Abstract
The purpose of this article to find out which variables are the causes and effects between
substancial abuse and internet addiction through conceptual studies. Internet addiction and
substance abuse are known to have correlation. But this becomes overlapping, which is the
cause and the result. The results of this conceptual study explain that adolescents who
experience substance abuse will tend to be the cause of increased prevalence internet
addiction, because the use of addictive substances will determine how fast internet addiction
develops. Conversely, adolescents who experience Internet addiction is not necessarily the
cause of the emergence of substance abuse. It can be concluded that substance abuse is the
cause of high levels of internet addiction in adolescents, likewise the internet addiction has
the potential to cause substance abuse.
Keywords : adolescent; correlational; internet addiction; substance abuse
Buletin Psikologi 64
INTERNET ADDICTION, SUBSTANCE ABUSE: PENYEBAB ATAU AKIBAT?
Buletin Psikologi 65
RAHMAWATI
mengalami internet addiction (Jorgenson et mereka juga cenderung selalu ingin tahu,
al., 2016; Kuss & Lopez-Fernandez, 2016). memiliki emosi yang tidak stabil, dan
Individu yang telah mengalami kecanduan proses pencarian jati diri.
internet akan memperlihatkan suasana hati Bentuk penyalahgunaan zat yang
yang tidak nyaman dan merasa hampa sering dilakukan oleh remaja adalah
ketika offline. Secara garis besar internet penyalahgunaan zat nikotin (perokok aktif),
telah menjadi kebutuhan primer dalam minum-minuman keras (alcoholic), dan
kehidupannya (Macur, Király, Maraz, narkoba (Ahmad & Mazlan, 2014). Rata-rata
Nagygyörgy, & Demetrovics, 2016; Young, hasil beberapa penelitian menjelaskan
1996; Young, 1999). bahwa remaja yang mengalami substance
Remaja yang kecanduan internet akan abuse adalah mereka yang masih menginjak
memiliki dalih bahwasanya kegiatan online usia belasan tahun (Das et al., 2016;
mereka adalah cara untuk meredakan Hawkins et al., 1992; Lee et al., 2013).
stress, menghilangkan rasa sepi, dan Terkait dengan pembahasan di atas,
sebagai hiburan. Alasan ini sebenarnya tentu banyak dampak penyalahgunaan zat,
hanyalah kamuflase, karena pada dasarnya baik secara fisik, mental dan sosial (Das et
individu yang gemar melakukan aktivitas al., 2016). Remaja yang menggunakan zat-
online merasa tidak puas dengan interak- zat adiktif akan lebih mudah untuk terkena
sinya dengan kehidupan offline dan merasa depresi, gangguan tidur, gangguan emo-
bahwa lebih mudah mencapai aktualisasi sional, penarikan diri, rendahnya self-esteem
diri online daripada dalam kehidupan yang dan resiliensi, traumatik, serta gangguan
nyata (Stead & Bibby, 2017; Young, 1999). psikis (Ahmad & Mazlan, 2014; Aromin,
Interaksi dengan internet secara berlebih 2016; Das et al., 2016; Hawkins et al., 1992;
lama kelamaan akan memengaruhi kese- Kaminer, Burleson, & Goldberger, 2002;
hatan mental dan fisik, merusak hubungan Preedy, 2016; Smith, Mattick, Jamadar, &
pertemanan, mengganggu pekerjaan, dan Iredale, 2014). Tentu saja dampak tersebut
mengarah pada isu-isu cyberbullying menghambat perkembangan remaja untuk
(Calvete, Gámez-Guadix, & Cortazar, 2017; mengoptimalkan potensinya. Pasalnya pada
Jorgenson et al., 2016). usia ini mereka diharapkan mampu
berkarya positif sesuai dengan bakat dan
Substance Abuse minatnya masing-masing.
Kehidupan dan permasalahan para remaja Mudahnya akses untuk mendapatkan
tidak pernah lepas dari kacamata khalayak. zat adiktif tersebut malah memicu berkem-
Salah satunya adalah penyalahgunaan zat bangnya perilaku substance abuse pada
adiktif (substancial abuse) yang terus remaja. Hal ini berkaitan erat dengan
mengalami peningkatan setiap tahunnya, munculnya internet (Preedy, 2016).
tidak terkecuali di Indonesia. Penyalah- Mengapa demikian? Perilaku substance abuse
gunaan zat adiktif adalah pemakaian obat- mengandung variabel relapse atau “candu”
obatan secara berlebih tanpa panduan dari (Lee et al., 2013) yang artinya perilaku
pihak-pihak yang berwenang. Kerapkali tersebut akan terus berulang dan menyiksa.
