan internet
sebagai Pathological Internet Use dan
Walden (2002) lebih c enderung
menyebutnyasebagaicompulsion,karena
jikadisebutaddiction(kecanduan)harus
melibatkanmasuknyazatasingkedalam
tubuh manusia dan mempengaruhi
keadaankimiawitubuh.
Walaupun masingmasing ahli
mengemukakan definisi dan kategori
mereka terhadap kecanduan internet,
namun pada dasarnya acuan mereka
sama. Mereka cenderung bersandar
kepada definisi mengenai behavioral
addiction yang sangat dekat dengan
kriteria kecanduan pada judi (Grohol,
1999; Hansen, 2002; dan Young, 1999).
Beberapa fakta juga menggambarkan
bahwa ada hubungan paralel antara
kecanduaninternetdengankecanduan
kecanduan lain yang tidak mengikut
sertakan masuknya suatu zatzat ke
dalam tubuh, seperti workaholic dan
berjudi. Kecanduan internet, sebagai
sebuahpsychologicaldisorderyangrelatif
baru, dapat disimpulkan sebagai
keinginanyangkuatatauketergantungan
secara psikologis terhadap internet.
Dengan demikian penggunaan kata

76

kecanduan internet (internet addiction)


menurut Young (1999) dianggap
merupakan sebuah nomenklatur baru
yang meruntuhkan stereotipe lama
mengenaiaddiction.
Selain masalah definisi konseptual
yang masih kontroversial, kecanduan
internet sebagai tema kajian baru juga
masih membuka peluang besar untuk
memunculkan perdebatan mengenai
elaborasi konseptualnya. Masalah
konseptual yang pertama adalah
pengklasifikasianaktivitasyangmembuat
orang kecanduan. Hal ini dihubungkan
dengan bervariasinya fasilitas yang
ditawarkan oleh internet. Dalam hal ini
Babington dkk. (2002) mengkategorikan
kecanduan(addiction)kedalam3kategori,
yaitu kecanduan yang dapat dikatakan
sehat (healthy), kecanduan tidak sehat
(unhealthy), atau juga kecanduan yang
merupakan kombinasi dari keduanya.
Keasyikan dengan hobi serta keinginan
untukmenghabiskanbanyakwaktuuntuk
beraktivitas dalam rangka belajar,
kreativitas, dan mengekspresikan diri
dapatdikatakansebagaikecanduanyang
sehat.Namun,kecanduanyangpatologik
ditengaraidenganlebihbanyaksisinegatif
antara lain karena ketidakmampuan
untukmenggunakannyadidunianyata.
Di sisi lain, kec anduan juga
diklasifikasikan menurut intensitas
penggunaannya. Pratarelli dkk. (1999)
membagipenggunaaninternetkedalam
empat model. Model pertama adalah
gangguanperilakuberupapenggunaan
internetsecaraberlebihan.Modelkedua

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

adalah penggunaan internet secara


fungsional, produktif, dan bermakna.
Modelketigaadalahpenggunaaninternet
untukmendapatkepuasanseksualdan
ataumendapatkeuntungansosial.Pada
model ketiga ini biasanya orang yang
pemalu atau introvert menggunakan
internet untuk bersosialisasi atau
mengekspresikan fantasinya. Model
yangterakhiradalahindividuyangtidak
atauhanyasedikittertarikpadainternet.
Modelyangpertamaadalahyangbiasa
disebutkecanduanintemet.
Kategorisasi yang dikembangkan
olehYoung(1999)didasarkanatasjenis
aktivitasyangdilakukanparapengguna
internet.Kategorisasiyangsearahdengan
Young (1996) ini justru semakin
berkembang.Youngmembagikecanduan
internetkedalamlimakategori,yaitu:
a.Cybersexualaddiction,yaituseseorang
yangmelakukanpenelusurandalam
situssituspornoataucybersexsecara
kompulsif
b. Cyberrelationship addiction, yaitu
seseorang yang hanyut dalam
pertemananmelaluiduniacyber.
c.Netcompulsion, yaitu seseorang yang
terobsesi pada situssitus per
dagangan (cyber shopping atau day
trading)atauperjudian(cybercasino).
d. Information overload, yaitu seseorang
yang menelusuri situssitus
informasisecarakompulsif.
e.Computeraddiction,yaituseseorangyang
terobsesipadapermainanpermain
an online (online games) seperti

Jurnal Psikologi

misalnyaDoom,Myst,CounterStrike,
Ragnarokdanlainsebagainya.
Dav is (2 001a) m en yeb ut kan
beberapajenis fasilitaspada internet
yan g d a p at m em ic u t er j ad i n ya
kecanduan.Beberapafasilitastersebut
antaralainonlinesex,onlinegames,online
casino(perjudian),onlinestocktrading
(bursaefek),danonlineauctions(lelang).
Dalam tulisannya yang lain, Davis
(20 01b ) m en yeb ut k an d u a j e n is
kecanduaninternet,yaitukecanduan
internet spesifik (specific pathological
internet use) untuk menggambarkan
seseorangyangkecanduanhanyapada
satumacamfasilitasyangditawarkan
olehinternet,dankecanduaninternet
umum(generalizedpathologicalinternet
use)untukmenggambarkanseseorang
yangkecanduansemuafasilitasyang
d it awar kan oleh in t e r n et s ec ar a
keseluruhan.
Masalah konseptual lain yang
menjadi sangat relevan untuk dibahas
ternyata tidak hanya berkaitan dengan
kategorisasi jenis aktivitas berinternet.
Pendeteksiansimtomsimtomkecanduan
internet justru dianggap lebih krusial
untuk didiskusikan. Kendala utama
dalampendeteksiansimtominiternyata
justru terkait dengan definisi dan
penggunaan istilah addiction. Ada
beberapakriteriayangdikemukakanoleh
para ahli untuk mendeteksi adanya
ketergantunganataukecanduan.Dalam
tulisannya, Suller (1996) mengutip
kriteriakecanduanyangkerapdanbiasa
digunakan oleh para ahli psikologi.

