Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2338-1027

September 2018 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 45-50

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS BERDASARKAN


ANALISIS TEORI RESPON BUTIR

Desi Ratna Ningsih*), Taufik Ramlan Ramalis, Unang Purwana

Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung 40154, Jawa Barat

* Email : desiratna1609@gmail.com

ABSTRAK

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai
standar kompetensi lulusan. Namun, keterampilan ini masih jarang dinilai karena belum banyaknya
instrumen untuk mengukur keterampilan tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk
mengembangkan instrumen tes keterampilan berpikir kritis yang berbentuk pilihan ganda dengan
menggunakan metode Research and Development (R&D) yang melibatkan tiga ahli. Hasil validasi isi oleh
tiga ahli yang dianalisis menggunakan Aiken V menunjukkan bahwa instrumen tes ini valid dan layak diuji
coba. Instrumen tes diuji coba kepada siswa SMA dan hasilnya dianalisis menggunakan teori respon butir
dengan bantuan program eirt versi 2.0.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa model 3PL merupakan model
yang sesuai untuk mengkarakteristik instrumen tes keterampilan berpikir kritis. Instrumen tes ini memiliki
fungsi informasi sebesar 30,14 dengan Standard Error of Measurement (SEM) sebesar -0.83, daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan tebakan semu dengan kategori “baik”.

Kata Kunci: keterampilan berpikir kritis, teori respon butir, model parameter logistik

ABSTRACT

Critical thinking skill is one of the skills that must be possessed by students as the graduate competency
standards. However, this skill is rarely rated as not many instruments to measure the skill. This research was
conducted to develop critical thinking skills test instruments in the form of multiple choice with Research and
Development (R&D) as the method that involving three experts. The results of the content validation by
three experts who analyzed using Aiken V indicates that the test instrument is valid and worthy of being
tested. The instrument tests to high school students tested and the results were analyzed using item
response theory program of eirt version 2.0.0. The results show that the model 3PL is an appropriate model
to characterize critical thinking skills test instruments. The test instrument has the function of information at
30.14 with the Standard Error of Measurement (SEM) of -0.83, distinguishing, level of difficulty, and guess
pseudo with the "good" category.

Keywords: critical thinking skills; item response theory; parameter logistic models

PENDAHULUAN

Departement of Defense Education Activity kritis. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016


(DoDEA) merumuskan ada tujuh keterampilan tentang Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dicapai dalam 21st Century Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan
Teaching, Learning, and Leading (21st CTLL) bahwa pada dimensi keterampilan siswa harus
sebagai bekal kesuksesan siswa di abad 21 memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
yaitu, critical thinking and problem solving, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
collaboration across networks, agility and komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai
adaptability, initiative and entrepreneurship, pengembangan dari yang dipelajari di satuan
effective oral and written communication, pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
accessing and analyzing information, dan Berdasarkan uraian tersebut, maka
curiosity and imagination [1]. Salah satu keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa kompetensi yang penting untuk dilatihkan
menurut DoDEA yaitu keterampilan berpikir kepada siswa [2].
45
Desi Ratna Ningsih, dkk – Pengembangan Tes Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Analisis
Teori Respon Butir

