ISSN: 0215-8884
Jurnal Psikologi
Volume 32, No. 2, 74-91
PengujianValiditasKonstrukKriteria
Kecanduan Internet
HellyP.Soetjipto
FakultasPsikologi
UniversitasGadjahMadaYogyakarta
ABSTRACT
Thisresearchisusedtoexploretheinternet
addictionconceptwhichdevelopedbyYoung
who used the internet consumer subject in
Yogyakarta.124subjects(63maleaand61
females)within1435yearsold,mostofthem
werestudents,only3subjectswhohaveworked.
Theycatagorizedasexistinguserbecausethey
hadthecriteriamentionedbyGrohol(1999).
Confirmatoryfactoranalysisbecamethebasic
for construct validity testing. AMOS fifth
version(studentversion)wasusedtoanalyze
thedata.Thereare2factorswhichwastestedin
structuralequationmodel,theyaremainfactor
andadditionalfactor.Themainfactorconsists
of5itemsandadditionalfactorconsistsof2
items.
Theresultshowedthatstructuralequation
modeldidnothavetheweaknesswhichcalled
Heywood Case, because there was 1 factor
whichconsistsofonly2items.Thereare2
modificationsuggested.Thefirstmodification
modelhasdiscrepancyindex9.782(p>0.05)and
the second modification model has 11. 452
(p>0.05).
Keywords:constructvalidity,internetaddiction
74
Sejakdikembangkannyaperangkat
lunakNetscapepadaawaldekade1990
an, internet menjadi bagian dari gaya
hidupbarudiseluruhdunia.Perangkat
lunak tersebut memungkinkan para
penggunainternetyangsemulaberbasis
teks (textbased internet) untuk beralih
menikmati kecanggihan pertukaran
informasiberbasisgambar(graphicbased
internet).Perkembanganperangkatkeras
danperangkatlunakkomputerberbasis
gambar yang sangat pesat menjadikan
penggunajasainternetmenjadisemakin
dimanjakan dengan tampilan, isi
informasi, fasilitas, serta unjuk kerja
internet.
Pengguna internet dapat me
manfaatkan perangkat lunak web
browsing untuk mengakses beraneka
ragaminformasi.Keragamaninformasi
inilah yang tampaknya menjadikan
mereka tahan berlamalama di depan
komputer. Mereka dapat melakukan
browsing beragam informasi dari yang
berkaitandenganpekerjaan,pendidikan,
hobi, bisnis, dan bahkan situs yang
dikategorikan sebagai kegiatan yang
dianggap negatif seperti misalnya,
cybercrime(hacking,cracking,dancarding),
internet gambling, dan cybersex atau
Jurnal Psikologi
cyberporn.Sebagiandariparapengguna
juga menggunakan internet untuk
melakukan suratmenyurat (email),
diskusi kesejawatan melalui fasilitas
maillist(newsgroup),chattingataungobrol
dengan cyberfriends, dan melakukan
teleconferencing melalui vasilitas VOIP
(voiceoverinternetprotocol).Keragamandan
kemudahan yang ditawarkan internet
menjadikan c urahan waktu untuk
menggunakannya menjadi semakin
meningkat.Peningkatancurahanwaktu
dan penggunaan internet yang sangat
intensif ini menimbulkan berbagai
permasalahanyangdikalanganparaahli
psikologi dikenal antara lain sebagai
kecanduaninternet(internetaddiction).
Sebagai sebuah topik kajian yang
relatif baru, istilah kecanduan internet
atau internet addiction memperoleh
tanggapan yang serius dari kalangan
akademik setelah istilah tersebut
dimunculkanolehKimberlyYoungpada
tahun1996(Young,1999).Meskipunpada
periode sebelumnya telah banyak
perhatian para ahli psikologi untuk
mengkaji masalah interaksi antara
komputer dengan manusia (human
computerinteraction),namunkontroversi
timbuljustrukarenadigunakannyaistilah
addiction(kecanduan)olehYoung.Pada
saatdimunculkanitu,kataitucenderung
diartikan sebagaimana Chaplin (1975)
duadekadesebelumnyamendifinisikan
addictiondidalamDictionaryofPsychology
sebagai the state of being physically
dependentupondrug
Dengandemikiankataaddictionlebih
Jurnal Psikologi
75
Helly P. Soetjipto
76
Jurnal Psikologi
Jurnal Psikologi
misalnyaDoom,Myst,CounterStrike,
Ragnarokdanlainsebagainya.