77

Helly P. Soetjipto

Menurut Suller, seseorang dinyatakan


telahkecanduansuatustimulusjika:
a. Sampai melalaikan halhal penting
karenastimulustersebut.
b. Hubungan dengan orangorang
terdekatnya terganggu karena
stimulustersebut.
c. Orangorangyangdekatdengannya
mengeluh, terganggu, kecewa, dan
merasa diabaikan karena stimulus
tersebut.
d. Marah,tersinggung,dantidaksuka
jikaperilakunyatersebutdikritik.
e. Merahasiakanataumenutupnutupi
perilakunyatersebut.
f. Berusaha untuk berhenti tapi tidak
mampu.
Seseorang,untukdisebutkecanduan
pada internet, haruslah menunjukkan
perilakuperilakutertentu.Dalamsalah
satutulisannya, Young(1996dan1999)
menyebutkan beberapa kriterium
berdasar pada kriteriumkriterium
kecanduanberjudi(pathologicalgambling),
yang digunakan untuk membedakan
antara orang yang kecanduan pada
internet dan yang tidak sampai
kecanduan.Kriteriatersebutadalah:
a. Merasakeasyikandenganinternet.
b. Perlu waktu tambahan dalam
menc apai kepuasan sewaktu
menggunakaninternet.
c. Tidak mampu mengontrol,
mengurangi, atau menghentikan
penggunaaninternet.
d. Merasa gelisah, murung, depresi,
atau lekas marah ketika berusaha
mengurangi atau menghentikan

78

penggunaaninternet.
e. Mengaksesinternetlebihlamadari
yangdiharapkan.
f. Kehilangan orangorang terdekat,
pekerjaan,kesempatanpendidikan,
atau karier garagara penggunaan
internet.
g. Membohongikeluarga,terapis,atau
orangorang terdekat untuk
menyembunyikanketerlibatanlebih
jauhdenganintemet.
h. Menggunakaninternetsebagaijalan
keluar mengatasi masalah atau
menghilangkan perasaan seperti
keadaantidakberdaya,rasabersalah,
kegelisahan,ataudepresi.
SenadadenganYoung,Freitagdan
Weaver(2002)menyatakangejalagejala
darikecanduaninternetadalah:
a. Keasyikandenganinternetdanselalu
memikirkannyaselagioffline(internet
preoccupation)
b. Selalumenambahwaktuonline.
c. Tidak mampu untuk mengontrol
penggunaaninternet.
d. Lekas marah dan gelisah bila tidak
sedangonline.
e. Menggunakan internet sebagai
pelariandarimasalah.
f. Membohongi keluarga atau teman
mengenai jumlah waktu yang
digunakanuntukonline.
g. Kehilangan teman, pekerjaan,
ataupunkesempatanpendidikandan
karirkarenapenggunaaninternet.
h. Terus menggunakan internet
walaupundanauntukonlinemenipis.
i. Depresi, kemurungan, kegelisahan,

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

dankecemasanmeningkatjikatidak
menggunakaninternet.
j. Mengalami gangguan tidur atau
perubahan pola tidur akibat
penggunaaninternet.
k. Merasabersalahdanpenyesalanyang
dalamakibatpenggunaaninternet.
Babingtondkk.(2002)menggolongkan
gejalagejala yang nampak pada orang
yang kecanduan internet menjadi dua
golongan,yaitu:
a. Gejalagejalafisikyangterdiridari(i)
berkurangnya perhatian terhadap
kebutuhankebutuhan pribadi dan
kesehatan, (ii) masalah pada
neuromuscular akibat penggunaan
komputeryangberlebihan,dan(iii)
penyakitpenyakit lain akibat
penggunaan komputer yang
berlebihan.Termasukdalamkriteria
ini adalah gangguan atau
berkurangnya waktu tidur,
berubahnya pola makan, sulit
berkonsentrasi,gangguanpadamata
dan tulang belakang, dan agitasi
psikomotorik(cybershake)
b. Gejalagejala psikologis dan sosial,
termasuk
diantaranya:
(i)
penggunaan komputer sec ara
kompulsifdankelewatandalamhal
waktu penggunaannya, (ii) meng
alamieuforiasaatsedangonline,(iii)
ketidakmampuanuntukmengontrol
perilaku,sepertitidakdapatberhenti
atau mematikan komputer bila
sudahonline,(iv)walupunmencoba
untuk berhenti tapi selalu saja
kembali melakukannya, (v)

