Anda di halaman 1dari 127

UJIAN TENGAH SEMESTER

TUGAS INDIVIDU
“STUDI KELAYAKAN”
Mata Kuliah Hukum Kesehatan Rumah Sakit
Fresley Hutapea, SH, MH, MARS

Oleh :
Di Susun Oleh : Fitri Evita (20160309047)

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2018

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


SOAL MID TEST (UTS) –
S2 UEU KLS KEBON JERUK 2018

Perkembangan perumahsakitan saat ini sangat pesat sehingga mendorong investor dari
luar negeri dimana seorang pengusaha ingin membuka bisnis dibidang perumahsakitan
akan tetapi dia belum mengetahui syarat, prosedur serta teknis mendirikan RS dan
menyelenggarakannya. Perusahaan yang dipimpinnya berencana akan mendirikan Rumah
Sakit dengan jumlah tempat tidur 200 tt di sebuah Kota dengan jumlah penduduk 7 juta
jiwa, dengan kerjasama dengan perusahaan swasta dengan Penanaman Modal Asing
(PMA ).

Di Kota tersebut ada Rumah Sakit Pemerintah kelas A, RS Yayasan RS dan RS Swasta
ada 20 RS rata-rata adalah kelas B dan C, dengan 25 Puskesmas namun karena tingkat
pendapatan kota meningkat dan ramai kunjungan pariwisata. Perusahaan dimaksud
berkeinginan mendirikan Rumah Sakit swasta kelas B dengan Pelayanan Unggulan
Jantung Terpadu karena tingkat kasus tersebut banyak terjadi
Permasalahan yang dihadapi perusahaan tadi adalah bagaimana prosedurnya mendirikan
dan menyelenggarakan rumah sakit, berapa biaya yang dibutuhkan, sarana prasarana
serta alat apa yang dibutuhkan dan tenaga yang diperlukan.
Selain daripada itu dalam penyelenggaraan RS diperlukan adanya standar-standar seperti
Standar Pelayanan dan SOP/SPO. Untuk itu meminta bantuan saudara sebagai Lulusan
MARS yang dianggap sebagai konsultan dalam bidang Perumah sakitan dengan imbalan
yang dapat disepakati bersama.
Pertanyaan
1. Sebagai konsultan tentunya saudara dapat memberikan pertimbangan-
pertimbangan pada perusahaan tersebut untuk mendirikan dan menyelenggarakan
Rumah Sakit. Uraikan alasan Saudara, apakah masih mungkin mendirikan Rumah
Sakit. Jelaskan.
2. Uraikan prosedur mendirikan sebuah Rumah Sakit beserta dengan mekanisme
melaksanakannya lengkap dengan aturan yang berkaitan dalam hal itu Mengingat
daerah sangat padat penduduk ,.
3. Dalam pendirian Rumah Sakit diperlukan studi kelayakaan (feasibility study), dengan
membuat pertimbangan berdasarkan peraturan yang berlaku, antara lain:
a. Analisis kebutuhan pelayanan (program fungsi)
b. Analisis kebutuhan SDM (kompetensi masing-masing)
c. Analisis kebutuhan Sarana, Prasarana dan Alat (SPA)
d. Analisis kebutuhan biaya
Coba saudara buatkan Study Kelayakan sesuai pengetahuan Saudara.
4. Jelaskan pula standar-standar apa yang diperlukan termasuk kebijakan, pedoman
dan berapa SOP/SPO yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan RS tersebut.
Uraikan secara lengkap.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


JAWABAN :

1. Mendirikan dan Menyelenggarakan Rumah Sakit

Rencana sebuah perusahaan swasta dengan Penanaman Modal Asing (PMA ) untuk
membangun Rumah Sakit swasta kelas B dengan Pelayanan Unggulan Jantung
Terpadu dengan kapasitas 200 tempat tidur di sebuah kota dengan jumlah penduduk 7
juta jiwa sangat memungkinkan karena tingkat kasus penyakit jantung banyak terjadi. Di
Kota tersebut ada Rumah Sakit Pemerintah kelas A, RS Yayasan dan RS Swasta
berjumlah 20 RS dan rata-rata adalah kelas B dan C, dengan 25 Puskesmas.
pembangunan rumah sakit ini juga ditunjang karena tingkat pendapatan kota meningkat
dan ramai kunjungan pariwisata. Namun sebelum mendirikan rumah sakit perlu
diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :

a. Aksesibilitas : memudahkan penduduk untuk mengakses pelayanan kesehatan.


Perlu diperhatikan berapa jarak rumah sakit yang direncanakan dengan rumah sakit
yang ada. Jika letaknya berjauhan maka pendirian rumah sakit ini adalah upaya
yang tepat. Pendirian rumah sakit baru merupakan solusi untuk mengatasi masalah
minimnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
b. Morbiditas dan mortalitas. Angka kesakitan dan kematian merupakan salah satu
faktor yang perlu menjadi pertimbangan didirikannya rumah sakit. Jika angka
kesakitan dan kematian di suatu daerah melebihi standar/cenderung tinggi, maka ini
merupakan salah satu indikasi perlunya rumah sakit di daerah tersebut, walaupun
perlu pengumpulan data yang lebih mendalam apakah hal tersebut terjadi karena
akses ke rumah sakit yang sulit
c. Segmen pasar merupakan aspek yang berkaitan dengan peluang pasar untuk suatu
produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut dalam hal ini rumah sakit.
Perlu dipertimbangkan jumlah konsumen potensial yaitu konsumen yang mempunyai
keinginan atau hasrat untuk membeli serta daya beli masyarakat. Daya beli
merupakan kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang yang dipengaruhi
kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
d. Legalitas yaitu suatu aspek yang terkait dengan aspek legal yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku termasuk izin lokasi dan izin usaha

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


e. Bisnis. Dengan pendirian rumah sakit, nilai bisnis wilayah disekitarnya meningkat.
Selain itu menambah peluang kerja masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar
rumah sakit sehingga dapat meningkatkan income per capita penduduk setempat.
Namun letak antar rumah sakit perlu dipertimbangkan agar jangan terlampau dekat
dengan rumah sakit lainnya sehingga profit bisa dimaksimalkan
f. Dari sisi budaya yaitu mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap
kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
g. Dari segi sosial yaitu Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin
ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan
lainnya, pendidikan masyarakat setempat. Maka untuk mendapatkan itu semua
dapat dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat
apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan
investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
h. Aspek lingkungan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak dari
suatu usaha terhadap lingkungan. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah
bagaimana dampak pendirian rumah sakit ini terhadap resiko pencemaran
lingkungan dan pencegahannya sehingga lingkungan disekitar rumah sakit bisa
terjaga dari bahaya pencemaran.
i. Aspek Finansial.
j. Pemilihan teknologi. Kriteria pemilihan teknologi pada dasarnya adalah
menetapkan teknologi yang paling efisien secara teknis dan ekonomis. Faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi yaitu :
 Kesesuaian teknologi dengan material
 Biaya investasi dan perawatan
 Kemampuan SDM

Berdasarkan Aspek-aspek diatas dan dengan melihat jumlah penduduk yang


padat,tingkat kejadian penyakit jantung yang tinggi dan didukung dengan pariwisata
yang juga meningkat maka sangat mungkin dibangunnya rumah sakit khusus jantung
dan pembuluh darah dikota tersebut.

2. Prosedur dan Perizinan mendirikan rumah sakit

Langkah pertama yang dipersiapkan dalam mendirikan rumah sakit adalah izin
mendirikan Rumah Sakit dan izin operasional Rumah Sakit. Izin operasional rumah

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


sakit terdiri dari izin operasional sementara dan izin operasional tetap. Permohonan
izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit diajukan menurut jenis dan
klasifikasi Rumah Sakit. Rumah sakit yang baru akan dibangun ini memiliki
kapasitas 200 TT artinya rumah sakit tipe B dengan Pelayanan Unggulan Jantung
Terpadu, maka izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit umum kelas B
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat
yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
a. Izin Rumah Sakit Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman
Modal Asing (PMA)

 Harus berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)


 Mengadakan kerjasama dengan badan hukum Indonesia yang bergerak di
bidang perumahsakitan
 Hanya untuk menyelenggarakan Rumah Sakit
 Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan spesialistik dan/atau
subspesialistik
 Jumlah tempat tidur minimal 200 buah untuk PMA yang berasal dari Negara-
negara ASEAN dan minimal 300 buah untuk PMA yang berasal dari Negara-
negara Non ASEAN
 Lokasi di seluruh wilayah Indonesia
 Besaran modal asing maksimal 67 %
 Direktur rumah sakit harus Warga Negara Indonesia

Prosedur / Mekanisme

 Rumah Sakit harus mulai dibangun setelah mendapatkan izin mendirikan


 Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 tahun dan dapat diperpanjang
untuk 1 tahun
 Pemohon yang telah memperoleh izin mendirikan Rumah Sakit, apabila
dalam jangka waktu 2 tahun belum atau tidak melakukan pembangunan
Rumah Sakit, maka pemohon harus mengajukan izin baru sesuai ketentuan
izin mendirikan.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Rumah Sakit yang telah memiliki izin operasional sementara harus
mengajukan surat permohonan penetapan kelas Rumah Sakit kepada
Menteri.
 Permohonan diajukan dengan melampirkan : Rekomendasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi; Profil dan data
Rumah Sakit; dan Isian instrument Self Assesment penetapan kelas.
 Setiap Rumah Sakit yang telah mendapatkan izin operasional harus
diregistrasi dan diakreditasi.
 Waktu Penyelesaian (Sejak Berkas Lengkap) adalah 30 hari kerja

 Pemilik atau pengelola yang akan mendirikan Rumah Sakit mengajukan


permohonan Izin Mendirikan kepada pemberi izin sesuai dengan klasifikasi
Rumah Sakit yang akan didirikan secara tertulis dengan melampirkan:
a. fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali instansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
b. studi kelayakan;
c. master plan;
d. Detail Engineering Design;
e. dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
f. fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan
hukum pemilik rumah sakit;
g. izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO);
h. Surat Izin Tempat Usaha (SITU);
i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
j. rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi
Rumah Sakit.
 Studi kelayakan merupakan gambaran kegiatan perencanaan Rumah Sakit
secara fisik dan nonfisik yang terdiri atas:
 a. kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit yang meliputi:

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan
kepadatan penduduk serta karakteristik penduduk yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, dan status perkawinan;
 kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan,
tingkat pendidikan, angkatan kerja,lapangan pekerjaan, pendapatan
domestik rata-rata bruto;
 kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan sekurang-
kurangnya sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR),
dan angka persalinan;
 kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan dan
regulasi pengembangan wilayah pembangunan sektor nonkesehatan,
kesehatan, dan perumah sakitan.
 kajian aspek internal Rumah Sakit merupakan rancangan sistem-
sistem yang akan dilaksanakan atau dioperasionalkan,yang terdiri dari
sistem manajemen organisasi termasuk sistem manajemen unit-unit
pelayanan, system unggulan pelayanan, ariff teknologi peralatan,
sistem tarif,serta rencana kinerja dan keuangan.
 kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
dan peralatan sesuai kriteria klasifikasi Rumah Sakit yang akan
didirikan yang meliputi:
 Lahan dan bangunan Rumah Sakit harus dalam satu kesatuan lokasi
yang saling berhubungan dengan ukuran, luas dan bentuk lahan serta
bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang daerah setempat
yang berlaku.
Persyaratan lokasi meliputi :
 Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng,dekat kaki
gunung yang rawan terhadap longsor, dekat anak sungai atau badan
air yang dpt mengikis pondasi,dekat dengan jalur patahan
aktif/gempa, rawan tsunami,rawan banjir, berada dalam zona
topan/badai, dan lainlain).
 Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi.
 Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih,jaringan air
kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
 Ketersediaan lahan parkir.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Tidak berada di bawah pengaruh SUTT dan SUTET.
 rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain;
 jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia; dan
 jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan mulai dari peralatan sederhana
hingga peralatan canggih.
kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan yang meliputi:
 prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan;
 prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan
jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur;
 prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap
terhadap prakiraan sumber daya manusia;
 proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan 5) proyeksi
laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.
 Master plan memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) tahun kedepan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara
optimal yang meliputi identifikasi proyek perencanaan, demografis,tren masa
depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.
 Detail Engineering Design merupakan gambar perencanaan lengkap Rumah
Sakit yang akan dibangun yang meliputi gambar arsitektur, struktur dan
mekanikal elektrikal sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh
Menteri.
 Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan terdiri atas upaya
pengelolaan lingkungan (UKL), upaya pemantauan lingkungan (UPL), atau
analisis dampak lingkungan (AMDAL) berdasarkan klasifikasi Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Izin undang-undang gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/atau
 surat izin tempat usaha (SITU), dan izin mendirikan bangunan (IMB)
diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pemberi izin harus menerbitkan bukti penerimaan berkas
 permohonan yang telah lengkap atau memberikan informasi apabila berkas
permohonan belum lengkap kepada pemilik atau pengelola yang
mengajukan permohonan Izin Mendirikan dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) hari kerja sejak berkas permohonan diterima.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Dalam hal berkas permohonan belum lengkap pemohon harus mengajukan
permohonan ulang kepada pemberi izin.
 Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah bukti penerimaan
berkas diterbitkan, pemberi izin harus menetapkan untuk memberikan atau
menolak permohonan Izin Mendirikan.
 Dalam hal terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun
waktu 14 hari, pemberi izin dapat memperpanjang jangka waktu pemrosesan
izin paling lama 14 (empat belas) hari kerja dengan menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
 Penetapan pemberian atau penolakan permohonan Izin Mendirikan
dilakukan setelah pemberi izin melakukan penilaian dokumen dan peninjauan
lapangan.
 Izin Operasional diajukan oleh pengelola Rumah Sakit.
Izin Operasional Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut Izin Operasional
adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai kelas rumah
sakit kepada penyelenggara/pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di rumah sakit setelah memenuhi persyaratan dan
standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini.
 Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
 Perpanjangan Izin Operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya Izin Operasional.
 Dalam hal masa berlaku Izin Operasional berakhir dan pemilik Rumah Sakit
belum mengajukan perpanjangan Izin Operasional,
 Rumah Sakit harus menghentikan kegiatan pelayanannya kecuali pelayanan
gawat darurat dan pasien yang sedang dalam perawatan inap.
 Untuk memperoleh Izin Operasional, pengelola mengajukan permohonan
secara tertulis kepada pejabat pemberi izin sesuai dengan klasifikasi Rumah
Sakit dengan melampirkan dokumen:
a. Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan Izin Operasional untuk
pertama kali;

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


b. profil Rumah Sakit, meliputi visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana
strategi, dan struktur organisasi;
c. isian instrumen self assessment sesuai klasifikasi Rumah Sakit yang
meliputi pelayanan, sumber daya manusia, peralatan,bangunan dan
prasarana;
d. gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan
prasarana pendukung;
e. izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi;
f. dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
g. daftar sumber daya manusia;
h. daftar peralatan medis dan nonmedis;
i. daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
j. berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan
berkas izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk peralatan tertentu;
dan dokumen administrasi dan manajemen.
 Dokumen administrasi dan manajemen meliputi:
a. badan hukum atau kepemilikan;
b. peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws);
c. komite medik;
d. komite keperawatan;
e. satuan pemeriksaan internal;
f. surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;
g. standar prosedur operasional kredensial staf medis;
h. surat penugasan klinis staf medis; dan
i. surat keterangan/sertifikat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.
 Pemberi izin harus menerbitkan bukti penerimaan berkas
 permohonan yang telah lengkap atau memberikan informasi apabila berkas
permohonan belum lengkap kepada Instansi Pemerintah,instansi Pemerintah
Daerah, atau badan hukum yang mengajukan permohonan Izin Operasional
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejak berkas
permohonan diterima.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Terhadap berkas permohonan izin operasional Rumah Sakit kelas B yang
telah lengkap, kepala Pemerintah Daerah provinsi menugaskan pejabat yang
berwenang di bidang kesehatan di tingkat kabupaten/kota untuk membentuk
tim visitasi yang terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan
provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan asosiasi perumahsakitan
nasional.
 Setiap Rumah Sakit yang telah mendapakan Izin Operasional harus
diregistrasi dan diakreditasi.
 Penamaan Rumah Sakit tidak boleh menggunakan kata internasional,
international, kelas dunia, world class, global dan/atau yang disebut nama
lainnya yang bermakna sama.
 Penamaan Rumah Sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah dilarang
menggunakan nama orang yang masih hidup.
 Penamaan Rumah Sakit harus memperhatikan nilai dan norma agama, sosial
budaya, dan etika.
 Sebelum rumah sakit beroperasi harus sudah memperoleh persetujuan dari
Kementrian Republik Indonesia, dalam hal ini Kepala Kantor Dinas
Kesehatan: Propinsi setempat untuk rumah sakit milik Yayasan atau Direktur
Jenderal Pelayanan Medik untuk rumah sakit milik penanam modal, setelah
mendapat rekomendasi dari Kepala Kantor Dinas Kesehatan Propinsi
setempat
 Persyaratan fungsi sosial Rumah Sakit
Setiap rumah sakit swasta wajib melaksanakan fungsi sosial rumah sakit
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
378/Menkes/Per/VI/1993 tentang pelasanaan fungsi Sosial Rumah sakit
Swasta.
 Setiap rumah sakit swasta menyediakan 25% dari total tempat tidur yang
tersedia untuk pasien yang kurang/tidak mampu, bagi rumah sakit milik
yayasan/adab sosial atau badan hukum lainnya. Dan 10% tempat tidur untuk
pasien kurang/tidak mampu bagi rumah sakit milik PMN/PMA.
 Tarif rumah sakit
Penetapan besaran tarif ditentukan oleh pemilik dengan mempertimbangkan
biaya satuan (unit cost ), kemampuan membayar dari masyarakat, dengan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola Tarif Rumah sakit Swasta.
 Persyaratan tehnis menyangkut ventilasi, penerangan , keamanan, bahaya
kebakaran dan tenpat parkir (1tempat parkir mobil setiap 5 tempat tidur).
Harus ada perlengkapan yang mencukupi untuk merawat pasien rawat inap
tidak kurang dari rumah sakit pemerintah yang sebanding berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 030/1972. Pelayanan Dasar listri
dari PLN dan generator listrik, penyediaan air bersih, fasilitas pembuagan
sampah, pegolahan limbah yang memadai harus disediakan.
 Rumah sakit harus menyimpan jumlah obat minimum seperti tercantum pada
daftar obat penting sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
393/I/1980. Penyusunan staf mencakup direktur yang harus dokter purna
waktu, telah selesai menyelesaikan masa bakti, mempunyai surat penugasan
dan surat ijin praktek. Semua dokter harus warga negara Indonesia kecuali
dokter asing yang telah medpat izin dari Kementrien Tenaga Kerja dengan
rekomendasi dari Kementrian Kesehatan.
 Bagi rumah sakit milik pemodal asing izin yenaga kerja asing diberikan oleh
BPKM setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan c.q
Direktur Jenderal Pelayanan Medik
 Rumah sakit PMDN/PMA harus mempunyai tenaga spesialis purna waktu
minimal 4 spesialis dasar yaitu: bdah umum, pemyakit dalam,
kandungan/kebidanan dan kesehatan anak.
 Rumah sakit swasta harus mempunyai manajemen, admistrasi, dukungan
kesehatan teh is, dan dukugan keuangan yang sesuai. Rekam medik harus
mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
749/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekan Medi/Medical Record.

 Selain ijin operasional rumah sakit juga harus mengajukan permohonan ijin
pemakaian zat radiokatif dan atau sumber radiasi alinnya dari Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN) sesuai dengan pasal 4b dan c Peraturan
Pemerintah Nomor 12 tahun 1975, dalam kaitannya degan peralatan
radiologi.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Untuk mendapatkan ijin dari BATAN, memerlukan rekomendasi dari Kepala
Dinas Kesehatan setempat setelah diadakan peninjauan dan pemeriksaan di
lapangan untuk peralatan radiologi yang konvesional, serta rekomendasi dari
Direktur Jenderal Pelayanan Medik untuk alat-alat canggih sepert CT-Scan,
MRI dll.

