Anda di halaman 1dari 60

MINI RESEARCH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA


TENTANG VARICELA DI PUSKESMAS SEDAYU II

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Stase Ilmu Kedokteran Masyarakat Pada Program Profesi
Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

Ammalia Mutiara Hikmah 20130310014


Fajar Rifki Prasetya 20130310025
Berlian Nila Sukma 20130310041
Asri Auliana Anggraeni 20130310050
Talitha Inas Lailina 20130310085
Maz’uliyah Ansor Pratama 20130310193

PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
“GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
TENTANG VARICELA DI PUSKESMAS SEDAYU II”

Disusun Oleh :
Ammalia Mutiara Hikmah
Fajar Rifki Prasetya
Berlian Nila Sukma
Asri Auliana Anggraeni
Talitha Inas Lailina
Maz’uliyah Ansor Pratama

Telah disetujui pada tanggal :

Dosen Pembimbing Fakultas Dosen Pembimbing Puskesmas

dr. Denny Aggoro Prakoso, MSc dr. Rizqidio

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya sehingga pembuatan Mini Research yang berjudul “GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG VARICELA DI
PUSKESMAS SEDAYU II” dapat selesai sebagaimana yang diharapkan. Dalam laporan ini,
penulis menyajikan informasi yang diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca.
Mini Research ini niscaya tidak akan selesai tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan
serta petunjuk dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Mini Research ini
2. Kedua orang tua tercinta dan yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi yang besar
dalam setiap langkah. Semoga Allah menyertai kalian, Aamiin
3. dr. Denny Anggoro Prakoso, MSc selaku dosen pembimbing
4. dr. Yoseph Doni, selaku Kepala Puskesmas Sedayu 2
5. dr. Rizqidio, selaku dokter Preseptor Puskesmas Sedayu 2
6. Dan kepada semua pihak di Puskesmas Sedayu 2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
atas waktu, tenaga,keramahan dan kerendahan hati membantu menyelesaikan Mini
Research ini.
7. Teman-teman coass IKM atas dukungan dan kerjasamanya
Penulis sadar bahwa laporan Mini Research ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Akhir kata semoga laporan Mini Research ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi para pembaca yang budiman, Amin.
Betapa banyaknya keterbatasan dan kekurangan dalam menyelesaikan Mini Research
ini, semoga Allah SWT memberikan Barokah selalu untuk semua pihak.
Billahittaufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, Oktober 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cacar air merupakan jenis penyakit kulit yang amat mudah menular dan sangat
berkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh. Artinya, seseorang yang kekebalan
tubuhnya sedang menurun beresiko besar terkena cacar air. Cacar air dikenal dengan
berbagai istilah, seperti chicken pox, varicela atau cangkrangen dalam bahasa jawa
(Sefrrina, 2012).
Cacar air di sebabkan oleh virus varicela-zoster, yang ditularkan melalui percikan
ludah penderita atau bisa juga kontak langsung dengan cairan lepuhan dari penderita atau
secara tidak langsung melalui benda–benda yang terkontaminasi oleh cairan lepuhan
penderita (Novel, 2011).
Cacar air, juga di sebut varicela biasanya menyebabkan gatal ruam yang di mulai
dengan benjolan merah kecil. Ruam seringkali muncul pertama kali di wajah, kulit kepala
atau batang leher (Marmi, 2011).
Meskipun kasus-kasus individu dapat dicegah atau dimodifikasi oleh varicella-
zoster immune globulin atau diobati dengan obat antivirus. Setelah pengamatan populasi
penelitian untuk jangka waktu sampai 20 tahun di Jepang dan 10 tahun di Amerika
Serikat, lebih dari 90% dari orang imunokompeten yang divaksinasi sebagai anak-anak
masih dilindungi dari varicella. Di Amerika Serikat, vaksinasi anak terhadap varicella
menyediakan 70% -90% perlindungan terhadap varicella zoster (WHO, 2008).
Sekitar 50% kasus terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun, banyak pula ditemukan
pada usia 1-4 tahun dan 10-14 tahun. 11.000 kasus diperlukan perawatan di rumah sakit
dan 100 orang meninggal setiap tahunnya. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
menyebutkan, selama periode Januari hingga November 2007, sedikitnya 619 warga
terkena panyakit cacar air atau varicela (Kurniawaan, Dessy, Tatang, 2009).
TAMBAHIN ANGKA KEJADIAN DI PSUKESMAS SEDAYU II

Berdasarkan latar belakang peneliti merasa tertarik mengambil judul “ gambaran


pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela di Puskesmas Sedayu II”
B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela di
Puskesmas Sedayu 2 tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengatahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela di Puskesmas Sedayu 2 tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi data ilmiah bagi peneliti lainnya untuk penelitian lebih lanjut, agar
dapat terus memperbaharui ilmu kedokteran yang semakin berkembang.