Jurnal Psikologi

menyangkal bahwa dirinya sudah


kecanduan walaupun gejalanya
sudah jelas, (vi) menarik diri dari
lingkungan sosial, dikarenakan
merasacemasdandepresibilajauh
darikomputerdalamjangkawaktu
tertentu, (vii) mendapat masalah
dengan keluarga, pekerjaan, dan
temanteman,dan(viii)mengulang
ulang aktivitas dengan komputer
dalamrangkamelepaskan diridari
masalahataukecanduanyanglain.
Orzack(1999)jugamenggolongkan
gejalagejala yang nampak pada orang
yangkecanduankomputermenjadidua
golongan yang mirip dengan
penggolonganBabington,dkk.yaitu:
a. Gejalagejala psikologis, yaitu
mengalamieuforiasaatmenggunakan
komputer, tidak mampu meng
hentikan aktivitasnya, membutuh
kan waktu tambahan dalam
menggunakankomputer,mengabai
kan keluarga dan temanteman,
merasa depresi bi1a jauh dari
komputer, berbohong kepada
ke1uargadanrekankerjamengenai
aktivitasnya,danmendapatmasalah
dengan sekolah dan atau
pekerjaanya.
b. Gejalageja1afisik,yaitumengalami
carpaltunnelsyndrom,matamenjadi
kering,migrenatausakitkepala,sakit
punggung, gangguan pada pola
makan, mengabaikan kesehatan
pribadi,dangangguantidur.
Menurut Beard dan Wolf (2001)
keragaman tersebut dianggap bukan

79

Helly P. Soetjipto

sesuatu yang sama sekali berbeda satu


dengan lainnya. Setidaknya kedua ahli
ini mencatat bahwa simtomsimtom
yang banyak digunakan oleh para ahli
psikologi mengenai kecanduan internet
ini masih berpangkal kepada kriteria
pathologicalgamblingyangtercantumdi
dalam DSMIV. Bahkan kriteria
diagnostikyangbanyakdigunakanpara
ahli psikologi, yaitu kriteria yang
digunakan Young (1996 dan 1999) pun
dikembangkanberdasarkankriteriayang
dikembangkanolehAmericanPsychiatric
Associationtersebut.Berdasarkankriteria
yang dikembangkan oleh Young (1996
dan1999)tersebut,makaBearddanWolf
(2001) mengusulkan sedikit modifikasi
terutama berkaitan dengan jumlah
simtom.
Delapankriteriayangdikembangkan
Young berdasarkan konsep pathological
gamblingdidalamDSMIV perludikaji
kembalikarenaadanyabeberapamasalah
(Beard dan Wolf, 2001). Masalah yang
paling utama adalah sulitnya untuk
menjamin keobjektifan dari selfreport
mengenaikecanduan,karena beberapa
kriteria kecanduan seperti misalnya
merasa gelisah, murung, depresi, atau
lekasmarahketikaberusahamengurangi
ataumenghentikanpenggunaaninternet
mempunyai kemungkinan untuk
disembunyikan dan tidak dilaporkan
olehparapecanduinternet.Kritikyang
kedua berkaitan dengan penghilangan
dua kriterium yang penting, yaitu (1)
setelah kehilangan uang karena
kekalahan berjudi, maka para penjudi

80

cenderungkembalilagiuntukmengulang
perilakunya karena mempunyai
harapan untuk menang dan (2)
melakukantindakpenipuan,pencurian,
dantindakkriminallain.Menurutkedua
ahlitersebut,penghilangankriteriumitu
tidakdisertaipenjelasan,sehinggaperlu
dipertanyakan karena di dalam
beberapa kasus ternyata dua kriterium
tersebut pun sering tidak lepas dari
fenomena kecanduan internet. Kritik
ketigaadalahadanyarealitasyanglazim
di bidang psikologi klinis bahwa
kecanduantidakdapatditentukanhanya
berdasarkan satu simtom kecanduan
saja.
Berdasarkanpertimbangantersebut,
makaBearddanWolf(2001)mengusulkan
untuk menggunakan delapan kriterium
diagnostik kecanduan internet. Lima
kriterium pertama harus ada sebagai
dasar penegakan diagnosis kecanduan
internet. Sedangkansalah satudari tiga
kriterium lainnya pun harus ada. Lima
kriterium yang harus ada seluruhnya
adalah:
1. Preokupasi terhadap internet
(pikiran dikuasi oleh aktivitas
internetyangdilakukansebelumnya
danmengantisipasisesipenggunaan
internetberikutnya).
2. Kebutuhan untuk menggunakan
internetdenganalokasiwaktuyang
terus bertambah demi untuk
mengejarkepuasan.
3. Telah mencoba dan gagal untuk
mengendalikan, mengurangi, atau
berhenti untuk menggunakan