Dav is (2 001a) m en yeb ut kan
beberapajenis fasilitaspada internet
yan g d a p at m em ic u t er j ad i n ya
kecanduan.Beberapafasilitastersebut
antaralainonlinesex,onlinegames,online
casino(perjudian),onlinestocktrading
(bursaefek),danonlineauctions(lelang).
Dalam tulisannya yang lain, Davis
(20 01b ) m en yeb ut k an d u a j e n is
kecanduaninternet,yaitukecanduan
internet spesifik (specific pathological
internet use) untuk menggambarkan
seseorangyangkecanduanhanyapada
satumacamfasilitasyangditawarkan
olehinternet,dankecanduaninternet
umum(generalizedpathologicalinternet
use)untukmenggambarkanseseorang
yangkecanduansemuafasilitasyang
d it awar kan oleh in t e r n et s ec ar a
keseluruhan.
Masalah konseptual lain yang
menjadi sangat relevan untuk dibahas
ternyata tidak hanya berkaitan dengan
kategorisasi jenis aktivitas berinternet.
Pendeteksiansimtomsimtomkecanduan
internet justru dianggap lebih krusial
untuk didiskusikan. Kendala utama
dalampendeteksiansimtominiternyata
justru terkait dengan definisi dan
penggunaan istilah addiction. Ada
beberapakriteriayangdikemukakanoleh
para ahli untuk mendeteksi adanya
ketergantunganataukecanduan.Dalam
tulisannya, Suller (1996) mengutip
kriteriakecanduanyangkerapdanbiasa
digunakan oleh para ahli psikologi.
77
Helly P. Soetjipto
78
penggunaaninternet.
e. Mengaksesinternetlebihlamadari
yangdiharapkan.
f. Kehilangan orangorang terdekat,
pekerjaan,kesempatanpendidikan,
atau karier garagara penggunaan
internet.
g. Membohongikeluarga,terapis,atau
orangorang terdekat untuk
menyembunyikanketerlibatanlebih
jauhdenganintemet.
h. Menggunakaninternetsebagaijalan
keluar mengatasi masalah atau
menghilangkan perasaan seperti
keadaantidakberdaya,rasabersalah,
kegelisahan,ataudepresi.
SenadadenganYoung,Freitagdan
Weaver(2002)menyatakangejalagejala
darikecanduaninternetadalah:
a. Keasyikandenganinternetdanselalu
memikirkannyaselagioffline(internet
preoccupation)
b. Selalumenambahwaktuonline.
c. Tidak mampu untuk mengontrol
penggunaaninternet.
d. Lekas marah dan gelisah bila tidak
sedangonline.
e. Menggunakan internet sebagai
pelariandarimasalah.
f. Membohongi keluarga atau teman
mengenai jumlah waktu yang
digunakanuntukonline.
g. Kehilangan teman, pekerjaan,
ataupunkesempatanpendidikandan
karirkarenapenggunaaninternet.
h. Terus menggunakan internet
walaupundanauntukonlinemenipis.
i. Depresi, kemurungan, kegelisahan,
Jurnal Psikologi
dankecemasanmeningkatjikatidak
menggunakaninternet.
j. Mengalami gangguan tidur atau
perubahan pola tidur akibat
penggunaaninternet.
k. Merasabersalahdanpenyesalanyang
dalamakibatpenggunaaninternet.