2. Manfaat klinis
a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah informasi mengenai gambaran pengetahuan


Ibu yang mempunyai balita tentang varicella di Puskesmas Sedayu 2 serta dapat
menambah wawasan dan masukan peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan
yang sudah diperoleh selama masa pendidikan.

b. Bagi Instansi

Sebagai referensi data bagi puskesmas mengenai gambaran pengetahuan


Ibu yang mempunyai balita tentang varicella di Puskesmas Sedayu 2.

c. Bagi Profesi Kedokteran

Bagi bidang profesi kedokteran dengan mengetahui gambaran pengetahuan


Ibu yang mempunyai balita tentang varicella di Puskesmas Sedayu 2 dapat
memberikan masukan pada profesi kedokteran mengenai edukasi serta penyuluhan
tentang penyakit varicella serta perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowledge)
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu “tahu”, ini setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera menusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011).
3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang mencakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya, termaksut dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
d. Memahami (comprehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
e. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).
f. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu


objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

3
dari penggunaan kata- kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan)
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
g. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan
formulasi-formulasi yang ada.
h. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk dapat melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu kriteria
berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau mengunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.

E. Varicella
1. Defenisi Varicella
Varicella adalah penyakit infeksi akut dengan gejala erupsi kulit dengan
macula, papula, vesikel, dan crusta Organ tubuh yang diserang adalah kulit, selaput
lendir mata dan mulut, serta kerongkongan dan organ lain misalnya otak (Zein, 2008)
Cacar air, dalam bahasa inggris disebut sebagai Chickenpox, atau dalam bahasa
kedokteran disebut sebagai Varicella. Penyakit yang sangat menular ini disebabkan
oleh virus bernama Varicella Zoster. penyakit ini umum ditemui pada anak-anak
(Rukiyah, Yulianti, 2010).
4. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi virus Varicella-Zoster (VZV), virus
ini di tularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita biasa menularkan penyakitnya
mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Tetapi virusnya bisa
tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan
menyebabkan herpes zoster (Rukiyah, Yulianti, 2010).
5. Patogenesis
Infeksi virus masuk bersama air borne droplet (udara) masuk ke traktus
respiratorius (pernafasan), tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit

4
tapi penyebaran paling efektif melalui sistem respirasi. Selanjutnya virus akan
berkembang di dalam system retikuloendotelial, kemudian akan terjadi virema
disertai gejala konstitusi yang diikuti dengan munculnya lesi di permukaan virus
(Ngastiyah, 2005).
6. Manifestasi klinik
Masa inkubasi varicela pada anak 14-21 hari, penyakit ini umumnya ringan, ini
di tandai dengan demam ringan dan ruam yang gatal di seluruh tubuh (Rukyah,
Yulianti, 2010). Perjalanan penyakit dibagi menjadi 2 stadium yaitu:
1. Stadium prodromal: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul terdapat gejala panas,
perasaan lemah (malaise), anoreksia. Kadang-kadang terdapat kelainan
skarlatinaform atau morbiliform.
2. Stadium erupsi: dimulai dengan terjadinya papula merah kecil yang berubah
menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritomatous.
Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah (unumbilicated). Isi
vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya vesikel menjadi
kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar, mula-mula
di dada kemudian ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini disertai dengan
rasa gatal (Ngastiyah, 2005).