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

internet.
4. Tidak tenang, moody, depresi, atau
mudah teriritasi ketika harus
menghentikanaktivitasberinternet.
5. Aktivitasonlinemelebihiwaktuyang
direncanakan.
Salahsatudarikriteriumtambahan
yangharusdapatdideteksiadalah:
1. Mengalami
masalah
atau
mempunyai risiko kehilangan
hubungan pribadi, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kesempatan
pendidikan,ataukehilangankarir.
2. Berbohong kepada anggota
keluarganya,terapis,ataupihaklain
dalam rangka menutupi aktivitas
berinternetnya.
3. Menggunakaninternetsebagaijalan
keluar mengatasi masalah atau
menghilangkan perasaan seperti
keadaantidakberdaya,rasabersalah,
kegelisahan,ataudepresi.
Tulisan ini dimaksudkan untuk
mengkaji kembali kriteria kecanduan
sebagaimana dikemukakan oleh Beard
dan Wolf (2001) tersebut. Di dalam
tulisannya, kedua ahli ini tidak
melakukan kajian empirik terhadap
usulan pemodifikasian kriteria
kec anduan internet. Mereka hanya
menyajikan konsep perubahannya,
sehinggaterdapatruangyangluasuntuk
mengkajinyasecaraempirik.Setidaknya
usulan pemodifikasian tersebut
mendorongmencobauntukmelakukan
validasi konstruk kriterium diagnostik
dari kec anduan internet ini dalam
rangka menc ermati kembali lima

Jurnal Psikologi

kriterium, utama dan kriterium


tambahanyangrelevan.
MetodePenelitian
Responden
Partisipan penelitian ini adalah
pengguna jasa internet yang sebagian
besar berasal dari kota Yogyakarta,
sebanyak124respondenyangmemiliki
kisaranusia antara14 tahunhingga 35
tahun. Sebagian besar dari mereka
adalah pelajar dan mahasiswa. Hanya
adatigarespondenyangsudahbekerja
dan usia mereka adalah 30, 32, dan 35
tahun. Seluruh responden setidaknya
telah menggunakan internet selama 6
bulan secara terus menerus. Dengan
demikianmerekadapatdianggapsebagai
existing user (Grohol, 1999) dan telah
mengenal dan mampu menggunakan
fasilitas yang disediakan oleh internet.
Adasebanyak63orangrespondenlaki
laki (50,81 persen) dan 61 responden
perempuan(49,19persen).
CaraPengumpulanData
Data penelitian dikumpulkan oleh
Adi (2003) dalam rangka penyusunan
skripsinya. Sebanyak 137 responden
berhasil diperoleh melalui dua cara,
yaitudengancaraonlinedanoffline.Secara
onlinediperolehdengancaramelakukan
upload situs yang menyajikan skala
kecanduan internet. Melalui cara ini
diperolehrespondari23orangpengguna
internet, namun hanya 14 responden
yang menjawab dengan lengkap.
Sebanyak 200 eksemplar kuesioner

81

Helly P. Soetjipto

didistribusikan dengan cara offline


melalui warnet yang ada di kota
Yogyakata dan kuesioner yang
dikembalikanberjumlah114eksemplar.
Dari jumlah tersebut diperoleh 110
kuesioner yang diisi lengkap. Dengan
demikian secara keseluruhan terdapat
124jawabanrespondenyangmemenuhi
syarat untuk dianalisis.
Instrumen
Skalakecanduaninternetdiadaptasi
olehAdi (2003) dari kriteria dan skala
kecanduaninternetyangdikembangkan
olehYoung(1996dan1999).Terdapat20
item untuk skala kecanduan internet
tersebut,namundidalamkajianhanya
akandigunakantujuhaitem.Aitemyang
digunakandidalampenelitianinidipilih
berdasarkan kesesuaian antara item
contentdengankonstrukyangdiusulkan
oleh Beard dan Wolf (2001). Dengan
demikian diperoleh lima aitem yang
dinilai sesuai untuk mengungkap lima
kriteriumutamadanduaaitemlainnya
lebihsesuaiuntukmengungkapsatudari
3kriteriumtambahan,yaituaitemyang
berkaitan dengan masalah atau
mempunyairisikokehilanganhubungan
pribadi yang signifikan, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kesempatan
pendidikan,ataukehilangankarir.
Aitem utama yang disertakan di
dalamanalisisiniadalahsebagaiberikut:
1. Saya selalu gagal dalam upaya
mengurangi waktu aktivitas online
saya(X03)
2. Adakeperluanatautidak,sayatetap
akanmelakukanaktivitasonline(X06)

82

3. Saya sering menemukan diri saya


menghabiskan waktu lebih lama
untuk melakukan online daripada
yangsayarencanakan(X07)
4. Saya merasa keasyikan dengan
internet(X10)
5. Perasaandanemosisayakacaubila
tidak online dalam jangka waktu
tertentu(X11)
Adapunyangdigunakansebagaiaitem
tambahanadalah:
6. Garagara keasyikan online, saya
sering melupakan janji dengan
seseorang(X09)
7. Garagara keasyikan online, saya
seringmelupakandanmengabaikan
kegiatanyanglain(X15)
Pengelompokanaitemmenjadiaitem
utama dan aitem tambahan dijadikan
dasar untuk menyusun dua konstruk
(variabellaten)untukmodelanalisisyang
digunakan di dalam penelitian. Kedua
konstrukitudiharapkandapatmenjadi
bukti pembedaan dua kriterium
sebagaimana dikemukakan oleh Beard
danWolf(2001).Meskipunmungkinakan
muncul model yang berbeda, namun
setidaknyaberdasarkanpengelompokan
tersebutdapatdisusunmodelawalyang
akandiujididalamprosesanalisisdata.
AnalisisData
Teknik analisis utama yang
digunakandidalampenelitianiniadalah
analisis faktor konfirmatori dengan
menggunakanteknikStructuralEquation
Modeling (SEM). Piranti lunak yang
digunakan untuk analisis data adalah
AMOS 4.01 (Student Version). Adapun
Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

