Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kerja

Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan


Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Badaruddin Kasim
Kabupaten Tabalong

A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional pada semua sektor dewasa ini sangat cepat dengan tujuan mendorong
pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional maupun tingkat daerah, namun semua sektor dapat mencapai
target apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang sehat secara fisik dan mental. Oleh karena itu
pembangunan dan pengembangan di sektor kesehatan sejak beberapa tahun terakhir mendapat perhatian
lebih dari Pemerintah tanpa mengabaikan sektor lainnya. Salah satu keberhasilan dalam mendukung
sektor kesehatan yaitu dengan mendirikan dan mengembangkan rumah sakit.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mendukung implementasi Undang-Undang serta memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka Pemerintah Daerah dalam hal
ini Pemerintah Kabupaten Tabalong di Kalimantan Selatan (Pemkab Tabalong) memiliki tanggung
jawab dalam penyediaan fasilitas kesehatan di wilayahnya dengan mengembangkan gedung pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Badaruddin Kasim.
RSUD Badaruddin Kasim sudah didirikan sejak tahun 1932. Hingga saat ini, relokasi sudah dilakukan
2 kali dengan relokasi terakhir dilakukan pada tahun 2018. Pengembangan di lokasi yang baru tersebut
disiapkan sejak tahun 2008. Proses pembangunan dilakukan secara bertahap yang dilakukan sejak tahun
2012 sampai dengan tahun 2015 untuk bangunan poliklinik dan tahun 2016 pembangunan dilakukan
untuk gedung manajemen dan IGD. Sementara itu pemindahan operasional rumah sakit dilakukan
bertahap sejak tahun 2017 berupa operasional IGD dan rawat inap hingga sepenuhnya operasional
rumah sakit pindah pada tanggal 15 Agustus 2019.
Saat ini Pemkab Tabalong berencana untuk melanjutkan pengembangan RSUD Badaruddin Kasim di
Kabupaten Tabalong dalam rangka meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih maksimal. Rencana pengembangan rumah sakit berupa pembangunan 2 Gedung
IRNA, pekerjaan landscape, pagar, instalasi air bersih, dan instalasi listrik.Terkait dokumen
perencanaan proyek, Pemkab sudah memiliki Master Plan yang disusun pada tahun 2011, dokumen
lingkungan yang disusun pada tahun 2016, dan draft Pra Studi Kelayakan yang disusun pada tahun
2019. Dalam rencana pengembangan RSUD tersebut, Pemkab Tabalong sebagai pemrakarsa proyek
membutuhkan Studi Kelayakan sebagai salah satu dokumen perencanaan proyek.

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan


Maksud dari kegiatan ini adalah mendapatkan dokumen Studi Kelayakan, dengan rincian sebagai
berikut:
1. Menyusun informasi dan menganalisa kondisi terkini akan aspek internal dan eksternal yang
terdiri dari kebijakan, demografi, geografi, sosial, lingkungan, ekonomi dan budaya, SDM
kesehatan, serta derajat kesehatan Kabupaten Tabalong yang terkait dengan rencana
pembangunan RSUD Badaruddin Kasim;
2. Menyusun gambaran yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat,
pendapatan per kapita masyarakat setempat, laju pertumbuhan PDRB yang berpengaruh
terhadap proses pengembangan RSUD Badaruddin Kasim di Kabupaten Tabalong;
3. Menyusun dan menganalisa tingkat dan kinerja pelayanan RSUD Badaruddin Kasim saat ini
yang meliputi aspek internal dari jenis layanan, kualitas pelayanan, target masyarakat yang
dilayani, karakteristik keluhan pasien/pengguna RSUD Badaruddin Kasim tentang
pelayanannya, sistem pelayanan, sistem dokumentasi/medical records/data dan analisa, sarana
pengelolaan logistik, sarana kesehatan, pola penyakit dan epidemiologi, teknologi, sumber daya
kesehatan di rumah sakit, struktur organisasi, kinerja pelayanan, dan keuangan;

