PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RPJMD RSB
5 THN 5 TH
RKPD RSA
5 TH 5 TH
Proses APBD
RBA DEF
DPA
KONTRAK
KINERJA
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
SPD
LAP. KEU.
NERACA
LRA LAPORAN KINERJA
LAK
Lap. AKTIFITAS
CALK
Penjelasan dari gambar alur pikir grand design BLUD di atas adalah
sebagai berikut:
a. Penyusunan RSB harus sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam hal ini program-
program untuk urusan wajib bidang kesehatan yang disajikan dalam
RSB harus selaras dengan program-program yang dituangkan
dalam RPJMD.
1. Transparansi (Transparency)
Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materiil dan relevan mengenai Rumah Sakit. Rumah Sakit akan
menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu
kepada seluruh stakeholders, sehingga pihak-pihak yang
mempunyai keterkaitan dengan Rumah Sakit (kreditur, pemasok,
investor, konsumen dan stakeholders lainnya) mengetahui risiko
yang mungkin terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam
melakukan transaksi dengan Rumah Sakit, sekaligus ikut serta
dalam mekanisme pengawasan terhadap jalannya Rumah Sakit
.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung
jawaban organisasi organ lembaga sehingga pengelolaan lembaga
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan Rumah Sakit terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat. Rumah Sakit memenuhi dan mematuhi
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
di dalamnya pemeliharaan lingkungan hidup, pemenuhan hak-hak
pasien, keselamatan dan kesehatan kerja, dan penghindaran dari
praktik bisnis yang tidak sehat.
4. Kemandirian (Independency)
Yaitu suatu keadaan dimana Rumah Sakit dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat. Pejabat Pengelola dalam menjalankan tugas-
tugas kepengurusan Rumah Sakit dan Dewas Pengawas dalam
melaksanakan peran pengawasan atas jalannya Rumah Sakit
5) Kewajaran (Fairness)
Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Hak-hak stakeholders, yang
mencakup masyarakat sekitar tempat usaha Rumah Sakit, pegawai,
pelanggan, pemasok, kreditur dan stakeholders lainnya, dilindungi
dan diberikan perangkat yang layak untuk menuntut jika terjadi
pelanggaran terhadap hak mereka.
STRUKTUR ORGANISASI
DAN URAIAN TUGAS
b) Direktur
Adalah orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan Rumah
Sakit untuk kepentingan dan tujuan Rumah Sakit serta mewakili
Rumah Sakit baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD, Pejabat Pengelola bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Dewan Pengawas. Dalam rangka
pelaksanaan tugas sehari-hari Direktur dibantu oleh satu kepala
bagian tata usaha dan tiga kepala bidang yang bertanggungjawab
kepada Direktur yaitu Kepala Bidang Perencanaan & Pengembangan,
c) Pejabat Ketatausahaan
Pejabat Ketatausahaan yang bertanggungjawab kepada pimpinan
BLUD (direktur). Pejabat Ketatausahaan dijabat oleh Kepala Bagian
Tata Usaha. Pejabat tersebut berfungsi sebagai penanggung jawab
administrasi dan keuangan rumah sakit, memiliki tugas dan kewajiban
sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran.
2) Menyiapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran BLUD
3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya.
4) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5) Melakukan pengelolaan utang-piutang.
6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi.
BAB III
PROSEDUR KERJA
BAB IV
PENGELOMPOKKAN FUNGSI
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
KEMAMPUAN
KONDISI
PETUGAS KERJA
PELAYANAN
BERMUTU
KEPERCAYAAN
PENGETAHUAN SIKAP
PERILAKU
No KOMPONEN URAIAN
1
2
3 4
PENGEMBANGAN 1.