DIAGRAM TAHAPAN PENDIRIAN DAN OPERASIONALISASI RUMAH SAKIT

ALUR PROSES IZIN OPERASIONAL DAN PENINGKATAN RUMAH SAKIT

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


1. Studi Kelayakan (Feasibility Study) merupakan adalah suatu awal kegiatan
perencanaan rumah sakit secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi secara
optimal pada kurun waktu tertentu.
Tujuan dari studi kelayakan adalah :
a. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan (need) dan permintaan (demand) terhadap
jumlah dan jenis layanan medik di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu,
b. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/fasilitas dan
peralatan, tenaga dan dana yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu,
c. Untuk mendapatkan proyeksi secara umum kemampuan pembiayaan yang ada
untuk melaksanakan rencana
Kajian utama pada studi kelayakan yaitu :
a. Analisis kebutuhan pelayanan (program fungsi)
b. Analisis kebutuhan SDM (kompetensi masing-masing)
c. Analisis kebutuhan Sarana, Prasarana dan Alat (SPA)
d. Analisis kebutuhan biaya

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Adapun format dari studi kelayakan adalah sebagai berikut :

I. Pendahuluan :
a. Umum dan Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar
dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi
fungsi layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah
setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang
tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS (;budget).
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini akan dijadikan
dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi
pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-
masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan
menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam
menyusun suatu Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit.
c. Ruang lingkup :
Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi
pembahasan Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan
Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat
mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan dan Analisis Keuangan serta
Rekomendasi Kelayakan dari Rencana Pendirian atau Pengembangan Rumah
Sakit tersebut.
Pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya
akan dilakukan dalam suatu proses atau langkah-langkah secara bertahap yang
akan diuraikan selanjutnya sesuai Tahapannya dan dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut:

d. Metodologi

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


merupakan kajian untuk melihat kelayakan pendirian dari suatu rumah sakit
berdasarkan ilmu manajemen, dimana dapat dilihat apakah rumah sakit layak
atau tidak didirikan.
e. Proses penyusunan studi kelayakan
II. Analisa Situasi
a. Aspek Eksternal
Analisis Situasi dalam Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan suatu
analisis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang
ataupun ancaman maupun aspek Internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun
kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan Kecenderungan
suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan
pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit tersebut.
Untuk menganalisis aspek Ekternal dan aspek Internal perlu dilakukan proyeksi
berupa forcasting, kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan
dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat
kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu
kecenderungan Rumah Sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning,
aspek-aspek tersebut antara lain:
Aspek Esternal
Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat
menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta
melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi
suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
1. Kebijakan
Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan Pedoman serta
Peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau
pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek Ekternal maupun
Peraturan - peraturan Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut
berada.
2. Demografi
Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut
berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang
akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20 tahun mendatang
dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi demografi
yang dimaksud berupa proyeksi :

a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu


berdasarkan kecamatan.
b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan jenis kelamin.
c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan usia.

3. Geografi
Letak Rumah Sakit secara Geografis sangat berpengaruh tehadap
posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap Kondisi
Wilayah disebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur beserta Kondisi Sarana
Prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas
dll, yang merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun
maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Sosial Ekonomi
Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana
lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20
tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya
terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah
setempat, berupa proyeksi :

1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu


berdasarkan mata pencaharian
2) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan pendidikan
3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah
Sakit berada.
4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

b. Sosial Budaya

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah
Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang
dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa
proyeksi Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah
terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.
5. Sumber Daya Manusia/ Ketenaga Kerjaan Kesehatan
Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan
pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan
yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah
Sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Ketersediaan Sumber
Daya Manusia/Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara lain :

a. Tenaga medis dan penunjang medis


b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kefarmasian
d. Tenaga manajemen Rumah Sakit
e. Tenaga nonkesehatan

6. Derajat Kesehatan
Derajat Kesehatan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)
perlu dilakukan kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat
kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan fasilitas
kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana
lokasi Rumah Sakit berada. Kajian derajat kesehatan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :

a. Angka Kematian
b. Angka Kelahiran
c. Angka Kesakitan
d. Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah tertentu
e. Jumlah Tempat Tidur tersedia di wilayah tertentu
f. Indikator Kinerja Rumah Sakit di wilayah tertentu

b. Aspek Internal

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit
untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi
ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh
Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah
Sakit kedepannya.

1. Sarana Kesehatan

Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah


Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk
mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola
penentuan Sistim Tarif di wilayah tertentu.

2. Pola Penyakit dan Epidemiologi

Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat


kecederungan Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit
tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna
menentukan unggulan Rumah Sakit.
3. Teknologi
Kajian terhadap Kemajuan Teknologi berupa peralatan kesehatan yang
terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh
terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.
4. SDM/ Ketenaga Kerjaan Rumah Sakit
Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan
SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan
diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning
dari Rumah Sakit tersebut.
5. Organisasi
Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan
Operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah
Sakit.Bentuk Organisasi akan disesuaikan dengan Jenis Layanan dan
Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Kinerja dan Keuangan
Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa
Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan
kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga
mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana
pengembangan Rumah Sakit tersebut.

III. Analisis Kebutuhan Pelayanan ( Program Dan Fungsi )

1. Kapasitas Tempat Tidur (TT)

Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan
oleh Rumah Sakit tersebut. Prakiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan
rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan
Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan
fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah
tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT
yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai
dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar Rumah
Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.

2. Jenis Layanan

Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan
dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut
berupa pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan servis.

3. Layanan Unggulan

Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu layanan
unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang
terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.

IV. Analisa Sarana dan Prasarana ( Alat )

Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus disediakan


oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


yang telah dilakukan. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai
rencana pengembangan dari Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek :

1. Kebutuhan Lahan

Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah
Sakit serta kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan
berupa Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis
Sempadan Bangunan (GSB) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDH), serta Peruntukan
Lahan yang mengizinkan digunakan sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah
Sakit.

2. Kebutuhan Ruang

Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT sebesar
80 m2 – 110 m2 disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakitnya.

3. Peralatan Medis dan Non Medis

Peralatan Medis Non Medis akan disesuaikan dengan kapasitas dan jenis layanan
rumah sakit tersebut.

a. Peralatan medik : dikaitkan dengan kebutuhan UGD, rawat jalan, rawat inap, Ruang
Operasi, icu, HCU, dll
b. Peralatan non medic : Hard ware, soft ware dll
c. Kebutuhan ruang
V. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM )
Perencanaan SDM : diperhitungkan dengan standar Depkes yaitu Permenkes no
81 tahun 2004

VI. Analisis Keuangan


Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber
anggaran yang
dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan
diinvestasikan. Dengan
demikian maka pihak pemilik/ investor dapat melihat tingkat keuntungan yang
mungkin akan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


diperoleh.
Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
1. Rencana Investasi dan Sumber Dana
2. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
3. Proyeksi Cash Flow
4. Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return
(IRR), dan Net Present Value (NPV)

VII. KESIMPULAN
VIII. PENUTUP

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


STUDI KELAYAKAN
PENDIRIAN
RUMAH SAKIT
TIPE B
GRAHA MAKASAR

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional secara
keseluruhan. Pada hakikatnya dasar-dasar pembangunan kesehatan adalah nilai

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


kebenaran serta aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir maupun bertindak dalam
pembangunan kesehatan. Nilai kebenaran dan aturan pokok ini tertuang dalam konstitusi
organisasi kesehatan sedunia (WHO) 1948, perubahan kedua Undang-Undang Dasar
Bernegara Indonesia Tahun 1945 tanggal 18 agustus 2000 tentang pasal 28 ayat (1) serta
undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Konstitusi organisasi kesehatan sedunia (WHO) 1948 yang turut serta diratifikasi oleh
Indonesia menyatakan bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
merupakan hak mendasar bagi setiap orang, tanpa membedakan ras, golongan, agama,
paham politik maupun tingkat social ekonominya. Sementara itu, dalam perubahan kedua
undang-undang dasar bernegara republic Indonesia tahun 1945 tanggal 18 agustus 2000
tentang pasal 28 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini diperkuat lagi di dalam undang-undang no
23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan bahwa setiap orang hidup
produktif baik secara social maupun ekonomi.

Sasaran umum upaya kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar melalui
puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan melalui rumah sakit baik rumah sakit
pemerintah maupun rumah sakit swasta yang didukung oleh peran serta masyarakat dan
system pembiayaan praupaya (dana jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat). Focus
upaya terutama diberikan pada pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai daya
ungkit yang tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan sesuai dengan masalah yang
ada di lingkungan setempat.

Agar penyelenggaraan upaya kesehatan berjalan sesuai dengan tujuan, kebijakan dan
strategi yang telah ditetapkan maka dibutuhkan kebijakan dan manajemen sumber daya
yang efektif dan efisien serta di dukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
sehingga pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas dapat tercapai. Sumber daya
tersebut terdiri atas sumber daya tenaga, pembiayaan, fasilitas, ilmu pengetahuan, serta
teknologi dan informasi.

1.2. Latar Belakang

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Kesehatan sebagai hak asasi manusia merupakan tanggung jawab pemerintah dan seluruh
masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan berkualitas. Memasuki abad ke-21, pemerintah
dan stakeholders sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dan keperawatan
dihadapkan pada tuntutan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

khususnya bidang keperawatan termasuk pelayanan/asuhan keperawatan jantung dan


pembuluh darah yang berkualitas. World Health Organization (WHO) tahun 2005
menyatakan penyakit jantung dan pembuluh darah menyebabkan kematian sebesar 17,5
juta dari 58 juta kematian di dunia. Dari seluruh kematian akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah tersebut terutama disebabkan oleh serangan jantung 7,6 juta dan stroke
5,7 juta. Pada tahun 2015 diperkirakan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah di
dunia meningkat menjadi 20 juta, dan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2002 penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini
menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia, terutama penyakit
jantung koroner dan stroke.

Dengan demikian kita dihadapkan pada tantangan untuk memberikan pelayanan/asuhan


keperawatan jantung dan pembuluh darah professional yang seyogyanya diberikan oleh
perawat jantung dan pembuluh darah. Keperawatan jantung dan pembuluh darah
merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan keperawatan profesional (profetional
nursing care) yang memiliki specialisticbody of knowledge dan keahlian khusus bidang
jantung dan pembuluh darah. Keahlian bidang jantung dan pembuluh darah tersebut harus
dikuasai oleh perawat jantung dan pembuluh darah yang melakukan praktik keperawatan
jantung dan pembuluh darah dengan lingkup praktik yang meliputi: promotif, preventif,
intervensi keperawatan (akut, kronik dan kritis), rehabilitative dan paliatif.

Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan/asuhan jantung


dan pembuluh darah yang professional

Perkembangan perumahsakitan saat ini sangat pesat sehingga mendorong investor


dimana seorang pengusaha ingin membuka bisnis dibidang perumahsakitan dengan
mendirikan RS dan menyelenggarakannya. Perusahaan yang dipimpinnya berencana akan
mendirikan Rumah Sakit dengan jumlah tempat tidur 200 tt di sebuah Kota dengan jumlah
penduduk 7 juta jiwa bekerjasama dengan perusahaan swasta .

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Di Kota tersebut ada Rumah Sakit Pemerintah kelas A, RS Yayasan RS dan RS Swasta
ada 20 RS rata-rata adalah kelas B dan C, dengan 25 Puskesmas namun karena tingkat
pendapatan kota meningkat dan ramai kunjungan pariwisata. Perusahaan dimaksud
berkeinginan mendirikan Rumah Sakit swasta kelas B dengan Pelayanan Unggulan
Jantung Terpadu karena tingkat kasus tersebut banyak terjadi.
Dengan pembangunan Rumah sakit tipe B dengan pelayanan unggulan jantung terpadu
diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah
dapat diturunkan dan memberikan konstribusi bagi peningkatan derajat kesehatan bangsa
Indonesia.

Diawali dengan pencarian tempat/lokasi untuk pendirian rumah sakit yang baik tentu proses
pencarian ini tidak mudah dengan melalui berbagai tahap dan proses pendekatan yang
cukup menyita waktu serta pemikiran,, maka dipilihlah sebuah tempat yang sangat
strategis, terletak tepat dipinggir jalan. Sebuah lokasi yang dipandang akan memberikan
nilai lebih kemudian hari, dimana lokasi yang dipilih ini berdekatan dengan kantor-kantor
pemerintahan.

Keinginan yang begitu luhur, guna dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bernilai
dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan tetap mengedepankan mutu dan kualitas
pelayanan yang baik, serta tingginya kebutuhan pelayanan kesehatan, maka semakin
memperkuat keinginan untuk segera memperoleh pengakuan yang resmi dari instansi
terkait khususnya Dinas Kesehatan.

Dengan sebuah harapan baru, guna peningkatan pelayanan kesehatan dengan menjadi
RS, sebagai langkah awal menuju sebuah harapan baru ini dimulai bentuknya tim kerja
pendirian “RS Graha Makasar” tim kerja bertugas untuk mempersiapkan segala hal yang
dibutuhkan guna pengurusan izin pendirian hingga beroperasinya RS, dengan dilandasi
optimisme dan keinginan mulia, maka mulailah dilakukan pembahasan-pembahasan guna
pendirian RS oleh tim kerja “RS Graha Makasar” dari hari kehari harapan baru itu semakin
Nampak dan kian nyata.

Proses pengajuan untuk mendirikan “RS Graha Makasar”, mulai dikerjakan sekitar awal Juli
2018, kami berharap proses pengajuan ini dapat berjalan dengan dukungan doa dari
semua pihak, kami berkeyakinan apa yang kami cita-citakan dapat segera terwujud.

1.3. Maksud Dan Tujuan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


1.3.1 Maksud

Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar
dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi layanan
yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah
setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS
(;budget).

Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan
dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar
baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi
konsultan perencana sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama.
Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam
menyusun suatu Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit.

Adapun manfaat dari pembuatan feasibility study adalah untuk menentukan kelayakan
suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan RS GRAHA
MAKASAR. Di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya, sehingga hasil studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah
sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Secara
umum, rencana pendirian rumah sakit ini akan dapat membantu Pemerintah Kota Makasar
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi bagi masyarakat dengan pelayanan yang
memadai, membentuk integrasi dalam bidang kesehatan dari berbagai disiplin ilmu,
disamping juga memenuhi aspek ekonomis sebagaimana layaknya bidang usaha yang lain.

Rencana pendirian rumah sakit ini juga diharapkan dapat :

 Membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan masyarakat pada


umumnya dan calon tenaga kerja di rumah sakit pada khususnya

 Meningkatkan pendapatan pemerintah daerah Sulawesi Selatan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

 Meningkatkan peluang terjadinya alians strategis antar lembaga pelayanan kesehatan


di wilayah Kota Makasar dan sekitarnya.

Bila dilihat dari segi proyek, studi kelayakan merupakan suatu cara dari owner/investor
terkait dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, Bank
berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran
pengembaliannya. Sedangkan dari sisi stakeholder, hasil studi diharapkan bermanfaat
untuk menetapkan kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan proyek pembangunan RS GRAHA MAKASAR dikemudian hari, sehingga
diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan studi kelayakan ini adalah :

a. Menetapkan misi dan tujuan rumah sakit

b. Menggambarkan pelayanan kesehatan di wilayah Kota Makasar, Propinsi Sulawesi


Selatan sesuai dengan rencana pendiriian rumah sakit di wilayah Kota Makasar

c. Studi kelayakanan yang disusun akan dievaluasi dan dianalisa untuk diputuskan
apakah proyek tersebut layak atau tidak dengan memperhatikan berbagai aspek
sebagai bahan pertimbangan seperti:

 Aspek sosial ekonomi

 Aspek kesehatan

 Aspek tehnis

 Aspek pengorganisasian

 Aspek keuangan
d. Secara khusus menyusun analisa keuangan bagi PT Graha Jaya kaitanya dengan
rencana pembangunan rumah sakit Graha Makasar.

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1 Lingkup wilayah

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Lingkup wilayah studi ini dibagi atas wilayah kajian dan wilayah perencanaan. Wilayah
kajian meliputi seluruh Kota Makasar dan kaitannya dengan wilayah-wilayah lain di
lingkungan regionalnya. Sementara, wilayah perencanaan akan difokuskan pada lokasi
pembangunan RS jantung dan pembuluh darah makasar di Kota Makasar diatas tanah
seluas 2000 m2.

1.4.2. Lingkup Materi

Ruang lingkup dalam studi kelayakan rumah sakit ini secara materi adalah:

 Identifikasi aspek pasar dan pemasaran dari RS GRAHA MAKASAR yang


mencakup poin-poin seperti proyeksi permintaan dan penawaran, produk yang
ditawarkan, harga, promosi, distribusi dan analisa SWOT. Keberadaan dan
operasionalisasi RS GRAHA MAKASAR tidak terlepas dari dinamika lingkungan
eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja selama ini. Titik berat pada
analisis ini adalah untuk menemukan peluang bagi pendirian RS GRAHA MAKASAR
agar mampu bersaing dengan rumah sakit lain di Kota Makasar dan dalam lingkup
yang lebih luas di Sulawesi Selatan.

BAB II
ANALISA SITUASI
2.1 Analisis Aspek Eksternal

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Sulawasi Selatan Memiliki jumlah penduduk 8.342.047 Jiwa dengan Kota
Makasar sebagai kota dengan penduduk terbanyak yaitu 1.408.072, merupakan
suatu daerah dengan tingkat hunian yang cukup tinggi dengan jumlah penduduk
atau rata-rata 7764 orang per km2. Kabupaten yang terluas adalah Kota Makasar
(181.35 km2). Sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Mariso (1.82 km2).

Luas wilayah,jumlah penduduk dan kepadatan penduduk

Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kabupaten/Kota 2013

Luas Penduduk Kepadatan


Kabupaten/Kota Penduduk
Km2 % Jumlah %
Orang/Km2
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kepulauan Selayar 1,199.91 2.60 127,220 1.52 106
02. Bulukumba 1,170.10 2.54 404,896 4.85 346
03. Bantaeng 397.06 0.86 181,006 2.17 456
04. Jeneponto 837.99 1.82 351,111 4.21 419
05. Takalar 620.26 1.35 280,590 3.36 452
06. Gowa 1,802.08 3.91 696,096 8.34 386
07. Sinjai 924.15 2.01 234,886 2.82 254
08. Maros 1,538.44 3.34 331,796 3.98 216
09. Pangkep 814.95 1.77 317,110 3.80 389
10. Barru 1,192.39 2.59 169,302 2.03 142
11. Bone 4,593.38 9.97 734,119 8.80 160
12. Soppeng 1,337.99 2.90 225,512 2.70 169
13. Wajo 2,394.15 5.20 390,603 4.68 163
14. Sidrap 2,081.01 4.52 283,307 3.40 136
15. Pinrang 1,892.42 4.11 361,293 4.33 191
16. Enrekang 1,821.41 3.95 196,394 2.35 108
17. Luwu 2,940.51 6.38 343,793 4.12 117
18. Tana Toraja 2,149.67 4.66 226,212 2.71 105
22. Luwu Utara 7,365.51 15.98 297,313 3.56 40
25. Luwu Timur 7,315.77 15.87 263,012 3.15 36
26. Toraja Utara 1,169.95 2.54 222,393 2.67 190
71. Makassar 181.35 0.39 1,408,072 16.88 7,764
72. Pare-Pare 88.92 0.19 135,192 1.62 1,520
73. Palopo 254.57 0.55 160,819 1.93 632
Sulawesi Selatan 46,083.94 100.00 8,342,047 100.00 181

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


2015
Wilayah Sulawesi Selatan Jenis Kelamin (Jiwa) Rasio Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kepulauan Selayar 62590 67609 130199 92.58
Bulukumba 194013 216472 410485 89.62
Bantaeng 88490 94896 183386 93.25
Jeneponto 171882 183717 355599 93.56
Takalar 137913 148993 286906 92.56
Gowa 355381 367321 722702 96.75
Sinjai 115202 122897 238099 93.74
Maros 165881 173419 339300 95.65
Pangkajene Kepulauan 156288 167309 323597 93.41
Barru 82207 89010 171217 92.36
Bone 354502 388410 742912 91.27
Soppeng 106391 119725 226116 88.86
Wajo 187910 205308 393218 91.53
Sindereng rappang 141588 148199 289787 95.54
Pinrang 177910 188879 366789 94.19
Enrekang 100409 99589 199998 100.82
Luwu 172092 178126 350218 96.61
Tana Toraja 115913 113071 228984 102.51
Luwu Utara 151993 150694 302687 100.86
Luwu Timur 141687 133908 275595 105.81
Toraja Utara 113291 112225 225516 100.95
Makassar 717047 732354 1449401 97.91
Pare-pare 68094 70605 138699 96.44
Palopo 82301 86593 168894 95.04
Sulawesi Selatan 4160975 4359329 8520304 95.45

Berdasarkan tabel diatas , Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015
adalah 8.520.304 jiwa dengan komposisi laki-laki sejumlah 4.160.975 jiwa dan perempuan
sejumlah 4.359.329 jiwa. Penduduk terbanyak di Ibukota Makasar dengan jumlah
1.449.401 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kepulauan Selayar
berjumlah 130.199 jiwa.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Total Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2015 ( Diambil dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Selatan )

2015
Kelompok Umur (0-4) Jenis Kelamin (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 427238 410783 838021
5‒9 416124 398048 814172
10‒14 410239 390093 800332
15‒19 414623 398946 813569
20‒24 369104 373793 742897
25‒29 326379 345347 671726
30‒34 300429 330467 630896
35‒39 293205 320156 613361
40‒44 278833 300925 579758
45‒49 244474 267652 512126
50‒54 196793 222260 419053
55‒59 155615 176150 331765
60‒64 118800 136861 255661
65+ 209119 287848 496967
Jumlah 4160975 4359329 8520304

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Data sosial dan budaya Jumlah penduduk Agama menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 ( Diambil dari Badan Pusat Statistik Provinsi
Sulawesi Selatan )
2015
Kabupaten/Kota
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu
Kepulauan Selayar 108245 647 221 140 - -
Bulukumba 385598 304 74 51 81 -
Bantaeng 193405 381 176 21 109 25
Jeneponto 372779 111 11 - - -
Takalar 272137 85 - 10 5 -
Gowa 679558 2137 1105 160 203 -
Sinjai 273484 159 56 4 14 -
Maros 319064 3401 431 20 52 -
Pangkep 320440 1907 151 - 23 -
Barru 172947 291 121 - 4 -
Bone 735000 2997 736 591 564 -
Soppeng 206681 630 75 21 9 -
Wajo 424117 1390 170 1869 47 47
Sidrap 258037 765 16 40082 100 -
Pinrang 357504 3733 4195 1581 79 -
Enrekang 199149 844 146 - - -
Luwu 337185 53224 4607 49 10 -
Tana Toraja 46019 395967 95877 5875 2092 -
Luwu Utara 242832 39652 3572 7952 1 -
Luwu Timur 305679 33071 4349 16899 5 -
Toraja Utara - - - - - -
Makassar 983006 114631 66581 9129 16886 3264
Pare Pare 117635 4526 3784 558 536 -
Palopo 105987 20149 2059 349 286 -
SULAWESI SELATAN 7416488 681002 188513 85361 21106 3336

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jumlah pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri atas Rumah
Sakit Pemerintah kelas A, Yayasan RS dan RS swasta ada 20 RS rata-rata adalah kelas B
dan C dengan 25 Puskesmas sebagai berikut :

No Rumah Sakit/ Puskesmas Jumlah RS Jumlah TT Total TT

1 Rumah sakit Pemerintah Tipe A 1 400 400


2 Rumah Sakit Yayasan dan Swasta Tipe 8 200 1600
B
3 Rumah Sakit Yayasan dan Swasta Tipe 12 100 1200
C
4 Puskesmas 25
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Provinsi Sulawesi Selatan

Prakiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1000 artinya dari
jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1000 orang 1 TT. Dari
data diatas terutama dari jumlah tempat tidur yang tersedia dapat dilihat terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan akan rumah sakit saat ini dengan jumlah penduduk.
Seharusnya di Provinsi Sulawesi Selatan membutuhkan 7000 TT dan saat ini baru terdapat
1600 TT untuk RS tipe B. Oleh sebab itu RS Graha Makasar didirikan memenuhi
kebutuhan akan rumah sakit di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kota Makasar.