Hlm 1 dari 10
4. Menyusun dan menganalisa mengenai proyeksi permintaan pelayanan RSUD Badaruddin
Kasim termasuk namun tidak terbatas rawat jalan - rawat inap - rawat darurat pelayanan medik
dasar, medik spesialis, penunjang medik dan non medik, pelayanan unggulan berdasarkan cara
bayar yang mencakup wilayah operasi beberapa rumah sakit di sekitar Kabupaten Tabalong
baik yang sudah beroperasi maupun dalam tahap perencanaan untuk dibangun serta klasifikasi
rumah sakit yang akan menentukan kapasitas tempat tidur, jenis layanan, dan layanan unggulan.
5. Melakukan review terhadap Masterplan rumah sakit mengenai kesesuaian terhadap klasifikasi
rumah sakit berdasarkan dari proyeksi permintaan.
6. Menyusun gambaran kebutuhan pembangunan RSUD Badaruddin Kasim dilihat dari aspek
kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis & non medis, SDM dan organisasi serta
uraian tugas;
7. Mendapatkan informasi mengenai total kebutuhan biaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan jenis pelayanan yang diberikan,
kelas rumah sakit dan lingkungan sosial & ekonomi.
8. Mendapatkan hasil kajian tarif pelayanan rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap rumah sakit
berdasarkan besaran biaya satuan (unit cost) yang dibandingkan dengan tarif Indonesia Case-
Base Groups (INA CBGs) pasien Jaminan Kesehatan nasional (JKN).
9. Menyusun pengetahuan atas keseluruhan analisis keuangan yang meliputi: i) rencana investasi
dan sumber daya; ii) proyeksi pendapatan dan biaya; iii) proyeksi cash flow; dan iv) analisa
keuangan (BEP, IRR, dan NPV);
10. Menyusun perkiraan awal biaya konstruksi, termasuk perkiraan awal biaya pengelolaan
dampak lingkungan dan sosial, dan opsi pembiayaan yang memungkinkan untuk
pengembangan gedung pelayanan RSUD Badaruddin Kasim;
11. Menyusun kajian atas sistem pelayanan dan aspek kelembagaan yang terkait dengan
operasional RSUD Badaruddin Kasim;
12. Menyusun kajian atas metode pengadaan jasa konstruksi yang memberikan tingkat efisiensi
tertinggi;
13. Menyusun gambaran awal kondisi lingkungan dan sosial serta keselamatan kerja di sekitar
lokasi proyek;
14. Mengidentifikasi berbagai jenis dokumen dan/atau perizinan terkait aspek lingkungan dan
sosial yang diperlukan oleh proyek;
15. Menyusun hasil studi yang dapat memenuhi ketentuan RIDF.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi pengembangan Rumah Sakit Umum
Daerah Badaruddin Kasim Kabupaten Tabalong yang layak secara teknis, pelayanan, ekonomi,
finansial, serta sosial dan lingkungan.

C. Hasil/Keluaran Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan adalah berupa dokumen Studi Kelayakan yang meliputi:
1. Rekomendasi kelayakan pengembangan RSUD Badaruddin Kasim yang terkait kelayakan
finansial dan non finansial;
2. Rekomendasi keterpaduan antara rencana pengembangan program pelayanan kesehatan dengan
rencana pengembangan fisik RSUD Badaruddin Kasim yang dapat diandalkan baik dalam
jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek;
3. Rekomendasi opsi pembiayaan pembangunan RSUD Badaruddin Kasim;
4. Rekomendasi atas rencana struktur kelembagaan yang berdasarkan kepatuhan terhadap
peraturan perundangan yang berlaku dan mencakup antara lain pengembangan program
pelayanan kesehatan maupun manajemen rumah sakit secara keseluruhan;
5. Rekomendasi kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembayaran kembali atas
pinjaman terkait dengan pembiayaan pengembangan RSUD Badaruddin Kasim di masa depan.
Rekomendasi dan/atau identifikasi terkait penanganan masalah lingkungan, sosial, keselamatan
kerja serta dokumen dan/atau perizinan terkait aspek lingkungan dan sosial yang diperlukan
oleh pengembangan Gedung Pelayanan RSUD Badaruddin Kasim.