7. Komplikasi
Pada anak yang imunkompeten, biasanya dijumpai varicela yang ringan sehinga
jarang dijumpai komplikasi. Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicela yaitu:
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang berkisar antara
5-10% .
2. Scar (Jaringan parut)
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau
atrepococcus yang berasal dari garukan.
3. Pneumonia
Dapat timbul pada anak-anak dan pada orang dewasa yang dapat menimbulkan
keadaan fatal.
4. Neurologic
Manisfestasinya berupa tidak dapat mempertahankan posisi berdiri hingga tidak
mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan dysarthria.

5
5. Herpes zoster
Komplikasi yang lambat dari varicela yaitu timbulnya herpes zoster, timbul
beberapa bulan hingga tahun terjadinya infeksi primer ( Dumasari, 2008).
8. Pengobatan
a. Penanganan penyakit cacar air

1) Kasus ringan : simptomatik


2) Kebersihan kulit : mandi dengan sabun lebih sering
3) Antiseptik
4) Anti histamine : bila ada rasa gatal
5) Antibiotik : bila ada infeksi sekunder
6) Obat anti virus :Acyclovir, valacyclovir, famcyclovir (Zein, 2008).

Mengingat cacar air merupakan penyakit menular berbahaya, maka penanganan


harus melibatkan dokter adalah sebagai berikut :
 Begitu gejala cacar air terjadi, maka bawalah segera si kecil ke dokter untuk
memperoleh penanganan secara medis.
 Dokter umumnya akan member krim antiseptik.
 Penanganan cacar air lanjutan dapat dilakukan di rumah.
a) Berikan paracematol untuk menurunkan demam
b) Untuk menghindari dehidrasi, berikanlah minum sebanyak mungkin
c) Oleskan salap kalamina untuk mengurangi rasa gatal
d) Mandikanlah si kecil dengan air hangat
e) Jangan biarkan si kecil menggaruk cacarnya, karena dapat meninggalkan
bekas
f) Jauhkan si kecil dari ibu hamil, karena kalau menular ke ibu hamil sangat
berbahaya bagi ibu dan berdampak serius bagi janin (Novaria, Triton,
2008).
9. Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan cara pemberian vaksinasi varicela dosis 0,5 ml
secara subkutan, dosis tunggal. Pada keadaan terjadi kontak dengan kasus varicela,
untuk pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah penularan.
(Rezeki, Hadinegoro, 2011) Vaksinasi memberikan perlindungan penuh dari cacar air
pada 8-9 dari 10 orang. Vaksinasi diberikan pada kelompok-kelompok berikut :

6
a. Anak dengan usia antara 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air
harus mendapat satu dosis vaksinasi.

i. Anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar
air harus mendapat satu dosis vaksinasi.

j. Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air

k. Bekerja atau tinggal di lingkungan di mana penularan cacar air sangat mungkin
terjadi, misalnya di sekolah, penitipan anak, rumah sakit, asramah, penjara, atau
barak militer (Rukiyah, Yulianti, 2010).

F. Karakteristik Ibu
1. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai
dengan ulang tahun terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan
tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin bnayak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat (Notoatmodjo, 2003).
10. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik, dan lebih matang, pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini
berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk social dalam kehidupannya
dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang
lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu
dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2011).
11. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan
tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat
melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2011).
12. Sumber Informasi
Saluran atau media adalah alat atau saran yang digunakan oleh komunikasi
dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi

7
didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga kesehatan, majalah,
keluarga/teman dll (Notoatmodjo, 2003).
13. Paritas
Paritas adalah anak yang di lahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun yang
mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian
prenatal. Sedang paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian lebih
tinggi. Paritas 2-3 merupakan yang dapat di tangani dengan asuhan obstetri,
sedangkan paritas lebih dari 3 dapat di tangani dengan keluarga berencana (Sarwono,
2005)

8
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
1. Karakteriristik Ibu :

1. Umur

2. Pendidikan
Pengetahuan Ibu yang
3. Pekerjaan
Mempunyai Balita tentang
4. Sumber Informasi
Varicela
5. Paritas

14. Definisi Operasional


a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai balita dalam


menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yang berupa kuisioner dengan
kategori :
1) Baik
2) Cukup
3) Kurang
l. Umur