Keterampilan berpikir kritis merupakan suatu melalui aspek kognitif. Sehingga


kemampuan yang dapat menciptakan para pengembangan instrumen pada penelitian ini
pemikir yang tangguh dan pemecah masalah berupa tes dalam bentuk pilihan ganda dengan
yang handal [3]. Terdapat enam aspek yang materi fisika yaitu getaran harmonis.
dapat digunakan untuk mengetahui Untuk memperoleh instrumen tes yang valid
keterampilan berpikir kritis seseorang, yaitu dalam mengukur keterampilan berpikir kritis
eksplanasi, interpretasi, inferensi, analisis, yang dimiliki siswa, dapat dilakukan validasi isi.
evaluasi, dan regulasi diri [1,3]. Interpretasi Validasi isi instrumen adalah analisis rasional
(interpretation), meliputi kategorisasi, yang dikemukakan oleh ahli untuk mengetahui
pemecahan kode, dan klarifikasi makna. keterwakilan instrumen dengan kemampuan
Analisis (analysis), meliputi menguji ide atau yang hendak diukur [9]. Validasi isi mencakup
gagasan, mendeteksi argumen, dan aspek materi, konstruk, dan Bahasa yang
menganalisis argumen. Inferensi (inference), terdapat dalam instrumen. Untuk mengetahui
meliputi mengumpulkan informasi, dugaan kesepakatan ahli, maka dapat digunakan
alternatif, dan membuat kesimpulan. Evaluasi indeks validitas yang diusulkan oleh Aiken
(evaluation), meliputi penilaian klaim dan yang dirumuskan sebagai berikut.
penilaian argumen. Eksplanasi (explanation), ∑𝑠
meliputi menyatakan hasil, membenarkan 𝑉=
𝑛(𝑐 − 1)
suatu prosedur, dan menyajikan argumen. dengan V adalah indeks kesepakatan ahli
Regulasi diri (self-regulation), meliputi mengenai validitas isi butir; s adalah skor yang
pemeriksaan dan pengkoreksian diri. ditetapkan ahli dikurangi skor terendah dalam
Keterampilan berpikir kritis bukanlah kategori yang digunakan (𝑠 = 𝑟 − 𝑙0 , dengan 𝑟
keterampilan yang dibawa oleh seseorang adalah skor kategori pilihan ahli dan 𝑙0 adalah
sejak ia lahir, sehingga keterampilan ini dapat skor terendah dalam kategori penilaian); n
diterapkan, dilatih, dan dikembangkan melalui adalah banyaknya ahli; dan c adalah
proses pembelajaran dan evaluasi banyaknya kategori yang dapat dipilih oleh ahli.
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, Indeks Aiken V nilainya berkisar antara 0
guru berperan sebagai mediator dan fasilitator. sampai 1 dengan kategori tingkat validitas
Sehingga dalam pelaksanaannya, guru dapat tinggi jika 𝑽 > 0,8; tingkat validitas sedang jika
mendesain dan menerapkan pendekatan, 0,4 < 𝑽 ≤ 0,8; dan tingkat validitas kurang jika
model, dan metode pembelajaran yang dapat 𝑽 ≤ 0,4.
memfasilitasi siswa dalam meningkatkan Untuk menghasilkan instrumen tes yang
keterampilan berpikir kritis. Sementara itu baik, harus diketahui pula karakteristik
dalam evaluasi pembelajaran, guru dapat instrumen tes yang lain, yaitu daya pembeda,
memberikan latihan kepada siswa melalui tingkat kesukaran, tebakan semu, dan
pemberian masalah dalam bentuk soal yang reliabilitas. Dalam penelitian ini, karakteristik
bervariasi dan juga guru dapat instrumen tes dapat diketahui dengan
mengembangkan instrumen yang mampu menggunakan analisis teori respon butir
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. dengan menggunakan bantuan program eirt
Proses pengembangan instrumen dapat versi 2.0.0 dan model tiga parameter logistik
dilakukan dalam bentuk tes dan nontes. Ennis, (3PL). Secara matematis model tiga parameter
Millman, & Tomko mengembangkan Cornell logistik dirumuskan sebagai berikut [10].
Critical Thinking Test-Level Z (CCTT) dalam 𝑒 𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
bentuk pilihan ganda [4]. Ennis & Wier 𝑃𝑖 (𝜃) = 𝑐𝑖 + (1 − 𝑐𝑖 )
mengembangkan Ennis-Wier Critical Thinking 1 + 𝑒 𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
dengan
Essay Test dalam bentuk essay (open-ended)
𝑃𝑖 (𝜃) : peluang bahwa peserta tes dengan
[5]. Facione mengembangkan California Critical
kemampuan menjawab butir soal ke-i
Thinking Skills Test (CCTST) dalam bentuk
dengan benar.
pilihan ganda [6]. Halpern mengembangkan
𝑎𝑖 : parameter daya pembeda soal butir ke-
instrumen dalam dua bentuk yaitu pilihan
i.
ganda dan uraian [7]. Tiruneh, et al.
𝑏𝑖 : parameter tingkat kesukaran, yaitu satu
mengembangkan instrumen Critical Thinking
titik pada skala ability di mana
Test in Electricity and Magnetism (CTEM)
kemungkinan untuk menjawab benar
dalam bentuk uraian [8]. Pengembangan
sebesar 0,5.
instrumen keterampilan berpikir kritis dalam
𝑐𝑖 : peluang tebakan benar butir ke-i.
mata pelajaran tertentu misalnya fisika, bisa
𝜃 : parameter kemampuan peserta tes.
46
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 45-50