Jumlah Tenaga Kesehatan Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 ( Diambil dari
Badan Pusat Statistik 2011 )

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


2011
Wilayah Sulawesi Selatan
Dokter Bidan Perawat Jumlah Tenaga Kesehatan
Kepulauan Selayar 38 74 212 324
Bulukumba 68 132 312 512
Bantaeng 45 81 170 296
Jeneponto 44 88 218 350
Takalar 78 109 274 461
Gowa 171 211 355 737
Sinjai 54 99 301 454
Maros 108 151 238 497
Pangkajene Kepulauan 100 158 339 597
Barru 66 100 252 418
Bone 95 214 278 587
Soppeng 75 130 273 478
Wajo 88 137 329 554
Sindereng rappang 75 125 397 597
Pinrang 53 164 289 506
Enrekang 47 178 223 448
Luwu 30 248 260 538
Tana Toraja 54 216 300 570
Luwu Utara 44 197 306 547
Luwu Timur 63 186 301 550
Toraja Utara 58 185 243 486
Makassar 1239 367 2539 4145
Pare-pare 65 114 423 602
Palopo 109 107 322 538
Sulawesi Selatan 2867 3771 9154 15792

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan Memiliki
potensi tenaga kesehatan yang cukup banyak, maka diharapkan RS Graha Makasar dapat
memanfaatkan peluang ini untuk menggunakan tenaga medis yang berkualitas.

2.2 Aspek Regulasi


Menurut Permenkes nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit, pasal 1, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum sebagaimana
dimaksud dalam Permenkes nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit, pasal 11 diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
Penetapan klasifikasi rumah sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya
manusia, peralatan, serta bangunan dan prasarana. Bangunan dan prasarana Rumah
Sakit sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan tata bangunan dan
lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan dan prasarana Rumah Sakit.
Pada Permenkes nomor 56 tahun 2014 pasal 25 menyatakan bahwa pelayanan
yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit meliputi:
a. pelayanan medik;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
d. pelayanan penunjang klinik;
e. pelayanan penunjang nonklinik, dan;
f. pelayanan rawat inap;
Pelayanan medik sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri dari :
1. pelayanan gawat darurat;
2. pelayanan medik spesialis dasar, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan
anak, bedah, obstetri dan ginekologi;
3. pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi,
patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik;
4. pelayanan medik spesialis lain, paling sedikit berjumlah 8 pelayanan dari 13
pelayanan, yang meliputi pelayanan mata, THT, syaraf, jantung dan pembuluh

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf,
bedah plastik, dan kedokteran forensik;
5. pelayanan medik subspesialis, paling sedikit berjumlah 2 pelayanan subspesialis
dari 4 subspesialis dasar yang meliputi pelayanan subspesialis di bidang spesialisasi
bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, serta obstetri dan ginekologi;
6. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, paling sedikit berjumlah tiga pelayanan
yang meliputi pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan orthodonti.
Menurut Permenkes nomor 56 tahun 2014 pasal 42 pelayanan rawat inap rumah sakit
kelas B harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.

2.3. Analisis Aspek Internal

Sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan maka RS Graha Makasar sebagai rumah sakit umum tipe B dengan Layanan
Unggulan Jantung Terpadu memiliki visi, misi dan tujuan

2.3. 1. VISI
Dalam usahanya menjadi Rumah Sakit swasta dengan layanan unggulan Jantung terpadu
di Makasar dan dapat berperan penting sebagai penasihat dan konsultan kesehatan
Jantung Graha Makasar senantiasa menyediakan pelayanan perawatan kesehatan terbaik
melalui pelayanan, pengetahuan terkini dan pelaksanaan tindakan yang prima.
2.3. 2. MISI
Memberikan pelayanan kesehatan jantung terpadu yang mengutamakan keselamatan
pasien melalui konsistensi dalam penerapan standar kualitas yang tinggi, pengembangan
kemampuan tenaga professional yang berkelanjutan, pengembangan budaya kerjasama
tim dalam pelayanan, pengembangan daya inovasi dan kreativitas untuk menciptakan
pelayanan yang efisien dan efektif serta didukung dengan fasilitas dan peralatan terkini
dalam bidangnya.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


2.3.3. TUJUAN
1. Memberikan pelayanan kesehatan umum, spesialis dan subspesialis dan
kedaruratan sampai masalah yang membutuhkan koordinasi terpadu antar spesialis
2. Memiliki fasilitas pelayanan unggulan jantung terpadu untuk menjangkau
masyarakat dan mengurangi kasus kejadian penyakit jantung di Makasar
3. Memiliki database lengkap dan berbasis IT untuk keseluruhan pelayanan.

A. 2.3.4. Analisis Peluang


Di Provinsi Sulawesi Selatan kebutuhan akan rumah sakit masih cukup besar bila
melihat aspek perbandingan antara jumlah penduduk, jumlah fasilitas kesehatan dan
jumlah tempat tidur yang tersedia, serta jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.
Ditambah lagi masih banyak kasus jantung yang terjadi, sehingga kesempatan masih
terbuka lebar untuk RS Graha Makasar dalam upaya penyediaan layanan kesehatan
dengan produk unggulan pelayanan jantung terpadu yang berkualitas.

B. Persaingan
Dalam peninjauan aspek pasar, kita perlu membandingkan adanya pesaing
ataupun pembanding dalam penentuan penjualan jasa. Meskipun di Provinsi Sulawesi
Selatan sudah terdapat beberapa rumah sakit, namun masih banyaknya kasus
penyakit jantung yang belum tertangani dengan baik sehingga dapat disimpulkan
persaingan dalam pelayanan jantung tidak ada. Namun kita tetap perlu
membandingkan pelayanan yang akan dibahas pada analisa benchmarking.
Benchmarking adalah melakukan identifikasi terhadap fasilitas eksternal yang
memiliki fungsi yang sama dengan proyek yang akan dijalankan maupun terhadap
fasilitas internal yang memiliki fungsi yang hampir sama. Penting bagi owner untuk
mengadakan studi banding dengan rumah sakit lain yang mempunyai hal-hal tertentu
yang lebih baik, misalnya menekan cost yang rendah namun mutu layanan tetap baik.
Untuk membuat benchmarking ini, RS Graha Makasar melakukan survei ke rumah
sakit yang mempunyai praktik-praktik (hal-hal) yang lebih baik dengan lokasi yang tidak
jauh dari lokasi rencana. Adapun hal-hal tersebut antara lain:
 Quality : laboratorium, isi dan pelayanan medis termasuk klinik, pelayanan
perawatan, dan lainnya.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Biaya : Bagaimana rumah sakit tersebut menekan biaya baik biaya langsung
ataupun biaya overhead.
 Delivery: bagaimana lead time dari barang-barang yang dibeli dan juga stok
inventaris yang tersedia
 Inovasi : Inovasi-inovasi apa yang menyebabkan rumah sakit tersebut unggul.

C. Strategi Pemasaran
1. Produk
Produk yang ditawarkan RS Graha Makasar adalah Pelayanan Unggulan Jantung
Terpadu dengan kualitas pelayanan yang baik, didukung oleh peralatan modern dan
tenaga ahli yang kompeten. Selain itu juga menyediakan pemeriksaan kesehatan
lengkap, paket medical check up, layanan operasi dan edukasi kepada seluruh
kalangan masyarakat.
2. Harga
Pelayanan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang ramah, hangat namun tetap
berstandar mutu yang tinggi dan harga yang terjangkau merupakan tujuan kami
sebagai penyelenggara fasilitas kesehatan.
3. Promosi
Untuk menunjang realisasi pendirian RS Graha Makasar, perlu media promosi yang
disesuaikan dengan target sasaran. Promosi dapat berbentuk edukasi atau seminar
awam yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat. Kerjasama
dengan para perujuk, puskesmas, rumah sakit sekitar. Dapat pula melalui kegiatan
seperti senam kebugaran (senam jantung sehat) dan lain sebagainya.
4. Sumber Daya Manusia
Pendirian RS Graha Makasar hendaknya diikuti dengan perekrutan dokter-dokter
umum, spesialis dan subspesialis yang kompeten di bidangnya (jumlah, spesialisasi,
dan kualifikasi). Untuk menunjang layanan rawat jalan, jam praktek dibuat bervariasi.

5. Proses
Perlunya sistem yang komprehensif mulai dari proses pelayanan saat mendaftar
hingga pasien selesai berobat.
6. Fasilitas

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


RS Graha Makasar memiliki skala prioritas yang jelas, menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang lengkap secara jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan
mulai dari peralatan medis sederhana hingga peralatan canggih, terutama peralatan
medis yang mendukung pelayanan unggulan jantung terpadu.
Penyediaan fasilitas pendukung seperti ruang menyusui, fasilitas wi-fi, dan beberapa
fasilitas pendukung lannya bisa menjadi prioritas.
Kebersihan ruangan juga harus menjadi perhatian, bukan hanya menjadi tanggung
jawab petugas kebersihan, tetapi tanggung jawab bersama dari karyawan maupun
pasien.
7. Tempat
Lokasi yang berada di jalan utama, dekat dengan pusat keramaian merupakan
tempat yang strategis untuk mendirikan usaha pelayanan kesehatan, selain itu
aksesibilitas RS Graha Makasar yang jelas dan mudah ditemukan serta dapat
dijangkau dengan berbagai sarana transportasi, dan didukung dengan tersedianya
lahan parkir yang cukup luas.

D. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) merupakan
suatu kegiatan menganalisa kelebihan dan kekurangan yang ada bila proyek RS Graha
Makasar ini jadi dilaksanakan. Hal-hal kelebihan ataupun kekurangan yang berpotensi
datang dari Internal disebut dengan Strength dan Weakness. Sedangkan yang
berpotensi dari Lingkungan atau Eksternal biasa disebut dengan Opportunities, dan
Threats. Berdasarkan analisa terhadap tapak, maka dapat dilakukan analisa SWOT
untuk menilai faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu
lahan. Faktor yang menjadi keunggulan harus dapat dioptimalkan, sedangkan faktor
yang menjadi kelemahan harus dapat dieliminasi sehingga tidak memberikan pengaruh
buruk. Hasil analisis SWOT diuraikan dalam tabel berikut.

N Strength (S) Weakness (W)


o
1. Kemudahan akses dari jalan Rumah sakit masih baru, kurang
utama informasi
2. Peralatan modern dan terbaru perlu dukungan asuransi maupun

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


perusahaan rekanan
3. Fasilitas dan pelayanan lengkap kinerja pegawai belum terlihat
4. Dokter dan tenaga ahli memadai
5. memberikan keamanan dan
kenyamanan
6. memiliki produk unggulan yaitu
Pelayanan Jantung Terpadu

N Opportunity (O) Threats (T)


o
1. Terdapat di daerah pemukiman Memiliki banyak pesaing (rumah sakit
padat penduduk (rumah) dan yang telah berdiri lebih awal)
ramai, dekat dengan sektor
pariwisata
2. Pangsa pasar luas tarif perawatan selain produk
unggulan relatif sama
3. kemampuan ekonomi masyarakat dalam waktu dekat mungkin akan
baik muncul RS dengan fasilitas sejenis
4. pertumbuhan jumlah penduduk Masih banyaknya penduduk yang
tinggi berobat ke puskesmas
5. mendapatkan dukungan dari
tenaga medis
Tabel 2.8 Analisis SWOT RS Graha Makasar
Setelah dilakukan identifikasi pada masing-masing faktor (internal dan eksternal)
dan dilakukan strategi untuk mengoptimalkan faktor Strength dan Opportunities, serta
mereduksi faktor Weakness dan Threats, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai
dari faktor-faktor tersebut supaya dapat diketahui posisi RS Graha Makasar. Berikut
adalah hasilnya:
N Strength Weight (%) Score WxS
o
1. Kemudahan akses dari jalan utama 20 4 0.8
2. Peralatan modern dan terbaru 15 4 0.6
3. Fasilitas dan pelayanan lengkap 15 4 0.6
4. Dokter dan tenaga ahli memadai 15 4 0.6
5. memberikan keamanan dan kenyamanan 10 4 0.4
6. memiliki produk unggulan yaitu Pelayanan 25 4 1.0
Jantung Terpadu
TOTAL 100 4.0
Tabel 2.9 Penilaian Analisis SWOT : Strength

N Weakness Weight (%) Score WxS


o

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


1. Rumah sakit masih baru, kurang informasi 35 3 1.05
2. perlu dukungan asuransi maupun 30 2 0.6
perusahaan rekanan
3. kinerja pegawai belum terlihat 35 3 1.05
TOTAL 100 2.7
Tabel 2.10 Penilaian Analisis SWOT : Weakness

No Opportunity Weight (%) Score W x S


1. Terdapat di daerah pemukiman padat 25 2 0.5
penduduk (rumah) dan ramai, dekat
dengan sektor pariwisata
2. Pangsa pasar luas 20 2 0.4
3. kemampuan ekonomi masyarakat baik 15 4 0.6
4. pertumbuhan jumlah penduduk tinggi 15 3 0.45
5. mendapatkan dukungan dari tenaga medis 25 3 0.75
TOTAL 100 3.55
Tabel 2.11 Penilaian Analisis SWOT : Opportunity

No Threats Weight (%) Score W x S


1. Memiliki banyak pesaing (rumah sakit yang 25 3 0.75
telah berdiri lebih awal)
2. tarif perawatan selain produk unggulan 35 2 0.7
relatif sama
3. dalam waktu dekat mungkin akan muncul 30 3 0.9
RS dengan fasilitas sejenis
4. Masih banyaknya penduduk yang berobat 10 2 0.2
ke puskesmas
TOTAL 100 2.55
Tabel 2.12 Penilaian Analisis SWOT : Threats
Dari penilaian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa RS Graha Makasar
termasuk dalam kategori S-O, dengan grafik seperti berikut:
S

W O

T
Grafik 2.1 Matriks SWOT RS Graha Makasar

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Pada matriks terlihat bahwa posisi RS Graha Makasar berada pada angka 0,9 pada
Strength dan 1 pada Opportunity. Maka RS Graha Makasar cukup layak untuk
dibangun dan diharapkan dapat memberikan keuntungan jika faktor Strength
dioptimalkan dan dapat memanfaatkan faktor Opportunity secara maksimal.

E. Keputusan Strategi
Dari analisa SWOT yang telah dibuat sebelumnya, dirancang sejumlah strategi
atas masing-masing poinnya seperti berikut :
No S-O Strategies W-O STRATEGIES
1. Melakukan promosi terkait Melakukan promosi kepada warga sekitar
pelayanan dan produk unggulan tentang rumah sakit dan produk
ke media unggulannya
2. Mengadakan training secara rutin Menjalin kerjasama dengan asuransi dan
untuk tenaga medis untuk perusahaan
mengupdate pengetahuan terkini
3. Memberikan pelayanan bermutu Melakukan penilaian kinerja karyawan,
didukung fasilitas yang telah memberikan reward bagi karyawan yang
tersedia berprestasi
4. meningkatkan mutu pelayanan Melakukan audit terhadap pengelolaan
secara berkesinambungan manajemen
5. Melakukan kalibrasi dan
maintenance rutin terhadap
fasilitas, terutama peralatan medis
6. Melakukan inovasi yang menarik,
paket pemeriksaan kesehatan, dan
tawaran yang menarik dalam
memberikan pelayanan di RS
Graha Makasar

No S-T Strategies W-T Strategies


1. Memberikan mutu pelayanan yang Melakukan tindakan promosi kepada
lebih baik dibandingkan dengan masyarakat
rumah sakit pesaing
2. Memperkenalkan produk unggulan Melakukan klasifikasi variable tarif
yaitu Pelayanan Jantung Terpadu pelayanan
dengan jejaring di sekitar RS
Graha Makasar guna
meningkatkan kerjasama

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, strategi yang bisa
digunakan adalah strategi Strength – Opportunity, yaitu :
1. Melakukan promosi terkait pelayanan dan produk unggulan ke media
2. Mengadakan training secara rutin untuk tenaga medis untuk mengupdate
pengetahuan terkini
3. Memberikan pelayanan bermutu didukung fasilitas yang telah tersedia
4. meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan
5. Melakukan kalibrasi dan maintenance rutin terhadap fasilitas, terutama peralatan
medis
6. Melakukan terobosan yang menarik, paket pemeriksaan kesehatan, dan tawaran
yang menarik dalam memberikan pelayanan perawatan di RS Graha Makasar

Analisa SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat) diperlukan untuk


mengetahui potensi kita, serta kesiapan kita menghadapi perubahan. Perubahan sendiri
bisa berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Idealnya perubahan lingkungan luar
dapat diantisipasi oleh potensi internal. Kalaupun ada kelemahan internal, dapat diperbaiki
sehingga mampu membaca/menghadapi perubahan eksternal.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


BAB III

ANALISA PELAYANAN (PROGRAM DAN FUNGSI)

Rumah Sakit Graha Makasar adalah Rumah Sakit Umum Kelas B yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis dasar,
4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lainnya dan 2 (dua) subspesialis
dasar serta memiliki layanan unggulan Jantung Terpadu sebagai pembeda dengan RS
disekitar .

Rumah Sakit Graha Makasar merupakan rumah sakit tipe B yang memiliki kapasitas 200
TT. Sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit yang disusun
oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2008.

3.1 Uraian Fasilitas Rumah Sakit


Fasilitas Pada Area Pelayanan Medik dan Perawatan
Ruang Rawat Jalan
Fungsi Ruang Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan
dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk
pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan
pelayanan perawatan. Poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagnosa
dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut di
dalam tahap pengobatan penyakit.
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Kebutuhan sarana pelayanan Rumah Sakit Kelas B terdiri dari:
1) Pelayanan 4 spesialistik dasar yaitu :
 Klinik Penyakit Dalam
 Klinik Anak
 Klinik Bedah
 Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

2) Dipilih 10 pelayanan spesialistik lain terdiri dari :


 Penyakit Mata,

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT),
 Gigi dan Mulut,
 Penyakit Kulit dan Kelamin,
 Penyakit Syaraf,
 Kesehatan Jiwa,
 Rehabilitasi Medik,
 Jantung dan Pembuluh Darah ( Sebagai Layanan Unggulan )
 Paru,
 Ortopedi,
3) dipilih 2 pelayanan dari sub spesialistik, antara lain :
 Anak (antara lain klinik sub spesialis neonatal dan tumbuh kembang, gizi
anak, jantung anak, infeksi tropis anak, haematologi anak, endokrinologi
anak, ginjal anak, neurologi anak, dll)
 Bedah (antara lain klinik sub spesialis bedah digestive, bedah onkologi,
bedah anak, bedah jantung dan pembuluh darah, bedah plastik dan
rekonstruksi, bedah orthopedic, dll)

Konsep dasar poliklinik ditetapkan sebagai berikut :


1. Letak Poliklinik berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai dari bagian
administrasi, terutama oleh bagian rekam medis, berhubungan dekat dengan
apotek, bagian radiologi dan laboratorium.
2. Ruang tunggu di poliklinik, harus cukup luas. Ada pemisahan ruang tunggu pasien
untuk penyakit infeksi dan non infeksi.
3. Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk dan keluar
pasien pada pintu yang sama).
4. Klinik-klinik yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan.
5. Klinik anak tidak diletakkan berdekatan dengan Klinik Paru, sebaiknya Klinik Anak
dekat dengan Kllinik Kebidanan.
6. Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipisahkan.
7. Pada tiap ruangan harus ada wastafel (air mengalir).
8. Letak klinik jauh dari ruang incenerator, IPAL dan bengkel ME.
9. Memperhatikan aspek gender dalam persyaratan fasilitas IRJ.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Ruang Gawat Darurat
Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan
 Melakukan pemeriksaan awal kasus – kasus gawat darurat
 Melakukan resusitasi dan stabilisasi.
 Pelayanan di Ruang Gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan
24 jam secara terus menerus 7 hari dalam seminggu.
 Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kelas B setara dengan unit pelayanan gawat
darurat Bintang III. Yaitu memiliki dokter spesialis empat besar (dokter spesialis
bedah, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis
kebidanan) yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam, dokter umum siaga
ditempat (on-site) 24 jam yang memiliki kualifikasi medik untuk pelayanan GELS
(General Emergency Life Support) dan atau ATLS + ACLS dan mampu memberikan
resusitasi dan stabilisasi Kasus dengan masalah ABC (Airway, Breathing,
Circulation) untuk terapi definitif serta memiliki alat transportasi untuk rujukan dan
komunikasi yang siaga 24 jam.
1. Lingkup Sarana Pelayanan

A. Program Pelayanan pada Ruang Gawat Darurat :

True Emergency (Kegawatan darurat)


1. False Emergency (Kegawatan tidak darurat)

2. Cito Operation.

3. Cito/ Emergency High Care Unit (HCU).

4. Cito Lab.

5. Cito Radiodiagnostik.

6. Cito Darah.

7. Cito Depo Farmasi.


B. Pelayanan Kegawat daruratan pada IGD :
 Pelayanan Kegawat daruratan Kardiovaskuler

 Pelayanan Kegawat daruratan Sistem Pernafasan / Respiratory

 Pelayanan Kegawat daruratan Saraf Sentral / Otak

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Pelayanan Kegawat daruratan Lain antara lain : saluran kemih/prostat, pencernaan,
dll.