modelyangakandiujididalampenelitian
inisepetriyangadapadagambar1.
Penelitian ini akan mengkaji
kec oc okan model dari Konstruk
Kec anduan Internet sebagaimana
dipaparkandidalamGambar1dengan
menggunakan prosedur Maximum
LikelihoodEstimation(estimasikecocokan
maksimum).
Dalam
rangka
mengevaluasikecocokanmodeltersebut
(goodness of fit) digunakan beberapa
kriteria. Kriterium pertama adalah Chi

square (c 2) dengan nilai p > 0,05 yang


menunjukkantidakadanyadiskrepansi
antara model dengan data empirik.
Kriteriatambahanjugaakandigunakan
karena Chi square ini dikenal sebagai
kriteriumyangsangatterpengaruholeh
besarnya sampel. Kriteria tambahan
antara lain adalah Goodness of Fit Index
(GFI), Adjusted Goodness of Fit (AGFI),
NormedFitIndex(NFI),danComparative
FitIndex(CFI).Jikaangkayangdiperoleh
untuk indeks tersebut lebih besar dari

Gambar1.ModelAwalKonstrukKecanduanInternet

X03
1

X06

F1

X07

X10

X11

X09

e03

e06

e07

e10

e11

e09

F2
X15

Jurnal Psikologi

e15

83

Helly P. Soetjipto

0,9makadapatdikatakanbahwamodel
yang diuji tidak memiliki deskrepansi
dengandataempiriknya.Disampingitu
ada beberapa ukuran (indeks) yang
dapatdigunakanuntukmeyakinkanada
atau tidak adanya diskrepansi antara
model dengan data, adapun indeks
tersebutadalahRootMeansquareResiduals
(RMR) dan Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA). Kedua indeks
iniharuslebihkecildari0,05agardapat
digunakan sebagai dasar untuk
menentukanbahwamodelternyatacocok
(fit)dengandatanya.
HasildanPembahasan
Analisis faktor konfirmatori
dilakukan terhadap 7 aitem. Ketujuh
aitem tersebut digunakan untuk
menyusun 2 faktor atau variabel laten.
Faktor1tersusunataslimabuahaitem,
yaituaitem3,6,7,10,dan11.Faktor2
memiliki2aitem,yaituaitem9dan15.
Hasilanalisisdatamenunjukkanbahwa
Chisquareuntukmodeliniadalah14,036
denganderajatkebebasansebesar13dan
p sebesar 0,371 (p > 0,05). Dengan
demikiandapatdisimpulkanbahwatidak
terdapat diskrepansi antara model
dengan data empirik. Tidak adanya
diskrepansidiperkuatdenganbeberapa
indeks,antaralainGFI,AGFI,NFI,dan
CFI. Untuk model sebagaimana
dipaparkandidalamGambar1diperoleh
GFI sebesar 0,968, AGFI sebesar 0,931,
NFIsebesar0,935,danCFIsebesar0,995.
Di samping itu, 2 indikator kesesuaian
antaramodeldengandataditunjukkan

84

pulaolehkecilnyaangkaRMR(0,042)dan
RMSEA(0,025)yangkeduanyalebihkecil
dari0,05.Dengandemikian,berdasarkan
beberapa indikator kesesuaian model
ataumodelfitnessmengarahkepadasuatu
kesimpulan,yaitutidakadadiskrepansi
antara model dengandata. Dapat pula
disimpulkanbahwaterdapatkesesuaian
atau kecocokan antara model dengan
data.
Meskipunmodel inimenunjukkan
buktiyangsangatmeyakinkanmengenai
kecocokan modeldengan data, namun
ternyatamodeliniterkenamasalahyang
sering disebut sebagai Heywood case.
Ternyatavariansuntukvariabele15atau
error variance untuk aitem 15 ternyata
negatif, yaitu sebesar 0,00791. Dengan
demikianmodelinidianggaptidakdapat
diterima(notadmissible).MenurutGarson
(2000),Heywoodcasememilikisetidaknya
5penyebab.Pertama,terjadikesalahandi
dalam melakukan spesifikasi model.
Kedua,adanyaoutliersdidalamdatanya.
Outliersiniditunjukkandenganbesarnya
angkaMahalonobisdistanceyangdidalam
AMOSdiperolehmelaluiprosedurtestfor
normality and outliers. Ketiga, adalah
masalah yang timbul sebagai akibat
adanyaduakejadiansekaligusyaitudari
ukuransampelyangrelatifkecil(N<100
atauN<150)dikombinasidenganadanya
satu variabel laten yang tersusun
berdasarkan dua variabel terobservasi.
Keempat, korelasi dari populasi
mendekati1ataumendekati0sehingga
secara empirik mengakibatkan adanya
underidentification. Kelima, adalah

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

buruknyanilaiawaldidalammelakukan
estimasidenganmenggunakanMaximum
Likelihood.
Di dalam penelitian ini ternyata

yangpalingmungkinmenjadipenyebab
terjadinyaHeywoodcaseadalahpenyebab
ketiga, yaitu ukuran sampel yang kecil
(N < 150) yang dikominasikan dengan