𝑒 : bilangan natural yang nilainya METODE


mendekati 2,718.
Pada teori respon butir juga dikenal istilah Research and Development (R&D) adalah
fungsi informasi yang terdiri dari butir tes dan metode penelitian yang digunakan. Langkah-
tes secara keseluruhan. Fungsi informasi butir langkah penelitian R&D yaitu, potensi dan
(item information functions) merupakan suatu masalah, mengumpulkan informasi, desain
metode untuk menggambarkan kekuatan suatu produk, validasi desain, perbaikan desain, uji
butir pada perangkat tes, pemilihan butir tes coba produk, revisi produk, uji coba
dan perbandingan beberapa perangkat tes. pemakaian, revisi produk, dan pembuatan
Dengan fungsi informasi butir, maka dapat produk masal [12]. Namun, dalam penelitian ini
diketahui butir mana yang cocok dengan model terjadi modifikasi langkah-langkah penelitian
teori respons butir sehingga dapat membantu sehingga hanya enam dari sepuluh langkah
dalam menyeleksi butir tes [10]. Secara penelitian metode R&D yang dilakukan oleh
matematis, fungsi informasi butir ditulis sebagai peneliti. Produk instrumen tes keterampilan
berikut. berpikir kritis yang dihasilkan membahas
[𝑃𝑖′ (𝜃)]2 mengenai materi getaran harmonis untuk siswa
𝐼𝑖 (𝜃) = SMA. Oleh karena itu, populasi dalam
𝑃𝑖 (𝜃)𝑄𝑖 (𝜃)
dengan penelitian yaitu siswa SMA yang telah
i : 1,2,3,…,n mempelajari materi fisika tersebut. Namun,
𝐼𝑖 (θ) : fungsi informasi butir ke-i yang dijadikan sampel hanya 75 orang siswa
Pi (θ) : peluang peserta dengan kemampuan SMA di salah satu SMA Negeri di Kota
θ menjawab benar butir i Bandung. Penarikan sampel menggunakan
P’i (θ) : turunan pertama fungsi Pi (θ) terhadap teknik nonprobability sampling jenis purposive
θ sampling.
Qi (θ) : peluang peserta dengan kemampuan
θ menjawab salah butir i. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi informasi pada setiap butir tes pada
perangkat tes menunjukkan fungsi informasi Berdasarkan teori yang telah dikemukakan,
tes tersebut secara keseluruhan sehingga jika didesain instrumen tes keterampilan berpikir
FI (θ) menunjukkan informasi tes maka nilainya kritis yang bertujuan untuk mengukur
sama dengan jumlah dari fungsi informasi keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh
penyusun tes tersebut [10,11]. Secara siswa. Instrumen tes yang dikembangkan
matematis, fungsi informasi keseluruhan suatu berbentuk pilihan ganda karena instrumen
butir tes sebagai berikut. bentuk tersebut sudah banyak digunakan yang
𝑛 berarti mampu untuk mengukur keterampilan
𝐹𝐼 (𝜃) = ∑ 𝐼𝑗 berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa.
𝑗=1
Instrumen tes yang dikembangkan mengacu
Nilai indeks parameter butir dan pada aspek yang dikemukakan oleh Facione,
kemampuan peserta merupakan hasil estimasi namun tidak semua aspek digunakan [13].
sehingga kebenarannya bersifat probabilitas Instrumen tes ini dikembangkan sebanyak 20
dan tidak terlepas dari kesalahan dalam butir soal dengan lima pilihan jawaban dan
pengukuran. Pada teori respons butir, masing-masing aspek diwakili sebanyak empat
kesalahan dalam pengukuran dikenal sebagai butir soal.
kesalahan penaksiran standar (Standard Error Untuk mengetahui kesesuaian antara
of Measurement, SEM) yang nilainya berkaitan instrumen tes yang didesain dan keterampilan
dengan fungsi informasi. Hubungan SEM dan berpikir kritis yang akan diukur, maka dilakukan
fungsi informasi adalah berbanding terbalik validasi isi dengan melibatkan tiga ahli. Setiap
kuadrat sehingga semakin besar fungsi ahli memberikan penilaian dan saran terhadap
informasi maka SEM semakin kecil atau instrumen yang telah didesain pada lembar
sebaliknya [11]. Hubungan matematis nilai judgement validasi isi. Untuk mengetahui hasil
estimasi SEM dan fungsi informasi sebagai kesepakatan tiga ahli digunakan analisis indeks
berikut. Aiken V. Hasil kesepakatan ahli berdasarkan
1 indeks Aiken V disajikan dalam tabel 1 berikut
𝑆𝐸𝑀 (𝜃) = ini.
√𝐼(𝜃)