Ruang Rawat Inap


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan
pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi pasien, rekam medis,
pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur
kecil/pantry, konsultasi medis).
Pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap mencakup antara lain :
1). Pelayanan keperawatan.

2). Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik).


3). Pelayanan penunjang medik :
Konsultasi Radiologi, Pengambilan Sample Laboratorium, Konsultasi Anestesi, Gizi
(Diet dan Konsultasi), Farmasi (Depo dan Klinik), Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi
dan Konsultasi).

Pelayanan rawat inap di RS GRAHA MAKASAR dibagi menjadi beberapa kelas


sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Pembagian kelasnya adalah sebagai
berikut :
 R. VIP ( 25 Tempat tidur )
 R. Rawat Kelas 1 ( 40 Tempat tidur )
 R. Rawat Kelas 2 ( 50 Tempat tidur )
 R. Rawat Kelas 3 ( 65 Tempat tidur )
 R. Bayi ( 5 Tempat tidur )
 Rawat Khusus (NICU, ICU) (15 Tempat tidur )
 R. Perawat/Nurse Station
 R. Simpan Linen
 R. Pantry
 Spoel Hook
 R. Tunggu
 KM/WC

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Pertimbangan
 Kemudahan pencapaian bagi pengunjung.
 Lokasi pada daerah yang tenang.
 Terpisah dengan kegiatan layanan lain.
 Pemisahan yang jelas antara infeksius dan non infeksius.
 Pemisahan antara Anak dan Dewasa.

Ruang Perawatan Intensif


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Merupakan ruang untuk perawatan pasien yang dalam keadaan belum stabil sehingga
memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera. Ruang perawatan
intensif merupakan unit pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan
yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam.

Pelayanan intensif memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :


1. Resusitasi jantung paru
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator
sederhana
3. Terapi oksigen
4. Pemantauan EKG, pulse oksimetri secara terus menerus
5. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
6. Pemeriksaan laboratorium khusus yang cepat dan menyeluruh
7. Pelaksanaan terapi secara titrasi
Mempunyai kamar tersendiri yang letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat
dan ruang perawatan lain

Ruang Operasi (;COT/Central Operation Theatre)


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan
kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk
memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang operasi harus
dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi.
Pelayanan pembedahan meliputi :

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


1. Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit,
ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi).

2. Bedah umum/ mayor dan bedah digestif.

3. Bedah spesialistik (antara lain: kebidanan, , urologi, orthopedik,bedah umum, bedah


plastik dan reanimasi, bedah anak, kardiotorasik dan vaskuler).

4. Bedah sub spesialistik (antara lain: transplantasi ginjal, mata, sumsum tulang
belakang; kateterisasi Jantung (;Cathlab); dll)

Ruang Kebidanan
Pelayanan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Kelas B meliputi :
1. Pelayanan persalinan.
Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan persalinan kala I,
asuhan persalinan kala II (pertolongan persalinan), dan asuhan bayi baru lahir.
2. Pelayanan nifas.
Pelayanan nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas bermasalah
(post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
3. Pelayanan KB (Keluarga Berencana).
Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi/penyakit kandungan, Fetomaternal,
Onkologi Ginekologi, Imunoendokrinologi, Uroginekologi Rekonstruksi, Obgyn
Sosial.
4. Pelayanan tindakan/operasi kebidanan
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan tindakan, misalnya
ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria, operasi myoma uteri, dll.
5. Dan pelayanan sub spesilistik lainnya di bidang kebidanan dan penyakit kandungan.

Ruang Rehabilitasi Medik


Pelayanan Rehabilitasi Medik bertujuan memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh
semaksimal mungkin kepada penderita sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi dan
kemampuan yang meliputi, upaya pencegahan/ penanggulangan, pengembalian fungsi
dan mental pasien.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Lingkup pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik mencakup :
 Fisioterapi

 Terapi Okupasi (;OT-Occupation Therapy)

 Terapi Wicara (TW) / Terapi Vokasional (;Speech Therapy)

 Orthotik dan Prostetik/ OP

 Pelayanan Sosio Medik/ Pekerja Sosial Masyarakat/PSM

 Pelayanan Psikologi

 Rehabilitasi Medik Spesialistik Terpadu, berada pada unit pelayanan terpadu rumah
sakit (UPT-RS), meliputi : Muskuloskeletal, Neuromuskuler, Kardiovaskuler,
Respirasi, Pediatri, Geriatri

 Pelayanan cidera olahraga

Ruang Radioterapi
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Pelayanan radioterapi meliputi :
 Pelayanan radioterapi eksternal, yaitu pelayanan radioterapi dengan menggunakan
sumber radiasi yang berada di luar tubuh atau ada jarak antara pasien dengan alat
penyinaran.

 Pelayanan brakiterapi, yaitu pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber


yang didekatkan pada tumor.

 Pelayanan radioterapi interstisial adalah pelayanan radioterapi dengan


menggunakan sumber yang dimasukkan dalam tumor.

Fasilitas Pada Area Penunjang dan Operasional


Ruang Farmasi (;Pharmacy)
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Ruang Farmasi direncanakan mampu untuk melakukan pelayanan :
 Melakukan perencanaan, pengadaan dan penyimpanan obat, alat kesehatan
reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai formularium RS.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter baik untuk pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan

 Pendistribusian obat, alat kesehatan, regensia radio farmasi & gas medis.

 Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi obat.

 kegiatan pelayanan unit kesehatan lainnya selama 24 jam.


 Lokasi ruang farmasi menyatu dengan sistem pelayanan RS.

 Antara fasilitas untuk penyelenggaraan pelayanan langsung kepada pasien,


distribusi obat dan alat kesehatan dan manajemen dipisahkan.

 disediakan penanganan mengenai pengelolaan limbah khusus sitotoksis dan obat


berbahaya untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan pengunjung.

 disediakan tempat penyimpanan untuk obat-obatan khusus seperti Ruang untuk


obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika serta obat/ bahan berbahaya.

 Gudang penyimpanan tabung gas medis RS diletakkan pada gudang tersendiri (di
luar bangunan instalasi farmasi).

 Tersedia ruang khusus yang memadai dan aman untuk menyimpan dokumen dan
arsip resep.

 Mengingat luasnya area RS kelas B, maka untuk memudahkan pengunjung RS


mendapatkan pelayanan kefarmasian, disarankan memiliki apotek-apotek satelit
dengan fasilitas yang sama dengan apotek utama.

Ruang Radiodiagnostik
Radiologi adalah Ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan/ imejing
(;imaging technologies) untuk mendiagnosa dan pengobatan penyakit. Merupakan
cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-X (;X-Ray) yang
dipancarkan oleh pesawat sinar-X atau peralatan-peralatan radiasi lainnya dalam
rangka memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan/imejing kedokteran
(;medical imaging).
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Ruang Radiologi melakukan pelayanan sesuai kebutuhan dan permintaan dari unit-unit
kesehatan lain di RSU tersebut. Unit Radiologi dapat pula melayani permintaan dari

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


luar. Pelayanan Radiodiagnostik pada Rumah Sakit Kelas B yaitu terdiri dari
pemeriksaan general X-Ray, fluoroskopi, Tomografi, Angiografi, Ultrasonografi, CT-
Scan, MRI.
 Ruangan gelap dilengkapi exhauster.

 Tersedia pengelolaan limbah radiologi khusus.

Ruang Laboratorium
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Laboratorium direncanakan mampu melayani tiga bidang keahlian yaitu patologi
klinik, patologi anatomi dan forensik sampai batas tertentu dari pasien rawat inap,
rawat jalan serta rujukan dari rumah sakit umum lain, Puskesmas atau Dokter
Praktek Swasta.
Pemeriksaan laboratorium pada Rumah Sakit Kelas B adalah :
 Patologi klinik dengan pemeriksaan :
Hematologi sederhana, Hematologi lengkap, Hemostasis penyaring dan bank darah,
Analisis urin dan tinja dan cairan tubuh lain, Serologi sederhana/ immunologi,
Parasitologi dan mikologi, Mikrobiologi, Bakteriologis air, Kimia Klinik.
 Patologi Anatomi
Histopatologi lengkap, Sitologi lengkap, Histokimia, Imunopatologi, Patologi
Molekuler Forensik, yaitu melakukan pelayanan kamar mayat dan bedah mayat
forensik
 Otopsi forensik, Perawatan/pengawetan mayat, Visum et repertum mayat, Visum et
repertum korban hidup, Medikolegal, Pemeriksaan histopatologi forensik,
Pemertiksaan serologi forensik, Pemeriksaan forensik lain, Toksikologi forensik
Pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas berikut :
 Blood Sampling

 Administrasi penerimaan spesimen

 Gudang regensia & bahan kimia

 Fasilitas pembuangan limbah

 Perpustakaan, atau setidaknya rak-rak buku

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Letak laboratorium/sub laboratorium mudah dijangkau, disarankan untuk gedung RS
bertingkat, laboratorium terletak pada lantai dasar, dan dekat dengan instalasi rawat
jalan, instalasi bedah, ICU, Radiologi dan Kebidanan. Untuk laboratorium forensik
letaknya di daerah non publik (bukan area umum).

Bank Darah / Unit Transfusi darah (BDRS / UTDRS)


Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah unit yang berfungsi sebagai
pengelola penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, mulai dari
pengerahan pendonor sukarela resiko rendah sampai dengan ketersediaan darah aman
serta pendistribusiannya kepada rumah sakit.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Peran UTDRS adalah sebagai berikut :
 Mengerahkan dan melestarikan donor darah sukarela tanpa pamrih dari masyarakat
resiko rendah

 Melakukan seleksi donor darah

 Melaksanakan pemeriksaan golongan darah dan rhesus donor

 Melakukan pengambilan darah donor

 Melakukan uji saring darah donor terhadap penyakit infeksi menular (HIV, Hepatitis
B, Hepatitis C dan sifilis)

 Melakukan pemisahan darah menjadi komponen-komponennya

 Melaksanakan penyimpanan darah sementara

 Melakukan distribusi darah

 Melakukan penyelidikan kejadian reaksi transfusi darah dan kasus inkompatibilitas.

Fungsi BDRS adalah sebagai berikut :


 Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan
telah dikonfirmasi golongan darah.
 Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah.
 Memantau persediaan darah harian/ mingguan.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada kantong darah
donor dan darah resipien.
 Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah resipien.
 Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien kepada petugas rumah sakit yang
diberi kewenangan.
 Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi.

Ruang Diagnostik Terpadu


Ruang diagnostic terpadu memiliki peranan penting dalam mendukung pelayanan
internalisasi diagnostik pencitraan di rumah sakit. Umumnya, ruang diagnostic terpadu
merupakan unit unggulan dalam pelayanan di rumah sakit.
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Pelayanan dalam IDT disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit, jenis
pemeriksaan dengan peralatan pencitraan diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan dengan Ultra SonoGrafi (USG), USG 3 Dimensi, USG 4 Dimensi

2. Pemeriksaan dengan Elektro Kardiogram (EKG)

3. Pemeriksaan dengan Endoscopy

4. Pemeriksaan dengan Electro EEG


5. Pemeriksaan dengan Echo jantung sonografi
6. Treadmil, dll

Persyaratan Khusus
 Lokasi mudah dicapai, berdekatan dengan instalasi rawat jalan.

 Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca film.


Ruangi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Fungsi Ruang Jenazah adalah :
1. Tempat meletakkan/penyimpanan sementara jenazah sebelum diambil keluarganya.

2. Tempat memandikan/dekontaminasi jenazah.

3. Tempat mengeringkan jenazah setelah dimandikan

4. Otopsi jenazah.

5. Ruang duka dan pemulasaraan.

6. Laboratorium patologi anatomi

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Ruang Sterilisasi Pusat (;CSSD/Central Supply Sterilization Departement)
Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) mempunyai fungsi menerima, memproses,
memproduksi, mensterilkan menyimpan serta mendistribusikan instrumen medis
yang telah disterilkan ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan
perawatan dan pengobatan pasien.
Kegiatan utama dalam Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) adalah dekontaminasi
instrumen dan linen baik yang bekas pakai maupun yang baru serta bahan
perbekalan baru. Dekontaminasi merupakan proses mengurangi jumlah pencemar
mikroorgsanisme atau substansi lain yang berbahaya baik secara fisik atau kimia
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut. Proses dekontaminasi meliputi
proses perendaman, pencucian, pengeringan sampai dengan proses sterilisasi itu
sendiri. Barang/ bahan yang didekontaminasi di CSSD seperti Instrumen
kedokteran, sarung tangan, kasa/ pembalut, linen, kapas.
Sistem ini merupakan salah satu upaya atau program pengendalian infeksi di rumah
sakit, dimana merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari kejangkitan
infeksi.
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Kegiatan dalam instalasi CSSD adalah sebagai berikut:
 Menerima bahan, terdiri dari
 Barang/linen/bahan perbekalan baru dari instalasi farmasi yang perlu
disterilisasi.

 Instrumen dan linen yang akan digunakan ulang (;reuse).


 Mensortir, menghitung dan mencatat volume serta jenis bahan, barang dan
instrumen yang diserahkan oleh ruang-ruang lain di RS.

 Melaksanakan proses Dekontaminasi meliputi : perendaman, pencucian dan


pengeringan;

 Melaksanakan proses pengemasan;

 Melaksanakan proses sterilisasi;

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Distribusi; menyerahkan dan mencatat pengambilan barang steril oleh
ruang/unit /Instalasi Rumah Sakit Umum yang membutuhkan.

Ruang Dapur Utama Dan Gizi Klinik


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Sistem pelayanan dapur yang diterapkan di rumah sakit adalah sentralisasi kecuali
untuk pengolahan formula bayi. Ruang Dapur Utama dan Gizi Klinik RS mempunyai
fungsi untuk mengolah, mengatur makanan pasien setiap harinya, serta konsultasi
gizi

Ruang Pencucian Linen/ Londri (;Laundry)


Loundri RS adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (;steam boiler),
pengering, meja, dan mesin setrika.

1. Lingkup Sarana Pelayanan


Kegiatan pencucian linen terdiri dari :
1. Pengumpulan

 Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label.

 Menghitung dan mencatat linen di ruangan.

2. Penerimaan
 Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non-
infeksius.

 Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.


3. Pencucian
 Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan desinfektan.

 Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian
merendamnya dengan menggunakan desinfektan.

 Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


4. Pengeringan

5. Penyetrikaan

6. Penyimpanan

8. Pengangkutan

 Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong


untuk membungkus linen kotor.

 Menggunakan kereta dorong yang berbeda warna dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan desinfektan
setelah digunakan mengangkut linen kotor.

 Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.

 RS yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangutannya dari dan ke


tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
 Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruang-ruang administrasi perkantoran)
dibuatkan akses ke ruang pencucian tanpa melalui ruang dekontaminasi.

 Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen kotor.

9. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima,


kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai
kartu tanda terima.

Ruang Sanitasi
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Kegiatan pada Ruang sanitasi meliputi :
 Pengolahan air limbah rumah sakit dan pemeriksaan kualitas air limbah yang
dilakukan 3-4 kali dalam setahun.

 Pemeriksaan sanitasi di ruang instalasi dapur utama yang dilakukan 3-4 kali
dalam setahun.
 Pemeriksaan kualitas air bersih yang dilakukan 2-3 kali dalam setahun.

 Pemeriksaan kualitas/ kondisi udara di ruang-ruang khusus yang dilakukan 2


kali dalam setahun.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Pemeriksaan emisi incenerator dan generator set yang dilakukan 2 kali dalam
setahun.

 Pembuatan dokumen Implementasi Rencana Pengelolaan Lingkungan dan


Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) setiap 6 bulan sekali.

 Pemantauan, pengawasan dan pengelolaan limbah padat medis (Pewadahan,


pengangkutan dan pembuangan/ pemusnahan limbah padat medis).
 Area penampungan sementara limbah padat medis harus senantiasa dijaga
kebersihan dan kerapihannya

Ruang Pemeliharaan Sarana (Bengkel Mekanikal & Elektrikal /;Workshop)


1. Lingkup Sarana Pelayanan
Tugas pokok dan fungsi yang harus dirangkum unit workshop adalah, sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan dan perbaikan ringan pada :
 Peralatan medik (Optik, elektromedik, mekanis dll)

 Peralatan penunjang medik

 Peralatan rumah tangga dari metal/ logam (termasuk tempat tidur)

 Peralatan rumah tangga dari kayu

 Saluran dan perpipaan

 Listrik dan elektronik.

2. Kegiatan perbaikan-perbaikan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :


Laporan dari setiap unit yang mengalami kerusakan alat

Peralatan diteliti tingkat kerusakannya untuk mengetahui tingkat perbaikan yang


diperlukan kepraktisan teknis pelaksanaan perbaikannya (apakah cukup diperbaiki
ditempatnya, atau harus dibawa ke ruang workshop)

 Analisa kerusakan
 Proses pengadaan komponen/suku cadang
 Pelaksanaan perbaikan/pemasangan komponen
 Perbaikan bangunan ringan
 Listrik/ Elektronik
 Telpon / Aiphone / Audio Visual.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Fasilitas Pada Area Penunjang Umum dan Administrasi
Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Suatu bagian dari rumah sakit tempat dilaksanakannya manajemen rumah sakit.
Terdiri dari :
 Unsur direksi/ pimpinan rumah sakit
 Unsur pelayanan medik
 Unsur pelayanan penunjang medik
 Pelayanan keperawatan
 Unsur pendidikan dan pelatihan
 Administrasi umum dan keuangan
 SDM
 Komite medik
 Komite etik dan hukum.

LAYANAN UNGGULAN

RS Graha Makasar memiliki Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) yang


keterpaduannya meliputi fasilitas, prasarana, maupun SDM, yang menangani
berbagai jenis penyakit jantung dan pembuluh darah pada berbagai usia.
Diharapkan PJT ini dapat menghasilkan layanan spesialistik dan subspesialistik
jantung dan pembuluh darah yang berkualitas, efektif dan efisien sehingga untuk itu
diperlukan tatakelola yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Mengapa ‘penyakit jantung’ dipilih sebagai kekuatan fasilitas RS Graha Makasar?


factor epidemiologi dimana jumlah kasus jantung akan terus meningkat dan
menempatkannya dalam posisi pertama penyebab kematian. Peningkatan jumlah
kasus ini sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan pola hidup orang kota.“Ini
kekuatan kami dalam penanganan pasien-pasien jantung, dan dengan melihat
perkembangan kota besar seperti Makasar, yang akan sangar menonjol adalah

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


kasus jantung. Pangsa pasarnya memang ada, sementara rumah sakit yang
mengembangkan itu tidak banyak."