alasan yang muncul dari pengguna zat Alhasil remaja yang telah teridentifikasi
adiktif ini adalah untuk mencari mengalami substance abuse akan mencari
kesenangan (fun seeking) dan pereda stress cara bagaimana mendapatkan zat adiktif
(Das, Salam, Arshad, Finkelstein, & Bhutta, tersebut. Menindaklanjuti hal tersebut,
2016; Hawkins et al., 1992). Pada masa ini maka akses internet memiliki andil di
66 Buletin Psikologi
INTERNET ADDICTION, SUBSTANCE ABUSE: PENYEBAB ATAU AKIBAT?
dalamnya. Pasalnya kemudahan akses situs web yang menyediakan zat adiktif
internet menjadi jalan bagi remaja untuk tersebut (Preedy, 2016; Schifano et al., 2006).
mendapatkan zat-zat terlarang. Hasil Dengan demikian remaja yang kecanduan
penelitian (Schifano, et al., 2006) internet (internet addiction) akan berpotensi
menyimpulkan adanya website (10% dari untuk melakukan penyalahgunaan zat
1633 website) yang terdeteksi melakukan jual adiktif.
beli zat adiktif secara ilegal. Sedangkan remaja yang melakukan
Remaja yang telah mengalami substance penyalahgunaan zat adiktif memiliki
abuse akan terus berinteraksi dengan pravelensi yang tinggi terhadap internet
internet guna memenuhi kebutuhan zat addiction. Hal ini dapat terjadi karena
adiktif tersebut, dan lama kelamaan akan adanya sistem-sistem reward otak yang
menjadikannya tidak hanya terkena sama antara substance abuse dengan internet
substance abuse, tetapi juga internet addiction addiction (Cerniglia et al., 2017; Lee et al.,
(Lee et al., 2013; Smith et al., 2014). 2013) sehingga penggunaan zat adiktif
Permasalahan ini dapat terjadi karena menentukan seberapa cepat tingkat
adanya pengaruh zat adiktif terhadap kecanduan internet tersebut berkembang.
sistem otak sehingga memicu berkem- Perilaku substance abuse juga memiliki
bangnya adiksi yang lain seperti internet tingkat ketagihan sehingga mendorong
addiction (Young & De Abreu, 2017). Hal ini pelakunya untuk terus menggunakan
diperkuat dengan hasil penelitian bahwa internet sebagai jalan pemenuhan nafsunya.
ternyata terdapat bagian otak yang sama Dengan demikian dapat diketahui
pada individu yang mengalami substance bahwa remaja yang mengalami substance
abuse dan internet addiction, yakni tergang- abuse dapat dipastikan memiliki gejala
gunya pada bagian visual imagery dan internet addiction pula dikarenakan adanya
memory (Preedy, 2016). Bahkan hasil karakteristik yang sama pada gejala dan
penelitian Young (1996) yang mengikut- dampak serta pengaruh zat adiktif pada
sertakan individu-individu substance abuse sistem otak sehingga gejala internet addiction
menyimpulkan bahwa mereka memiliki semakin berkembang. Oleh karena itu maka
potensi untuk menambah tingginya remaja yang mengalami substance abuse
pravelensi internet addiction. perlu mendapatkan layanan yang dapat
Remaja yang telah mengalami internet mencegah adanya adiksi berkelanjutan
addiction memang memiliki karakteristik pasca mengalami substance abuse. Terdapat
yang sama dengan remaja yang mengalami dua tema layanan yang dapat dilakukan
substance abuse, namun hasil beberapa oleh terapis dan konselor yakni dengan
penelitian mengatakan bahwa individu mindfulness dan psikoedukasi (Çikrıkci,
yang mengalami internet addiction belum 2016).
tentu mengarah kepada substance abuse. Hal
ini dikarenakan variabel dalam internet
Penutup
addiction (penggunaan waktu, penggunaan
aplikasi game dan media sosial) belum Hasil studi konseptual menemukan bahwa
mengandung unsur-unsur substance abuse remaja yang mengalami substance abuse akan
(Kuss & Lopez-Fernandez, 2016). Namun, cenderung menjadi penyebab meningkat-
memang benar jika internet dapat menjadi nya pravelensi internet addiction. Sebaliknya,
akses kemudahan remaja untuk mendapat- remaja yang mengalami internet addiction
kan zat-zat adiktif karena terdapat situs- masih dipengaruhi adanya variabel ekster-
Buletin Psikologi 67
RAHMAWATI
nal (pola asuh orang tua, lingkungan, pola problematic Internet use: A six-month
pertemanan) sebagai penyebab dalam longitudinal study. Addictive Behaviors,
mengalami substance abuse. Dengan demi- 72 (January), 57–63. doi: 10.1016/
kian dapat disimpulkan bahwa substance j.addbeh.2017.03.018
abuse menjadi penyebab tingginya tingkat Castro-Calvo, J., Ballester-Arnal, R., Gil-
remaja mengalami internet addiction, Llario, M. D., & Giménez-García, C.
demikian juga internet addiction mempunyai (2016). Common etiological pathways
potensi untuk menyebabkan terjadinya between toxic substance use, Internet
substance abuse. Sehingga perlu adanya and cybersex addiction: The role of
penelitian lebih lanjut mengenai layanan expectancies and antisocial deviance
preventif seperti psikoedukasi dan proneness. Computers in Human
mindfulness agar keduanya tidak menjadi Behavior, 63, 383–391. doi: 10.1016/
masalah yang berkelanjutan (Calvete et al., j.chb.2016.05.066
2017; Çikrıkci, 2016).