Hlm 2 dari 10
D. Lokasi Kegiatan
Lokasi proyek berada di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dengan estimasi luas lahan sebesar
9 ha.

E. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang Lingkup Studi Kelayakan suatu Rumah Sakit meliputi pembahasan analisis lingkungan / situasi
kecenderungan aspek internal dan eksternal, analisis permintaan terkait kelayakan dari aspek-aspek
yang dapat mempengaruhinya, analisis kebutuhan dan analisis keuangan serta rekomendasi kelayakan
dari rencana pendirian, pengelolaan atau pengembangan rumah sakit tersebut.
Pelaksanaan penyusunan Studi Kelayakan sesuai lingkupnya dilakukan sesuai proses atau langkah-
langkah secara bertahap yang akan diuraikan selanjutnya sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan pada penyusunan Studi Kelayakan adalah tahapan melakukan kompilasi data dari hasil
pengumpulan data baik dari data primer maupun data sekunder.
i. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan melalui proses pengamatan atau observasi
langsung di lokasi proyek RSUD Badaruddin Kasim sehingga akan didapat seluruh informasi
atau data secara visual pada wilayah perencanaan. Pengumpulan data primer dapat pula
dilakukan dengan cara wawancara atau tanya jawab kepada instansi-instansi dan pihak-pihak
lain yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung kepada
masyarakat umum selaku salah satu pelanggan dari rumah sakit. Sifat wawancara bersifat
terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat dikembangkan
secara lisan dengan responden.
Secara garis besar data yang didapat dari pengumpulan data primer adalah:
i. Kondisi potensi status, penggunaan lahan/lokasi pembangunan RSUD Badaruddin Kasim.
ii. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan kondisi dan potensi yang ada terkait
dengan standar/pedoman dan ketentuan yang berlaku serta sasaran dari rencana
pembangunan/pengembangan rumah sakit serta informasi keinginan yang ada serta telaah
atas peraturan atau regulasi terkini di bidang penyelenggaraan rumah sakit.
iii. Pengumpulan data primer melalui survey untuk mendukung kajian “demand” terhadap
pelayanan RSUD Badaruddin Kasim sebagai berikut:
a) Informasi kepuasan pasien/pengguna terhadap pelayanan RSUD Badaruddin
Kasim eksisting
b) Jenis layanan yang diperlukan
c) Asal (apakah penduduk asli Kabupaten Tabalong, atau dari luar Kabupaten)
d) Tempat tinggal pasien
e) Pilihan-pilihan menggunakan layanan kesehatan lain
f) Langsung atau rujukan, jika rujukan, dari mana
g) Frekuensi datang ke RS: hanya jika sakit, atau teratur atau bagaimana
h) Alasan datang ke RSUD Badaruddin Kasim
i) Menggunakan BPJS atau jenis pembayaran apa
j) Apakah biaya yang perlu dikeluarkan sesuai dengan pelayanan yang diperoleh
k) Jika pernah ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lain, dengan jenis pelayanan
yang sama, apakah lebih murah, apakah pelayanan lebih baik, apakah pelayanan
lebih cepat
l) Keluhan pasien/pengunjung terhadap pelayanan RSUD eksisting
ii. Pengumpulan Data Sekunder
i. Data Kesehatan pada rumah sakit di wilayah Kabupaten Tabalong dengan rentang waktu
data 3 tahun, meliputi:
a) Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Angka Kematian (Mortalitas).
b) Angka Kelahiran.
c) Angka Pasien Rujukan.
d) Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap.