FASILITAS DAN PELAYANAN


PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
RS GRAHA MAKASAR
Poliklinik Rawat Jalan
Medical Check Up Khusus Jantung
-         Comprehensive Cardiovascular Check Up
-         Basic Cardiovascular Check Up
Pelayanan Jantung Non Invasive (Interventional Cardiology)
 Angiografi Koroner (Coronary Angiography) : Pemeriksaan Pembuluh Darah
Jantung Koroner.
 Angiografi Perifer: Pemeriksaan pembuluh darah otak, ginjal dan tungkai.
 Pelebaran Pembuluh darah Koroner (Percutaneous Transluminal Coronary
Angioplasty / PTCA) dengan pemasangan Stent.
 Pemasangan Balon (Balloon Mitral Valvuloplasty).
 Percutaneous Transluminal Angioplasty (PTA): Pelebaran pembuluh darah
yang menyempit pada kaki, ginjal, aorta, leher, dll.
 Pemasangan alat pacu jantung sementara (Temporary Pace Maker / TPM).
 Pemasangan alat pacu jantung permanen (Permanent Pace Maker / PPM).
 Chronic Total Occlusion (CTO): Pengobatan sumbatan total pada pembuluh
darah jantung.
 Left Atrial Appendage (LAA) Occlusion: Terapi pengobatan ritme detak jantung.
 Mitral Valve Clip: Penutupan katub mitral jantung yang tidak sempurna
 Stem  Cell  Jantung  yang  berkolaborasi  dengan  Fakultas  Kedokteran  UI 
dan RSUPN  Ciptomangunkusumo.
 "The Parachute" merupakan  alat  tindakan  minimal  invasif  untuk pengobatan
pasien dengan gagal jantung kerusakan pada  otot  jantung.
·Pelayanan Pembedahan Jantung (Open Heart Surgery)
 Operasi Bypass Jantung (Coronary Arterial Bypass Grafting / CABG)

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Koreksi Katub Jantung (Valve Repair / Replacement)
 Penggantian pembuluh darah aorta asendens (Bental Operation).
 Operasi Penyakit Jantung bawaan (dari lahir)

BAB IV
ANALISIS KEBUTUHAN SARANA, PRASARANA DAN ALAT (SPA)
PERSYARATAN UMUM BANGUNAN RUMAH SAKIT
Lokasi Rumah Sakit.
Pemilihan lokasi.
(1) Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi,
Lokasi terletak dipusat kota Makasar dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur
dan fasilitas dengan mudah, misalnya tersedia pedestrian, Aksesibel untuk
penyandang cacat
(2) Kontur Tanah
kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan harus
dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga
berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak
bangunan dan lain-lain.
(3) Fasilitas parkir.
Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS 1,5 s/d 2 kendaraan/tempat tidur
(37,5m2 s/d 50m2 per tempat tidur). Tempat parkir dilengkapi dengan rambu parkir.
(4) Tersedianya utilitas publik.
Rumah sakit memiliki utilitas air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur
telepon.
(5) Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
RS dilengkapi dengan persyaratan pengendalian dampak lingkungan antara lain :
 Studi Kelayakan Dampak Lingkungan yang ditimbulkan oleh RS terhadap
lingkungan disekitarnya, dibuat dalam bentuk implementasi Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yang selanjutnya
dilaporkan setiap 6 (enam) bulan (KepmenKLH/08/2006).
 Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan non–infeksius (sampah
domestik).

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste Water Treatment Plant
(HWWTP)). Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan radioaktif
disimpan dalam kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat pembuangan
limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah.

 Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi Radiologi.

 Fasilitas Pengolahan Air Bersih (;Water Treatment Plant) yang menjamin


keamanan konsumsi air bersih rumah sakit, terutama pada daerah yang
kesulitan dalam menyediakan air bersih.
(6) Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain.
 Pasien dan petugas membutuhkan udara bersih dan lingkungan yang tenang.

 Pemilihan lokasi sebaiknya bebas dari kebisingan yang tidak semestinya dan
polusi atmosfer yang datang dari berbagai sumber.

(7) Master Plan dan Pengembangannya.


Setiap rumah sakit menyusun master plan pengembangan kedepan. Review master
plan dilaksanakan setiap 5 tahun.
Massa Bangunan.
 Intensitas antar Bangunan Gedung di RS memperhitungkan jarak antara massa
bangunan dalam RS dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;

 Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;

 Kenyamanan;

 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan;

 Perencanaan RS mengikuti Rencana Tata Bangunan & Lingkungan (RTBL),


yaitu :
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Ketentuan besarnya KDB mengikuti peraturan daerah setempat. Misalkan Ketentuan
KDB suatu daerah adalah maksimum 60% maka area yang dapat didirikan
bangunan adalah 60% dari luas total area/ tanah.
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Ketentuan besarnya KLB mengikuti peraturan daerah setempat. KLB menentukan
luas total lantai bangunan yang boleh dibangun. Misalkan Ketentuan KLB suatu
daerah adalah maksimum 3 dengan KDB maksimum 60% maka luas total lantai
yang dapat dibangun adalah 3 kali luas total area area/tanah dengan luas lantai
dasar adalah 60%.
 Koefisien Daerah Hijau (KDH)
Perbandingan antara luas area hijau dengan luas persil bangunan gedung negara,
diperhitungkan dengan mempertimbangkan daerah resapan air DAN ruang terbuka
hijau kabupaten/kota
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus mempunyai
KDH minimum sebesar 15%.
 Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sepadan Pagar (GSP)
 Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (tata kota yang berlaku).

 Pengembangan RS pola vertikal dan horizontal


Penentuan pola pembangunan RS baik secara vertikal maupun horisontal,
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan RS (;health
needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat
(;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS
(;budget).

Zonasi.
Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi
berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi
dan zonasi berdasarkan pelayanan.
(1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari :
 area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang
komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.

 area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat
jalan.

 area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang
patologi.

(2) Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :


 area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan
luar rumah sakit, misalkan ruang rawat jalan, gawat darurat apotek).

 area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang
menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi,
rehabilitasi medik.

 area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya
area tertutup, misalnya seperti ruang perawatan intensif, ruang operasi, ruang
kebidanan, ruang rawat inap.

(3) Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :


 Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : ruang rawat jalan,
ruang gawat darurat, ruang rawat inap, ruang perawatan Intensif, ruang
operasi, ruang rehabilitasi medik, ruang kebidanan, ruang hemodialisa, ruang
radioterapi, ruang kedokteran nuklir, ruang transfusi darah/bank darah.

 Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : ruang farmasi, ruang
radiodiagnostik, laboratorium, ruang diagnostik terpadu, ruang
sterilisasi/CSSD), dapur utama, laundri, pemulasaraan jenazah dan forensik,
ruang sanitasi, ruang pemeliharaan sarana.

 Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian


Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/
Gudang, Bagian Perencanaan, Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian
Pendidikan dan Penelitian, Bagian Personalia, Bagian Pengadaan, Bagian
Informasi dan Teknologi (IT).

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Persyaratan Menyelenggarakan Rumah Sakit

a. Bangunan Umum
1.Rasio bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 (satu) tempat tidur.
2. Bangunan meliputi :
a. Bangunan atau ruangan untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan kamar
operasi.
b. Bangunan instalasi penunjang medik yang terdiri dari yaitu laboratorium,
radiologi, farmasi dan sterilisasi.
c. Bangunan administrasi, ruang komite medik/ruang tenaga medis, ruang tenaga
keperawatan dan ruang pertemuan staf.
d. Bangunan atau ruangan penunjang sarana rumah sakit meliputi dapur, gudang,
cuci, bengkel, kamar jenazah dan lain sebagainya.
3. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan
ruang isolasi sebagai berikut :
a. Ruang bayi :
 Ruang perawatan minimal 2 m2/ tempat tidur
 Ruang isolasi minimal 3, 5 m2/ tempat tidur
b. Ruang dewasa/ anak :
 Ruang perawatan minimal 4,5 m2/ tempat tidur
 Ruang isolasi minimal 6 m2/ tempat tidur
4 Seluruh bangunan harus memenuhi aspek keselamatan dan keamanan, sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
Aspek keselamatan dan keamanan pasien antara lain :

a. Pegangan sepanjang tangga.


b. Toilet dilengkapi pegangan dan bel
c. Pintu dapat dibuka dari luar.
5 Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebas polusi,
ventilasi, penerangan dan sistem keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan
bencana.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


b. Bangunan Khusus

1. Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawatdarurat 24 jam
dan 7 hari seminggu dengan kemampuan :
 Melakukan pemeriksaan awal kasus – kasus gawat darurat
 Melakukan resusitasi dan stabilisasi.
 Lokasi Gedung IGD mudah diakses langsung oleh masyarakat dari dalam dan
maupun luar rumah sakit dengan tanda-tanda yang jelas.
 Mempunyai pintu masuk dan keluar yang menghadap kejalan dan berbeda
dengan pintu utama, yang dapat diakses langsung oleh ambulans tanpa diundur.
 Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan
pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan : untuk lantai IGD
yang tidak sama tinggi dengan dengan jalan ambulans harus membuat ramp).
 Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung minimal 2
ambulans (sesuai dengan beban RS).
 Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
 Mempunyai area dekontaminasi yang ditempatkan didepan / diluar IGD atau
terpisah dengan IGD.
 Mempunyai area yang dapat digunakan untuk penanganan korban massal akibat
bencana
 Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga :
 Arus penderita dapat lancar dan tidak ada “cross infection”
 Harus dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan
kelas RS
 Kegiatan mudah dikontrol oleh kepala perawat
 Minimal memiliki ruangan untuk :
 Ruang Triase untuk seleksi pasien sesuai dengan tingkat kegawatan
penyakitnya

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Ruang Resusitasi yang cukup luas dan tenang yang berdekatan dengan
ruang triase.
 Ruang tindakan yang terpisah antara tindakan bedah dan non bedah
 Ruang Observasi
 Ruang tunggu untuk publik area yang memiliki toilet
 Ruang administrasi
 Ruang istirahat untuk petugas (dokter & Perawat)
 Memiliki peralatan medis yang dapat digunakan untuk mendiagnosa, menangani,
momonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung
untuk penanggulangan penderita gawat darurat :
 Trauma (Bedah)
 Non Trauma :
 Kegawat daruratan Jantung
 Kegawatdaruratan Penyakit dalam
 Kegawatdaruratan Kebidanan
 Kegawatdaruratan Anak dan neonatus
 Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri,
 Memiliki sarana penunjang pelayanan sebagai berikut (bangunan dapat
bergabung dengan IGD atau terpisah tetapi dapat diakses 24 jam) :
 Penunjang Medis :
Radiologi, laboratorium klinik, depofarmasi dan Bank Darah RS / Instalasi Transfusi
Darah RS

 Penunjang Non Medis :


Komunikasi khusus (telepon, radiomedik) dan ambulans

2. Kamar Operasi
a) Kamar operasi adalah unit kerja tempat dilakukan tindakan operasi.
b) Rancang bangunan kamar operasi harus memenuhi syarat:
1. Mudah dicapai, baik untuk kasus rutin maupun kasus darurat.
2. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan non-
steril.
3. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan sedikit
persimpangan.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


4. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendorong peningkatan disiplin pemakaian baju
steril.

c) Ruangan kamar operasi harus memenuhi syarat :


1. Kamar yang tenang, tempat pasien menunggu tindakan anestesi, dan
dilengkapi dengan fasilitas untuk induksi anestesi.
2. Kamar pulih (recovery).
3. Ruang ganti pakaian petugas pria dan wanita terpisah.
4. Kamar operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi.
5. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, Obat/farmasi termasuk
bahan narkotik.
6. Ruang/tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas pakai
operasi.
7. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang
harus berada di Kamar Operasi dalam jangka lama.
d) Perlengkapan kamar operasi harus memenuhi syarat :
1. Alat pengatur temperatur dan kelembaban yang aman bagi pasien yang
dibius. Peralatan ini diperiksa oleh petugas pemeliharaan (maintenance)
secara teratur.
2. Ada persediaan gas medis yang cukup.
3. Ada pengisap lendir yang berfungsi baik.
4. Ada kotak kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.
5. Cukup tersedia cadangan gas medis, listrik diesel, UPS dan pengisap lendir
yang dapat bekerja bila sumber listrik utama mati.
e) Persyaratan kamar operasi lainnya :
1. Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang kedap air.
2. Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung.
3. Berwarna terang.
4. Tinggi langit-langit rata-rata 2,70 – 3,30 m dari lantai.
5. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


7. Tersedia lampu operasi dengan pemasangan balance/keseimbangan baik
jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan memperhatikan norma.
8. Semua kotak kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1, 40 m
dari lantai.
9. Suhu diusahakan 22 - 25 0 C dan kelembaban 50 - 60%.
10. Pencahayaan 300 - 500 lux, meja operasi 10.000 - 20.000 lux.
11. Ventilasi digunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
12. Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas ke bawah.
13. Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
14. Tidak boleh terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus
dibuat ruang antara.
15. Tersedianya ruangan cuci tangan/scrub-up
16. Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi
perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian
cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ditutup.
17. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit.
18. Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai.
19. Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman.

3. Ruang Laboratorium
a. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang kedap air.
b. Tinggi langit-langit antara 2,70 – 3.30 m dari lantai.
c. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m
d. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai.
e. Semua kotak kontak dan saklar dipasang sekitar meja kerja beton.
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan
tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia.
g. Lokasi mudah dicapai pasien
h. Luas ruangan minimal 30 m2
i. Meja beton dilapisi dengan porselin/ keramik dengan tinggi 0, 80 – 1, 00 m.
j. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


k. Dinding ruang dapur, kamar mandi/toilet dilapisi porselin atau keramik minimal 1,
50 m dari lantai.
l. Dilengkapi wastafel/ tempat cuci
m. Dipasang exhaust fan untuk menghilangkan bau kimia.
n. Ruang harus memiliki pencahayaan yang baik.
o. Ruang harus memiliki ventilasi yang baik.
p. Terdapat penataan ruang (ruang tunggu, ruang penerimaan/ pengambilan
spesimen).
q. Tersedianya sumber air bersih.
r. Sumber listrik yang baik dan aman, voltage yang stabil dan dapat dimonitor.
s. Tersedia sumber gas.
t. Tersedianya unit transfusi darah/bank darah rumah sakit

4. Ruang Sterilisasi
a. Dinding dan langit-langit dari bahan yang kedap air.
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air dan berwarna
terang.
c. Langit-langit terbuat dari bahan-bahan yang kuat.
d. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
e. Ambang bawah jendela minimal 1, 00 m dari lantai.
f. Meja beton dilapisi porselin atau keramik dengan tinggi 0, 80 – 1, 00 m dari
lantai.
g. Semua kotak kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1, 40 m dari
lantai.
h. Gudang untuk ruang sterilisasi harus benar-benar steril.
i. Perlu handswitch untuk sterilisasi dengan kapasitas daya listrik besar.

5. Ruangan Radiologi
a. Ruangan untuk Diagnostik Radiologi (Ruang Radiodiagnostik)
1. Dinding ruangan terbuat dari pasangan batu bata dengan campuran 1
semen : 3 pasir, bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam
(Plumbum/Pb), setebal 2 mm, sebelum diplester minimal setinggi 2 m dari
lantai Atau dinding ruangan terbuat dari beton setebal 15 cm, dengan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


plesteran (bahan beton dari split dengan densitas 2,3 gr/cm 3 atau batu koral
dengan densitas 1,8 gr/cm3.
2. Semua pintu kayu dan kusen bagian dalamnya, harus dilapisi timah hitam
(Pb) setebal 2 mm.
3. Jendela harus minimal setinggi 2 (dua) meter dari lantai ruangan periksa.
4. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah dibersihkan.
5. Langit-langit terbuat dari bahan multiplek, dengan ketinggian 2, 70 meter dari
lantai.
6. Stop kontak khusus untuk pesawat X-ray dipasang pada ketinggian 1,40
meter dari atas lantai.
7. Jendela yang membatasi ruangan X-ray dengan ruang operator memakai
kaca timbal/lead glass dengan ketebalan equivalen 2 mm Pb, ukuran kaca
Pb 40 cm x 60 cm.
8. Tembok pembatas antara ruang X-ray dengan kamar gelap dilengkapi
dengan transfer cassette, dan harus dilapisi plumbum 2 mm .
9. Pemasangan AC pada ruang pesawat X-ray bukan merupakan suatu
keharusan tetapi merupakan anjuran agar pesawat tidak cepat rusak.
10. Kalau pesawat X-ray yang dipasang dalam ruangan ini dilengkapi dengan
fasilitas untuk penyinaran tembus (fluoroscopy) tanpa layar monitor, maka
ruang ini hanya kedap cahaya dan perlu dipasang lampu merah.
b. Kamar Gelap
1. Langit-langit terbuat dari multiplek dengan tinggi 2,70 m dari lantai.
2. Lebar daun pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
3. Semua kotak kontak dan saklar dipasang minimal setinggi 1,40 m dari lantai.
4. Pencahayaan pada kamar gelap menggunakan safelight berwarna merah
tidak merusak film.
5. Perlu adanya persediaan air bersih dan exhause fan dengan pemasangan
yang kedap cahaya.
6. Jika dilengkapi dengan transfer cassette box, maka pemasangan harus
menjamin bahwa sinar X dan cahaya tidak dapat masuk ke kamar gelap.
c. Ruang dengan Radioisotop.
Ruang radioisotop / ruang isolasi harus terpisah dengan ruang tunggu pasien.
Oleh karena memakai sinar pengion berenergi tinggi maka dengan ketebalan
dinding memerlukan perhitungan.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


d. Ruangan untuk melakukan pelayanan radioterapi memerlukan persyaratan dan
penghitungan khusus, berhubungan dengan sinar pengion yang dipakai
berenergi sangat tinggi. Untuk itu mengacu pada standar pelayanan radioterapi .
e. Ruangan untuk melakukan pelayanan kedokteran nuklir memerlukan persyaratan
dan penghitungan khusus, berhubungan dengan radiofarmaka/ radionukleida.
Untuk itu mengacu pada standar pelayanan kedokteran nuklir.
6. Ruang Pendingin untuk ruang gizi/ dapur
a. Luas/besar ruangan minimal dapat menyimpan bahan pangan untuk kebutuhan
selama 3 (tiga) hari.
b. Suhu di dalam ruang pendingin antara –10 C sampai 5 C.
c. Dilengkapi rak untuk menyimpan bahan makanan, dengan tinggi rak paling
bawah antara 20 - 25 cm dari lantai.
d. Bebas tikus dan serangga khususnya kecoa.
7. Kamar Mayat
a. Dinding dilapisi porselin atau keramik.
b. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
c. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna
terang.
d. Dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah.
8. HCU ( High Care Unit )
a. Lokasi : Tergantung dari model yang dipilih
1. Integrated : bergabung dengan Intensive Care Unit ( ICU )
2. Pararel : bersebelahan dengan Intensive Care Unit ( ICU )
3. Separated : terpisah dengan Intensive Care Unit (dapat dibuat di setiap
bagian : bagian bedah, bagian neurologi, penyakit dalam, anak, bagian
kebidanan dll)
b. Disain :
a. Ukuran ruangan per satu tempat tidur minimal 3 x 3 meter untuk satu pasien
b. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)
c. Ventilasi baik
d. Memiliki exhaust fan
e. Pencahayaan cukup
f. Lantai bersih

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


g. Memiliki sumber energi listrik cadangan
h. Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan
i. Jumlah tempat tidur disesuaikan dengan kebutuhan
j. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)
k. Memiliki wastafel untuk 1 (satu) ruangan

9. Kamar Isolasi
Disain :
a. Pasien didalam satu ruangan tersendiri, bila tidak tersedia, penempatan pasien
dapat secara kohorting dan jarak antar tempat tidur minimal 2 meter dan disekat
b. Ruangan bertekanan negatif dengan 6 – 12 ACH per jam atau menggunakan
HEPA filter
c. Pintu harus tertutup
d. Jendela berukuran tinggi 0,5 m dan lebar 0,5 m, membuka keluar dan tidak
mengarahkan ke daerah publik
e. Alur masuk tidak sama dengan alur keluar
f. Memiliki ruang ganti anteroom
g. Memiliki kamar mandi pasien dan petugas
h. 1 wastafel tiap 6 TT
i. Kamar Isolasi Khusus misalnya : Avian Influenza, kamar mandi petugas
dilengkapi dengan shower
10. ICU (Intensive Care Unit)
a. Prasarana
1. Lokasi : Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih,
berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat,
laboratorium dan radiologi
2. Disain : Standar ICU yang memadai ditentukan disain yang baik dan
pengaturan ruang yang adekuat
a. Bangunan ICU :
 Terisolasi (dirancang khusus agar terhindar dari faktor luar ruang,
misal: bakteri, udara kotor, kebisingan suara, dll)

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Mempunyai standar tertentu terhadap : Bahaya api, Ventilasi,AC,
Exhaust Fan, Pipa air, Komunikasi, Bakteriologis, Kabel monitor
 Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata
b. Area Pasien:
 Unit terbuka 12 – 16 m2/ tempat tidur
 Unit tertutup 16 – 20 m2/ tempat tidur
 Jarak antara tempat tidur : 2 m
 Unit terbuka mempunyai 1 (satu) tempat cuci tangan setiap 2 tempat
tidur
 Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan
 Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU. ICU
tersier paling sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompa hisap dan
minimal 16 stop kontak untuk tiap tempat tidur
 Pencahayaan cukup dan adaekuat untuk observasi klinis dengan
lampu TL day light 10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur
menjamin kenyamanan pasien dan personil. Disain dari unit juga
memperhatikan privasi pasien.
c. Area Kerja
 Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual
perawat dengan pasien
 Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan
penyimpanan obat dan alat (termasuk alat pendingin)
 Ruang yang cukup untuk mesin X- Ray mobile dan mempunyai negatif
skop
 Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain, komputer dan koleksi
data, juga tempat untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang
yang cukup untuk resepsionis dan petugas administrasi
d. Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan/ AC yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22 0-250 C kelembaban 50
– 70 %
e. Ruang Isolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri
f. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Untuk menyimpan monitor, ventilator, pompa infurs dan pompa syringe,
peralatan dialistis, alat-alat sekali pakai, cairan, penggantung infus, troli,
penghangat darah, alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan
alat bersih
g. Ruang tempat pembuangan alat/ bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan
dan pembersihan pispot dan botol urine. Disain unit menjamin tidak ada
kontaminasi

h. Ruang perawat
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang
bertugas dan pimpinannya
i. Ruang staf Dokter
Tempat kegiatan organisasi admistrasi termasuk kantor Kepala Bagian
dan staf , dan kepustakaan
j. Ruang tunggu keluarga pasien
k. Laboratorium
Harus dipertimbangkan pada unit yang tidak mengandalkan pelayanan
terpusat
b. Peralatan
1. Jumlah dan macam peralatan bervariasi tergantung tipe, ukuran dan fungsi
ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikan dengan standar
yang berlaku
2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat
3. Peralatan dasar meliputi:
 Ventilator
 Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas
 Alat hisap
 Peralatan akses vaskuler
 Peralatan monitor invasif dan non invasif
 Defibrilator dan alat pemacu jantung
 Alat pengatur suhu pasien
 Peralatan drain thorax
 Pompa infus dan pompa syringe

