Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Jamhari, MA
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Pengantar
Sosiologi tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini dapat
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ............................................................................................2
c. Tujuan...............................................................................................................2
B. PEMBAHASAN.............................................................................................................3
a. Konformitas.......................................................................................................3
b. Penyimpangan...................................................................................................5
c. Teori Mengenai Penyimpangan........................................................................6
d. Tipe-Tipe Kejahatan.........................................................................................7
C. KESIMPULAN...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1.
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
2.
B. PEMBAHASAN
KONFORMITAS
Sejak lahir orang tua kita berupaya agar kita berprilaku sesuai dengan jenis kelamin yang
kita miliki. Bayi perempuan dan bayi laki-laki diperlakukan berbeda; diberi pakaian berbeda;
diberi mainan berbeda (lihat henslin,1979) anak perempuan diberi perlengkapan pribadi seperti
pakaian, alat tulis, alat rumah tangga (seperti handuk) yang berwarna ‘perempuan’ umumnya
warna lembut seperti merah jambu , bagi laki-laki berlaku warna laki antara lain biru, anak laki
diterapkan aktif, kasar sedangkan anak perempuan diterapkan untuk pasif dan lembut, anak
perempuan diharapkan bermain dengan boneka, sedangkan laki-laki bermain dengan mainan
yang berbentuk peperanan (senjata,tank dll)
Pada umumnya kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa
manusia mudah dipengaruhi orang lain. Salah satu diantaranya ialah studi Muzafer Sherif (1966)
yang antara lain dikutip oleh Zanden (1979). Dalam suatu eksperimen di Columbia University
yang hasilnya dilaporkan pada tahun 1935 para subyek penelitian mahasiswa dua eksperimen
dilakukan masing-masing subyek secara terpisah, jawaban-jawaban yang diberikan cenderung
berbeda satu dengan yang lain, Namun manakala eksperimen dilakukan dengan beberapa orang
subyek sekaligus dan para subyek dimungkinkan untuk saling mempengaruhi, maka jawaban
para subyek cenderung menjadi sama.
3.
Berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mendukung temuan studi tersebut. Pernahkah
anda, Misalnya, memperhatikan jumlah uang yang tercantum dalam edaran permintaan
sumbangan untuk berbagai keperluan seperti pembangunan tempat ibadah, pemelliharahan
asrama yatim piatu, pembiayaan peralatan 17 agustus, atau uang duka bagi keluarga yang sedang
terkena musibah yang beredar dalam lingkungan social anda? Kemungkinan besar anda akan
menjumpai bahwa sumbangan yang diberikan oleh para dermawan cenderung mengumpul
disekitar suatu jumlah tertentu Misalnya Rp.1000 , 5000, 10.000. dala memberikan uang
sumbangan orang cenderung terpengaruh oleh jumlah sumbangan yang sebelumnya telah
diberikan oleh orang lain, dan jumlah penyumbang yang memberikan uang dengan jumlah jauh
lebih kecil atau jauh lebih besar dari pada jumlah rata-rata sumbangan biasanya relative kecil.
Konformitas pun terwujud dikala terjadi pengumpulan tanda tangan dikalanngan suatu
kelompok untuk tujuan tertentu misalnya dikalangan dosen untuk mencari dukungan bagi
seorang calon dekan, dikalangan mahasiswa untuk menuntuk penundaan kenaikan SPP, atau
dikalangan warga desa untuk menuntuk ganti rugi yang mereka anggap layak bagi tanah milik
mereka yang dibebaskan, seorang akan lebih cenderung menandatangani suatu daftar tanda
tangan manakala pada daftar tersebut ia menjumpai nama orang yang dikenal dan dinilainya
sehaluan dengannya.
Kejadian sehari-hari dijalan raya pun sering menampilkan konformitas. Dikala ada dugaan
bahwa lampu lalu lintas mengalami kerusakan sehingga warna lampu tetap tidak berubah atau
dugaan bahwa suatu kemacetan disebabkan oleh kendaraan yang mogok atau kecelakaan,
misalnya, maka pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi yang kendaraan bermotornya berada
didepan sering segera diikuti oleh para pengemudi kendaraan dibelakangnya.
4.
PENYIMPANGAN
Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi (James Vander Zanden , 1979).
5.
TEORI MENGENAI PENYIMPANGAN
Dalam mikrosologi dikenal beberapa teori interaksi untuk menjelaskan penyimpangan. Salah
satu diantaranya adalah teori differentian association yang diciptakan oleh Edwin H. Sutherland.
Menurut pandangan Sutherland penyimpangan bersumber pada differential association yang
berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya, Melalui proses belajar ini,
seseorang mempelajari suatu subkebudayaan yang menyimpang. Contoh yang diajukan
Sutherland ialah proses mengisap ganja, tetapi proses yang sama berlaku pula dalam
mempelajari beraneka jenis prilaku menyimpang lainnya. Dalamm laporan hasil penelitian
terhadap sejumlah pekerja seks di Minnesota, A.S .
Teori labeling
Teori interaksi lain untuk menjelaskan penyimpangan ialah teori labeling yang dipelopori oleh
Edwin M. Lemert. Menurut Lemert seseorang menjadi penyimpang karea proses labeling-
pemberian julukan, cap, eriket, merek yang diberikan masyarakat kepadanya mula –mula
seseorang melakukan penyimpangan primer kemudian didefinisikan dirinya sebagai
penyimpangan sekunder sehingga mulai menganut suatu gaya hidup menyimpang
Teori Merton
Kalau Sutherland dan Lemert mengkaji penyimpangan yang terjadi pada jenjang mikro, yaitu
pada jenjang interaksi social, Maka Robert K. Merton (1965:131:194) mencoba menjelaskan
penyimpangan social pada jenjang, yaitu pada jenjang struktur social. Menurut argument Merton
struktur social tidak hanya menghasilkan perilaku menyimpang. Struktursosial menciptakan
keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan social; menekan orang tertentu ke arah
perilaku nonkonform.
6.
TIPE – TIPE KEJAHATAN
Para ahli sosiologi sering membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi yang
dianut masyarakat atau penegak hokum. Light, keller dan Calhoun (1989) Misalnya,
membedakan antara kejahatan tanpa korban (crimes without victims), kejahatan terorganisasi
(organized crime), kejahatan oleh orang terpandang dan berstatus tinggi yang dinamakan
kejahatan kerah putih (white-collar crime), dan kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan
yaitu kejahata korporat (corporate crime).
White collar crime (kejahatan kerah putih) merupakan suatu konsep yang diperkenalkan
oleh suntherland dan mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang
berstatus tinggi dalam rangka pekerjaanya.
Corporate crime merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi formal
dengan tujuan menaikan keuntungan atau menekan kerugian.
Empat jenis corporate crime: kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap public,
kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
7.
C. KESIMPULAN
Pada umumnya kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa
manusia mudah dipengaruhi oleh orang lain. Salah satu diantaranya ialah studi muzafer Sherif,
yang membuktikan bahwa dalam situasi kelompok orang cenderung membentuk suatu norma
social.
VanderZander mendefinisikan penyimpangan sebagai prilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
DAFTAR PUSTAKA
8.