Cerniglia, L., Zoratto, F., Cimino, S., Laviola,
G., Ammaniti, M., & Adriani, W. (2017).
Daftar Pustaka Internet addiction in adolescence:
Neurobiological, psychosocial and
Ahmad, A., & Mazlan, N. H. (2014).
clinical issues. Neuroscience and
Substance abuse and childhood trauma
Biobehavioral Reviews, 76, 174–184. doi:
experiences: Comparison between
10.1016/j.neubiorev.2016.12.024
incarcerated and non-incarcerated
youth. Procedia-Social and Behavioral Çikrıkci, Ö. (2016). The effect of internet use
Sciences, 113, 161–170. doi: 10.1016/ on well-being: Meta-analysis. Computers
j.sbspro.2014.01.023 in Human Behavior, 65, 560–566. doi:
10.1016/j.chb.2016.09.021
Aromin, R. A. (2016). Substance abuse
prevention, assessment, and treatment Das, J. K., Salam, R. A., Arshad, A.,
for lesbian, gay, bisexual, and Finkelstein, Y., & Bhutta, Z. A. (2016).
transgender youth. Pediatric Clinics of Interventions for adolescent substance
North America, 63(6), 1057–1077. doi: abuse: An overview of systematic
10.1016/j.pcl.2016.07.007 reviews. Journal of Adolescent Health,
59(2), S61–S75. doi: 10.1016/ j.jadohealth.
Bakken, I. J., Wenzel, H. G., testam, K. G.,
2016.06.021
Johansson, A., & ren, A. (2009). Internet
addiction among Norwegian adults: A Gómez, P., Rial, A., Braña, T., Golpe, S., &
stratified probability sample study. Varela, J. (2017). Screening of
Scandinavian Journal of Psychology, 50(2), problematic internet use among spanish
121–127. doi: 10.1111/j.14679450. 2008. adolescents: Prevalence and related
00685.x variables. Cyberpsychology, Behavior, and
Social Networking, 20(4), 259–267. doi:
Badan Narkotika Nasional (BNN). (2016).
10.1089/cyber.2016.0262
Survei prevalensi penyalahgunaan narkoba
pada kelompok rumah tangga di 20 provinsi Hawkins, J. D., Catalano, R. E., Miller, J. Y.,
tahun 2015. Jakarta: Pusat Penelitian & Hawkins, D. (1992). Risk and
Data dan Informasi Badan Narkotika protective factors for alcohol and other
Nasional Republik Indonesia. drug problems in adolescence and early
adulthood: Implications for substance
Calvete, E., Gámez-Guadix, M., & Cortazar,
abuse prevention. Psychological Bulletin,
N. (2017). Mindfulness facets and
68 Buletin Psikologi
INTERNET ADDICTION, SUBSTANCE ABUSE: PENYEBAB ATAU AKIBAT?
Buletin Psikologi 69
RAHMAWATI
use: XL. Addictive use of the Internet: A preference for online social interaction
case that breaks the stereotype. on problematic Internet use: The
Psychological Reports, 79(3 Pt 1), 899–902. moderating effect of sibling condition
doi: 10.2466/pr0.1996.79.3.899 and the moderated moderating effect of
Young, K. S. (1999). Internet addiction: age cohort. Computers in Human
Symptoms, evaluation, and treatment. Behavior, 68, 345–351. doi: 10.1016/
Innovations in Clinical Practice, 17, 19–31. j.chb.2016.11.026
doi: 10.1007/ s10879-009-9120-x Yung, K., Eickhoff, E., Davis, D. L., Klam,
Young, K. S., & De Abreu, C. N. (2017). W. P., & Doan, A. P. (2015). Internet
Kecanduan konseling: Panduan konseling addiction disorder and problematic use
dan petunjuk untuk evaluasi dan of Google Glass™ in patient treated at a
penanganan. (K. S. Young, Ed.). residential substance abuse treatment
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. program. Addictive Behaviors, 41, 58–60.
doi: 10.1016/j.addbeh.2014.09.024
Yu, Q., Zhang, L., Wu, S., Guo, Y., Jin, S., &
Sun, Y. (2017). The influence of juvenile
70 Buletin Psikologi