Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER

SERVIKS PADA WANITA USIA DEWASA DI PUSKESMAS MALINAU


TAHUN 2020

Winda Rusanti

Stikes Intan Martapura JL. Samadi NO.01 Martapura


Kalimantan Selatan
Email : windarusanti37@gmail.com

ABSTRAK
Kanker serviks adalah penyakit keganasan
(serviks) yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma
Virus), penyakit ini merupakan jenis kanker kedua
terbanyak yang diderita perempuan setelah kanker
payudara namun menjadi penyebab pertama kematian
perempuan akibat kanker. Masih banyak yang tidak
melakukan deteksi dini kanker serviks sehingga
menyebabkan angka kejadian peningkatan pada wanita usia
dewasa terkena kanker serviks. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan dsan
sikap wanita usia dewasa terhadap deteksi dini kanker
serviks di Puskesmas Malinau.
Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik,
desain menggunakan korelasi dengan pendekatan cross
sectional dengan populasi sebanyak 830 orang, teknik
sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan
jumlah sampel 50 responden. Analisis ini disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian ini
menyatakan ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap
deteksi dini kanker serviks pada wanita usia dewasa yang

63
dilakukan dengan Uji Spearman Rank, diperoleh nilai p =
0,000. Dengan demikian p < a, dan diketahui Correlation
coefficient (koefisien korelasi)0,688 , maka H1 diterima.
Pengetahuan dan sikap deteksi dini wanita usia dewasa di
Puskesmas Malinau terhadap deteksi dini kanker serviks
masih perlu dioptimalkan lagi dengan mengikuti pelatihan
tentang deteksi dini kanker serviks agar peningkatan
kanker serviks tidak meningkat lagi khususnya di wilayah
kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Kata kunci : pengetahuan dan sikap, deteksi dini kanker
serviks.

ABSTRACT
Cervical cancer is cancer that grows from
cervical cells, cervical cancer can originate from
cervical cells but can also grow from cervical cells.
There are still many who do not do early detection of
cervical cancer, causing an increased incidence in adult
women affected by cervical cancer. This research method
aims to determine how far the level of knowledge and
attitudes of adult women towards early detection of
cervical cancer in the Malinau Health Center.
The research method uses descriptive analytic, the
design uses correlation with cross sectional approach
with a population of 830 people, the sample technique
used is accidental sampling with a sample size of 50
respondents. This analysis is presented in the frequency
distribution table. The results of this study stated
that there was a relationship between knowledge and
attitude towards early detection of cervical cancer in
adult women performed by the Spearman Rank Test, obtained
p = 0,000. Thus p <a, and known Correlation coefficient
(correlation coefficient) 0.688, then H1 is accepted.
Knowledge and attitude of early detection of adult women
in Malinau Health Center towards early detection of
cervical cancer still needs to be optimized again by
attending training on early detection of cervical cancer
so that the increase in cervical cancer does not increase
again especially in the Hulu Sungai Selatan district.
Keywords: knowledge and attitude, early detection of
cervical cancer.
PENDAHULUAN

Penyakit tidak menular (PTM) yang cukup


mengkhawatirkan bagi masyarakat terutama kaum wanita
adalah kanker serviks. Penyakit kanker serviks menduduki
peringkat pertama kematian pada wanita akibat penyakit
keganasan (Yayasan Kanker Indonesia, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO) setiap
dua menit wanita meninggal dunia karena kanker serviks
di negara berkembang. Sekitar tahun 2000-an menunjukkan
bahwa insiden penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa per
tahun, sedangkan kematian karena kanker ini sebanyak
273.505 jika per tahun. Sementara, sebanyak 80 persen
dari jumlah penderita berasal dari negara-negara sedang
berkembang, karena memang penyakit ini merupakan urutan
pertama pembunuh wanita akibat kanker di negara-negara
berkembang (Delia Wijaya, 2016).
Di Indonesia Angka kejadian kanker serviks terus
meningkat setiap tahunnya dengan peningkatan ±15.000
kasus, dan 7493 di antaranya berakhir dengan kematian
sebab hampir 70% kasus baru ditemukan sudah dalam keadaan
stadium lanjut. Tingginya kejadian kanker serviks di
Indonesia tersebut merupakan angka kejadian kanker
serviks tertinggi di dunia (Kemenkes, 2017).
Di Kalimantan selatan Prevalensi kanker serviks
di tahun 2013 adalah sebesar 1,6 ‰ atau diperkirakan
sebanyak 6.145 penderita diperoleh data dari Ketua
Yayasan Kanker Indonesia Kal-Sel (Dinkes, 2018).
METODE