Pengembangan karier
SUMBER DAYA 2. Pendidikan
berkelanjutan
MANUSIA 3. Peningkatan
kemampuan
4. Proses orientasi
5. Program pembinaan
supervisor
PEMANFAATAN 1. Penyusunan
staf
SUMBER DAYA 2. Penerapan
hadiah
MANUSIA 3. Penilaian
kinerja
4. Hubungan antar
karyawan
5. Grievans sistem
6. Program yang
bermanfaat
7. Penggajian
8. Penerapan pegawai
9. Administrasi.
C. PENGERTIAN
Sumber Daya Manusia akan merupakan aset Rumah Sakit yang penting,
dan merupakan sumber daya yang berperan besar dalam pelayanan
rumah sakit. Penanganan Sumber Daya Manusia penting karena :
1. Mutu pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari perilaku SDM;
2. Biaya rumah sakit bisa merupakan pengeluaran yang porsinya
sekitar (30%% - 50%);
3. Kemajuan ilmu dan tekhnologi memerlukan tenaga yang
profesional dan spesialistis.
Dengan demikian pengembangan SDM merupakan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh institusi rumah sakit, agar pengetahuan (knowledge),
kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) SDM-RS sesuai dengan
tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kegiatan
pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi
D. MANFAAT
Melalui program pengembangan Sumber Daya Manusia Rumah sakit
maka akan memperoleh beberapa manfaat, sedikitnya ada 7 manfaat
menurut Prof. DR. SP. Siagian adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktivitas kerja;
2. Terwujudnya hubungan kerja yang serasi antar SDM;
3. Mempercepat pengambilan keputusan yang tepat;
4. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja;
5. Pimpinan akan terdorong untuk menggunakan gaya manajemen
partisipatif;
6. Komunikasi akan berjalan lebih efektif;
7. Meningkatkan rasa kekompakan dan suasana kekeluargaan.
JUMLAH KETERANGAN
NO JENIS TENAGA
(ORANG)
1 Dokter Ahli / Spesialis 10 1. Spesialis Penyakit
dalam
2. Spesialis Obgyn
3. Spesialis Bedah
2 Dokter Umum 24
3 Dokter gigi 5
5 Tenaga kefarmasian 16
6 Tenaga kesehatan 25
masyarakat
7 Tenaga gizi 1
8 Tenaga ketehnisan 27
medis
9 Perawat Gigi 6
10 Tenaga Kebidanan 46
10 Tenaga administrasi
105
Total 420
1. Dokter Umum 24
16. D3 Kebidanan 43
18. Bidan 3
21. Apoteker 7
23. D3 Farmasi 2
26. D3 Sanitarian 2
29. D3 Hiperkes 2
30. Fisioterapis 1
31. Radioterapis 9
35. SMAK 2
36 Perekam Medis 3
37 S1 Manejemen Pembangunan 1
38 S1 Ekonomi 3
39 S1 Administrasi Negara 1
40 SMA 79
41 S1 Sistem Informasi 1
42 S1 Matematika 1
43 S1 Sosial 1
44 D1 Keuangan 2
45 D1 Informatika 3
46 D1 Akuntansi 1
47 S1 Psikologi 1
48 S1 Ekonomi Manejemen 1
49 SMP 4
50 SMK 1
51 SPRG 2
52 D3 gizi 1
KEBUTUHAN
TENAGA
1. Kegiatan.
Meliputi kegiatan pelayanan, kegiatan penunjang lainnya yang
secara langsung dibutuhkan, tentunya dengan derajat
kepentingannya masing-masing.
2. Keuangan.
Tentunya pengangkatan tenaga perlu dipertimbangkan dari segi
kemampuan membayar dari rumah sakit, juga secara jelas harus
bisa mempertimbangkan untung dan ruginya mengangkat tenaga
itu.
3. Mutu Pelayanan.
Mutu pelayanan dari segi tehnis medis, efisiensi, keamanan dan
kepuasan pasien harus menjadi pertimbangan yang cukup punya
porsi yang besar, sebab hal ini akan secara jelas mempengaruhi
perkembangan masa kini dan masa datang.
4. Pemasaran.
Segi pemasaran harus pula diantisipasi, sehingga pada saat pasar
itu siap,
maka kita dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhan.
RS
FORMAL
FUNGSI BEBAN
PEMASARAN
KEBUTUHAN
OPERASIONAL
BURSA
TENAGA YANG
TENAGA KERJA
DIBUTUHKAN
PELAYANAN ADMINISTRASI
BURSA
TENAGA ANGGARAN
BAGIAN SUMBER
PILIHAN KEBIJAKAN
DAYA MANUSIA RS
KOMPETISI
PENYEBARLUASAN
SELEKSI
KONTRAK KERJA
1. Kebutuhan realistik.
Adalah kebutuhan yang didasari oleh pertimbangan formal, fungsi dan
beban, juga telah dipertimbangkan formal, fungsi dan beban.