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Peralatan portable untuk transportasi
 Tempat tidur khusus
 Lampu untuk tindakan
 Continous renal replacement theraphy
5. Peralatan lain (seperti peralatan hemodialisa dan lain-lain) untuk prosedur
diagnostik dan atau terapi khusus hendaknya tersedia bila secara klinis ada
indikasi dan untuk mendukung fungsi ICU.
6. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan para medik perlu tersedia
untuk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untuk mengatasi
apabila terjadi malfungsi.
7. Peralatan monitoring (termasuk peralatan portable yang digunakan untuk
transportasi pasien), meliputi :
2) Tanda bahaya kegagalan pasokan gas
3) Tanda bahaya kegagalan pasokan oksigen
Alat yang secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan
pasokan oksigen, yang selalu terpasang di ventilator
4) Pemantauan konsentrasi oksigen
Diperlukan untuk mengukur konsentrasi oksigen yang dikeluarkan oleh
ventilator atau sistem pernafasan
5) Tanda bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem pernafasan
Pada penggunaan ventilator otomatis, harus ada alat yang dapat segera
mendeteksi kegagalan sistim pernafasan atau ventilator secara terus-
menerus
6) Volume dan tekanan ventilator
Volume yang keluar dari ventilator harus terpantau. Tekanan jalan nafas
dan tekanan sirkuit pernafasan harus terpantau terus menerus dan dapat
mendeteksi tekanan yang berlebihan
7) Suhu alat pelembang (humidifier)
Ada tanda bahaya bila terjadi peningkatan suhu udara inspirasi
8) Elektrokardiograf
Terpasang pada setiap pasien dan dipantau terus menerus
9) Pulse oximeter
Harus tersedia untuk setiap pasien di ICU
10)Emboli udara

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Apabila pasien sedang menjalani hemodialisis, plasmapheresis atau alat
perfusi harus ada pemantauan untuk emboli udara
11)Bila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk mengukur variabel
fisiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekanan arteri pulmonalis,
curah jantung, tekanan inspirasi dan aliran jalan nafas, tekanan
intrakaranial, suhu, transmisi neuromuskular, kadar CO 2 ekspirasi

ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN ALAT PADA RUMAH SAKIT GRAHA


MAKASAR

1. Ruang Gawat Darurat :


a. Sarana :
 Unit gawat darurat sebagai unit tersendiri
 Kamar tindakan untuk pelayanan darurat medik, bedah dan darurat
obstetrik ginekologi
 Ruang untuk resusitasi
 Sarana komunikasi internal dan eksternal
 Ambulans untuk rujukan
b. Alat Medis
 Brankard  Klinik set
 Emergency strecher  ETT dewasa dan anak
 EKG  Laringskopi dewasa dan anak
 Emergency kit (doctor’s blue)  Magil forcep
 Nebulizer  Pipe orofaring
 Defibrilator  Tabung oksigen
 Operating lamp  Manometer
 Sterilizer  Infuse set
 Suction pump  Minor surgery
 Anesthesi apparatus  Partus set
 Tensimeter  NGT
 Stetoskop  Urine cath
 Termometer  Pulse oximetry
c. Alat non medis

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Kursi ruang tunggu  Bel pasien
 Meja kerja  Locker
 Kursi kerja  Telepon dan fax
 Mesin kasir  Radio komunikasi HT
 Komputer  Ambulans
 Printer  Mobil jenazah
 Lampu

2. Ruang Rawat Jalan


a. Sarana :
 Klinik Anak
 Klinik Kebidanan
 Klinik Penyakit Dalam
 Klinik Bedah
 Klinik Gigi dan Mulut
 Klinik THT
 Rehabilitasi medik anak dan dewasa
 Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
b. Alat Medis
 Meja periksa  Diagnostik set
 Timbangan badan  Film viewer
 Tensimeter  IUD set
 Stetoskop  Dental unit
 Doppler  Instrumen gigi dan mulut : besar
 Pap smear kit dan kecil
 USG  Dental material
 Lampu periksa  Set orthodontik
 Senter  Otoskopi
 Palu refleks  Rhinoskopi
 Termometer  ENT unit
 Sendok penekan lidah  ENT diagnostic instrument
 Pengukur panjang bayi  Audiometer

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Headlight  Nebulizer
RS Graha Makasar juga menyediakan alat-alat canggih yang berhubungan
dengan penyakit jantung seperti, alat intravascular ultrasound, yakni semacam USG
yang sangat kecil sehingga dapat dimasukkan melalui pembuluh darah koroner guna
mendeteksi plak. Dengan mengetahui morfologi dari plak dapat ditentukan tindakan
pengobatan yang paling tepat.
RS Graha Makasar juga memiliki alat Cath Lab (ENOVA) dari General Electric,
yang berfungsi untuk melihat gambaran pembuluh darah koroner secara menyeluruh
dan untuk selanjutnya dilakukan tindakan intervensi jika terjadi penyempitan pada
pembuluh darah itu. Keistimewaan alat ini memiliki resolusi yang tinggi, sehingga
gambar yang dihasilkan cukup baik. Begitu juga rendahnya tingkat radiasi sinar X
serta dapat digunakan untuk melakukan kateterisasi dengan berbagai posisi makin
menambah daftar keistimewaan alat ini
c. Alat non medis
 Kursi ruang tunggu
 Meja kerja
 Kursi kerja
 Mesin kasir
 Komputer
 Printer
 Lampu
 Mesin nomor antrian
 Telepon
3. Ruang Rawat Inap
a. Sarana :
 Rawat Inap Kelas VIP
 Rawat Inap Kelas I
 Rawat Inap Kelas II
 Rawat Inap Kelas III
b. Alat Medis
 Tempat tidur pasien  Over bed table
 Bed side cabinet  Tensimeter

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


 Stetoskop
 Senter
 Palu refleks
 Termometer
 Film viewer
 IUD set
 Emergency set
 Infus pump
 Syringe pump
 EKG
 Saturasi oksigen
 Nebulizer

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


c. Alat non medis

 Kursi ruang tunggu  Printer


 Kursi penunggu pasien  Lampu
 Meja kerja  Bel pasien
 Kursi kerja  Locker
 Mesin kasir  Lemari pasien rawat inap
 Komputer  Telepon/fax

4. Ruang Operasi
a. Sarana :
 Ruang operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi
 Ruang pulih sadar (recovery room)
 Ruang scrub
 Ruang pra-anestesi
 Ruang sterilisasi
 Ruang menyimpan peralatan
 Ruang penyimpanan lines bekas pakai
 Ruang ganti petugas
 Ruang staf jaga
b. Alat Medis
 Anestesi APP  Laser coagulator
 Operating lamp  Refrigerator
 Operating table  Infusion pump
 Electro surgery  UV sterilizer
 Suction pump  Ultrasound cleaner
 Respirator  USG
 Defibrilator  Mobile operating lamp
 Autoclave
c. Alat non medis
 Kursi ruang tunggu  Komputer
 Meja kerja  Printer
 Kursi kerja  Lampu
 /Tempat tidur petugas  Locker
5. Ruang rawat inap khusus (NICU dan ICU)
a. Sarana :
 Ruang khusus pasien
 Ruang peyimpanan peralatan dan barang bersih
 Ruang tempat pembuangan barang kotor
 Laboratorium terpusat
b. Alat Medis
 Ventilator
 Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan napas
 Suction
 Bed side monitor invasif dan non-invasif
 Defibrilator
 Stetoskop
 Drain thorax
 Infus pump
 Syringe pump
 Tempat tidur khusus
 Lampu tindakan
 Continous renal replacement
 Forsep magil
 Tounique untuk pemasangan akses vena
 Alat pemantauan untuk tekanan darah non invasif, EKG, pulse
oxymetry, kapnografi
c. Alat non medis
 Kursi ruang tunggu
 Meja kerja
 Kursi kerja
 Komputer
 Printer
 Lampu
 Locker
BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN SDM
Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dengan adanya berbagai
jenis layanan yang saling tekait satu dengan yang lain. Meskipun layanan medis
merupakan layanan utama di rumah sakit, namun demikian layanan medis tidak
dapat berdiri sendiri tanpa layanan penunjang dan serangkaian kegiatan
administratif yang mengikutinya. Hal tersebut mengharuskan rumah sakit untuk
mengumpulkan berbagai macam kualifikasi dan profesi sumberdaya manusia.
Selain jenis layanan, yang membuat rumah sakit semakin kompleks adalah
sebagian besar pelanggan yang dilayani adalah orang sakit.

Dengan kondisi tersebut, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor


yang sangat penting dalam organisasi rumah sakit. Sumber daya manusia
merupakan ujung tombak dalam semua industri jasa. Kepuasan pelanggan akan
sangat dipengaruhi oleh layanan yang diberikan oleh para pemberi layanan
tersebut. Untuk menghasilkan layanan yang memuaskan, sangat penting untuk
memperhatikan kepuasan para pemberi layanan atau dengan kata lain, karyawan
yang puas akan dapat memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggan.

Adanya penerapan kemajuan teknologi peralatan kesehatan yang modern di


rumah sakit juga harus diimbangi dengan penyediaan SDM yang kompeten dan
berkualitas. Pendidikan dan pelatihan SDM penting dalam menciptakan SDM yang
unggul sesuai dengan kompetensinya. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
bagi SDM rumah sakit memang membutuhkan biaya cukup besar. Namun perlu
diingat bahwa di semua lini industri jasa, investasi SDM yang berkualitas akan
sangat bernilai terutama bila menyangkut skill pelayanan tertentu, misalnya :
perawat mahir kamar operasi atau intrumenteur alat medis canggih.

Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya manusia


yang tepat dan cermat agar pasien dan pemberi layanan mendapatkan sesuai yang
diharapkan. Dan dari sisi penyedia layanan (rumah sakit) dapat menggunakan
seluruh sumber dayanya dengan tepat. Berikut ini akan digambarkan perencanaan
pengelolaan sumber daya manusia untuk RS GRAHA MAKASAR diawali dengan
gambaran kebutuhan dan pemenuhan SDM, rencana struktur organisasi rumah
sakit yang ada.
KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN SUMBER DAYA MANUSIA RS GRAHA
MAKASAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor NOMOR 56


TAHUN 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, acuan mengenai komposisi SDM RS
kelas B adalah sebagai berikut :

Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas:


a. tenaga medis;
b. tenaga kefarmasian;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kesehatan lain;
e. tenaga nonkesehatan.
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:
a. 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang;
e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
f. 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
subspesialis; dan
g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut.
Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
d. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2
(dua) orang tenaga teknis kefarmasian;
e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua)
orang tenaga teknis kefarmasian;
f. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban
kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit; dan

g. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap


melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh
tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja
pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan jumlah tempat tidur pada
instalasi rawat inap. Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

Perhitungan kebutuhan SDM RS GRAHA MAKASAR didasarkan dari berbagai


metode dengan lebih menekankan pada perhitungan kebutuhan berdasarkan
estimasi jumlah pasien dengan beberapa penyesuaian agar sesuai dengan
kebutuhan sebuah rumah sakit. Dalam penentuan jumlah SDM ini, diberikan
beberapa estimasi, dan penyesuaian berikut ini :

- Peta instalasi rawat inap, di awal pendirian hingga tahun ke-5 jumlah tempat
tidur RS GRAHA MAKASAR adalah sebanyak 200 TT dan diasumsikan bed
occupancy rationya (BOR)-nya adalah 40 %
- Setiap BOR mencapai angka 70 % atau lebih, rumah sakit menambah
jumlah tempat tidurnya. Pada perhitungan kebutuhan SDM ini penambahan
TT diasumsikan terjadi pada tahun ke-5.

Pada awal pendirian hingga tahun ke-10 kunjungan rawat jalan di RS GRAHA
MAKASAR diperhitungkan berkisar antara 30-40 pasien per-klinik per hari. Jumlah
kurang lebih tersebut diasumsikan merupakan jumlah puncak dan tidak
bertambah lagi karena disesuaikan dengan pertumbuhan penduduk dan wilayah
cakupan RS GRAHA MAKASAR

Penyesuaian yang dilakukan dalam perhitungan ini adalah penyesuaian jumlah


SDM perawat dan SDM lainnya yang berkaitan dengan sistem kerja shift sehingga
dibutuhkan jumlah minimal untuk memenuhi sistem shift tersebut. Fokus utama
perhitungan SDM pada awal pendirian RS GRAHA MAKASAR ini adalah
kebutuhan untuk pelayanan medis dan penunjang medis. Dari beberapa metode
yang ada, yang dipilih untuk perhitungan SDM khususnya tenaga perawat adalah
metode yang didasarkan pada estimasi jumlah pasien yang dilayani. Pemilihan
metode ini bertujuan agar rumah sakit tidak dibebani dengan jumlah SDM yang
terlalu banyak.

Kebutuhan SDM Pelayanan Medis


Kebutuhan SDM untuk pelayanan medis harus menjadi perhatian utama, karena
pelayanan medis merupakan core bussines di rumah sakit. Gambaran kebutuhan
SDM pelayanan medis RS GRAHA MAKASAR disajikan pada tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.2 Kebutuhan SDM Pelayanan Medis

Unit/Instalasi/ Tahun 1- 4 Tahun 5-7 Tahun 8-10 Keterangan


Bagian Tenaga Paramedis Tenaga Paramedis Tenaga Paramedis
Medis Keperawatan Medis Keperawatan Medis Keperawatan
dan Bidan dan Bidan Dan Bidan
IGD dan HCU 10 15 10 15 10 15
Rawat Inap 20 60 60
Perinatologi & 12 20 25
NICU
Kamar 6 8 8
Bersalin
Poli Umum 12 20 12 20 12 20
Poli 5 10 5 10 5 10
Kebidanan
Bedah 4 6 4 6 4 6
Poli Penyakit 5 10 5 10 5 10
Dalam
Poli Gigi 3 6 3 6 3 6
Poli Jantung 6 10 8 10 8 10 Unggulan
Ruang
Operasi
Dokter 3 3 3
Anestesi
Perawat 6 10 10
anestesi
Asisten 6 8 8
Operasi 6 8 8

Instalasi Gawat Darurat dan High Care Unit (HCU)

Kebutuhan SDM khususnya tenaga dokter, sejak awal pendirian sudah dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan minimal yaitu 5 orang dokter dalam 3 shift (1 orang
setiap shift) sedangkan untuk perawat dengan jumlah 5 orang setiap shift.

SDM yang dialokasikan untuk IGD dan HCU adalah 15 perawat yang dibagi
dalam 3 shift yang sudah terlatih kegawatdaruratan.

Rawat Inap
Kebutuhan tenaga dokter untuk rawat inap dipenuhi dengan sistem dokter tamu
(visite). Sedangkan kebutuhan perawat, pada awal pendirian dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan jumlah pasien dengan 100 TT dan BOR 40 % yaitu 40 orang
dengan perbandingan 1 perawat : 2 TT. Pada tahun ke 5, kebutuhan tenaga
perawat bertambah sesuai dengan ditambahnya jumlah TT menjadi 200 TT
dengan BOR 60 %. Sehingga setelah tahun ke 5, jumah perawat menjadi 60
orang (1 TT : 2 perawat). Terkait jumlah bidan, penambahannya selain untuk
kamar bersalin juga untuk ruang nifas yang secara umum kebutuhan bidan
sampai pada tahun ke-5 adalah 8 orang (1 shif sebanyak 2 orang bidan).

Rawat Jalan

Kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan pada awal pendirian hingga tahun ke-10
diperkirakan tidak terlalu tinggi. Perkiraan maksimum jumlah pasien rawat jalan
per hari pada satu klinik (khusus klinik umum dan Jantung) adalah 40 pasien.
Sedangkan klinik yang lain berkisar antara 25-40 pasien per hari per klinik. Untuk
melayani jumlah pasien tersebut, kebutuhan SDM dapat dipenuhi dengan jumlah
minimal yaitu 1 dokter didampingi oleh 2 orang tenaga perawat kecuali untuk klinik
kebidanan dibantu 1 bidan. Tenaga dokter umum dan dokter gigi menggunakan
dokter tetap, sedangkan dokter spesialis dengan dokter tamu.
Ruang Operasi
SDM kamar operasi merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pada 1 kamar
operasi dibutuhkan 4 komponen SDM yang harus ada, yaitu dokter anestesi,
perawat anestesi, asisten bedah dan perawat instrumen.

Pada perhitungan, untuk RS GRAHA MAKASAR ini, SDM selain dokter untuk
kamar operasi dipenuhi dengan jumlah minimal yaitu masing- masing 2 orang
untuk 1 shif saja (pagi) diluar waktu tersebut dilakukan sistem on call. Dokter yang
melakukan operasi adalah dokter yang bertugas di rawat jalan. Pada awal
pembangunan didesain 4 kamar operasi dan mempunyai dokter anestesi tetap.

Kebutuhan SDM Penunjang Medis

Unit penunjang bagi sebuah rumah sakit sama pentingnya dengan unit pelayanan
medis. Unit penunjang di rumah sakit memegang peranan penting dalam
menciptakan mutu pelayanan medis yang baik. Gambaran kebutuhan SDM unit
penunjang medis RS GRAHA MAKASAR disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Kebutuhan SDM Pelayanan Penunjang Medis

Unit/Instalasi/ Tahun 1- 4 Tahun 5-7 Tahun 8-10 Keterangan


Bagian
Radiologi 15 20 25
Gizi 8 15 20
Laboratorium 15 20 25
Farmasi 40 40 45

.Untuk unit gizi, selain untuk pengaturan diet, unit ini bisa langsung dinilai oleh pasien
berkaitan dengan masakan yang disajikan dan pelayanan yang baik. Berdasarkan hal
tersebut, maka untuk unit gizi ini, untuk setiap shift harus dipenuhi dengan komposisi
3 orang untuk ahli masak yang juga bertugas untuk distribusi ke pasien dan dikepalai
oleh seorang ahli gizi. Shift kerja diatur dengan 3 shift, pagi (05.00 – 13.00) siang
(13.00 – 21.00) dan malam ( 21.00 – 07.00 ). Untuk unit laboratorium dengan
pembagian 3 shift karena harus 24 jam maka dibutuhkan 4 orang tenaga analis medis
sedangkan unit farmasi direncanakan 4 orang apoteker dan 8 orang pelaksana
farmasi.

Kebutuhan SDM Unit Penunjang Non Medis

Selain penunjang medis, kebutuhan SDM untuk penunjang non medis sangat
berkaitan dengan kebutuhan SDM yang dapat digambarkan pada tabel berikut
ini :

Tabel 4.4 Kebutuhan SDM Pelayanan Penunjang Non Medis

Unit/Instalasi/ Tahun 1- 4 Tahun 5-7 Tahun 8-10 Keterangan


Bagian
Sanitary 4 4 4

Laundry 6 6 6
Pemeliharaan 3 3 6
Sarana
Keamanan 10 12 15
Parkir 0 0 0
Kebersihan 40 40 40
Sopir 4 4 4
Ambulance

Sanitasi merupakan komponen penting di rumah sakit yang harus dikelola dengan
baik dan benar, sehingga rumah sakit akan selalu bersih baik secara fisik, biologis
maupun klinis. Untuk itu dibutuhkan tenaga khusus dengan latar pendidikan yang
tepat akan mengelolanya. Pada GRAHA MAKASAR dengan kapasitas 200 TT,
dengan perencanaan yang sudah dibuat maka tenaga sanitarian yang dibutuhkan
sebanyak 4 orang.

Tenaga Laundry untuk RS GRAHA MAKASAR direncanakan dengan jumlah


tenaga 3 orang per shift untuk 2 shift kerja per hari, dengan pengaturan shift yaitu
shift pagi (05.00 – 13.00) dan shift siang (13.00 – 21.00). Bila dengan peningkatan
jumlah rawat inap jumlah tersebut kurang maka ditambahkan personil setelah
tahun ke-5.

Kelompok penunjang non medis berikutnya adalah rekam medis, pemeliharaan


sarana, keamanan dan kebersihan. Tenaga pemeliharaan sarana direncanakan
sebanyak 3 orang dengan jam kerja sebanyak 8 jam dan diluar waktu tersebut
dilakukan dengan sistem on call. Untuk tahun ke-5 tenaga IPS ditambah 2 orang
seiiring dengan peningkatan utilisasi alat medis maupun peningkatan kuantitas
alat medis di rumah sakit.