Tingkat penarikan sampel dalam penelitian ini


menggunakan Accidental Sampling yaitu suatu tehnik
penetapan sample dengan cara memilih sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah) dalam mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Nursalam ,2010), sampel dalam penelitian ini sebanyak
50 orang.
Populasi merupakan seluruh objek dengan
karakteristik tertentu yang akan di teliti. Bukan hanya
objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tertentu (Alimul Hidayat, 2012). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa 26-45 tahun
di Puskesmas Malinau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur,


pendidikan, jenis pekerjaan, riwayat menikah, riwayat
kehamilan di Puskesmas Malinau Tahun 2020.

No Usia responden Rata-Rata Min-Max

(tahun)

1 63,3 26-45

No Pendidikan Jumlah Persen (%)

1 SD 3 6,0%

2 SLTP 1 2,0%
3 SLTA 23 46,0%

4 Sarjana 23 46,0%

Total 50 100%

No Pekerjaan Jumlah Persen (%)

1 PNS 16 32,0%

2 Ibu rumah tangga 24 48,0%

3 Wiraswasta 9 18,0%

4 lainnya 1 2,0%

Total 50 100%

No Riwayat perkawinan Jumlah Persen (%)

1 Menikah 47 94,0%

2 Belum menikah 3 6,0%

Total 50 100%

No Riwayat kehamilan Jumlah Persen (%)

1 Tidah hamil 4 8,0%

2 Hamil 1 2,0%

3 Melahirkan anak 1 19 38,0%

4 Melahirkan anak 2 19 38,0%

5 Melahirkan anak 3 7 14,0%

Total 50 100%

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa mayoritas


responden di Puskesmas Malinau berusia 26-30 tahun dan
untuk usia minimal 26 tahun maksimalnya 45 tahun.
Tabel 2 Distribusi frekuensi di atas menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan responden di Puskesmas Malinau
rata-rata SMA dan perguruan tinggi dan untuk tingkat
pendidikan minimal SD dan maksimal Akademi/Perguruan
Tinggi.
Tabel 3 Distribusi frekuensi di atas menunjukkan
bahwa pekerjaan responden di Puskesmas Malinau
mayoritas pekerjaannya adalah ibu rumah tangga mulai
dari PNS sampai dengan lainnya.
Tabel 4 Distribusi frekuensi di atas menunjukkan
bahwa riwayat perkawinan responden di Puskesmas Malinau
mayoritas dengan responden yang sudah menikah, dan yang
mana minimal dari belum menikah sampai dengan yang sudah
menikah.
Tabel 5 Distribusi frekuensi di atas menunjukkan
bahwa riwayat kehamilan responden di Puskesmas Malinau
mayoritas pada ibu yang melahirkan anak 1 dan 3 yang
mana dari yang tidak hamil sampai ibu yang melahirkan
anak 3.
pengetahuan Jumlah Persen (%)

Baik 26 52,0%

Cukup 24 48,0%

Total 50 100%

Sikap Jumlah Persen (%)