Gambar2.ModelModifikasi1

e03

e06

0,52

e07
0,30

X03

e10
0,31

X06

0,46

X07

0,72

0,54

e11

X10

0,56

0,68

e09
0,39

X11

0,62

0,08
X09

0,28

Internet Addiction

Gambar3.ModelModifikasi2

e03

e06

0,47

e07
0,29

X03

X06
0,69

e10
0,33

X07
0,54

0,58

e11
0,51

X10
0,71

e15
0,37

X11
0,61

0,30
X15

0,55

Internet Addiction

Jurnal Psikologi

85

Helly P. Soetjipto

adanya satu faktor (Faktor 2) yang


memiliki 2 variabel terobservasi (lihat
Gambar1).Modifikasidilakukandengan
caramengubahmodelawalmenjadidua
model baru. Model modifikasi 1 (lihat
Gambar2)adalahmodelyangmemiliki
satu variabel laten dengan 6 variabel
terobservasi,yaituvariabelX03,X06,X07,
X10,X11, danX09.Model modifikasi2
memiliki diagram yang sama dengan
Model Modifikasi 1, namun berbeda
dalam hal variabel terobservasi yang
terakhir.Didalammodelmodifikasi2ini
(lihatGambar3)digunakanvariabelX15
sebagai ganti dari variabel X09 di
Gambar2.
Hasil analisis menunjukkan bukti

bahwakeduamodelmodifikasitersebut
dapat dianggap fi t dengan data
empiriknya. Artinya model tersebut
memperoleh dukungan empirik (lihat
Tabel 1). Meskipun begitu ternyata
terdapat perbedaan yang relatif besar
terutamadalamhalstandardizedregression
weight dan squared multiple correlation.
Jika kita bandingkan antara Model
Modifikasi 1 dan Model Modifikasi 2
yang dalam hal ini adalah standardized
regressionweightuntukvariabelX03,X06,
X07, X10, dan X11, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk variabel
variabel tersebut tidak terlihat adanya
perbedaan yang mencolok di antara
keduanya. Namun kita dapat cermati

Tabel1.PerbandinganUkuranKecocokan(FitMeasures)
ModelModifikasi1danModelModifikasi2

Fit Measures
Discrepancy (2)
Degrees of freedom
P

Modifikasi 1
9,782
9
0,368

Modifikasi 2
11,452
9
0,246

Root Mean-square Residuals (RMR)


Goodness of Fit Index (GFI)
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

0,043
0,974
0,940

0,042
0,970
0,929

Normed Fit Index (NFI)


Comparative Fit Index (CFI)

0,935
0,994

0,935
0,985

Parsimony ratio (PRATIO)


Root Mean-Square of Error Approximation (RMSEA)
P for test of close fit (PCLOSE)

0,600
0,027
0,594

0,600
0,047
0,464

33,782

35,452

213
273

182
233

Akaike Information Criterion (AIC)


Hoelter 0,5 index
Hoelter 0,1 index

86

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

besarnya standardized regression weights


antaravariabelX09diModelModifikasi
1danvariabelX15diModelModifikasi
2. Ternyata variabel X15 memberikan
angkayanglebihbesaryaitusebesar0,546
dibandingkan dengan X09 yang hanya
sebesar0,28.Demikianpulauntuksquared
multiplecorrelation,ternyataX15memiliki
nilai0,30daninirelatifjauhlebihbesar
dibandingkan dengan X09 yang hanya
memiliki nilai sebesar 0,08. Artinya
Model Modifikasi 2 tersebut mampu
menjelaskan 30% varians dari X15
dibandingkandenganModelModifikasi
1 yang hanya mampu menjelaskan 8%
variansdari X09.PadahalX09 dan X15
dianggap mencerminkan konsep yang
sama, yaitu konstruk yang berkaitan
denganmasalahataumempunyairisiko
kehilangan hubungan pribadi yang
signifikan, kehilangan pekerjaan,
kehilangankesempatanpendidikan,atau
kehilangankarir.
Menurut Garson (2000), ada dua
kriteria yang perlu dipertimbangkan
untukmembandingkanmodel.Pertama
adalah parsimony ratio (PRATIO), yaitu
rasio antara derajat kebebasan untuk
model yang kita miliki dibandingkan
denganderajatkebebasandarinullmodel
ataumodelindependen.Semakintinggi
nilai parsimony ratio dapat diartikan
bahwamodelsemakincocokdengandata
empiriknya.KriteriakeduaadalahAkaike
Information Criterion (AIC) yang
menunjukkandiskrepansiantaramodel
denganmatrikskovariansinya.Jikakita
membandingkanfitnessdariduamodel,