Babingtondkk.(2002)menggolongkan
gejalagejala yang nampak pada orang
yang kecanduan internet menjadi dua
golongan,yaitu:
a. Gejalagejalafisikyangterdiridari(i)
berkurangnya perhatian terhadap
kebutuhankebutuhan pribadi dan
kesehatan, (ii) masalah pada
neuromuscular akibat penggunaan
komputeryangberlebihan,dan(iii)
penyakitpenyakit lain akibat
penggunaan komputer yang
berlebihan.Termasukdalamkriteria
ini adalah gangguan atau
berkurangnya waktu tidur,
berubahnya pola makan, sulit
berkonsentrasi,gangguanpadamata
dan tulang belakang, dan agitasi
psikomotorik(cybershake)
b. Gejalagejala psikologis dan sosial,
termasuk
diantaranya:
(i)
penggunaan komputer sec ara
kompulsifdankelewatandalamhal
waktu penggunaannya, (ii) meng
alamieuforiasaatsedangonline,(iii)
ketidakmampuanuntukmengontrol
perilaku,sepertitidakdapatberhenti
atau mematikan komputer bila
sudahonline,(iv)walupunmencoba
untuk berhenti tapi selalu saja
kembali melakukannya, (v)
Jurnal Psikologi
79
Helly P. Soetjipto
80
cenderungkembalilagiuntukmengulang
perilakunya karena mempunyai
harapan untuk menang dan (2)
melakukantindakpenipuan,pencurian,
dantindakkriminallain.Menurutkedua
ahlitersebut,penghilangankriteriumitu
tidakdisertaipenjelasan,sehinggaperlu
dipertanyakan karena di dalam
beberapa kasus ternyata dua kriterium
tersebut pun sering tidak lepas dari
fenomena kecanduan internet. Kritik
ketigaadalahadanyarealitasyanglazim
di bidang psikologi klinis bahwa
kecanduantidakdapatditentukanhanya
berdasarkan satu simtom kecanduan
saja.
Berdasarkanpertimbangantersebut,
makaBearddanWolf(2001)mengusulkan
untuk menggunakan delapan kriterium
diagnostik kecanduan internet. Lima
kriterium pertama harus ada sebagai
dasar penegakan diagnosis kecanduan
internet. Sedangkansalah satudari tiga
kriterium lainnya pun harus ada. Lima
kriterium yang harus ada seluruhnya
adalah:
1. Preokupasi terhadap internet
(pikiran dikuasi oleh aktivitas
internetyangdilakukansebelumnya
danmengantisipasisesipenggunaan
internetberikutnya).
2. Kebutuhan untuk menggunakan
internetdenganalokasiwaktuyang
terus bertambah demi untuk
mengejarkepuasan.
3. Telah mencoba dan gagal untuk
mengendalikan, mengurangi, atau
berhenti untuk menggunakan
Jurnal Psikologi
internet.
4. Tidak tenang, moody, depresi, atau
mudah teriritasi ketika harus
menghentikanaktivitasberinternet.
5. Aktivitasonlinemelebihiwaktuyang
direncanakan.
Salahsatudarikriteriumtambahan
yangharusdapatdideteksiadalah:
1. Mengalami
masalah
atau
mempunyai risiko kehilangan
hubungan pribadi, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kesempatan
pendidikan,ataukehilangankarir.
2. Berbohong kepada anggota
keluarganya,terapis,ataupihaklain
dalam rangka menutupi aktivitas
berinternetnya.
3. Menggunakaninternetsebagaijalan
keluar mengatasi masalah atau
menghilangkan perasaan seperti
keadaantidakberdaya,rasabersalah,
kegelisahan,ataudepresi.