Umur adalah lamanya usia ibu yang mempunyai balita dihitung dari tahun
lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Dinyatakan dalam tahun yang
dikategorikan menjadi
1) 20-35 tahun
2) 36-45 tahun
m. Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah
diselesaikan oleh ibu yang mempunyai balita yang dikategorikan menjadi :
1) SD
2) SMP
3) SMU
4) PT (Perguruan Tinggi) / Akademi
n. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu yang mempunyai balita sehari-
hari yang dikerjakan secara rutinitas baik mendapatkan penghasilan maupun tidak
yang dikategorikan menjadi:
1) Ibu Rumah Tangga
2) Wiraswasta
3) Pegawai swasta
4) PNS
o. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah darimana ibu yang mempunyai Balita memperoleh


informasi tentang varicela pada anak yang dikategorikan :
1) Teman atau keluarga
2) Tenaga kesehatan
3) Media cetak
4) Media elektronik
15. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dengan
desain cross sectional yaitu penelitian di lakukan hanya satu kali saja tanpa ada
pengulangan, untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang varicela di Puskesmas Sedayu 2 tahun 2018.
16. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sedayu 2 dengan alasan tingginya
angka kejadian varicella dalam dua bulan terakhir serta belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya tentang varicela di lingkungan tersebut.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 24 – 27 Oktober 2018.

10
17. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di
Puskesmas Sedayu 2 tahun 2018 sebanyak ----- orang.
b. Sampel
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
balita di Puskesmas Sedayu 2 tahun 2018 sebanyak 30 orang, cara pengambilan
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik simpel random sampling
(acak sederhana).
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

18. kriteria inklusi dan eksklusi


a. inklusi

seluruh ibu yang memiliki anak balita yang datang ke puskesmas sedayu 2
p. eksklusi

ibu yang memiliki balita yang tidak bersedia menjadi responden


19. Metode Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur


berupa kuisioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teoritis.
Untuk mengisi kuisioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang memeriksakan
anaknya ke puskesmas sedayu 2 yang menjadi sampel dan memberikan penjelasan
singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian.
q. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran dilakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah.


Masing-masing pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut :
1. Jawaban yang benar diberi skor nilai ( 1 )

11
2. Jawaban yang salah diberi skor nilai ( 0 )
Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20. Dengan demikian
pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus :
= 100%

Keterangan
S : Skor
X : Jawaban
R : Jumlah nilai maksimum (20 soal) (Notoatmodjo, 2003)
Setelah selesai semua data yang diolah kemudian dimasukkan kedalam kategori
pengetahuan kemudian dimasukkan kategori standart absolute sebagai berikut:
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 (76-100 %)
2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 (56-75 %)
3. Pengetahuan kurang, apabila jawaban benar 0-11 (0-55 %) (Nursalam, 2008)

20. Pengolahan Data dan Analisa Data


a. Pengolahan Data

Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagai berikut :


1) Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, sehingga tidak
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data tersebut.
1) Coding
Merupakan data yang diedit, diberi angka atau tanda untuk mempermudah
pengolahan data.
2) Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
kesimpulan data dimasukkan kedalam tabel distribusi data.
r. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif yang disajikan dalam


bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian tersebut selanjutnya dianalisa
dengan menggambarkan setiap variabel dengan menggunakan teori-teori dan
keputusan yang relevant sehingga dibuat suatu kesimpulan.

12
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


1 Baik 24 51,06
2 Cukup 16 34,04
3 Kurang 7 14,90
Jumlah 47 100,00

Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang varicela terbanyak pengetahuannya baik yaitu sebanyak 24 responden
(51,06%), kemudian pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (34,04%), dan paling
sedikit berpengetahuan kurang sebanyak 7 responden (14,90%).

4.1.2 Distribusi Umur Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.2 Distribusi Umur Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X


Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013

13
No Umur Jumlah Persentase
1 20-35 tahun 37 78,72
2 36-45 tahun 10 21,28
Total 47 100,00

22 22

14
Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak berumur 20-
35 tahun yaitu sebanyak 37 responden (78,72%), dan paling sedikit berumur 36-45
tahun yaitu sebanyak 10 responden (21,28%).

4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X


Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013

No Pendidikan Jumlah Persentase


1 SD 6 12,76
2 SMP 18 38,30
3 SMA 22 46,81
4 Perguruan tinggi 1 2,13
Total 47 100,00

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak


berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (46,81%), SMP sebanyak 18 responden
(38,30%), SD sebanyak 6 responden (12,76%), dan paling sedikit Perguruan Tinggi
sebanyak 1 responden (2,13%).