Dipertimbangkan segi keuangan dan mutu pelayanan, maka akan
menggambarkan kebutuhan yang relatif cocok dengan masa kini.
2. Kebutuhan operasional.
Adalah kebutuhan relistik yang telah dikoreksi dengan pandangan
pemasaran yang berorientasi ke masa datang.
No KOMPONEN URAIAN
.
1. KEBUTUHAN 1. Bagian yang membutuhkan sebaiknya
mengajukan secara rutin setiap kebutuhan
tenaga,
2. Pengajuan cito bila benar-benar perlu,
3. Kualifikasi petugas, pendidikan, jenis kelamin,
pengalaman harus jelas,
4. Waktu yg tepat dibutuhkan sdm, ditentukan
dgn tepat,
2. BAGIAN SDM 5. Berapa banyak dib utuhkan.
1. Pengembangan Kemampuan.
Kemampuan tekhnis atau kemampuan Manajerial harus terus
dikembangkan.
No PENGEMBANGAN UPAYA
KEMAMPUAN 1. Pelatihan
2. Kursus
3. Pendidikan
4. Studi banding
KARIER 1. Struktural
2. Fungsional
3. Alih tugas
4. Alih tempat
KESEJAHTERAAN 1. Asuransi hari tua
2. Kredit perumahan
3. Grup kesenian
4. Pertemuan keagamaan
Tabel Upaya pengembangan Karier SDM-RS
VIII. Remunerasi
BAB VI
Pengertian
AKUNTABILITAS
(1) Perencanaan
a. Setiap pelaksanaan kegiatan/program kerja, selalu diawali oleh
kegiatan perencanaan yang disusun oleh setiap bidang/bagian
dalam bentuk proposal kegiatan/pengadaan barang yang
diusulkan kepada Bidang Perencanaan dan Pengembangan
(Renbang) pada tahun sebelumnya.
b. Usulan kegiatan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan skala
prioritas rumah sakit. Selanjutnya usulan yang telah disepakati
dituangkan dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) mengacu
pada Rencana Strategis Bisnis, Kebijakan Umum APBD dan
Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA).
c. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan
akuntansi biaya menurut jenis layanannya.
d. RBA disusun menganut pola anggaran fleksibel (flexible
budget) dengan suatu persentase ambang batas tertentu.
e. Direktur mengajukan usulan RBA kepada Walikota untuk
dibahas sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintahan
Daerah (RKPD).
f. Perencanaan kegiatan ini disertai indikator input, output, dan
target kinerjanya. Selain itu juga ditetapkan kapan dan siapa
pelaksana dan penanggungjawab masing-masing kegiatan
(2) Pelaksanaan
a. Neraca
b. Laporan Arus Kas
c. Laporan Realisasi Anggaran
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Laporan arus kas menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu.
Laporan realisasi anggaran dan laporan operasional berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.
Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai
kinerja.
Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Walikota
melalui PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah secara berkala paling lambat 1 (satu) bulan setelah
periode pelaporan berakhir.
Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Daerah.
Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Rumah Sakit sesuai dengan peraturan
Hasil audit dari pihak eksternal auditor tersebut di atas akan dipublikasikan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan sesuai dengan
kompetensinya.Untuk menilai secara sistematis terhadap keberhasilan
maupun kegagalan pengelolaan keuangan, diperlukan pengukuran kinerja.
2) Pengelolaan Keuangan
(1) Pengelolaan Utang Dan Piutang
a. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
b. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan,dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KEBIJAKAN PELAYANAN
Rumah sakit mempunyai system air bersih (water supply) yang memenuhi
persyaratan kesehatan yang berlaku. Persediaan air bersih memadai dan
disalurkan langsung kebangunan rumah sakit.
Rumah sakit menyediakan tenaga listrik dan penyediaan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan setiap hari selama 24 jam terus menerus.