Tulisan ini dimaksudkan untuk
mengkaji kembali kriteria kecanduan
sebagaimana dikemukakan oleh Beard
dan Wolf (2001) tersebut. Di dalam
tulisannya, kedua ahli ini tidak
melakukan kajian empirik terhadap
usulan pemodifikasian kriteria
kec anduan internet. Mereka hanya
menyajikan konsep perubahannya,
sehinggaterdapatruangyangluasuntuk
mengkajinyasecaraempirik.Setidaknya
usulan pemodifikasian tersebut
mendorongmencobauntukmelakukan
validasi konstruk kriterium diagnostik
dari kec anduan internet ini dalam
rangka menc ermati kembali lima
Jurnal Psikologi
81
Helly P. Soetjipto
82
modelyangakandiujididalampenelitian
inisepetriyangadapadagambar1.
Penelitian ini akan mengkaji
kec oc okan model dari Konstruk
Kec anduan Internet sebagaimana
dipaparkandidalamGambar1dengan
menggunakan prosedur Maximum
LikelihoodEstimation(estimasikecocokan
maksimum).
Dalam
rangka
mengevaluasikecocokanmodeltersebut
(goodness of fit) digunakan beberapa
kriteria. Kriterium pertama adalah Chi
Gambar1.ModelAwalKonstrukKecanduanInternet
X03
1
X06
F1
X07
X10
X11
X09
e03
e06
e07
e10
e11
e09
F2
X15
Jurnal Psikologi
e15
83
Helly P. Soetjipto
0,9makadapatdikatakanbahwamodel
yang diuji tidak memiliki deskrepansi
dengandataempiriknya.Disampingitu
ada beberapa ukuran (indeks) yang
dapatdigunakanuntukmeyakinkanada
atau tidak adanya diskrepansi antara
model dengan data, adapun indeks
tersebutadalahRootMeansquareResiduals
(RMR) dan Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA). Kedua indeks
iniharuslebihkecildari0,05agardapat
digunakan sebagai dasar untuk
menentukanbahwamodelternyatacocok
(fit)dengandatanya.
HasildanPembahasan
Analisis faktor konfirmatori
dilakukan terhadap 7 aitem. Ketujuh
aitem tersebut digunakan untuk
menyusun 2 faktor atau variabel laten.
Faktor1tersusunataslimabuahaitem,
yaituaitem3,6,7,10,dan11.Faktor2
memiliki2aitem,yaituaitem9dan15.
Hasilanalisisdatamenunjukkanbahwa
Chisquareuntukmodeliniadalah14,036
denganderajatkebebasansebesar13dan
p sebesar 0,371 (p > 0,05). Dengan
demikiandapatdisimpulkanbahwatidak
terdapat diskrepansi antara model
dengan data empirik. Tidak adanya
diskrepansidiperkuatdenganbeberapa
indeks,antaralainGFI,AGFI,NFI,dan
CFI. Untuk model sebagaimana
dipaparkandidalamGambar1diperoleh
GFI sebesar 0,968, AGFI sebesar 0,931,
NFIsebesar0,935,danCFIsebesar0,995.
Di samping itu, 2 indikator kesesuaian
antaramodeldengandataditunjukkan
84
pulaolehkecilnyaangkaRMR(0,042)dan
RMSEA(0,025)yangkeduanyalebihkecil
dari0,05.Dengandemikian,berdasarkan
beberapa indikator kesesuaian model
ataumodelfitnessmengarahkepadasuatu
kesimpulan,yaitutidakadadiskrepansi
antara model dengandata. Dapat pula
disimpulkanbahwaterdapatkesesuaian
atau kecocokan antara model dengan
data.
Meskipunmodel inimenunjukkan
buktiyangsangatmeyakinkanmengenai
kecocokan modeldengan data, namun
ternyatamodeliniterkenamasalahyang
sering disebut sebagai Heywood case.
Ternyatavariansuntukvariabele15atau
error variance untuk aitem 15 ternyata
negatif, yaitu sebesar 0,00791. Dengan
demikianmodelinidianggaptidakdapat
diterima(notadmissible).MenurutGarson
(2000),Heywoodcasememilikisetidaknya
5penyebab.Pertama,terjadikesalahandi
dalam melakukan spesifikasi model.