15
23

16
4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X


Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 IRT 36 76,60

2 Wiraswasta 11 23,40

Total 47 100

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan
pekerjaan IRT sebanyak 36 responden (76,60%), dan paling sedikit Wiraswasta
sebanyak 11 responden (23,40%).

4.1.5 Distribusi Paritas Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X


Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013

No Gravida Jumlah Persentase


1 Primipara 11 23,40
2 Scundipara 14 29,79
3 Multipara 20 42,55

17
4 Grandemultipara 2 4,26
Total 47 100,00

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa responden terbanyak dengan paritas
multipara sebanyak 20 responden (42,55%), scundipara dengan sebanyak 14
responden (29,79%), primipara sebanyak 11 responden (23,40%), paling sedikit
grandemultipara sebanyak 2 responden (2,26%).

24

18
4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu yang Mempunyai Balita

Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu yang Mempunyai Balita di


Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No Sumber Informasi Jumlah Persentase


1 Teman atau keluarga 18 38,30
2 Tenaga kesehatan 8 17,02
3 Media cetak 11 23,40
4 Media elektronik 10 21,28
Total 47 100,00

Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa responden terbanyak memperoleh


sumber informasi dari teman atau keluarga sebanyak 18 responden (38,30%), media
cetak sebanyak 11 responden (23,40%), media elektronik sebanyak 10 responden
(21,28%), dan paling sedikit dari tenaga kesehatan sebanyak 8 responden (17,02%).

4.1.7 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan


Umur

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah
No Umur Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %

19
1 20-35 tahun 21 56,76 13 35,14 3 8,10 37 100
2 36-45 tahun 3 30 3 30 4 40 10 100

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 37 responden yang berumur
20-35 tahun, 21 responden (56,76%) berpengetahuan baik, 13 responden (35,14%)
berpengetahuan cukup, dan 3 responden (8,10%) berpengetahuan kurang. Dari 10

25

20
responden yang berumur 36-45 tahun, 3 responden (30%) berpengetahuan baik, 3

responden (30%) berpengetahuan cukup, 4 responden (40%) berpengetahuan kurang.

4.1.8 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan


Pendidikan

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan


Pendidikan di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah
No Pendidikan Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 SD 1 16,67 3 50 2 33,33 6 100
2 SMP 7 38,89 6 33,33 5 27,78 18 100
3 SMA 15 68,18 7 31,82 0 0 22 100
4 Perguruan 1 100 0 0 0 0 1 100
Tinggi

Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 22 responden yang berpendidikan
SMA, 15 responden (68,18%) berpengetahuan baik, 7 responden (31,82%)
berpengetahuan cukup. Dari 18 responden yang berpendidikan SMP, 7 responden
(38,89%) berpengetahuan baik, 6 responden (33,33%) berpengetahuan cukup, 5
responden (27,78%) berpengetahuan kurang. Dari 6 responden yang berpendidikan
SD, 3 responden (50%) berpengetahuan cukup, 2 responden (33,33%) berpengetahuan

21
kurang, 1 responden (16,67%) berpengetahuan baik. Dari 1 responden berpendidikan
Perguruan Tinggi, 1 responden (100%) berpengetahuan baik.

26

22
4.1.9 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Pekerjaan

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan


Pekerjaan di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah
No Pekerjaan Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 IRT 17 47,22 14 38,89 5 13,89 36 100
2 Wiraswasta 7 63,64 2 18,18 2 18,18 11 100

Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa dari 36 responden bekerja sebagai IRT,
17 responden (47,22%) berpengetahuan baik, 14 responden (38,89%) berpengetahuan
cukup, 5 responden (13,89%) berpengetahuan kurang. Dari 11 responden bekerja
sebagai Wiraswasta, 7 responden (63,64%) berpengetahuan baik, 2 responden
(18,18%) berpengetahuan cukup, 2 responden (18,18%) berpengetahuan kurang.