Jurnal Psikologi

makamodelyangmemberikanangkaAIC
yanglebihkecildapatdianggapsebagai
yanglebihbaik.Modeldianggapsemakin
fitjikaangkaAICmendekatinol.Daridua
kriteria tersebut dapat kita cermati
bahwa tampaknya kedua model
mempunyaiPRATIOyangsama.Hanya
saja Model Modifikasi 1 ternyata
memiliki nilai AIC yang lebih kecil
dibandingkandenganModelModifikasi2.
Berdasarberbagaiukurankecocokan
(fitness) sebagaimana ditampilkan di
dalam Tabel 1, dapat dicermati bahwa
Model Modifikasi1 memiliki indikator
kecocokanyanglebihbaikdibandingkan
denganModelModifikasi2.Mulaidari
besarnya Chi square dan p saja sudah
dapat disimpulkan bahwa Model
Modifikasi 1 memiliki Chi square yang
lebih kecil dan ini akan membawa
implikasisemakinbesarnyap.Chisquare
untukModelModifikasi1adalah9,782
dengan p=0,368 (p>0,05) dan chi square
untukModelModifikasi2sebesar11,452
denganp=0,246(p>0,05).Untukukuran
RMR, dapat dikatakan bahwa kedua
modelrelatifsamadankeduanyaadalah
kurangdari0.05sehinggadenganukuran
itu kedua dapat disimpulkan memiliki
model yang good fit. Kemudian untuk
ukuranGFIdanAGFI,meskipunModel
Modifikasi 1 juga mununjukkan angka
yang lebih baik namun keduanya
melebihicuttingpoint0,9.Angka0,9ini
biasa digunakan untuk menentukan
apakah model harus direvisi kembali
atau dapat diterima. Dengan
menggunakan cutting point yang sama,

87

Helly P. Soetjipto

kita dapat pula menyimpulkan bahwa


baikNFImaupunCFIuntukkeduamodel
jugamenunjukkantingginyakesesuaian
model dengan data. Sekali lagi angka
angka ukuran kec oc okan yang
ditampilkandidalamTabel1cenderung
mengarahkan kita kepada kesimpulan
yang lebih menguntungkan Model
Modifikasi1.
Dengandemikianuntukmenentukan
model manakah yang lebih baik justru
menjadi lebih rumit jika kita tidak
mengkaji kembali angkaangka yang
menunjukkan besarnya standardized
regression weight dan squared multiple
correlation. Jika dua ukuran ini
dipertimbangkan, maka penggunaan
ukuranukuran kecocokan (fit measures)
menjadikurangrelevankarenadariTabel1
dapatdenganpastidikatakanbahwakedua
modelmemilikidukungankuatdaridata
empiriknya. Berdasarkan kaidah
pengujianhipotesisyanglazimdigunakan
didalamstatistik,angkaangkadidalam
Tabel 1 bermuara kepada kesimpulan
yangsamayaitubahwaModelModifikasi
1danModelModifikasi2tidakmemiliki
diskrepansi dengan data empiriknya.
Meskipun begitu, penulis cenderung
untukmemilihModelModifikasi2karena
modelinimampumemberikanstandardized
regression weight dan squared multiple
correlation yang relatif lebih baik
dibandingkandenganModelModifikasi
1.
Bukti lain yang dapat digunakan
untuk memperkuat kesimpulan itu
adalah indeks Hoelter baik untuk 0,05

88

maupun 0,01. Indeks Hoelter (Hoelters


critical N) ini menunjukkan besarnya
ukuransampelyangdapatkitagunakan
untuk menerima model dengan
menggunakanchisquarebaikuntuktaraf
signifikansi 5% ataupun 1%. Ternyata
Model Modifikasi 2 membutuhkan
jumlah sampel yang jauh lebih kecil
dibandingkandenganModelModifikasi
1untukdapatmembuktikankecocokan
modelnya.Untuksignifikansi5%,Model
Modifikasi 2 hanya membutuhkan
sampel sebesar 182 kasus sedangkan
Model Modifikasi 1 membutuhkan
sampelsebesar213kasus.Alasanutama
yang dapat digunakan sebagai dasar
penggunaanHoelterscriticalNiniadalah
bahwasemakinbesarsampel,makaakan
semakinbesarpulakecenderunganuntuk
menolakkecocokanmodeldansemakin
besar pula kec enderungan untuk
melakukan kesalahan Tipe II (menolak
sesuatu yang mestinya benar). Dengan
jumlah sampel yang besar, perbedaan
yang kecil antara model terobservasi
denganperfectfitmodelpunakandapat
denganmudahdisimpulkanberbeda.
Penutup
Penelitianini,sampaitaraftertentu,
mampu menyumbangkan bukti
mengenai kriteria penting kecanduan
internet. Berdasarkan kriteria yang
dikembangkan oleh Young (1996 dan
1999), diperoleh delapan kriteria
kecanduaninternet.MenurutBearddan
Wolf(2001),setidaknyaadaenamkriteria
yangharusdimilikiagarseseorangdapat

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

diklasifikasikan sebagai pec andu


internet. Kriteria kecanduan internet
yangdapatdiujididalampenelitianini
adalah (1) pikiran yang terpreokupasi
internet;(2)waktupenggunakaninternet
semakinlamasemakinbertambahdemi
pemenuhan kepuasan diri; (3) pernah
menc oba namun gagal untuk
mengendalikan, mengurangi, atau
berhentimenggunakaninternet;(4)tidak
tenang, moody, depresif, dan mudah
teriritasi; (5) aktivitas online melebihi
waktu yang direnc anakan; dan (6)
mengalami masalah atau mempunyai
risiko kehilangan hubungan pribadi,
kehilangan pekerjaan, kehilangan
kesempatanpendidikan,dankehilangan
karir. Terdapat dua kriteria lain yang
tidakdapatdisertakandidalamanalisis
karena tidak tersedianya aitem yang
sesuai dengan dua kriteria tersebut.
Adapunduakriteriatersebutadalah(1)
berbohongkepadaanggotakeluarganya
ataupihaklaindalamrangkamenutupi
aktivitas berinternetnya dan (2)
menggunakan internet sebagai jalan
keluar mengatasi masalah atau
menghilangkanperasaansepertikeadaan
tidakberdaya,rasabersalah,kegelisahan,
ataudepresi.
Dengan menggunakan aitem yang
memiliki path coefficients antara 0,54
hingga 0,71, tampaknya menjadikan
Model Modifikasi 2 pilihan yang lebih
baik.Jumlahvariabelmanifesatauaitem
untuk konstruk kecanduan internet ini
relatif sedikit. Bahkan mungkin
memberikan kesan terlalu sedikit bagi