Hlm 3 dari 10
e) Jumlah Pasien Rawat Jalan.
f) Jumlah Pasien Rawat Inap.
g) Data-data tentang pasien di atas dibedakan menurut gender, umur, physically
disabled.
h) Jumlah Hari Rawat.
i) Angka Rata-rata Hari Rawat secara keseluruhan.
j) Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan.
k) Jumlah dan jenis Tenaga Kesehatan.
l) Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik Rumah Sakit.
m) Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik Rumah Sakit.
n) Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit.
o) Pengelolaan logistik
p) Pengelolaan dokumentasi pasien, pegawai RSUD, dokter, dan paramedis
ii. Data Lokasi
a) Data kondisi lahan rumah sakit yang ada dan pengembangannya.
b) Bentuk, penggunaan lahan, dan luas lahan serta lantai bangunan yang ada serta
rencana perluasannya.
c) Status kepemilikan lahan untuk perluasan.
d) Ketersediaan lahan parkir (umum, ambulans, pemadam kebakaran, dll.)
e) Batas lokasi lahan sekelilingnya dan keberadaan benda cagar budaya di lokasi yang
akan dibangun dan sekitarnya
f) Jaringan listrik, air minum, telekomunikasi, air kotor/limbah, pemadam kebakaran,
jaringan gas, fasilitas dan/atau penyedia jasa pengelolaan sampah dan limbah
medis/limbah B3 serta fasilitas umum atau fasilitas sosial lainnya.
g) Jumlah limbah cair dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
eksisting dan proyeksi setelah pengembangan serta kapasitas pengelolaan limbah
cair, tempat penyimpanan serta pengelolaan limbah medis dan limbah B3 lainnya.
h) Data penggunaan dan ketinggian bangunan serta dokumen perencanaan bangunan
yang ada (arsitektur, struktur, elektrikal dan mekanikal bangunan).
i) Data mengenai potensi gempa dan bencana alam lainnya serta pertimbangan sistem
evakuasi bencana.
iii. Data Finansial/Keuangan
a) Data tarif perawatan RSUD Badaruddin Kasim yang ada.
b) Cash Flow RSUD Badaruddin Kasim yang ada.
c) Data kinerja tahunan RSUD Badaruddin Kasim yang ada.
iv. Data Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
a) Data Kesehatan
1) Angka Kesehatan (Morbiditas), Penyakit Utama Rawat Jalan di Puskesmas
dan Rumah Sakit.
2) Angka Kesakitan (Mortalitas), Penyakit Utama Rawat Inap di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
3) Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan Tempat Tidur
dan Puskesmas Keliling.
4) Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan
Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja.
5) Jumlah rumah sakit di wilayah kerja termasuk rumah sakit swasta.
6) Jarak antar rumah sakit di wilayah kerja.
7) Jumlah tempat tidur rumah sakit di wilayah jangkauan rumah sakit.
8) Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan spesialis di wilayah kerja.
9) Jumlah tenaga kesehatan lainnya di wilayah kerja.
b) Data Keadaan Lingkungan sekitar

Hlm 4 dari 10
1) Jalan akses, pencapaian dan kondisinya serta klasifikasi jalan lingkungan
berupa jalan utama maupun jalan penghubung lainnya.
2) Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki
jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran pembuangan serta data
kondisinya.
3) Kondisi topografi wilayah perencanaan.
4) Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait
dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten yang ada (RTBL, RUTR, RDTR,
RTRW).
5) Penggunaan lahan eksisting lingkungan sekitar.
6) Iklim dan cuaca setempat di wilayah studi.
c) Data Kesehatan Kabupaten
1) Data tarif perawatan di rumah sakit lain di Kabupaten Tabalong.
2) Sebaran rumah sakit sekitar wilayah Kabupaten Tabalong.
3) Pola penyakit di wilayah Kabupaten Tabalong.
d) Data Kebijakan, Pedoman dan Peraturan Pemerintah
1) Kebijakan dan pedoman terkait layanan kesehatan tingkat lanjut.
2) Peruntukan tanah di wilayah setempat.
3) Rencana detail tata ruang.
4) Peraturan Teknis yang berlaku setempat, antara lain:
a. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
b. Jarak bebas Bangunan
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
d. Tinggi maksimal lantai bangunan
e. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
f. Koefisien Daerah Hijau (KDH)
e) Data Demografi
1) Luas wilayah
2) Jumlah penduduk (dengan kategori umur, gender, dan grup rentan, yaitu
masyarakat adat, lansia dan penyandang cacat)
3) Angka kepadatan
4) Laju pertumbuhan penduduk
f) Data Sosial dan Budaya
1) Agama
2) Peranan Masyarakat
3) Suku Bangsa
g) Data Ekonomi
1) Mata pencaharian
2) Tingkat pendapatan
3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabalong
4) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tabalong
5) Pendapatan asli RSUD, pendapatan dari APBD, dan pendapatan lain-lain
6) Biaya operasional RSUD, dll, pengeluaran total