4.1.10 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan


Paritas

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyi Balita Berdasarkan Paritas
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No Paritas Pengetahuan Jumla

23
h
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 Primipara 8 72,73 2 18,18 1 9,09 11 100
2 Scundipara 8 57,14 5 35,72 1 7,14 14 100
3 Multipara 7 35 9 45 4 20 20 100
4 Grandemultipara 1 50 0 0 1 50 2 100

Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa dari 20 responden dengan paritas

multipara, 7 responden (35%) berpengetahuan baik, 9 responden (45%)

27

24
berpengetahuan cukup, 4 responden (20%) berpengetahuan kurang. Dari 14 responden
dengan paritas scundipara, 8 responden (57,14%) berpengetahuan baik, 5 responden
(35,72%) berpengetahuan cukup, 1 responden (7,14%) berpengetahuan kurang. Dari
11 responden dengan paritas primipara, 8 responden (72,73%) berpengetahuan baik, 2
responden (18,18%) berpengetahuan cukup, 1 responden (9,09%) berpengetahuan
kurang, 2 responden dengan paritas grandemultipara, 1 responden (50%)
berpengetahuan baik, 1 responden (50%) berpengetahuan kurang.

4.1.11 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan


Sumber Informasi

4.11 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber


Informasi di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah
No Sumber Baik Cukup Kurang
informasi f % f % f % f %
1 Teman 7 38,89 7 38,89 4 22,22 18 100
/keluarga

2 Tenaga 5 62,5 2 25 1 12,5 8 100


kesehatan

3 Media cetak 6 54,55 4 36,36 1 9,09 11 100


4 Media 6 60 3 30 1 10 10 100
elektronik

25
Dari tabel 4.11 di atas diketahui bahwa dari 18 responden yang mendapatkan
informasi dari teman atau keluarga, 7 responden (38,89%) berpengetahuan baik, 7
responden (38,89%) berpengetahuan cukup, 4 responden (22,22%) berpengetahuan
kurang. Dari 11 responden yang mendapatkan informasi dari media cetak, 6
responden (54,55%) berpengetahuan baik, 4 responden (36,36%) berpengetahuan

28

26
cukup, 1 responden (9,09%) berpengetahuan kurang. Dari 10 responden yang
mendapatkan informasi dari media elektronik, 6 responden (60%) berpengetahuan
baik, 3 responden (30%) berpengetahuan cukup, 1 responden (10%) berpengetahuan
kurang. Dari 8 responden yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan, 5
responden (62,5%) berpengetahuna baik, 2 responden (25%) berpengetahuan cukup,
dan 1 responden (12,5%) berpengetahuan kurang.

27
29

28
4.2 Pembahasan

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela


Berdasarkan Umur

60 56,76

50

40
40
35,14

29
bai
30 30 k
30
cukup

20 kurang

8,1
10

20-35 tahun 36-45 tahun

Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang


Varicela Berdasarkan Umur di Lingkungan X kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram 4.1 diatas dapat diketahui pengetahuan responden berumur 20-35
tahun dengan 21 responden (56,76%) tingkat pengetahuan baik dan responden
berumur 36-45 tahun dengan 4 responden (40%) berpengetahuan kurang.

Menurut zaluchu (2006), umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari
tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun terakhir. Umur sangat erat hubungannya
dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003).

30

30
Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik pada kategori
umur 20-35 tahun dimana ibu masih muda dan merupakan usia reproduksi sehingga
ibu lebih mudah menerima informasi dan rasa penasaran atau ingin tahu masih tinggi.

Tingginya proporsi pengetahuan kurang pada kategori umur 36-45 tahun.


Karena ibu sudah tidak muda lagi dan rasa ingin tahu ibu telah berkurang. Dilihat dari
latar belakannya, ibu masih ada yang berpendidikan SD dan merupakan jenjang
pendidikan terendah, sehingga ibu mendapatkan wawasan dan pengetahuan kurang
baik maka dari itu ibu harus lebih aktif lagi mencari informasi dan wawasan terbaru
tentang dunia kesehatan.

31
31

32
4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Pendidikan

120

100
100

80
68,18

baik
60 cuku
50 p
kuran
g
38,89 38,82
40 33,33 33,33
27,78
16,67
20

0 0 0

0
SD SMP SMA Perguruan Tinggi

33
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan X kelurahan
Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram 4.2 diatas dapat deketahui responden pendidikan perguruan


tinggi berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (100%), SMA berpengetahuan baik
sebanyak 15 responden (68,18%), SMP berpengetahuan baaik sebanyak 7 responden
(38,89%), SD berpengetahuan cukup sebanyak 3 responden (50%).