Keamanan diatur dengan 3 shift masing-masing 8 jam per shift. Dengan model
bangunan yang dimiliki oleh RS GRAHA MAKASAR dengan tiga pintu keluar, maka
dapat menghemat jumlah tenaga keamanan. Tenaga keamanan direncanakan sebanyak 4
orang untuk 3 shift

Tenaga kebersihan direncanakan sebanyak 3 orang dengan jam kerja tenaga


kebersihan diatur 12 jam sehari yaitu jam 05.00 sampai dengan jam 17.00.

Tenaga sopir ambulance dibutuhkan 4 orang yang diatur dalam 3 shift kerja sehari dengan
7 jam setiap shift.

Kebutuhan SDM Administrasi

Sejalan dengan perencanaan pengelolaan rumah sakit yang baik pada sisi
pelayanan medis dan unit penunjang, unit lain yang tak kalah pentingnya adalah
tenaga administrasi. Peranan tenaga administrasi juga mempengaruhi kecepatan
pelayanan sehingga juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Selain itu,
fungsi pendokumentasian kegiatan rumah sakit dilakukan oleh tenaga
administrasi. Fungsi pendokumentasian akan sangat berguna untuk menetapkan
perencanaan di masa yang akan datang. Tabel berikut menyajikan gambaran
tenaga administrasi dan rencana pemenuhannya.

Tabel Kebutuhan SDM Administrasi


Unit/Instalasi/ Tahun 1- 4 Tahun 5-7 Tahun 8-10 Keterangan
Bagian
Umum dan 5 5 5
Kepegawaian

Keuangan 5 5 5
Kasir 20 20 20
Rekam Medik 10 10 10
Resepsionis 10 10 10
Rawat Jalan

ANALISIS STAKEHOLDER

Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek RS GRAHA MAKASAR ini adalah :

a. Owner / Equity Investor (Pemilik Proyek)


b. Pemerintah
c. Lender/Bank
d. Insurance Company
e. Manajemen RS
f. Costumer / Pasien
g. Kontraktor Utama
h. Konsultan
i. Supplier Medis
j. Dokter Tamu
k. Supplier Farmasi

Setiap pihak dalam proyek RS GRAHA MAKASAR ini memiliki tugas, hak dan
kewajiban atas perannya didalam proyek.

Owner / Equity Investor (Pemilik Proyek)


Pemilik proyek pada RS GRAHA MAKASAR ini adalah PT. GRAHA JAYA dan
bertindak sebagai pihak pemrakarsa proyek (pemilik ide), dimana pada dasarnya
pemberi tugas sebagai pihak yang awam menyampaikan maksud dan
kehendaknya untuk membangun kepada mereka yang terpercaya dan dikenal
memiliki keahlian dibidang konstruksi. Ahli konstruksi yang dipercaya tersebut
ditugaskan untuk menuangkan prakarsa pemberi tugas kedalam bentuk gagasan
rancangan (desain) dan kemudian sekaligus membangunnya (diwujudkan secara
fisik).

Dengan didasarkan atas asas saling pecaya secara profesional (trust worthy)
mereka membentuk kesepakatan. Ahli konstruksi memberikan pelayanan jasa
melalui keahliannya sedangkan pemberi tugas menyediakan imbalan tertentu atas
pelayanan yang diberikan tersebut.

Tugas dan wewenang owner / equity investor antara lain :

1. mengurus administrasi dan perijinan pelaksanaan proyek pada pihak-pihak yang


berkesesuaian, baik kepada pemerintah maupun kepada pihak yang terkait lainnya.
2. memilih tim pembangunan proyek bertanggung jawab dalam pendanaan proyek
sesuai dengan kesepakatan kontrak
3. memberikan data-data yang dibutuhkan kepada konsultan
4. mempersiapkan dokumen lelang dan kelengkapan lelang
lainnya menentukan pemenang lelang
5. memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan
6. menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap perubahan pekerjaan

Sedangkan hak dari pihak owner adalah menerima laporan pertanggungjawaban


dari pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek ini

Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini merupakan pihak yang bertugas sebagai regulator,
pihak yang mengeluarkan peraturan atas tata guna lahan, perpajakan dan
perizinan. Seluruh kegiatan proyek harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam kegiatan proyek pembangunan RS GRAHA MAKASAR ini, pemerintah


terkait adalah Dinas Tata Kota Kabupaten Makasar yang mengeluarkan peraturan
tentang Intensitas Ruang untuk Pemanfaatan Bangunan yang menuntun pihak
perencana agar dapat merencanakan bangunan sesuai dengan peruntukkannya.
Selain itu juga terlibat Dinas Kesehatan yang mengeluarkan perizinan tentang
pembangunan rumah sakit ini. Pada saat pengoperasian rumah sakit juga terlibat
Dinas Kebersihan yang berkewajiban untuk melakukan pengangkutan atas
sampah rumah sakit (bukan berbahaya) maupun sampah berbahaya yang telah
mengalami pengolahan sebelumnya dan juga Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Makasar yang mengeluarkan rekomendasi Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Kewajiban dari pemerintah adalah :

 Mengeluarkan perizinan yang menjamin bahwa peruntukkan bangunan sesuai


dengan rencana tata ruang
 Menjamin bahwa bangunan yang didirikan memiliki fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan bangunan itu sendiri (misalnya : rumah sakit memiliki fasilitas
pengolahan limbah, dll)

Hak dari pemerintah adalah :

 Menerima pembayaran pajak atas objek yang dikenai pajak


 Mengeluarkan surat penyegelan atas bangunan apabila ditemukan bangunan
tidak sesuai dengan rencana awal dan peraturan yang berlaku sesuai dengan
hukum yang berlaku.

Lender

Merupakan badan atau lembaga yang dapat meminjamkan dana kepada proyek
dalam proses pembangunan sebagai tambahan dana selain ekuitas pemilik
proyek. Lender ini biasanya berupa bank, asuransi, leasing company atau
lembaga keuangan lainnya.

Kewajiban dari Lender adalah :

 Memberikan sejumlah uang sesuai dengan kontrak yang ada


 Membuat surat perjanjian di atas materai tentang perjanjian pinjaman agar tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari

Hak dari lender adalah :

 Mendapatkan pembayaran atas uang yang dipinjam sesuai dengan perjanjian


diawal
 Mendapatkan bunga atau keuntungan atas uang yang dipinjamkan sesuai dengan
perjanjian
 Mendapatkan jaminan bahwa uang yang dipinjam akan kembali sesuai dengan
perjanjian
 Proyek yang meminjam dana kepada lender berkewajiban
untuk membayarkan

Insurance Company

Perusahaan asuransi disini adalah pihak yang diberikan kepercayaan oleh owner
atas investasi yang dimilikinya yaitu bangunan dan alat-alat medisnya

Kewajiban dari perusahaan asuransi ini adalah :

 Memberikan jaminan atas bangunan dan alat-alat medis


 Memberikan penggantian kerugian apabila bangunan ataupun alat-alat medis
mengalami gangguan fungsi/kerusakan sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan

Hak dari perusahaan asuransi adalah :

 Mendapatkan pembayaran premi atas perlindungan yang diberikan kepada aset


yang dimiliki oleh rumah sakit
 Menolak membayarkan pengganti atas kerugian apabila tidak sesuai dengan
perjanjian

Manajemen Rumah Sakit

Manajemen Rumah Sakit merupakan pihak yang melakukan pengelolaan dan


kegiatan operasional atas proyek RS GRAHA MAKASAR ini. Untuk mendukung
kegiatan manajemen rumah sakit diperlukan perangkat organisasi yang terdiri dari
departemen-departemen yang bertanggung jawab atas bagiannya masing-
masing.

Kewajiban dari Manajemen Rumah Sakit adalah :

 Mengelola, mengoperasikan melakukan tindakan yang dapat memberikan


keuntungan kepada Proyek RS GRAHA MAKASAR.
 Membuat peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh pihak di RS GRAHA
MAKASAR selama masa operasional.
 Membuat laporan bulanan yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak
owner / pemilik modal.
 Menjaga kualitas, mutu dan nama baik RS GRAHA MAKASAR
 Membuat program-program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan program
 Membuat program pendidikan dan pelatihan bagi para dokter maupun pekerja
medis lainnya untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas medis
 Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pasien
 Memberikan informasi pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat untuk
meningkatkan jumlah pasien

Hak dari pihak Manajemen Rumah Sakit adalah :

 Menerima pembayaran atas pelayanan medis yang diterima dari pasien


 Melakukan pengelolaan dan pengoperasian atas secara penuh RS GRAHA
MAKASAR
 Menerima pembayaran dari dokter tamu sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan

Customer / Pasien

Dalam sebuah rumah sakit, pasien merupakan konsumen utama. Pasien ini dapat
merujuk untuk berobat rawat inap, rawat jalan, poliklinik, atau sekedar menebus
obat di apotik. Dengan kondisi keuangan yang berbeda- beda, pasien diberikan
kebebasan untuk memilih kelas rawat inap sesuai dengan kemampuan.

Kewajiban dari pasien adalah :

 Mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh Manajemen RS


 Menyelesaikan segala urusan administrasi (keuangan)
 Mendapatkan pelayanan medis yang memadai sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit
 Mendapatkan informasi tentang pelayanan medis yang ada
 Mendapatkan kemudahan pembayaran dengan asuransi (bila memiliki)

Kontraktor Utama

Setelah tersusun dokumen perencanaan yang terdiri dari gambar arsitektur dan
gambar detail teknis, spesifikasi teknis serta administratif barulah kemudian
dilaksanakan pembangunan fisik. Sehingga peran utama kontraktor adalah
sebagai pengelola sumber daya yang bertugas untuk mengubah dokumen
perencanaan menjadi keluaran-keluaran berupa bangunan fisik.

Oleh pihak kontraktor gambar perencanaan sebagai bagian dari dokumen


perencanaan kemudian diperjelas dan diterjemahkan menjadi gambar-gambar
kerja untuk keperluan operasi dan pelaksanaan. Melalui gambar kerja tersebut
kontraktor harus mengarahkan para mandor dan pekerjanya untuk dapat
memasang komponen-komponen dengan sebaik- baiknya dan setepat mungkin.

Konsultan
Konsultan perencana merupakan pihak yang ditunjuk owner untuk merencanakan
dan mendesain bangunan. Pekerjaan konsultan adalah memberikan dan
menuangkan pemikiran, gagasan, atau ide yang lebih bersifat perangkat lunak
(software). Konsultan mendapatkan tugas atas penunjukkan langsung oleh pihak
owner dan terkait dalam perjanjian yang telah dibuat diantara keduanya.
Tugas dan wewenang konsultan perencana bidang arsitektur antara lain:

 Melaksanakan desain arsitektur proyek secara lengkap beserta gambar- gambar


yang dibutuhkan, berdasarkan keinginan owner

 Memberikan saran atau konsultansi mengenai bidang arsitektur kepada owner

Tugas dan wewenang konsultan perencana bidang struktur antara lain :

 Melakukan penyelidikan yang diperlukan dalam perencanaan struktur


 Bertanggung jawab atas perencanaan struktur lengkap dengan detail material
yang dibutuhkan termasuk perhitungan-perhitungan struktur
 Melakukan perhitungan tambahan perubahan desain atas permintaan owner (sesuai
kesepakatan keduanya)

Tugas dan wewenang konsultan bidang Mekanikal dan Elektrikal (M/E) yaitu
merencanakan dan memasang instalasi mekanikal dan listrik.

Hak dari konsultan adalah mendapatkan pembayaran sesuai dengan jasa


konsultasi yang diberikan.

Supplier alat-alat medis


Supplier alat-alat medis adalah supplier yang ditunjuk untuk melakukan
pengadaan atas alat-alat medis seperti meja operasi, tempat tidur elektrik, dll.
Kewajiban dari supplier adalah untuk menyediakan barang-barang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dengan tepat waktu dan sesuai budget.
Sedangkan hak dari supplier adalah mendapatkan pembayaran atas hasil
pengadaan barang.
Perusahaan Asuransi Kesehatan
Perusahaan asuransi ini merupakan pihak yang terkait dengan kebutuhan
pendanaan terkait dengan kesehatan pasien dimana pasien sebagai costumer
dari RS GRAHA MAKASAR. Kewajiban dari perusahaan asuransi adalah
memberikan jaminan asuransi kesehatan yang memadai kepada pasien sesuai
dengan premi yang dibayarkan. Hak dari perusahaan asuransi kesehatan adalah
untuk mendapatkan pembayaran premi asuransi oleh pelanggan (pasien).

Dokter Tamu

Dokter tamu adalah pihak yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
terkait dengan profesinya sebagai dokter yang terikat dengan kode etik
kedokteran.

Kewajiban dari dokter tamu adalah :


 Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya
secara maksimal untuk meningkatkan pelayanan RS
 Memberikan pembayaran atas setiap pasien yang dilayani sesuai dengan
perjanjian dengan Manajemen RS

Hak dari dokter tamu adalah :

 Dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia


 Menerima pembayaran atas pasien yang dilayaninya

Supplier Farmasi

Supplier farmasi merupakan supplier yang menjalin kerjasama dengan pihak


manajemen rumah sakit terkait dengan pengadaan farmasi atau obat- obatan
maupun peralatan medis untuk operasional misalnya autoclave, dll. Kewajiban
dari supplier adalah untuk menyediakan barang-barang sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan dengan tepat waktu dan sesuai budget. Sedangkan hak dari
supplier adalah mendapatkan pembayaran atas hasil pengadaan barang.

Dari keterkaitan yang terjadi antar stakeholder maka suatu proyek rumah sakit
dikatakan layak jika semua stakeholder bersedia untuk memenuhi kewajibannya
sehingga mendapatkan hak yang sesuai dengan perjanjian awal yang telah
disepakati. Sehingga terjadi suatu hubungan mutualisme yang saling
menguntungkan baik antar pihak yang terlibat atau dengan kata lain semua
ekspektasi stakeholder telah terpenuhi.
STRUKTUR ORGANISASI

Dalam menjalankan operasionalnya, RS GRAHA MAKASAR ini membutuhkan tenaga


kerja agar dapat beroperasi dengan baik. Didalamnya, terdapat pihak-pihak yang terkait
dan mendukung pelaksanaan proyek agar tercapai sasaran dari proyek tersebut.

Berikut adalah gambaran pihak-pihak yang terkait berupa struktur organisasi


Kabid YanMed

Komite Medis
PT GRAHA JAYA
Kabid Keperawatan

MAKASAR
DIREKTUR RS GRAHA
Kabag
Umum

Subag SDM dan


Subag Keuangan

Program
Internal
Satuan Pengawas
Pemasaran
Subag Humas &

VK dan rawat Medik


Kabid Penunjang
inap
Rawat Jalan

Kamar Operasi

maternal
UGD

NICU dan R.Anak


Unit RM

Unit Gizi
Laboratorium
Unit

Unit Farmasi

Dengan adanya struktur organisasi rumah sakit maka akan dilakukan penjelasan
tugas pokok dan fungsi termasuk visi, misi, tujuan dan budaya organisasi. Selain itu juga
akan dilakukan penataan terhadap rencana strategis yang nantinya akan diterjemahkan
dalam suatu rencana bisnis (business plan) untuk menata produk apa yang akan ditawarkan
ke masyarakat. Titik berat perencanaan adalah pada unsur pemasaran agar RS GRAHA
MAKASAR dapat berkembang menjadi suatu brand image pelayanan rumah sakit yang
mudah untuk diingat dan dikenal masyarakat.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Tabel Jumlah Kebutuhan Personil RS GRAHA MAKASAR

No Jabatan Jumlah

1 Direktur 1
Pejabat Struktural (Kabid, Kepala Bidang/Bagian,
2 8
kasubag)
3 Perawat (1 Perawat : 2 TT) 20
4 Bidan 8
5 Apoteker 13

6 Asisten Apoteker 27

7 Analis Laboratorium 15

8 Administrasi 20

9 Ahli Gizi 8

10 Tenaga Kebersihan 15

11 Satpam 15
Total 150

Job Description

Peran dan Tanggung Jawab dari masing-masing personel digambarkan


sebagai berikut :

1) Direktur Rumah Sakit


a) Bertanggung jawab dalam perencanaan, keputusan, monitoring
kegiatan, dan membuat laporan review dan evaluasi.
b) Memilih personel, membentuk dan mengkoordinasikan
kegiatan di rumah sakit
c) Melakukan kontrol pelaksanaan kegiatan sehingga berjalan
sesuai dengan rencana dan mencapai sasaran kegiatan

2) Satuan Pengawas Internal


a) Memberikan masukan dan pertimbangan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan di RS
b) Memberikan penjelasan dan jawaban yang berkaitan dengan
permasalahan yang diketemui dalam pelaksanaan kegiatan di
rumah sakit.
3) Kepala Bidang Pelayanan Medis
a) Bertanggung jawab dalam pelayanan medis
b) Menyediakan semua kebutuhan penunjang medis.
c) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang
STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047
diketemui berkaitan dengan bidang medis kepada direktur
rumah sakit.

4) Kabag Umum
a) Bertanggung jawab dalam Pembelian kebutuhan proyek,
penentuan staff dan karyawan yang dibutuhkan.
b) Melakukan penyebaran informasi mengenai perkembangan
dan permasalahan kegiatan di rumah sakit
c) Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan
d) Bertanggung jawab dalam hal keuangan proyek, pengelolaan
dana dan pengawasan pemakaian dana.
e) Melakukan analisa keuangan untuk semua hal yang berkaitan
dengan kegiatan di rumah sakit.
f) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang
diketemui berkaitan dengan keuangan kegiatan kepada
direktur rumah sakit.
g) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang
diketemui berkaitan dengan bidang SDM dan umum kepada
direktur rumah sakit.

5) Kabid Keperawatan
a) Menyediakan semua kebutuhan keperawatan
b) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang
diketemui berkaitan dengan bidang keperawatan kepada
direktur rumah sakit.

6) Departemen Keuangan (D. Keu)

Setelah pengaturan struktur, hal yang dibutuhkan selanjutnya


adalah penempatan tenaga dengan latar belakang pendidikan yang
sesuai dengan posisi-posisi dalam struktur organisasi tersebut. Rencana
penempatan tenaga dengan latar belakang pendidikannya untuk posisi
dalam struktural maupun fungsional disajikan pada tabel berikut ini :

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Tabel Kualifikasi Pendidikan Jabatan Struktural dan Fungsional RS

No JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN


I STRUKTURAL
1 Direktur Dokter + S2 Kesehatan
2 Kepala Bidang Yanmed S1 kesehatan/dokter
3 Kepala Bidang Keperawatan S1 Keperawatan
4 Kepala Bidang Penunjang Medis S1 kesehatan/dokter
5 Kabag Umum S1 Manajemen
8 Kasubag Keuangan S1 Akuntansi
II FUNGSIONAL
1 Instalasi rawat inap
Kepala Ruangan D3 Keperawatan
Perawat D3 Keperawatan
2 Perinatologi dan NICU
Kepala ruangan D3 Keperawatan
Perawat D3 Keperawatan
3 Instalasi Rawat Jalan
Dokter umum S1 profesi-dokter
Dokter spesialis Spesialis terkait
Dokter gigi S1 profesi – dokter gigi
Perawat dan Perawat Gigi D3 Keperawatan
Resepsionis dan Administrasi D3 Adminstrasi
4 IGD dan HCU
Dokter S1 profesi – dokter
Perawat D3 Keperawatan
5 Ruang Operasi
Dokter anestesi Spesialis anestesi
Perawat anestesi D3 perawat anestesi
Asisten operasi D3 perawat
6 Gizi
Ahli Gizi D3 gizi
Pemasak SMK tata boga
7 Farmasi
Apoteker S1 Profeso-apoteker
Asisten Apoteker D3 Farmasi
Pelaksana Farmasi SMK Farmasi
8 Sanitary
Sanitarian D3 Kesehatan Lingkungan
9 Laundry
Pelaksanan laundry SMA/SMK
10 Rekam Medis
Perekam Medis D3 Rekam Medik
11 Pemeliharaan Sarana/Teknisi
Teknisi D3 Elektromedik
12 Keamanan
Petugas Keamanan SMA/SMK
13 Kebersihan

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


No JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
Petugas kebersihan SMA/SMK
14 Sopir
Sopir ambulance SMA/SMK
15 Administrasi umum
Staf administrasi umum dan kepegawaian D3 administrasi
16 Keuangan
Staf administrasi D3 Akuntansi
Kasir SMK Akuntansi

PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI

Tahapan rekrutmen dan seleksi secara umum yang akan diberlakukan


di RS GRAHA MAKASAR ini antara lain :

a) Penyampaian informasi lowongan kerja melalui media


b) Menyampaikan pelamaran
c) Seleksi Administratif
d) Pemanggilan untuk wawancara
e) Seleksi kompetensi untuk pekerja non-administratif
f) Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi
g) Registrasi pegawai pasca seleksi
h) Penempatan pada unit-unit kerja
i) Form evaluasi kerja
j) Pengembangan SDM / Pelatihan
k) Sistem Kompensasi
l) Ketentuan tentang Pemutusan Hubungan Kerja

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Untuk mengorganisir antar bagian agar dapat menghasilkan kinerja yang lebih
efektif dan efisien, manajemen perlu menyiapkan sistem aplikasi pembantu
komputer (software), diantaranya :

a) Aplikasi cash register


b) Inventory control
c) Sistem penggajian karyawan dan data karyawan
d) Aplikasi keuangan
e) Office automation
f) Email system
g) SIRS
Selain peralatan yang telah disebutkan sebelumya, RS GRAHA
MAKASAR juga menggunakan Hospital Management System (HMS) yang
sangat banyak manfaatnya dalam operasional rumah sakit. Beberapa
keuntungan menggunakan software ini adalah :

a) Meningkatkan pelayanan rumah sakit dan dokter kepada pasien


b) Meningkatkan kualitas perhatian kepada pasien
c) Meningkatkan produktifitas perawat
d) Mengontrol biaya yang dibutuhkan
BAB VII
ANALISIS KEUANGAN
KRITERIA ASPEK PEMBIAYAAN

Analisis yang dipakai dalam mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar
penerimaan atau penolakan suatu proyek yang biasa dipakai adalah :

1. NPV (Net Present Value)

NPV suatu proyek adalah selisih present value benefit dengan present value
arus biaya. Rumusan NPV adalah sebagai berikut :

n
NPV = -Ao + A1

t=1 (1+r)t
Dengan :

r = Tingkat pengembalian yang disyaratkan (misal : tingkat suku bunga


deposito bersih / setelah dikurangi pajak)
t = Jumlah tahun
Ao = Investasi Awal
A1 = Penerimaan Kas Bersih

Dalam evaluasi suatu proyek, tanda “go” dinyatakan oleh nilai NPV ≥ 0. Artinya
suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek
≥ 0. Jika nilai NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar
social opportunity factor produksi modal. Jika NPV < 0, maka prloyek tidak bisa
menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan oleh sebab itu
pelaksanaannya harus ditolak. Hal ini berarti bahwa sumber-sumber yang
seyogyanya dipakai untuk proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada
penggunaan lain yang lebih menguntungkan.

