BAB X
KESIMPULAN & REKOMENDASI
10.1. KESIMPULAN
Studi Kelayakan Rumah Sakit Harapan Sehati dilakukan dengan kajian yang
mendalam pada asfek formulasi gagasan/ide pendirian rumah sakit dari pemrakarsa,
aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek lingkugan, aspek pelayanan dan
teknologi, aspek organisasi dan manajemen, aspek sarana dan prasarana serta aspek
keuangan.
Kesimpulan dari studi kelayakan Rumah Sakit Harapan Sehati adalah sebgai
berikut :
a. Program induk pendirian RS Harapan Sehati secara fisik dibangun
sebagai Rumah Sakit Umum dengan klasifikasi C berkapasitas 101
tempat tidur (TT), untuk itu Studi kelayakan, masterplan, DED serta
UKL-UPL dibuat untuk memenuhi persyaratan kapasitas 101 TT.
b. Aspek hukum pemrakarsa pendirian Rumah Sakit Harapan Sehati
mempunyai jenis badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yaitu PT. Diga
Mitra Husada, berkedudukan di Pondok Manggis RT. 01/ RW. 04 Desa
Bojong Baru, Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. Komisaris dan
Direksi dari kalangan kesehatan, pertanahan lokasi pendirian Rumah
Sakit merupakan hak milik Direktur Utama PT dan telah menjadi asset
PT. Diga Mitra Husada. Pendanaan pendirian Rumah Sakit direncanakan
30% modal sendiri dan 70 % pinjaman dari bank. Komisaris dan Direksi
PT. Diga Mitra Husada siap dan telah melaksanakan secara bertahap
pemenuhan persyaratan mendirikan RS sesuai dengan Permenkes No
147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Kebijakan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
c. Untuk Aspek pasar dan pemasaran permintaan jasa pelayanan kesehatan
di Kabupaten Bogor mempunyai rasio penduduk terhadap TT adalah
1:2.996 sedangkan standar WHO adalah 1:700, walaupun sudah 24
rumah sakit yang didirikan di Kabupaten Bogor masih banyak
10.2. REKOMENDASI
Pendirian rumah sakit yang padat modal dan pengembalian investasi yang
relative lama memerlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam tahap pembangunan,
untuk itu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1) Rencana investasi fisik sebesar Rp 39.790.915.000,00 dengan luas total lantai
5671,9 m2 direkomendasikan dibangun sekaligus agar tahapan operasionalisasi
rumah sakit menjadi lancar dan tidak terganggu pembangunan fisik. Pengadaan