Menurut Notoatmodjo (2011) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang


berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu,
kelompok atau masyarakat.

32

34
Menurut asumsi peneliti, bahwa tingginya proporsi pengetahuan baik pada
pendidikan PT dan SMA, karena responden yang berlatar pendidikan tersebut
memiliki wawasan yang luas sehingga responden lebih mudah menerima ide-ide baru
dan menerima informasi dengan jelas.

Tingginya proporsi pengetahuan baik pada pendidikan SMP, karena rendahnya


pendidikan ibu tidak membuat ibu ketinggalan informasi, apalagi sekarang zaman
sudah canggih sehingga tidak hanya dari pendidikan ilmu bisa di dapatkan melainkan
dari pengalaman dan wawasan ibu.

35
33

36
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Pekerjaan

70
63,64

60

50 47,22

38,89

40 baik
cuku
p
30 kuran
g
18,18 18,18
20
13,89
10

0 Wiraswast
IRT a

37
Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan X kelurahan
Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram diatas dapat diketahui responden yang bekerja sebagai


wiraswasta yang berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (63,64%), dan bekerja
sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak 17 responden (47,22%).

Menurut Notoatmodjo (2011) pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas


seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.

34

38
Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik yang bekerja
sebagai Wiraswasta di karenakan ibu bekerja diluar rumah maka ibu semakin banyak
berinteraksi dengan orang- orang di sekitar mereka, sehingga ibu mendapatkan
informasi-informasi terbaru dan pengetahuan lain seputar kesehatan.

Tingginya proporsi pengetahuan baik pada kategori pekerjaan IRT, walaupun


ibu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga,
suami, dan anak. Ibu memperoleh informasi tentang kesehatan dari keluarga, teman,
tetangga, media cetak dan media elektronik sehingga ibu yang bekerja sebagai IRT
masih bisa medapatkan pengetahuan dan wawasan dari pengalaman orang lain.

39
35

40
4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Paritas

80
72,73

70

60 57,14
50 50
50
45

baik
cuku
40 35,72 35 p
kuran
30 g

20
18,18
20
9,09
10 7,14
0

0
Primipara Scundipara Multipara Grandemultipara

41
Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Paritas di Lingkungan X kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram 4.4 diatas diketahui responden dengan jumlah paritas primipara
berpengetahuan baik dengan 8 responden (72,73%), scundipara berpengetahuan baik
8 responden (57,14%), multipara berpengetahuan cukup sebanayak 9 responden
(45%), grandemultipara berpengetahuan baik dan kurang masing-masing sebanyak 1
responden (50%).

Menurut Sarwono (2005) paritas adalah jumlah anak yang dilahirkaan oleh
seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas yang
paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka

36

42
kematian maternal lebih tinggi, paritas lebih dari 3 dapat dikurangi atau dicegah
dengan keluarga berencana.

Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik dengan paritas


primipara dan scundipara karena rasa ingin tahu yang tinggi mengakitbatkan ibu lebih
banyak menggali informasi mengenai kesehatan dengan demikian ibu banyak
mengetahui informasi tentang kesehatan.

Tingginya proporsi pengetahuan cukup pada paritas multipara karena ibu lebih
banyak paritasnya maka semakin banyak pengalaman yang di dapat ibu. Dengan
pengalaman ibu sebelumnya ibu telah memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
kesehatan sebelumnya.

43
37

44
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Sumber Informasi

70
62,5
60
60
54,55
50

38,8938,89

40 36,36 baik
cuku
30 p
30 25 kuran
g
22,22
20
12,5
9,09 10
10

0 Teman/Keluarga Tenaga
Kesehatan Media Cetak Media Elektronik

Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang


Varicela Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan X

45
kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013

Dari diagram 4.5 diatas diketahui responden pada informasi yang di dapat dari
tenaga kesehatan berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (62,5%), media
elektronik berpengetahuan baik sebanyak 6 responden (60%), media cetak
berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (62,5%), teman/keluarga berpengetahuan
baik sebanyak 7 responden (38,89%).