2. Analisa Situasi
Analisis Situasi dilakukan atas seluruh aspek-aspek baik dari aspek eksternal sebagai peluang
ataupun ancaman maupun aspek internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga
aspek-aspek tersebut dapat menjadikan kecenderungan bagi RSUD Badaruddin Kasim dalam
melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan
RSUD tersebut.
Untuk menganalisis aspek eksternal dan aspek internal, perlu dilakukan proyeksi, kecuali data-data
yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram
pie untuk melihat kecenderungannya.

Hlm 5 dari 10
Aspek-aspek yang dikaji dalam analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan bagi
RSUD Badaruddin Kasim Kabupaten Tabalong setelah melakukan segmentasi dan positioning,
aspek-aspek tersebut antara lain:
a. Aspek Eksternal:
i. Kebijakan: Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan pedoman serta
peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau pengembangan
suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek eksternal maupun peraturan-peraturan daerah di
Kabupaten Tabalong.
a) Adapun Dasar Kebijakan yang mencakup namun tidak terbatas, yaitu UU nomor
36/2009 tentang kesehatan, UU nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes
nomor 30 tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, Petunjuk Teknis
Izin Mendirikan, Izin Operasional dan Peningkatan Rumah Sakit Tahun 2017,
Permenkes nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana
Rumah Sakit, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, Peraturan Kepala Daerah tentang Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD.
b) Sistem Jaminan Sosial Nasional (“UU 40/2004”) yang di dalamnya juga memuat
Jaminan Kesehatan Nasional (“JKN”), Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (“UU 24/2011”), Peraturan Menteri
Kesehatan No. 23 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan
Nasional.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis mengenai Dampak Lingkungan
Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup dan Izin Lingkungan (“Permen LH 17/2012”), Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 22 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara
Elektronik Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 26 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
d) Peraturan Pemerintah Nomor 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah B3.
e) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLHK-
SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
f) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“PP 50/2012”).
g) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
h) Kesesuaian dengan RPJMD.
i) Kesesuaian dengan RTRW, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (“UU 26/2007”) Peraturan Daerah yang dimaksud.
j) Visi & Misi rumah sakit serta SWOT Analysis.
k) Anggaran dan realisasi pendapatan pelayanan Dinas Kesehatan tiga tahun terakhir.
ii. Demografi: Pertumbuhan demografi (berdasarkan kecamatan, jenis kelamin dan usia,
kondisi ekonomi/pendapatan, physically disabled) Kabupaten Tabalong di mana lokasi
Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan
yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan demografi
perlu diproyeksikan hingga maksimum 20 tahun mendatang dengan dasar data series

Hlm 6 dari 10
minimal 3 tahun sebelumnya. Data demografi yang dimaksud berupa proyeksi. Perlu
perhatian kemungkinan peningkatan jumlah pasien lansia.
a) Geografi: Letak pembangunan RSUD Badaruddin Kasim secara geografis sangat
berpengaruh terhadap positioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan rumah sakit
terhadap kondisi wilayah di sebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi
sarana prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll,
yang merupakan penentu positioning rumah sakit yang akan dibangun maupun dalam
melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan. Lebih lanjut, gambaran
umum wilayah yang menjelaskan letak luas, ketinggian, daerah pantai atau
pegunungan.
b) Sosial Ekonomi & Budaya: melihat proyeksi sosial ekonomi Kabupaten Tabalong
dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data
series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian, berupa
proyeksi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, pendidikan, sarana
pendidikan, agama, pola hidup masyarakat sekitar dan laju pertumbuhan. Perlu
perhatian kemungkinan peningkatan jumlah pasien lansia.
c) Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Kesehatan: Kajian terhadap ketersediaan
SDM/Ketenagakerjaan di bidang kesehatan Kabupaten Tabalong merupakan
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan
Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Perlu dikaji sekolah-
sekolah penunjang pelayanan kesehatan terdekat yang ada, seperti SMK Kesehatan,
SMK Farmasi, Sekolah Tinggi Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan, Sekolah
Perawat dan lain-lain. Semuanya untuk mengantisipasi sumberdaya manusia yang
nantinya akan dibutuhkan oleh RSUD.
d) Profil Kesehatan yang mencakup namun tidak terbatas akses terhadap fasilitas
kesehatan (Profil FKTL lainnya dan kebutuhan rumah sakit baru), Kualitas Pelayanan
kesehatan (AKB, AKABA, AKI, Prevalensi penyakit menular, Tingkat Morbiditas).

b. Aspek Internal
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi RSUD Badaruddin Kasim
untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang
terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi
suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit ke depannya yang meliputi sarana dan
prasarana kesehatan, pola penyakit epidemiologi, teknologi, SDM, organisasi, sistem
pengelolaan rumah sakit, dan kinerja keuangan. Uraian analisa internal yang dibutuhkan
meliputi dan tidak terbatas pada poin-poin berikut:
a) Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang
akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan
dalam hal pangsa pasar serta pola penentuan Sistem Tarif di wilayah tertentu.
b) Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecenderungan
Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan
memproyeksikan kecenderungan Pola Penyakit guna menentukan unggulan Rumah
Sakit.
c) Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di
Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan diberikan kepada
masyarakat sesuai dengan segmentasi dan positioning dari Rumah Sakit.
d) Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan Operasional
Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk Organisasi
akan disesuaikan dengan Jenis Layanan dan Klasifikasi Rumah Sakit.
e) Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa Pendapatan
dan Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat
melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah
Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan
rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.

Hlm 7 dari 10
c. Analisis Permintaan
Analisis Posisi Kelayakan RSUD Badaruddin Kasim dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis
Aspek Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan
analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan terhadap kelayakan
pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan (strength)
dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan
Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat). Aspek-aspek Kelayakan pada Analisis
Permintaan ini meliputi lahan & lokasi dan klasifikasi rumah sakit (kapasitas tempat tidur, jenis
layanan dan layanan unggulan). Lebih lanjut, Analisis Permintaan mencakup dan tidak terbatas
pada poin-poin berikut:
i. Adanya proyeksi permintaan baik pada pasien BPJS dan non BPJS pada pelayanan
Medik dan Penunjang Klinik meliputi namun tidak terbatas:
a) Pelayanan rawat jalan
1) Rawat jalan umum
2) Rawat jalan eksekutif
b) Pelayanan IGD (gawat darurat)
c) Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap terdiri dari kelas VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3
d) Pelayanan penunjang klinik
1) Perawatan intensif terdiri dari NICU/PICU, ICU, dan HCU
2) Bedah Sentral
3) Laboratorium
4) Radiologi
5) Rehabilitasi medis
6) Farmasi
7) Hemodialisis
8) Persalinan
ii. Adanya asumsi proyeksi masing-masing pelayanan meliputi namun tidak terbatas, laju
pertumbuhan penduduk, rujukan berjenjang pada pasien BPJS, referral rate, market
share, rasio pasien BPJS dan non BPJS, pelayanan eksekutif, perpindahan pasien non
BPJS umum ke klinik eksekutif, akuisisi pasien, rasio pasien rawat inap terhadap
pelayanan rawat jalan dan IGD.
iii. Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan kecenderungan Letak Geografis
yang terletak pada wilayah dimana kondisi wilayah di sekitarnya sangat mendukung dari
aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan aksesibilitas.
iv. Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya
dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan
dibutuhkan 1 TT. Target BOR yang rasional berada antara 45% - 85% dengan 30%
tempat tidur untuk kamar kelas 3 dan 8% untuk rawat inap intensif (sesuai Permenkes
No. 30 Tahun 2019).
v. Gambaran permintaan layanan unggulan yang mencakup volume utilisasi pelayanan dan
penunjang medik dan non medik.

d. Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan pembangunan RSUD Badaruddin Kasim merupakan analisis mengenai
kebutuhan yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabalong secara keseluruhan yang
disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan serta keterpaduan program
pelayanan dengan program ruang dan fungsi yang sesuai dengan Permenkes No. 30 Tahun 2019
dan Permenkes No. 24 Tahun 2016. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai
rencana pengembangan dari Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek-aspek namun tidak terbatas
pada:
i. Kebutuhan lahan Rumah Sakit, dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta
kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien

Hlm 8 dari 10
Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan
(GSB) dan Koefisien Daerah Hijau (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan
digunakan sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.
ii. Kebutuhan ruang secara keseluruhan dari rumah sakit yang disesuaikan dengan bentuk dan
klasifikasi rumah sakit
iii. Kajian Kebutuhan Peralatan Medis dan non medis sesuai dengan kebutuhan termasuk
proyeksi kapasitas tempat tidur beserta dengan komposisinya. Adapun jika terdapat opsi
untuk peralatan medik dan non medik ataupun pelayanan penunjang medik yang harus
dilakukan secara Service Contract atau Kerjasama Operasi (KSO), maka diperlukan
penjelasan rekomendasi struktur atau kontrak dengan penyedia tertentu.
iv. Kajian kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan menentukan terlebih dahulu jam
operasional pelayanan rumah sakit dan kebutuhan ruang, baik untuk pelayanan IGD, rawat
jalan, rawat inap, dan pelayanan penunjang. Menjelaskan asumsi yang digunakan untuk
menentukan jumlah pasien per hari yang dapat dilayani oleh dokter per klinik.
v. Kajian terhadap organisasi dan uraian tugas yang disesuaikan dengan bentuk dan
klasifikasi rumah sakit.
vi. Prospek pengembangan jenis pelayanan unggulan rumah sakit.

e. Analisa Keuangan
Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang
dimiliki, sekaligus memberikan opsi-opsi pembiayaan pembangunan RSUD Badaruddin Kasim
sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian
maka pihak pemilik/investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh.
Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
i. Rencana Investasi dan Sumber Dana
ii. Proyeksi Pendapatan dan Biaya, dalam hal ini estimasi dan proyeksi Pendapatan Pelayanan
Rumah Sakit serta estimasi dan proyeksi Biaya Belanja Modal yang mencakup namun
tidak terbatas belanja modal Bangunan dan Prasarana (Pekerjaan Standar & Non Standar)
serta Pengadaan Alat Kesehatan.
iii. Proyeksi Cash Flow
iv. Analisis Keuangan: Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (baik Economic IRR
maupun Financial IRR), dan Net Present Value (NPV).
v. Analisis sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.08/2016 yang antara lain
terdiri dari rencana proyek dan kebutuhan pembiayaan, perhitungan rasio-rasio keuangan,
rencana penarikan pinjaman, dan menfaat proyek secara ekonomi dan sosial.
vi. Total kebutuhan biaya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan jenis pelayanan yang diberikan, kelas rumah sakit dan lingkungan
sosial & ekonomi.
vii. Kajian tarif pelayanan rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap rumah sakit berdasarkan
besaran biaya satuan (unit cost) yang dibandingkan dengan tarif INA CBGs pasien
Jaminan Kesehatan nasional (JKN).