Kedua,adanyaoutliersdidalamdatanya.
Outliersiniditunjukkandenganbesarnya
angkaMahalonobisdistanceyangdidalam
AMOSdiperolehmelaluiprosedurtestfor
normality and outliers. Ketiga, adalah
masalah yang timbul sebagai akibat
adanyaduakejadiansekaligusyaitudari
ukuransampelyangrelatifkecil(N<100
atauN<150)dikombinasidenganadanya
satu variabel laten yang tersusun
berdasarkan dua variabel terobservasi.
Keempat, korelasi dari populasi
mendekati1ataumendekati0sehingga
secara empirik mengakibatkan adanya
underidentification. Kelima, adalah
Jurnal Psikologi
buruknyanilaiawaldidalammelakukan
estimasidenganmenggunakanMaximum
Likelihood.
Di dalam penelitian ini ternyata
yangpalingmungkinmenjadipenyebab
terjadinyaHeywoodcaseadalahpenyebab
ketiga, yaitu ukuran sampel yang kecil
(N < 150) yang dikominasikan dengan
Gambar2.ModelModifikasi1
e03
e06
0,52
e07
0,30
X03
e10
0,31
X06
0,46
X07
0,72
0,54
e11
X10
0,56
0,68
e09
0,39
X11
0,62
0,08
X09
0,28
Internet Addiction
Gambar3.ModelModifikasi2
e03
e06
0,47
e07
0,29
X03
X06
0,69
e10
0,33
X07
0,54
0,58
e11
0,51
X10
0,71
e15
0,37
X11
0,61
0,30
X15
0,55
Internet Addiction
Jurnal Psikologi
85
Helly P. Soetjipto
bahwakeduamodelmodifikasitersebut
dapat dianggap fi t dengan data
empiriknya. Artinya model tersebut
memperoleh dukungan empirik (lihat
Tabel 1). Meskipun begitu ternyata
terdapat perbedaan yang relatif besar
terutamadalamhalstandardizedregression
weight dan squared multiple correlation.
Jika kita bandingkan antara Model
Modifikasi 1 dan Model Modifikasi 2
yang dalam hal ini adalah standardized
regressionweightuntukvariabelX03,X06,
X07, X10, dan X11, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk variabel
variabel tersebut tidak terlihat adanya
perbedaan yang mencolok di antara
keduanya. Namun kita dapat cermati
Tabel1.PerbandinganUkuranKecocokan(FitMeasures)
ModelModifikasi1danModelModifikasi2
Fit Measures
Discrepancy (2)
Degrees of freedom
P
Modifikasi 1
9,782
9
0,368
Modifikasi 2
11,452
9
0,246
0,043
0,974
0,940
0,042
0,970
0,929
0,935
0,994
0,935
0,985
0,600
0,027
0,594
0,600
0,047
0,464
33,782
35,452
213
273
182
233
86
Jurnal Psikologi
Jurnal Psikologi
makamodelyangmemberikanangkaAIC
yanglebihkecildapatdianggapsebagai
yanglebihbaik.Modeldianggapsemakin
fitjikaangkaAICmendekatinol.Daridua
kriteria tersebut dapat kita cermati
bahwa tampaknya kedua model
mempunyaiPRATIOyangsama.Hanya
saja Model Modifikasi 1 ternyata
memiliki nilai AIC yang lebih kecil
dibandingkandenganModelModifikasi2.