Tersedia pula Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK) atau sumber
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). zonasi rumah sakit
disarankan mempunyai pengelompokan sebagai berikut :
a. Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan
luar misalnya unit gawat darurat, klinik rawat jalan,
administrasi,apotik,rekam medik, dan kamar mayat.
b. Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung
berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi,
dan rehabilitasi medik.
c. Zona Privasi
Area yang menyediakan perawatan dan pengolahan pasien misalnya
gedung operasi, kamar bersalin, ICU dan ruang perawatan.
d. Zona Penunjang
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit,
misalnya ruang cuci, dapur bengkel, dan CSSD.
Apabila rumah sakit memiliki sistem sterilisasi sentral, maka tidak diperlukan
ruang / alat sterilisasi khusus, pada klinik gigi, THT, Bedah, Tetap harus
memiliki alat sterilisasi, karena alat-alat yang digunakan harus langsung
disterilkan kembali
Tersedia ruang pertemuan dan sarana komunikasi bagi staf medik untuk
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas anggota staf medik.
3. KENYAMANAN
Semua area dirumah sakit mempunyai pencahayaan ( lighting ) yang cukup
untuk mendukung kenyamanan dan penyembuhan pasien serta untuk
mendukung kinerja karyawan dalam melakukan tugasnya.
Ventilasi yang cukup hendaknya disediakan untuk menjamin kenyamanan
pasien, karyawan dan masyarakat umum.
1. Fetomaternal
2. Kesehatan reproduksi
3. Onkologi ginekologi
4. Imunoendokrinologi
5. Uroginekologi rekonstruksi
6. Obgin social
4. Pelayanan Bedah
Pelayanan Bedah dapat melakukan penanganan :
1. Penanganan kegawat daruratan pada bedah akut abdomen ( kolik, ileus,
apendisitas, trauma )
2. Melakukan`bedah minor (insisi abses, ekstirpasi tumor kecil jinak pada
kulit, ekstraksi kuku/ benda asing,sirkumsisi )
5. Pelayanan Mata
Pelayanan Mata melakukan diagnosis dan penatalaksanaan konjungtivitas,
granuloma, plerigium, kalazion, keratitis ringan, dakriosistitis, defisiensi
vitamin A
Pelayanan Mata juga memberikan pelayanan seperti :
a. Klinik rawat jalan mata
b. Gawat darurat
c. Mampu melakukan diagnosis dan penatalaksanaan trauma tumpul mata,
trauma kimia, hifema, benda asing.
d. Ablasio retina dan glaucoma akut
e. Mampu memeberikan konsultasi penglihatan dan kelainan refraksi,
kelainan adneksa dan kelopak mata. Mata merah dengan visus normal
dan menurun, mata tenang dengan visus turun mendadak/perlahan,
gangguan penglihatan, dan gangguan gerakan mata binocular, keluhan
mata lain
6. Pelayanan THT
Spoeling telinga
Cauterisasi kimia
Pengobatan infeksi
Ekstraksi corpus alienum
Trauma pada THT luka pendarahan
9. Pelayanan Keperawatan
Rumah Sakit memberikan pelayanan keperawatan terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan lainnya kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan keperawatan diberikan sesuai dengan standar pelayanan/asuhan
keperawatan dan kode etik. Pelayanan keperawatan diberikan dengan
metode proses keperawatan terdiri dari :
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
19. Laundry
Laundry ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau oleh unit kegiatan
dan tidak berada pada jalan lintas. Harus disediakan saluran pembuangan
air limbah system tertutup dengan ukuran, bahan dan kemiringan yang
memadai (2-3%), dilengkapi dengan pengolahan awal (pre treatment)
sebelum di alirkan ke instalasi pengolahan air limbah.
21. Listrik
Jenis Pelayanannya antara lain:
Mampu menyediakan listrik secara terus menerus untuk penerangan,
menggerakkan peralatan serta mesin di :
26. Transportasi
Mampu mengadakan system transportasi yang mendukung proses
pelayanan rumah sakit sesuai dengan kebutuhan
BAB IX
A. Pengertian
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbahpatologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan, dan limbah kandungan
logam berat yang tinggi.