Positif 41 82,0%

Negatif 9 18,0%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel 1 didapatkan data bahwa


mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik
sebanyak 26 (52,0%).
Berdasarkan tabel 2 mayoritas responden memiliki sikap
yang positif sebanyak 41 responden (82,0%).
No Tingkat sikap Total Nilai p Rho
pengetahuan positif negatif
1 Baik 34 3 37
(68,0%) (6,0%) (100,0%)
2 Cukup 3 10 17
(6,0%) (20,0%) (100,0%) <0,001 0,688)
Total 37 13 50
(74,0%) (26,0%) (100,0%)
p = 0,000 p <α (5%), correlation
coefficient (0,688)

Berdasarkan tabel menyajikan data dari 50


responden, dapat dilihat bahwa mayoritas responden
memiliki pengetahuan yang baik dengan sikap yang
positif yaitu sebanyak 34 responden (68,0%). Dan
minoritas responden yang memiliki pengetahuan yang
cukup dengan sikap yang positif sebanyak 3 responden
(6,0%). Kemudian hasil pengolahan data Antara tingkat
pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker serviks
wanita usia dewasa di Puskesmas malinau tahun 2020
menggunakan uji statistik Spearman Rank diketahui nilai
 = 0,000 < α 0,05 maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dan sikap deteksi dini kanker serviks wanita usia dewasa
di Puskesmas malinau tahun 2020. Dengan nilai kolerasi
koefisien sebesar 0,688 menunjukkan bahwa arah kolerasi
positif dengan kekuatan kolerasi kuat.
PEMBAHASAN

1. Untuk mengidentifikasi tingkat karakteristik


demografi kanker serviks (umur, tingkat
pendidikan)Berdasarkan kuesioner tentang tingkat
karakteristik demografi kanker serviks terhadap umur
yang mana diperoleh hasil-hasil yang paling dominan
diketahui terdapat pada umur 26 – 30 yang mana
sebanyak 33 responden yaitu rata rata usia responden
(63,5%), sedangkan untuk pendidikan yang mana data
diperoleh terdapat pada pendidikan yang rata rata SMA
yang mana diperoleh data (44,2%).
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa responden
dengan umur yang sudah dewasa dan yang mana
pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh
pendidikan, umur, yang mana Pendidikan berarti
bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula
mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Hal ini sesuai dengan teori Determinan bahwa
pengetahuan adalah pengetahuan seseorang juga
dipengaruhi oleh pendidikan, umur, pendidikan berarti
bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap suatu hal. Bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang semakin tinggi pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Dengan bertambahnya
umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purwati (2013).
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan terhadap deteksi
dini yang mana berdasarkan kuesioner tentang
pengetahuan terhadap deteksi dini kanker serviks,
diperoleh hasil-hasil yang paling dominan diketahui
bahwa responden dengan Pengetahuan baik yaitu
sebanyak 26 responden (52,0%), responden dengan
pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 24 responden
(48,0%).
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa responden
dengan pengetahuan yang baik dikarenakan pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindera
yang dimilikinya.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan
adalah pengetahuan diartikan sebagai tingkat perilaku
pasien dalam melaksanakan deteksi dini terhadap
kanker serviks (Andayani and Waladi, 2014).
3. Mengidentifikasi sikap terhadap deteksi dini kanker
serviks pada wanita usia dewasa yang mana berdasarkan
kuesioner tentang sikap terhadap deteksi dini kanker
serviks, diperoleh hasil-hasil yang paling dominan
diketahui bahwa responden dengan sikap positif yaitu
sebanyak 41 responden (82,0%), responden dengan sikap
negatif yaitu sebanyak 9 responden (18,0%).
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa responden
dengan sikap positif dikarenakan mempunyai kesadaran
sendiri tentang pentingnya deteksi dini kanker
serviks dan juga sebaliknya jika responden mempunya
sikap yang negatif bisa jadi karna kurangnya
pengetahuan atau karena tidak ada kesadaran pada diri
sendiri yang mana sifat tidak dapat di ukur dengan
suatu objek akan tetapi dapat di lakukan dengan cara
pertanyaan- pertanyaan hipotesis kemudian ditanyakan
pendapat responden melalui kuesioner.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengukuran
sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung ditanyakan bagaimana
pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan
pendapat responden melalui kuesioner
(Notoadmojo,2010).
4. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap
deteksi dini kanker serviks pada wanita usia dewasa
di Puskesmas Malinau Tahun 2020
Berdasarkan hasil pengolahan data antara
pengetahuan dan sikap tentang deteksi dini kanker
serviks menggunakan uji statistik Spearman Rank
diketahui nilai  = 0,000 (  = 0,000 < 0,05), H0
gagal diterima yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan sikap deteksi dini
kanker serviks pada wanita usia dewasa di Puskesmas
Malinau tahun 2020. Dengan nilai kolerasi Spearman
sebesar 0,688 menunjukkan bahwa arah kolerasi positif
dengan kekuatan kolerasi kuat.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa tingkat
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi sikap seseorang. Tingginya tingkat
pengetahuan akan menunjukkan bahwa seseorang telah
mengetahui, mengerti dan memahami maksud dari deteksi
dini kanker serviks.
Hal ini sesuai dengan teori dengan adanya
pengetahuan yang dimilikinya akan mempengaruhi sikap
seseorang. Wanita yang memiliki pengetahuan tentang
kanker serviks yang tinggi akan lebih cenderung patuh
untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dari pada
yang kurang memiliki pengetahuan yang bagus tentang
deteksi dini kanker serviks (Sutanto, 2010).
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap terhadap deteksi dini kanker
servik pada wanita usia dewasa di Puskesmas Malinau
tahun 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden
dikarenakan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak
26 responden (52,0%) Dan sikap yang positif yaitu
sebanyak 41 responden (82,0%).