Berdasarberbagaiukurankecocokan
(fitness) sebagaimana ditampilkan di
dalam Tabel 1, dapat dicermati bahwa
Model Modifikasi1 memiliki indikator
kecocokanyanglebihbaikdibandingkan
denganModelModifikasi2.Mulaidari
besarnya Chi square dan p saja sudah
dapat disimpulkan bahwa Model
Modifikasi 1 memiliki Chi square yang
lebih kecil dan ini akan membawa
implikasisemakinbesarnyap.Chisquare
untukModelModifikasi1adalah9,782
dengan p=0,368 (p>0,05) dan chi square
untukModelModifikasi2sebesar11,452
denganp=0,246(p>0,05).Untukukuran
RMR, dapat dikatakan bahwa kedua
modelrelatifsamadankeduanyaadalah
kurangdari0.05sehinggadenganukuran
itu kedua dapat disimpulkan memiliki
model yang good fit. Kemudian untuk
ukuranGFIdanAGFI,meskipunModel
Modifikasi 1 juga mununjukkan angka
yang lebih baik namun keduanya
melebihicuttingpoint0,9.Angka0,9ini
biasa digunakan untuk menentukan
apakah model harus direvisi kembali
atau dapat diterima. Dengan
menggunakan cutting point yang sama,
87
Helly P. Soetjipto
88
Jurnal Psikologi
Jurnal Psikologi
parapenelitiyangterbiasadenganskala
yangtersusunatasaitemyangberjumlah
tujuhlimakalinyaataumungkinlebih.
Konstruk kecanduan internet yang
disusun dari sedikit aitem ini akan
memberikan kemudahan (conveniency)
bagi responden untuk meresponnya.
Meskipun bagi yang terbiasa dengan
aitem dengan jumlah besar akan
cenderungmempertanyakanreliabilitas
dariskaladengandenganjumlahaitem
yangsedikitini.Permasalahaninidapat
menjadi agenda penelitian selanjutnya
untukmengkajireliabilitasdarikriteria
kec anduan internet ini. Mengingat
semakinrelevannyamasalahkecanduan
internetiniterutamadikalanganpelajar
dan mahasiswa di Indonesia karena
maraknyadansemakinmudahnyaakses
internet bagi mereka, maka perlu
dilakukan kajian yang lebih
komprehensif terutama mengenai
instrumen,determinan,dandampakdari
kecanduaninternetini.Dengandemikian
dapat dikembangkan pelayanan yang
lebihappropriatebagipecanduinternetdi
kalangan pelajar dan mahasiswa pada
khususnyasertaanggotamasyarakatlain
padaumumnya.
DaftarPustaka
Adi, M.W. 2003. Hubungan antara
kecanduaninternetdenganperilaku
menarik diri. Skripsi (tid ak
diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas
PsikologiUniversitasGadjahMada.
Arbucle, J.L. 1999. AMOS: a structural
89
Helly P. Soetjipto
equationmodelingprogram.Chicago:
Small Waters.
Babington, L. M.; Christensen, M. H.;
Patsdaughter,C.A.2002.Caughtin
theWebofInternetAddiction.http:/
/nsweb. nursi ngspectrum . com /ce/
ce218.htm
Beard, K.W. dan Wolf. E.M. 2001.
Modific ation in the proposed
diagnosis c riteria for internet
addic tion. CyberPsychology &
Behavior,4,377383.
Chaplin,J.P.1975.DictionaryofPsychology.
NewYork:DellPublishingCo.Inc.
Davis, R. A. 2001a. What Is Internet
Addiction?
h t t p: / / w w w. v i c t o r i a p o i n t . co n v /
internetaddiction/internetaddiction.htm
Davis,R.A.2001b.CognitiveBehavioral
ModelofPathologicalInternetUse
(PIU). http://internetaddiction.ca/
pathologicalinternetuse.htm
Freitag,N.B.,Weaver,J. 2002.Are You
an Internet Addict? http://www.
gwsae. org/ excecutiveupdate/2002/
April/ElectronicIssue/InternetAddict.
htm
Garson,G.D.2000.StructuralEquationModeling.
http://www2.chass.ncsu.edu/ garson/
pa765/structur.htm
90
Jurnal Psikologi
Young,K.S.(1996).Internetaddiction:the
emergenceofanewclinicaldisorder.Paper
presented at the 104th annual
meeting of the Americ an
Psychological Association, August
11, 1996. Toronto. http://
netaddiction.com/
Jurnal Psikologi
91