4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada eknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
Berikut adalah tabel yang menyajikan contoh sistem kondisifikasi limbah rumah sakit
dengan menggunakan warna
2. Penyimpangan Limbah
o Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas
o Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa
mengayun menjauhi badan, dan diletakkan ditempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan
o Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan
warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai
o Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan
hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.
3. Penanganan limbah
o Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bile telah ditutup
o Kantung dipegang pada lehernya
o Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai
sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu
mengangkut kantong tersebut
o Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih
untuk membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double
bagging)
o Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat
mencederainya di dalma kantung yang salah
Pokja Tata Kelola Page 110
o Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung
limbah
4. Pengangkutan Limbah
5. Pembuangan limbah
C. Pemeliharaan Lingkungan
Kebersihan taman dan halaman rumah sakit, pemberantasan serangga dan
binatang pengganggu, perbaikan sarana sanitasi dilakukan oleh petugas
kebersihan rumah sakit.
Usaha perbaikan kesehatan masyarakat terus dikembangkan antara lain
melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Perlindungan terhadap bahaya pencemaran
dari manapun juga perlu diberikan perhatian khusus. Sehubungan dengan hal
tersebut, pengelolaan limbah rumah sakit yang merupakan bagian dari
penyehatan lingkungan dirumah sakit juga mempunyai tujuan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah
BAB X
STRUKTUR DAN PROSES TATA KELOLA
A. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas dan Pejabat
Pengelola
1. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
a. Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Bupati
b. Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat SKPD,
unsur-unsur Pejabat Pengelola Keuangan Daerah serta tenaga ahli yang
sesuai dengan kegiatan Rumah Sakit.
c. Pemilihan Dewan Pengawas dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan
dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan,
profesional, mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
d. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 tahun dan
dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
e. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang
D. Pendelegasian Wewenang
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada
Kepala Bidang/Instalasi diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dengan pertimbangan untuk menunjang kelancaran tugas dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
2. Kepala Bidang/Instalasi harus melaksanakan wewenang yang
didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan memberikan
laporan pelaksanaannya secara berkala kepada Pejabat Pengelola
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan
dengan tuntutan perkembangan Rumah Sakit
4. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung
jawab Pejabat Pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat
Pokja Tata Kelola Page 120
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan
stakeholders Rumah Sakit, risiko yang melekat, dan kewenangan yang
dimiliki oleh setiap pengambil keputusan
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja Rumah Sakit
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
diadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Bupati, Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola harus konsisten
dalam menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
F. Manajemen Risiko
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko
yang dihadapi Rumah Sakit
2. Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya
3. Pejabat Pengelola menyusun pedoman penanganan masalah dengan
stakeholders yang berkaitan dengan dampak jasa
pelayanan kesehatan.
4. Pejabat Pengelola memberikan informasi hasil analisa risiko yang dilakukan
kepada Dewan Pengawas sesuai dengan tingkat kebutuhan
5. Dewan Pengawas memantau pelaksanaan pengelolaan risiko Rumah
Sakit dan memberikan masukan untuk perbaikan
6. SPI melakukan kajian terhadap kecukupan pengelolaan risiko yang
diterapkan Rumah Sakit sebagai bahan kajian risiko kepada Pejabat
Pengelola.
G. Pelaporan
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Rumah Sakit
sebagai SKPD (Entitas Akuntansi) secara berkala setiap semester dan
tahunan kepada Bupati .
Pokja Tata Kelola Page 121
a) Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Semester Pertama
1) Pejabat Pengelola menyusun laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja semester pertama Rumah Sakit sebagai
hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Laporan disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya.
2) Laporan disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada
Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan
sebagai laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
semester pertama serta prognosis untuk enam bulan berikutnya
paling lama lima belas hari kerja setelah semester pertama tahun
anggaran berkenaan berakhir.
3) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja semester pertama SKPD serta prognosis
untuk enam bulan berikutnya kepada PPKD sebagai dasar
penyusunan laporan realisasi APBD semester pertama paling lambat
duapuluh hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran
berkenaan berakhir.
b) Laporan Tahunan
1) PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan Rumah Sakit tahun
anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola
(Kepala SKPD) untuk ditetapkan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.
2) Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada Bupati melalui
PPKD paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir.