Menurut Notoatmodjo (2003) saluran atau media adalah alat atau saran yang
digunakan oleh komunikasi dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada

38

46
komunikan. Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga
kesehatan, majalah, keluarga/teman dll.

Menurut asumsi peneliti, ibu yang mendapat informasi dari teman/keluarga


memiliki proporsi pengetahun baik dan cukup, hal ini menunjukkan bahwa informasi
yang diberikan teman/keluarga telah menambah pengetahuan dan wawasan ibu
melalui bersosialisasi maupun berinteraksi.

Berbeda dengan ibu yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan, media
cetak, dan media elektronik yang memiliki proporsi pengetahuan baik. Itu karena ibu
mendapatkan informasi terbaru dengan cara yang lebih gampang dan lebih cepat
selain itu ibu lebih mudah memahami apa yang dilihat dan langsung di baca dari
buku, koran/majalah, tv, radio dan internet sehingga ibu mendapatkan informasi yang
lebih luas dan pengetahuan yang baik.

47
39

48
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela yang
terbanyak berpengetahuan baik 24 responden (51,06%).

5.1.2 Berdasarkan umur, responden yang paling banyak berumur 20-35 tahun dari 37
responden sebanyak 21 responden (56,76%) berpengetahuan baik.

5.1.3 Berdasarkan pendidikan, responden yang paling banyak pendidikan SMA dari

22 responden sebanyak 15 responden (68,18%) berpengetahuan baik.

5.1.4 Berdasarkan pekerjaan, responden yang paling banyak bekerja sebagai IRT dari

36 responden sebanyak 17 responden (47,22%) berpengetahuan baik.

5.1.5 Berdasarkan paritas, responden yang paling banyak dengan paritas multipara
dari 20 responden sebanyak 9 responden (45%) berpengetahuan cukup.

49
5.1.6 Berdasarkan Sumber Informasi, responden yang paling banyak mendapat
informasi dari teman/keluarga dari 18 responden sebanyak 7 responden
(38,89%) berpengetahuan baik dan cukup.

40

40

50
5.2 Saran

5.2.1 Di harapkan kepada ibu yang mempunyai balita di Lingkungan X Kelurahan


Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai tahun 2013 lebih aktif lagi
mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
tentang varicela (cacar air).

5.2.2 Di harapkan kepada tenaga kesehatan lebih aktif memberikan informasi yang
mudah diterima dan dimengerti kepada masyarakat khususnya pada ibu yang
memiliki balita.

51
41

52
DAFTAR PUSTAKA

Dumasari, Ramona, 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Medan :Jurnal Fakultas
Kedokteran USU

Fadlun, Achmad Feryanto, 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Salemba


Medika

Kurniawan,Martin, Dessy, Norberta dan Tatang Matheus, 2009. Varicela Zoster Pada
Anak. Tanggerang : Medicinus

Marmi, 2011. Paduan Lengkap Sakit Dan Luka Pada Anak,Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit, Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

, 2011, Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Novaria, A, I,


Triton, P, B. 2008. Menjaga Kesehatan Balita. Yogykarta : Tugu

Novel, Sasika. 2011. Ensiklopedi Penyakit Menular dan Infeksi. Yogyakarta :

53
Familia

Novita, Nesi, Yunetra Franciska, 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan


Kebidanan. Jakarta Selatan: Salemba Medika

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Rezeki, Sri, Hadinegoro, 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Ikatan


Dokter Anak Indonesia

Rukiyah, Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta Timur : Trans
Info Media

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

42

54
Sefrina, Andin, Suhendri Cahya Purnama, 2012. Penyakit Berbahaya Bayi dan
Balita. Jakarta Timur: Dunia Sehat

Suardi, Muslim, Erjon, khodijah, 2007. Kerasionalan Penggunaan Asiklovir Pada


Salah Satu Poliklinik Kulit dan Kelamin. Sumatera Selatan: Jurnal Farmasi
Indonesia

WHO, 2008. Imunization, Vaccines and Biological : http://www.who.int/selection

Zaluchu, Fotarisman, 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Cipta Pustaka Media

Zein, Umar. 2008. Penyakit- Penyakit Yang Mempengaruhi Kehamilan Dan


Persalinan. Medan : USU

55
43

56

Anda mungkin juga menyukai