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “hubungan pengetahuan
dan sikap terhadap deteksi dini kanker serviks pada wanta
usia dewasa di Puskesmas Malinau tahun 2020” terhadap 50
responden dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan kuesioner tentang tingkat karakteristik
demografi kanker serviks terhadap umur yang mana
diperoleh hasil-hasil yang paling dominan diketahui
terdapat pada umur 26 – 30 yang mana sebanyak 33
responden yaitu rata rata (63,5%), sedangkan untuk
pendidikan diperoleh rata rata pendidikan SMA yang
mana diperoleh data (44,2%).
2. Untuk tingkat pengetahuan terhadap deteksi dini
yang mana Pengetahuan terhadap deteksi dini kanker
serviks, diperoleh hasil-hasil yang paling dominan
diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik
yaitu sebanyak 26 responden (52,0%), responden
dengan pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 24
responden (48,0%).
3. Untuk sikap terhadap deteksi dini kanker serviks
pada wanita usia dewasa yang mana sikap terhadap
deteksi dini kanker serviks, diperoleh hasil-hasil
yang paling dominan diketahui bahwa responden
dengan sikap positif yaitu sebanyak 41 responden
(82,0%), responden dengan sikap negatif yaitu
sebanyak 9 responden (18,0%).
4. Ada hubungan pengetahuan dengan sikap deteksi dini
kanker serviks pada wanita usia dewasa di Puskesmas
Malinau Tahun 2020 di mana nilai P0 = 0,000 lebih
kecil dari P𝛼 = 0,05. Dengan nilai kolerasi Spearman
sebesar 0,688 menunjukkan bahwa arah kolerasi
positif dengan kekuatan kolerasi kuat.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti
menyarankan beberapa hal berikut :
1. Untuk Instansi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi atau bahan pustaka, menambah wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa lain tentang kanker
serviks.
2. Untuk masyarakat
Diharapkan masyarakat terutama wanita dewasa
agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap
dengan cara mengikuti kegiatan yang sudah ada di
puskesmas misalnya pemeriksaan IVA secara geratis.
3. Untuk Peneliti
Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam,
dengan waktu yang lebih lama dengan pengambilan
sampel yang lebih banyak. Serta dalam penelitian
yang sudah ada selain faktor usia dan pendidikan
adakah faktor lainnya yang mempengaruhi seseorang
dalam sikap untuk deteksi dini kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A Aziz. 2007. Metode Penelitin


Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika

Artiningsih, A, 2011, Hubungan antara Pengetahuan dan


Sikap WUS dengan Pemeriksaan IVA dalam Rangka
Deteksi Dini Kanker Serviks di Wilayah Puskesmas
Blooto Kota Mojokerto, Tesis, Pasca Sarjana
Kedokteran Keluarga, UNS

Association AD. Hypertension Management in adults with


diabetes (position statement. 2012

Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018).


Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI.

Brunner dan Suddarth (2013). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Sudarth.Vol 2. Edisi
8.Editor ;Smeltzer SC, Bare BG. Jakarta : EGC.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan


Sosial. Bandung: Alfabeta

Dewi, RP. 2013. Faktor risiko perilaku yang berhubungan


dengan kadar gula darah pada penderita diabetes
melitus tipe 2 di Rsud kabupaten karanganyar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Undip 2(1): 111.

Dogan O., Ertekin S., Dogan S. et al. 2005. Sleep quality


in hospitalized patients. Journal of Clinical
Nursing. 14; 107-113.

Fatmadona, A, Oktarina, E 2016 ‘Aplikasi Modern Wound


Care Pada Perawatan Luka Infeksi’, Ners Jurnal
Keperawatan, Vol.12, no hh. 159-165

Fitria. (2009). Diabetes: tips pencegahan preventif dan


penanganan. Yogyakarta: Venus.

Gitarja, W, S 2019, Pelatihan Perawatan Luka Bagi


Praktisi Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Bogor, Yayasan Wocare Indonesia.

Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran


dan Mekanisme Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

Hans Tandra. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui


tentang Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama: 2015

Hendra, AW. 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pengetahuan, Jakarta : Pustaka Sinar. Harapan

Kartika, R. W., 2015. Perawatan Luka Kronis dengan Modern


Dressing, CDK-230, 42(7), hal.546–550.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., 7 Snyder, S. 2011. Buku
ajar keperawatan : konsep, proses dan praktik
alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC

Kristanto, B, Saputro, N, C, Candra, E, F 2015


‘Perbandingan Motivasi Penggunaan Modern Dressing
Pada Penderita Ulkus Diabektikum’, Kosala, Vol.3,
no.1, hh.67-74

Marewa waris lukman. (2015). Kencing manis (Diabetes


melitus sulawesi selata). Jakarta: Yayasan
pustaka obor Indonesia.

Maryunani, Anik. (2015). Perawatan Luka (Modern


Woundcare) Terlengkap dan Terkini. Jakarta : In
Media

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan


Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Jokjakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.


Jakarta : Rineka Cipta.

____________, Soekidjo. 2010. Metodologi Riset


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

___ . 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku.


Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

_________. (2011). Konsep dan penerapan metodologi


penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
_________. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Semer, N. B. (2013). Dasar-dasar Perawatan Luka.


Retrieved Agustus 3, 2017, from Global Help Basic
Wound Care Indonesia

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sukmawati, E, Sari, N, N, Charisminda, A 2019 ’hubungan


Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Perawatan Luka Menggunakan Tekhnik Modern
Dressing’, Jurnal Ilmiah Stikes Hang Tuah
Surabaya, vol.14, no.1, hh.35-42

Sumarwati, M, Sejati, W, Pramitasari, R, D 2008


’Eksplorasi Persepsi Penderita Tentang Faktor-
Faktor Penyebab Dan Dampak Penyakit Diabetes
Melitus’, Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.3,
no.3, hh. 149-156
Suparlan Suhartono. (2008). Wawasan pendidikan: Sebuah
pengantar pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia

Sussman, C., & Jensen, B. B. (2007). Wound Care. USA:


Hearthside Publishing Services

WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health


Organization; 2016.

Anda mungkin juga menyukai