3) Laporan keuangan disusun oleh pejabat pengguna anggaran
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang berada di SKPD yang
menjadi tanggungjawabnya.
4) Laporan keuangan SKPD terdiri dari :
a) Laporan Realisasi Anggaran
I. Suksesi Manajemen
1. Pejabat Pengelola menetapkan persyaratan jabatan dan proses seleksi
untuk kepala bidang/SPI sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit dalam
menjalankan strategi.
2. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk kepala
bidang/SPI harus dilaporkan kepada Dewan Pengawas.
3. Pejabat Pengelola menetapkan program pengembangan
kemampuan pegawai Rumah Sakit baik fungsional maupun struktural
secara transparan.
4. Dewan Pengawas memantau pengisian formasi kepala bidang/SPI dalam
upaya menjaring dan mengusulkan calon anggota Pejabat Pengelola
kepada Bupati.
J. Pengendalian Internal
P. Konflik Kepentingan
1. Pemerintah Kabupaten Jeneponto selaku pemilik tidak diperkenankan
mencampuri kegiatan operasional rumah sakit yang menjadi
tanggungjawab Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Dewan Pengawas dilarang memangku jabatan rangkap sebagai
Pejabat Pengelola pada RS milik swasta, dan jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
3. Dewan Pengawas tidak boleh mempunyai kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan
kritis dalam hubungan satu sama lain dan terhadap Pejabat Pengelola
4. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai pejabat
jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga pemerintah
daerah, serta jabatan Pengelola pada RS swasta di daerah yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan
5. Pejabat Pengelola tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi,
langsung atau tidak langsung pada usaha lain yang bertujuan mencari
laba
6. Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas dilarang
melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Rumah Sakit, selain gaji
dan fasilitas yang diterimanya sebagai Pejabat Pengelola dan Dewan
BAB XI
A. PENGERTIAN
B. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari Panduan Perilaku ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai panduan perilaku dan budaya kerja yang konsisten dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban bagi seluruh insane Rumah Sakit .
2. Sebagai sumber inspirasi dalam pengambilan keputusan.
3. Sebagai usaha preventif untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan dan
kecurangan.
4. Sebagai upaya memelihara keharmonisan guna mencegah timbulnya
benturan kepentingan.
5. Sebagai upaya untuk membina, meningkatkan dan mempertahankan
integritas kejujuran dan profesionalisme.
6. Sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan reputasi Rumah Sakit
dalam menjalin hubungan usaha dan berinteraksi dengan pihak ketiga.
Apabila terdapat hal – hal yang belum diatur didalam panduan perilaku ini,
maka harus mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Panduan perilaku ini tidak dapat member jawaban secara pasti atas seluruh
permasalahan perilaku insan Rumah Sakit, sehingga pada akhirnya setiap insan
Rumah Sakit harus dapat menggunakan pertimbangan yang sehat dengan
kejujuran hati nurani untuk menentukan keselarasan suatu perilaku dengan
Panduan Perilaku ini.
Setiap insan Rumah Sakit wajib berkomitmen untuk mematuhi peraturan
perundang – undangan, penerapan Panduan Perilaku dan kebikana yang
Panduan Perilaku Insan Rumah sakit selengkapnya RSUD Lanto Dg. Pasewang
disajikan sebagai lampiran
BAB XII
A. Pengguna Jasa
1. Rumah Sakit menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Rumah Sakit memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai
B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, Askes, Jamsostek, Asuransi kesehatan
lainnya, serta pihak ketiga lainnya.
2. Rumah Sakit menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan
itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran
dan tidak merugikan stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan
secara tertulis.
3. Kerjasama Rumah Sakit dengan mitra usaha dapat berupa transaksi jual
beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional dalam bentuk
kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
pembangunan gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama
lainnya yang sah.
4. Rumah Sakit dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan
mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak
kerjasama.
C. Pegawai
1. Pegawai Rumah Sakit yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis,
dan tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka Rumah Sakit
berkewajiban meningkatkan kompetensi dan karakternya. Rumah Sakit
dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai yang
berprestasi.
2. Setiap kebijakan Rumah Sakit yang terkait dengan pegawai disusun
secara transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan peraturan
perundang-undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan