Agustus 2020
Revisi 1
Fase Perjalanan Penyakit Dan Pendekatan Terapi COVID-19
I. Inkubasi II. Simptomatik III. Fase Awal Pulmoner IV. Fase Akhir Pulmoner
Disregulasi imun
Imunitas bawaan Trombofilia Macrophage Activation System
Badai Sitokin
1 5 11 14 28
Waktu (hari)
Ground glass infiltration + ++ +++ ++++
Gejala Klinis Demam, malaise, batuk, sakit Sesak – Hipoksia Ringan (nasal kanul
Hipoksia progresif
kepala, diare ≤ 4 liter/mnt & aSat < 94%)
I. Inkubasi II. Simptomatik III. Fase Awal Pulmoner III. Fase Akhir Pulmoner
Saturasi Oksigen
Tingkat keparahan penyakit
Viremia
Respon Inflamasi
Waktu (Hari)
Asimptomatik
Ringan/Simptomatik
Trombofilik
Protokol
Pengobatan
COVID-19
Terapi Terapi
Terapi Utama Terapi MAS Monitoring
Tambahan Penyelamatan
X X
-
PROTOKOL PENGOBATAN COVID-19
• Vitamin C 2 x 500 mg tablet dan • Azythromycin 1 x 500 mg tablet • Vitamin C 500 mg tiap 6 jam tablet
Quercetin 250 – 500 mg 2 x sehari • Oseltamivir 2 x 75 mg tablet • Zinc 75 – 100 mg/hari
• Zinc 50 – 75 mg/hari, setelah 1 bulan • Vitamin C 2x 500 mg tablet • Vitamin D3 4.000 u/hari
dosisnya dikurangi menjadi 30 – 50 • Zinc 75 – 100 mg/hari • Enoxaparin 60 mg/hari, dapat
mg/hari ditingkatkan hingga 1 mg/kgBB per
• Vitamin D3 2.000 – 4.000 u/hari
• Vitamin D3 2.000 – 4.000 u/hari 12 jam (nilai D-Dimer tinggi)
• Seluruh obat di atas diberikan selama
5 – 7 hari • Methyprednisolone 40 mg iv tiap 12
jam. Pada pasien dengan perburukan
gejala, saturasi O2 menurun, CXR
perburukan atau CRP meningkat,
dapat ditingkatkan hingga 80 mg per
12 jam. Atau Dexamethasone 2 x 5
mg iv
• Nasal kanul O2 2 liter/menit
(maksimal 4 liter/menit, segera
masuk ICU jika terjadi perburukan)
Pasien HCU/ICU (Nasal kanul O2 ≥ 4 liter/menit)*
Terapi Utama
• Kadar ferritin > 4.400 ng/ml dianggap sebagai tanda diagnostik MAS.
Tanda lainnya adalah peningkatan nilai SGOT/SGPT dan CRP
• Dapat diberikan kortikosteroid dosis tinggi seperti
Methylprednisolone 120 mg per 6 – 8 jam selama 3 hari, kemudian
dilakukan weaning disesuaikan dengan nilai Ferritin, CRP, SGOT/SGPT.
Kadar Ferritin harus turun hingga 15% sebelum dimulai proses
weaning
• Pertimbangkan pemberian plasma konvalesen
* sesuai rekomendasi dokter anestesi/intensivis
Pasien HCU/ICU (Nasal kanul O2 ≥ 4 liter/menit)*
Monitoring
- Saat masuk ICU: PCT, CRP, IL-6 (atas rekomendasi konferensi kasus), BNP, Troponin, Ferritin, Rasio
Neutrofil – Limfosit, D-Dimer, Magnesium, Elektrolit lainnya serta kultur darah, urin, sputum
preparat dan resistensi.
- Setiap hari: CRP, Ferritin, D-Dimer, PCT, Gula Darah, dan hemodinamik non-invasif. Kadar CRP dan
Ferritin dapat mendeteksi perburukan kasus dengan ketat. Tingginya kadar CRP berhubungan
erat dengan derajat keterlibatan proses di paru (CT Scan atau CXR perburukan dari sebelumnya).
- Pada pasien yang mendapatkan vitamin C intravena, pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dianjurkan
mengambil sampel dari vena dan cek di laboratorium.
- Jika pasien mendapatkan Azithromycin, lakukan monitor QTc interval dan kadar Mg++
- CT Scan tidak dilakukan secara rutin. Cukup CXR dan USG dada
- Echocardiography atas indikasi
- Cek Galaktomanan