Jurnal Psikologi

parapenelitiyangterbiasadenganskala
yangtersusunatasaitemyangberjumlah
tujuhlimakalinyaataumungkinlebih.
Konstruk kecanduan internet yang
disusun dari sedikit aitem ini akan
memberikan kemudahan (conveniency)
bagi responden untuk meresponnya.
Meskipun bagi yang terbiasa dengan
aitem dengan jumlah besar akan
cenderungmempertanyakanreliabilitas
dariskaladengandenganjumlahaitem
yangsedikitini.Permasalahaninidapat
menjadi agenda penelitian selanjutnya
untukmengkajireliabilitasdarikriteria
kec anduan internet ini. Mengingat
semakinrelevannyamasalahkecanduan
internetiniterutamadikalanganpelajar
dan mahasiswa di Indonesia karena
maraknyadansemakinmudahnyaakses
internet bagi mereka, maka perlu
dilakukan kajian yang lebih
komprehensif terutama mengenai
instrumen,determinan,dandampakdari
kecanduaninternetini.Dengandemikian
dapat dikembangkan pelayanan yang
lebihappropriatebagipecanduinternetdi
kalangan pelajar dan mahasiswa pada
khususnyasertaanggotamasyarakatlain
padaumumnya.
DaftarPustaka
Adi, M.W. 2003. Hubungan antara
kecanduaninternetdenganperilaku
menarik diri. Skripsi (tid ak
diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas
PsikologiUniversitasGadjahMada.
Arbucle, J.L. 1999. AMOS: a structural

89

Helly P. Soetjipto

equationmodelingprogram.Chicago:
Small Waters.
Babington, L. M.; Christensen, M. H.;
Patsdaughter,C.A.2002.Caughtin
theWebofInternetAddiction.http:/
/nsweb. nursi ngspectrum . com /ce/
ce218.htm
Beard, K.W. dan Wolf. E.M. 2001.
Modific ation in the proposed
diagnosis c riteria for internet
addic tion. CyberPsychology &
Behavior,4,377383.
Chaplin,J.P.1975.DictionaryofPsychology.
NewYork:DellPublishingCo.Inc.
Davis, R. A. 2001a. What Is Internet
Addiction?
h t t p: / / w w w. v i c t o r i a p o i n t . co n v /
internetaddiction/internetaddiction.htm
Davis,R.A.2001b.CognitiveBehavioral
ModelofPathologicalInternetUse
(PIU). http://internetaddiction.ca/
pathologicalinternetuse.htm
Freitag,N.B.,Weaver,J. 2002.Are You
an Internet Addict? http://www.
gwsae. org/ excecutiveupdate/2002/
April/ElectronicIssue/InternetAddict.
htm
Garson,G.D.2000.StructuralEquationModeling.
http://www2.chass.ncsu.edu/ garson/
pa765/structur.htm

90

Grohol, J. M. 1999. Internet Addiction


Guide. http://psvchcentral.com/net
addiction/
Hansen, S. Excessive internet usage or
internet
addic tion?
The
implicationsofdiagnosticcategories
ofstudentusers.JournalofComputer
AssistedLearning,18,pp.232236.
Orzack, M. H. 1999. The Simptom of
Computer Addic tion. http://
www.computeraddiction.com
Pratarelli, M.E., Browne, B.L., dan
Johnson,K.J.1999.Thebitsandbytes
of computer/Internet addiction: a
factor analytic approach. Behavior
Research Methods, Instruments &
Computer,31,pp.305314.
Shepherd,RM.&Edelmann,RJ.2001.
CaughtintheWeb.ThePsychologist,
Vol.14,No.10,520.
SulIer,J.1996.ComputerandCyberspace
Addiction.http://www.rider.edu/index.
html
Walden,A.2002.NetAddiction:Diagnosis,
PromptsConcern,Controversy.http:/
/www.siliconvalley.com/mldlsiliconvallev/
business/technology/personaltechnology/
2619373.htm

Jurnal Psikologi

Pengujian Validitas Konstruk Kriteria.........

Young,K.S.(1996).Internetaddiction:the
emergenceofanewclinicaldisorder.Paper
presented at the 104th annual
meeting of the Americ an
Psychological Association, August
11, 1996. Toronto. http://
netaddiction.com/

Jurnal Psikologi

Young, K. S. 1999. Internet Addiction:


symptoms, evaluation, and
treatment. In L. VandeCreek & T.
Jackson (Eds.) Innovations in Clinical
Practice:ASorceBook(vol17;pp.1931).
Sarasota, FL: Professional Reource
Press.http://netaddiction.com/

91

Anda mungkin juga menyukai