47
Desi Ratna Ningsih, dkk – Pengembangan Tes Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Analisis
Teori Respon Butir

Tabel 1. Hasil Analisis Indeks Aiken V pada Validasi Isi Tes Keterampilan Berpikir Kritis
No Aspek Indikator Indeks Interpretasi Rerata dan
Aiken V Interpretasi
1. Materi Kesesuaian dengan KI dan KD 0.83 Validitas
tinggi
Validitas 0.78
Kesesuaian dengan indikator soal 0.83
tinggi Validitas
Validitas sedang
Kesesuaian dengan aspek 0.67
keterampilan berpikir kritis sedang
2. Konstruk Pilihan jawaban homogen dan logis. 0.67 Validitas
sedang
Hanya ada satu kunci jawaban. 1.00 Validitas
tinggi
Pokok soal dirumuskan dengan 0.67 Validitas
singkat, jelas, dan tegas. sedang
0.89
Pokok soal bebas dari pernyataan 1.00 Validitas Validitas tinggi
yang bermakna ganda. tinggi
Gambar, grafik, tabel atau 1.00 Validitas
sejenisnya jelas dan berfungsi. tinggi
Pilihan jawaban yang berbentuk 1.00 Validitas
angka disusun berdasarkan urutan tinggi
besar kecilnya angka.
3. Bahasa Butir soal menggunakan bahasa 1.00 Validitas
Indonesia yang baku dan sesuai tinggi
dengan EYD. 1.00
Validitas tinggi
Rumusan butir soal menggunakan 1.00 Validitas
bahasa yang komunikatif. tinggi
0.89
Rerata Validitas
tinggi

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa indeks berupa angka. Angka tersebut kemudian
Aiken V dari instrumen tes keterampilan dianalisis menggunakan teori respon butir
berpikir kritis sebesar 0,89 dengan kategori dengan bantuan program eirt versi 2.0.0.,
validitas tinggi. Artinya, ketiga ahli menyatakan sehingga diketahui karakteristik butir tesnya.
bahwa instrumen tes keterampilan berpikir Hasil analisis menunjukkan bahwa model 3PL
kritis yang didesain oleh peneliti layak diuji merupakan model yang sesuai untuk
coba, sehingga dapat diketahui mengkarakteristik tes tersebut. Model 3PL
karakteristiknya. menitikberatkan pada daya pembeda (a),
Data hasil uji coba diperoleh dari jawaban tingkat kesukaran (b), dan tebakan semu (c).
siswa yang dikoreksi dengan menggunakan Nilai daya pembeda, tingkat kesukaran, dan
penilaian data dikotomi yang memiliki nilai 1 tebakan semu secara keseluruhan dapat
apabila jawaban benar dan 0 apabila jawaban diketahui dari kurva karakteristik total, seperti
salah sehingga diperoleh data hasil uji coba yang disajikan pada gambar 1 berikut ini.

48
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 45-50

Gambar 1. Kurva Karakteristik Total Model 3PL

35
30
25
Informasi

20
15
10
5
0
-4 -2 0 2 4
Kemampuan () Fungsi Informasi

SEM

Gambar 2. Fungsi Informasi dan SEM Model 3PL

Berdasarkan gambar 1, diketahui bahwa


nilai daya pembeda sebesar 1,13 dengan KESIMPULAN
kategori baik, nilai tingkat kesukaran sebesar -
0,83 dengan kategori baik, dan nilai tebakan Tes keterampilan berpikir kritis hasil
semu sebesar 0,20 dengan kategori baik. pengembangan layak diuji coba kepada siswa
Karakteristik lainnya yaitu estimasi reliabilitas SMA yang telah mempelajari materi getaran
yang menunjukkan konsistensi instrumen tes harmonis. Berdasarkan hasil uji coba diketahui
dalam melakukan pengukuran kemampuan bahwa semua butir tes memiliki karakteristik
berpikir kritis. Estimasi reliabilitas diperoleh dari yang berkategori baik.
titik perpotongan fungsi informasi dan SEM,
seperti gambar 2 berikut ini. UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan gambar 2, diketahui bahwa
titik perpotongan antara fungsi informasi total Puji dan syukur senantiasa penulis
dan SEM berada pada rentang kemampuan - ucapkan kehadirat Allah SWT., atas rahmat
1,84 sampai 1,21 dengan puncak informasi dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
total sebesar 30,14 dan SEM sebesar -0,83. menyelesaikan artikel ini. Penulis juga
Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
tes keterampilan berpikir kritis memiliki estimasi Taufik Ramlan Ramalis, M.Si., dan Bapak Drs.
reliabilitas pada kategori baik serta dapat Unang Purwana, M.Pd., yang telah
memberikan informasi kemampuan yang membimbing penulis selama penelitian hingga
dimiliki oleh siswa secara bervariasi. penyelesaian artikel ini.
49
Desi Ratna Ningsih, dkk – Pengembangan Tes Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Analisis
Teori Respon Butir

Http://www. Schuhfried. com/vienna-Test-


REFERENSI System-vts/all-Tests-fromaz/test/hcta-
[1] Facione, P. (1990). Critical thinking: A Halpern-Critical-Thinking-Assessment, 1.
statement of expert consensus for [8] Tiruneh, D. T., De Cock, M.,
purposes of educational assessment and Weldeslassie, A. G., Elen, J., & Janssen,
instruction (The Delphi Report). R. (2017). Measuring critical thinking in
[2] No, P. (21). Tahun 2016. Standar Isi physics: Development and validation of a
pendidikan Dasar dan Menengah yang critical thinking test in electricity and
memuat tentang Tingkat Kompetensi dan magnetism. International Journal of
Kompetensi Inti Sesuai dengan Jenjang Science and Mathematics
dan Jenis Pendidika tertentu. Education, 15(4), 663-682.
[3] Facione, P. A. (1998). Critical thinking: [9] Retnawati, H. (2016). Analisis kuantitatif
What it is and why it counts. Retrieved instrumen penelitian. Yogyakarta:
June, 9, 2004. Parama publising.
[4] Ennis, R. H., Millman, J., & Tomko, T. N. [10] Retnawati, H. (2014). Teori respon butir
(1985). Cornell critical thinking tests level dan penerapannya. Yogyakarta: Nuha
X & level Z: Manual. Pacific Grove, CA: Medika.
Midwest Publications. [11] Naga, D. S. (1992). Pengantar teori sekor
[5] Ennis, R. H., & Weir, E. E. (1985). The pada pengukuran pendidikan. Jakarta:
Ennis-Weir critical thinking essay test: An Gunadarma.
instrument for teaching and testing. [12] Sugiyono. (2008). Metode penelitian
Midwest Publications. pendidikan:(pendekatan kuantitatif,
[6] Facione, P. A. (1990). The California kualitatif dan R & D). Alfabeta.
Critical Thinking Skills Test--College [13] Facione, P. A., & Facione, N. C. (2013).
Level. Technical Report# 1. Experimental Critical thinking for life: Valuing,
Validation and Content Validity. measuring, and training critical thinking in
[7] Halpern, D. F. (2010). Halpern critical all its forms. Inquiry: Critical Thinking
thinking assessment. SCHUHFRIED Across the Disciplines, 28(1), 5-25.
(Vienna Test System): Moedling, Austria.

50

Anda mungkin juga menyukai