2. Payback Period

Payback period adalah jangka waktu yang dipergunakan untuk mengembalikan


biaya investasi yang ditanamkan pada suatu proyek.

STUDI KELAYAKAN RS GRAHA MAKASAR | Fitri Evita 20160309047


Metode ini digunakan apabila ingin mengetahui berapa lama jangka waktu yang
dipergunakan untuk mengembalikan investasi yang telah ditanamkan. Suatu investasi
dinilai layak atau tidak, jika investasi memiliki periode waktu pengembalian yang lebih
cepat dari yang dipersyaratkan, apabila tidak ada batas waktu pengembaliannya
maka kriterianya harus meminimalisi periode pengembaliannya.

Payback Period dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :

Investasi Awal Kas


PP =
Masuk Bersih
KELAYAKAN FINANSIAL

Biaya Investasi

Biaya investasi pendirian RS GRAHA MAKASAR ini sebesar 53 miliar rupiah meliputi
pengadaan tanah (lahan), biaya konstruksi, biaya konsultan, biaya sistem informasi
rumah sakit, pekerjaan elektrikal dan mekanikal, biaya pembelian peralatan medis
maupun non medis, biaya pembelian kendaraan ambulance dan kendaraan
operasional serta biaya operasional rumah sakit tahun pertama.

Adapun rincian dari nilai investasi ini ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel Biaya Investasi

HARGA SAT JUMLAH


NO JENIS PEKERJAAN SAT VOLUME
(Rp) (Rp)

1 Pengadaan Lahan m2 2000,00 Rp 500.000 Rp 5.000.000.000

2 Biaya Konstruksi m2 ........ Rp 2.000.000 Rp 20.000.000.000

3 Pekerjaan Elektrikal & Mekanikal - 1 Rp 250.000.000 Rp 2.500.000.000

4 Biaya Konsultan - 1 Rp 100.000.000 Rp 1000.000.000

5 Biaya Sistem Informasi & Komputer - 1 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000

6 Pembelian Kendaran Unit 3 Rp 300.000.000 Rp 900.000.000

7 Pembelian Alat Medis & Non Medis - 1 Rp 5.000.000.000 Rp 10.000.000.000

8 Legalitas - 1 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000

9 Biaya Operasional Awal RS Bln 12 Rp 1000.000.000 Rp 12.000.000.000

TOTAL INVESTASI Rp 52.100.000.000

PEMBULATAN Rp 55.000.000.000

Pemasukan (Cash Flow)

Rawat Inap

Pemasukan diperoleh dari rawat inap meliputi rawat inap Klas I, II, III, R. Operasi,
UGD, R.ICU,Neonatus, PICU, R. Persalinan
Tabel Biaya Pelayanan Rawat Inap

KLAS RAWAT INAP TARIF/TT/HARI


R. VIP Rp 1.250.000
R. Klas I Rp 750.000
R. Klas II Rp 500.000
R. Klas III Rp 250.000
R. UGD Rp 125.000
R. OK Rp 3.500.000
R. NICU, PICU, Neonatus Rp 500.000
R. Persalinan Rp 1. 500.000

Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap digunakan asumsi bahwa pada 2 tahun
pertama pasien rawat inap sebesar 40% dari tempat tidur yang ada. Selanjutnya
pada tahun ketiga dan

keempat 50%, pada tahun kelima dan keenam 60%, pada tahun ketujuh dan
kedelapan 70% dan pada tahun kesembilan dan seterusnya 75%.

Poliklinik (Rawat Jalan)

Pemasukan dari pasien rawat jalan (poliklinik) pada manajemen rumah sakit adalah
pemasukan setelah dikurangi biaya pemeriksaan dokter spesialis. Dimana
pemasukan dari rawat jalan tersebut senilai Rp 40.000,- setiap pasien.

Untuk menghitung jumlah pasien rawat jalan diasumsikan pada tahun pertama rata-
rata ada 40 pasien dokter spesialis setiap hari, 5 pasien dokter spesialis anak per
hari,. Pasien rawat jalan ini diperkirakan pada tiap tahunnya ada peningkatan sebesar
40%.

Operasi

Asumsi jumlah pasien operasi sama dengan asumsi jumlah pasien rawat inap.

Laboratorium

Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas laboratorium adalah pendapatan bersih


yang diterima pihak manajemen rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya lainnya.

Pendapatan dari kegiatan laboratorium ini sebesar Rp 30.000,- per pasien. Untuk
menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa laboratorium digunakan asumsi
bahwa 80% pasien rawat inap, 30% pasien rawat jalan.
Farmasi

Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas farmasi adalah pendapatan bersih yang
diterima pihak manajemen rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat.

Pendapatan dari kegiatan farmasi ini rata-rata adalah sebesar Rp 30.000,- per pasien.
Untuk menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa farmasi digunakan asumsi
bahwa 80% pasien rawat inap, rawat jalan, operasi, ICU dan UGD. Sedangkan
kenaikan jumlah pasien rawat inap, rawat jalan, operasi, ICU dan UGD menyesuaikan
dengan asumsi yang sudah ada sebelumnya.

Pengeluaran (Cash Outflow)

Pengeluaran rumah sakit tiap bulan terdiri dari beberapa komponen yang ditunjukkan
oleh tabel di bawah ini :

Tabel Biaya Pemeliharaan dan Operasional

BIAYA per BLN TOTAL per TAHUN


NO PENGELUARAN
( Rp) ( Rp)

1 Biaya Pemeliharaan 50.000.000 600.000.000

2 Biaya Listrik 100.000.000 1.200.000.000

3 Biaya Telepon 10.000.000 120.000.000

4 Biaya Dapur 50.000.000 600.000.000

5 Biaya Administrasi 40.000.000 480.000.000

6 Gaji Karyawan 1000.000.000 12.000.000.000

7 Lain-lain 50.000.000 600.000.000

TOTAL 185.000.000 15.600.000.000

Pada tahun operasional dan pemeliharaan ini diasumsikan pada setiap tahunnya
mengalami kenaikan sebesar 10%.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan merupakan usaha yang perlu terus dikembangkan seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya suatu daerah. Sulawesi
Selatan khususnya kota Makasar merupakan daerah berkembang yang memiliki tingkat
kepadatan yang cukup tinggi dan merupakan daerah pariwisata yang banyak dikunjungi
pada saat saat ini. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semakin
meningkatnya jumlah kasus penyakit jantung membuat investor berkeinginan
membangun rumah sakit yang memiliki layanan unggulan jantung terpadu. Hal ini
menjadi peluang yang besar karena rumah sakit Graha Makasar merupakan RS
Umum tipe B dengan layanan unggulan jantung terpadu.
Rumah Sakit di Kota Makasar terdapat RS tipe A, RS Yayasan dan RS Swasta ada 20
RS rata-rata adalah kelas B dan C, dengan 25 Puskesmas, tetapi belum memiliki
layanan jantung terpadu yang lengkap. Dengan berdirinya rumah sakit Graha Makasar
ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan penduduk akan pelayanan kesehatan
untuk yang menyeluruh dan diharapkan kedepannya mampu menurunkan angka
kematian akibat penyakit jantung.
B. Rekomendasi
Rumah sakit Graha Makasar tidak bisa dibangun dengan penanaman modal asing
(PMA),dikarenakan berdasarkan :
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56
TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT PASAL
65 bahwa Rumah Sakit penanaman modal asing merupakan Rumah Sakit dengan
pelayanan spesialistik dan subspesialistik.Sementara RS Graha Makasar
rencananya akan dibangun sebagai RS Umum tipe B dengan layanan unggulan
jantung terpadu.
 Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia nomor 15
tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan
Penanaman Modal bahwa Lokasi di seluruh Ibu kota Provinsi di Indonesia Timur
kecuali Makasar dan Manado;
 Pembangunan rumah sakit khusus juga membutuhkan banyak tenaga ahli baik
spesialis maupun subspesialis untuk mendukung kekhususannya. Untuk daerah
Makasar belum banyak dokter spesialis dan subspesialis jantung sehingga akan
sulit menjalankan rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah dengan
tenaga medis yang terbatas.
 Oleh karena itu RS Graha Makasar layak dibangun tetapi dengan mencari
investor baru yaitu investor dalam negeri (PMDN).
BAB IX
PENUTUP
1. Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat
digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia
jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan
pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan
lingkungan terhadap bahaya penyakit.

2. Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta
penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh
masingmasing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah.

3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat


berkoordinasi dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan
Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan.
4. Jelaskan pula standar-standar apa yang diperlukan termasuk kebijakan,
pedoman dan berapa SOP/SPO yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan RS
tersebut. Uraikan secara lengkap.

Standar-standar diperlukan termasuk kebijakan, pedoman dan SPO

1.1 SPO PPI

2. Pencegahan tertusuk Jarum

3. Penatalaksanaan tertusuk jarum

4. Penatalaksanaan mencuci jarum

5. Dekontaminasi Alat Kesehatan

6. Kewaspadaan Isolasi

7. Pasien MRSA

8. Fasilitas dan lingkungan Rumah Sakit

9. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

10. Pedoman Kesehatan Karyawan

11. Pembuatan laporan Infeksi Nosokomial

12. Sterilisasi ruangan

13. Pengelolaan sampah medis

14. Pelayanan Jenazah dikamar jenazah

15. Perawatan Pasien dengan Imunocompromised

16. Perawatan Pasien Penyakkit menular secara droplet

17. Melakukan Prosedur beresiko Infeksi

18. Pelaksanaan Praktik Lumbal Pungsi


19. Pelaksanaan Praktik menyuntik yang aman

20. Five Movement of Hand Hygiene

1.2 SPO K3

1. Peralatan Perlindungan diri

2. Penempatan alat pemadam aspi ringan (APAR)

3. Cara Pemakaian alat pemadam Api

4. Tanggap darurat bencana kebakaran

5. Pengamanan setelah terjadi bencana

6. Penggunaan media komunikasi saat terjadi dan setelah bencana

7. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracum (B3)

8. Pemakaian kacamata (GOOGLE)

9. Pemakaian penutup hidung dan mulut (masker)

10. Pemakaian Penutup telinga (ear plug)

11. Pemakaian sarung tangan

12. Pemakaian helm

13. Penangganan bahan beracun dan berbahaya

14. Penyuluhan kesehatan dan lingkungan

15. Monitoring kawasan dilarang merokok

16. Pemakaian sepatu bot

17. Alat pelindung diri

18. Pemakaian baju apron timbal

19. Penanganan Kecelakaan kerja

20. Pemakaian thermos luminance dosimeter (TLD)


21. Pemakaian Sepatu safety

22. Pemakaian topi

23. Pemakaian Jas Laboratorium

24. Mass Casualty Incident

25. Lagu tanda bencana kebakaran

26. Pengendalia Kecoa

27. Pengendalian Lalat

28. Pengendalian Nyamuk

29. Pengendalian Semut

30. Pengendalian Tikus

31. Penggunaan Film Bagde

32. Prosedur Penggunaan Sarung Tangan Las

1.3 SPO SASARAN DAN KESELAMATAN PASIEN

1. SPO Pemasangan Gelang

2. SPO komunikasi via telepon

3. SPO Seleksi Obat

4. SPO Pengadaan Obat

5. SPO Penyimpanan Obat

6. SPO Pemesanan/Peresepan

7. SPO Pencatatan (Transcribe)

8. SPO Pendistribusian

9. SPO Persiapan (Preparing)

10. SPO Penyaluran (Dispensing)


11. SPO Pemberian Obat

12. SPO Pendokumentasian Obat

13. SPO Pemantauam (monitoring)

1.4 SPO HAK PASIEN DAN KELUARGA

1. SPO Pelayanan Kerohanian

2. SPO memberikan perlindungan terhadap harta benda milik pasien

3. SPO memberikan perlindungan terhadap kekerasan fisik

4. SPO memnerikan perlindungan terhadap kelompok berersiko : anak-anak,

individu yang cacat dan lanjut usia

5. SPO memberikan perlindungan terhadap kerahasiaan Informasi tentang

pasien

6. SPO Pemberian bantuan hidup dasar

7. SPO pemberian second opinion di dalam atau diluar Rumah Sakit

8. SPO Penolakan Resusitasi/BHD

9. SPO Pengkajian Nyeri

10. SPO Managemen Nyeri

11. SPO Pelayanan tahap terminal

12. SPO Penyelesaian keluhan

13. SPO Pemberian Informasi pelayanan

1.5 SPO AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN

1. SPO Skrining pasien

2. SPO Pendaftaran Rawat Jalan

3. SPO Pendaftaran Rawat Inap


4. SPO Pemasangan gelang dan identifikasi pasien

5. SPO Penundaaan pelayanan atau pengobatan

6. SPO Transfer pasien

7. SPO Pemulangan pasien

8. SPO Pelaksanaan Praktik Kedokteran

9. SPO Pemberian Informasi dan Pelayanan

10. SPO Pemeliharaan tarsnportasi RS

2.1 PANDUAN

1. Skrining Pasien

2. Pemulangan Pasien

3. Administrasi Rawat Jalan

4. Administrasi Rawat Inap

5. Informasi Pelayanan

6. Pelayanan Ambulance

7. Identifikasi Pasien

8. Pengelolaan Emergency Troly

9. Pendidikan Pasien dan Keluarga

10. Transfer Pasien

11. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi

12. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai

13. Pengelolaan pasien dengan Nyeri

14. Pelayanan Pasien tahap terminal


15. Pengelolaan Limbah dan benda tajam

16. Pemprosesan peralatan medis

17. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

18. Assesmen Resiko Infeksi akibat renovasi bangunan

19. Perawatan / Penempatan Penyakit menular

20. Kebersihan tangan ( Cuci tangan )

3.1 PEDOMAN

1. Pelayanan Ruang Medikal Bedah Kelas I, II, III, Departemen Keperawatan

2. Pedoman Rehab Medik

3. Pedoman Teknis RS aman terhadap Bencana

4. Pedoman Teknis Tata Udara RS

5. Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif

6. Pedoman Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Aktif pada RS

7. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Alkes

8. Pedoman Penyelenggaraan IPSRS kelas 1, 2, 3, VIP dan VVIP

9. Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan

10. Pedoman Master Plan RS

11. Pedoman Studi Kelayakan RS

1.1 KEBIJAKAN

14. Perdir Kebijakan Pelayanan RS

15. Pedir Kebijakan Pendelegasian Tugas


16. Perdir Kebijakan Bagian Umum

17. Perdir Kebijakan Instalansi Gawat Darurat

18. Perdir Kebijakan Instalansi Pelayanan Intensif (ICU,ICCU, HCU, PICU, NICU)

19. Perdir Kebijakan Instalansi Gizi

20. Perdir Kebijakan Pelayanan Unit Cath Lab

21. Pedir Kebijakan Instalansi Sterilisasi Sentral

22. Perdir Kebijakan Keperawatan

23. Perdir Kebijakan Laboratorium

24. Perdir Kebijakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit

25. Perdir Kebijakan PONEK

26. Perdir Kebijakan Kredensial dan Rekredensial

27. Perdir Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

28. Perdir Kebijakan Radiologi

29. Pedir Kebijakan Rekam Medis

30. Perdir Kebijakan Farmasi

31. Perdir Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga

32. Perdir Kebijakan Instalansi Kamar Operasi

33. Perdir Kebijakan Instalansi Rawat Jalan

34. Perdir Kebijakan Kesehatan kerja dan Keselamatan Pasien

35. Perdir Kebijakan Keuangan

36. Perdir Kebijakan Pelayanan Darah

37. Perdid Kebijakan Pemeliharaan

38. Perdir Kebijakan Perinatal


39. Perdir Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

40. Perdir Kebijakan Pelayanan Pasien

41. Perdir Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia

42. Perdir Kebijakan Rehabilitasi Medis

43. Perdir Kebijakan TB-DOTS

Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

PPK Koroner
1. Penyakit jantung koroner asimtomatik
2. Non STEMI
3. STEMI
4. Syok Kardiogenik
5. Prosedur angiografi koroner perkutan
6. Prosedur Intervensi koroner perkutan
PPK Gagal jantung dan Penyakit Miokard
1. Kardiomiopati dilatasi
2. Kardiomiopati hipertrofi
3. Gagal jantung akut dekompensata
4. Gagal jantung kronik
5. Hipertensi refrakter
6. Hipertensi Krisis
7. Penyakit jantung hipertensi
PPK Penyakit katup
1. Stenosis mitral
2. Regurgitasi mitral
3. Stenosis aorta
4. Regurgitasi aorta
5. Stenosis tricuspid
6. Gangguan katup kompleks

Aritmia
1. Supra ventrikular takikardi
2. Ekstra sistol ventrikel
3. Ventrikular takikardi
4. Blok AV derajat 1
5. Blok AV derajat 2
6. Blok AV derajat 3 (Total AV blok)
7. Prosedur Ablasi Septal pada HOCM
8. Ablasi
9. Fibrilasi Atrium
10. Cardiac Resyncronization Therapy (CRT)
11. Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)
12. Alat Pacu Jantung Permanen
13. Studi Elektrofisiologi
Pediatrik
1. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
2. Atrial Septal Defect (ASD)
3. Ventricle Septal Defect (VSD)
4. Atrio ventricular septal defect
5. Tetralogy of Fallot
6. Spell hipoksik
7. Double outlet right ventricle
8. Pulmonary atresia dengan intact septum ventricle
9. Anomali drainase vena pulmoner
10. Transposition of the great arteries (TGA)
11. Trikuspid atresia
12. Fistula koroner
13. Anomali muara koroner dan pulmonal
14. Coarctatio Aorta
15. Interuptus arkus aorta
16. Demam rematik akut
17. Infektif endokarditis
18. Pericarditis
19. Gagal jantung kongestif pada anak
20. Hipertensi pada anak dan remaja
21. Aritmia pediatric
Penyakit Vaskular
1. Diseksi aorta
2. Aneurisma Aorta Torakalis
3. Aneurisma Aorta abdominalis
4. Pseudo aneurisma
5. Sindroma Raynaud’s
6. Penyakit Buerger
7. Stenosis arteri karotis
8. Stenosis arteri renalis
9. Iskemik mesenterika
10. Iskemik tungkai kronist tidak kritis (klaudikasio intermittent)
11. Iskemia tungkai kritis
12. Iskemia tungkai akut
13. Emboli paru
14. Trombosis vena dalam
15. Arteriovenous Fistula
16. Insufisiensi vena

Clinical pathway (CP)


1. CP Sindroma Koroner akut dengan ST elevasi/STEMI
2. CP Sindroma Koroner akut tanpa ST elevasi/NSTEMI
3. CP Gagal jantung akut
4. CP Supraventrikel
5. CP Iskemik tungkai akut
6. CP Trombosis vena dalam
7. CP Total AV Blok
8. CP Angiografi koroner perkutan
9. CP Intervensi koroner perkutan
10. CP Komisurotomi perkutan
11. CP Ablasi 3 Dimensi
12. CP Ablasi Konvensional
13. CP Ablasi Septal
14. CP Cardiac Resynchronization Therapy (CRT)
15. CP Fibrilasi Atrium (FA)
16. CP Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)
17. CP Alat Pacu Jantung Permanen
18. CP Studi Elektrofisiologi
19. CP Supraventrikular Takikardi (SVT) : AVNRT/AVRT

Anda mungkin juga menyukai