f. Analisa Lingkungan dan Sosial


Kajian awal lingkungan dan sosial atas dampak pembangunan rumah sakit meliputi berbagai
macam faktor seperti fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh. Beberapa aspek yang perlu dimasukkan ke dalam
analisa lingkungan dan sosial adalah sebagai berikut:
i. Proses penapisan untuk menentukan dokumen kajian lingkungan yang dibutuhkan proyek
rumah sakit ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil analisis ini akan digunakan
untuk menyusun kerangka acuan kerja penyusunan dokumen kajian lingkungan.
ii. Memprioritaskan green design, life & fire safety misalnya memanfaatkan secara maksimal
pencahayaan alami dalam gedung sehingga mengurangi penggunaan listrik untuk
penerangan dan memperhitungkan risiko kebakaran serta bencana lainnya dalam desain.

Hlm 9 dari 10
iii. Memprioritaskan desain yang memiliki perspektif gender dan inklusi sosial, seperti
tersedianya ruang laktasi, toilet keluarga (selain toilet khusus perempuan dan laki-laki),
desain yang mempertimbangkan kebutuhan lansia dan penyandang disabilitas.
iv. Kecukupan kapasitas organisasi, perizinan dan/atau fasilitas RSUD terkait kegiatan
pengelolaan limbah, operasional genset dan insinerator (bila ada) atau kegiatan-kegiatan
lain yang memiliki dampak lingkungan dan sosial.
Untuk mengetahui kesiapan Pemerintah Kabupaten Tabalong dalam mengelola RSUD, evaluasi
kinerja lingkungan dan sosial RSUD eksisting juga diperlukan, diantaranya mencakup:
i. Dokumen kajian lingkungan dan izin lingkungan yang dimiliki RSUD eksisting.
ii. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan RSUD eksisting, dan
pelaporannya.
iii. Aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan, seperti sistem pemadam kebakaran dan
sistem tanggap darurat lainnya yang dimiliki.

g. Rekomendasi
Memberikan rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh termasuk didalamnya
penggunaan bangunan RS eksisting. Rekomendasi tersebut berdasarkan hasil analisa yang disusun
dan dapat dijadikan rencana strategis bagi Pemerintah Kabupaten Tabalong.

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan rincian sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan berisi metodologi, analisis awal kelayakan proyek, dan rencana detail
pekerjaan diserahkan paling lambat 30 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Laporan Draft akhir berisi seluruh hasil survey, pengolahan data dan analisa serta rekomendasi
diserahkan paling lambat 60 hari setelah SPMK.
3. Laporan Akhir berisi penyempurnaan dari Laporan Draft Akhir yang disetujui oleh Pemerintah
Kabupaten Tabalong diserahkan paling lambat 90 hari setelah SPMK.

G. Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


Adapun tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah:
1. Ahli Perencana dan Manajemen Pembangunan Rumah Sakit (Team Leader)
Memiliki latar belakang pendidikan di bidang manajemen rumah sakit dengan pengalaman
minimal 10 (sepuluh) tahun dalam proyek pembangunan rumah sakit dan pernah menangani
pembangunan RSUD.
2. Ahli Teknik dan Design
Memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik sipil/arsitek dengan pengalaman minimal
5 (lima) tahun dalam proyek pemerintah daerah khususnya menangani pembangunan RSUD.
3. Ahli Ekonomi Bidang Kesehatan.
Memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dengan pengalaman minimal 5 (lima)
tahun dalam proyek pemerintah daerah dan pernah menangani pembangunan RSUD.
4. Ahli Keuangan Publik
Memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan dengan pengalaman minimal 5 (lima)
tahun dalam proyek pemerintah daerah dan pernah menangani pembangunan RSUD.
5. Ahli Lingkungan dan Sosial
Memiliki latar belakang pendidikan di bidang lingkungan atau dengan pengalaman minimal 5
(lima) tahun dalam penyusunan dokumen kajian lingkungan dan pernah menangani
pembangunan RSUD.

Hlm 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai