Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN

Dosen Pengampu :

Prof.Dr.Jamhari, MA

Disusun Oleh : Kelompok 5/KPI 1F

Rafi Bigin Widiatmoko Ammar Khadafi Achmad Hadi Setiawan


11200510000142 11200510000158 11200510000156

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SAYRIF HIDAYATULLAH
1442 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Pengantar
Sosiologi tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Konformitas Dan Penyimpangan” dapat diselesaikan karena


bantuan banyak pihak.Kami berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciputat 14 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ............................................................................................2
c. Tujuan...............................................................................................................2

B. PEMBAHASAN.............................................................................................................3

a. Konformitas.......................................................................................................3
b. Penyimpangan...................................................................................................5
c. Teori Mengenai Penyimpangan........................................................................6
d. Tipe-Tipe Kejahatan.........................................................................................7
C. KESIMPULAN...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8
A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Setiap individu mempunyai keinginan untuk hidup secara berkelompok, di dalam


kelompok tersebut setiap anggotanya memiliki sifat-sifat yang berbeda. Ketika seseorang ingin
merasa nyaman dan ingin di hargai serta dapat di terima di dalam suatu kelompok maka ia harus
berusaha menjadi peribadi yang baik dan dapat menyesuaikan dirinya dalam kelompok tersebut.
Maka seseorang mempunyai sikap untuk mengubah dirinya demi suatu pencapaian yang baik.
individu akan terpengaruh positif apabila di dalam kelompok tersebut baik. dan di dalam
kelompok terdapat suatu norma atau aturan tersendiri yang menjadi dasar perilaku setiap
anggotanya dalam mencapai suatu hasil bersama.

1.
b. Rumusan Masalah

1. Apa itu konformitas dan penyimpangan ?

2. Apa saja contoh konformitas dan penyimpangan?

3. Apa saja teori mengenai penyimpangan ?

4. Apa saja tipe-tipe kejahatan yang ada di masyarakat ?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi konformitas dan penyimpangan

2. Untuk mengetahui contoh-contoh dari konformitas dan penyimpangan

3. Untuk mengetahui teori-teori yang menjelaskan tentang penyimpangan

4. Untuk mengetahui tipe-tipe kejahatan yang ada di masyarakat

2.
B. PEMBAHASAN

KONFORMITAS

Sejak lahir orang tua kita berupaya agar kita berprilaku sesuai dengan jenis kelamin yang
kita miliki. Bayi perempuan dan bayi laki-laki diperlakukan berbeda; diberi pakaian berbeda;
diberi mainan berbeda (lihat henslin,1979) anak perempuan diberi perlengkapan pribadi seperti
pakaian, alat tulis, alat rumah tangga (seperti handuk) yang berwarna ‘perempuan’ umumnya
warna lembut seperti merah jambu , bagi laki-laki berlaku warna laki antara lain biru, anak laki
diterapkan aktif, kasar sedangkan anak perempuan diterapkan untuk pasif dan lembut, anak
perempuan diharapkan bermain dengan boneka, sedangkan laki-laki bermain dengan mainan
yang berbentuk peperanan (senjata,tank dll)

Pada umumnya kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa
manusia mudah dipengaruhi orang lain. Salah satu diantaranya ialah studi Muzafer Sherif (1966)
yang antara lain dikutip oleh Zanden (1979). Dalam suatu eksperimen di Columbia University
yang hasilnya dilaporkan pada tahun 1935 para subyek penelitian mahasiswa dua eksperimen
dilakukan masing-masing subyek secara terpisah, jawaban-jawaban yang diberikan cenderung
berbeda satu dengan yang lain, Namun manakala eksperimen dilakukan dengan beberapa orang
subyek sekaligus dan para subyek dimungkinkan untuk saling mempengaruhi, maka jawaban
para subyek cenderung menjadi sama.

3.
Berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mendukung temuan studi tersebut. Pernahkah
anda, Misalnya, memperhatikan jumlah uang yang tercantum dalam edaran permintaan
sumbangan untuk berbagai keperluan seperti pembangunan tempat ibadah, pemelliharahan
asrama yatim piatu, pembiayaan peralatan 17 agustus, atau uang duka bagi keluarga yang sedang
terkena musibah yang beredar dalam lingkungan social anda? Kemungkinan besar anda akan
menjumpai bahwa sumbangan yang diberikan oleh para dermawan cenderung mengumpul
disekitar suatu jumlah tertentu Misalnya Rp.1000 , 5000, 10.000. dala memberikan uang
sumbangan orang cenderung terpengaruh oleh jumlah sumbangan yang sebelumnya telah
diberikan oleh orang lain, dan jumlah penyumbang yang memberikan uang dengan jumlah jauh
lebih kecil atau jauh lebih besar dari pada jumlah rata-rata sumbangan biasanya relative kecil.

Konformitas pun terwujud dikala terjadi pengumpulan tanda tangan dikalanngan suatu
kelompok untuk tujuan tertentu misalnya dikalangan dosen untuk mencari dukungan bagi
seorang calon dekan, dikalangan mahasiswa untuk menuntuk penundaan kenaikan SPP, atau
dikalangan warga desa untuk menuntuk ganti rugi yang mereka anggap layak bagi tanah milik
mereka yang dibebaskan, seorang akan lebih cenderung menandatangani suatu daftar tanda
tangan manakala pada daftar tersebut ia menjumpai nama orang yang dikenal dan dinilainya
sehaluan dengannya.

Kejadian sehari-hari dijalan raya pun sering menampilkan konformitas. Dikala ada dugaan
bahwa lampu lalu lintas mengalami kerusakan sehingga warna lampu tetap tidak berubah atau
dugaan bahwa suatu kemacetan disebabkan oleh kendaraan yang mogok atau kecelakaan,
misalnya, maka pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi yang kendaraan bermotornya berada
didepan sering segera diikuti oleh para pengemudi kendaraan dibelakangnya.

4.
PENYIMPANGAN

Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi (James Vander Zanden , 1979).

Definisi Sosial Dan Penyimpangan

Pada tahun 1960an sejumlah besar pemuda-pemudi Amerika meninggalkan


rumah orang tua mereka dan selanjutnya hidup mengebara atau hidup bersama tanpa nikah
dipemukiman tertentu dengan gaya hidup yang berbeda dengan gaya hidup keluarga amerika
pada umumnya, para muda-mudi ini dikenal dengan nama ‘hippies’ salah satu ciri kaum prianya
ialah bahwa mereka membiarkan rambut mereka tumbuh sampai panjang. Gaya rambut panjang
ini kemudian ditiru oleh para pemuda dan mahasiswa Amerika lain dan menjadi sumber
perdebatan karena banyak pihak menganggap pemeliharaan rambut panjang oleh laki-laki
sebagai penyimpangan. Seorang pelatih olahraga sekolah lanjutan di Amerika, menganggap
bahwa membiarkan rambut laki-laki memanjang merupakan suatu perbuatan yang melawan
tradisi di Amerika, tidak mencerinkan kejantanan dan bahkan bertentangan dengan ajaran kitab
injil (lihat Tony Simpson, 1973)

5.
TEORI MENGENAI PENYIMPANGAN

Teori differential association

Dalam mikrosologi dikenal beberapa teori interaksi untuk menjelaskan penyimpangan. Salah
satu diantaranya adalah teori differentian association yang diciptakan oleh Edwin H. Sutherland.
Menurut pandangan Sutherland penyimpangan bersumber pada differential association yang
berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya, Melalui proses belajar ini,
seseorang mempelajari suatu subkebudayaan yang menyimpang. Contoh yang diajukan
Sutherland ialah proses mengisap ganja, tetapi proses yang sama berlaku pula dalam
mempelajari beraneka jenis prilaku menyimpang lainnya. Dalamm laporan hasil penelitian
terhadap sejumlah pekerja seks di Minnesota, A.S .

Teori labeling

Teori interaksi lain untuk menjelaskan penyimpangan ialah teori labeling yang dipelopori oleh
Edwin M. Lemert. Menurut Lemert seseorang menjadi penyimpang karea proses labeling-
pemberian julukan, cap, eriket, merek yang diberikan masyarakat kepadanya mula –mula
seseorang melakukan penyimpangan primer kemudian didefinisikan dirinya sebagai
penyimpangan sekunder sehingga mulai menganut suatu gaya hidup menyimpang

Teori Merton

Kalau Sutherland dan Lemert mengkaji penyimpangan yang terjadi pada jenjang mikro, yaitu
pada jenjang interaksi social, Maka Robert K. Merton (1965:131:194) mencoba menjelaskan
penyimpangan social pada jenjang, yaitu pada jenjang struktur social. Menurut argument Merton
struktur social tidak hanya menghasilkan perilaku menyimpang. Struktursosial menciptakan
keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan social; menekan orang tertentu ke arah
perilaku nonkonform.

6.
TIPE – TIPE KEJAHATAN

Para ahli sosiologi sering membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi yang
dianut masyarakat atau penegak hokum. Light, keller dan Calhoun (1989) Misalnya,
membedakan antara kejahatan tanpa korban (crimes without victims), kejahatan terorganisasi
(organized crime), kejahatan oleh orang terpandang dan berstatus tinggi yang dinamakan
kejahatan kerah putih (white-collar crime), dan kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan
yaitu kejahata korporat (corporate crime).

Kejahatan terorganisasi (organized crime) dirumuskan sebagai “a self-perpetuading continuing


conspiracy operating for profit or power, seeking to obtain immunity from the law throught fear
and corruption”. Jadi yang dimaksudkan disini ialah komplotan berkesinambungan untuk
memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hokum melalui penyebaran rasa
takut atau melalui korupsi.

Kejahatan terorganisasi transnasional merupakan kejahatan terorganisasi yang melampaui


batas Negara yang dilakukan oleh organisasi-organisasi dengan jaringan global.

White collar crime (kejahatan kerah putih) merupakan suatu konsep yang diperkenalkan
oleh suntherland dan mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang
berstatus tinggi dalam rangka pekerjaanya.

Corporate crime merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi formal
dengan tujuan menaikan keuntungan atau menekan kerugian.

Empat jenis corporate crime: kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap public,
kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.

7.
C. KESIMPULAN

Konsep konformitas didefinisikan Shepard sebagai bentuk interaksi yang didalamnya


seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok.

Pada umumnya kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa
manusia mudah dipengaruhi oleh orang lain. Salah satu diantaranya ialah studi muzafer Sherif,
yang membuktikan bahwa dalam situasi kelompok orang cenderung membentuk suatu norma
social.

VanderZander mendefinisikan penyimpangan sebagai prilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia

8.

Anda mungkin juga menyukai