Anda di halaman 1dari 7

Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat
Dokter Pendamping       :  DENY LIDYAWATI
Judul Lap. Kegiatan       :  Penyuluhan mengenai Ddemam Berdarah Dengue
LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes spp,yang terinfeksi virus
Dengue. (info datin).
Penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD) di Indonesia masih merupakan salah satu
masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus Denguemelalui perantara gigitan nyamuk
Aedes aegypti. DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh
dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap
tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara. (buletin epid)

Menurut data WHO, Asia Pasifik menanggung 75 persen beban dengue di dunia antara
tahun 2004 dan 2010. Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD
terbanyak diantara 30 negara wilayah endemis. (Info datin).
Penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama
di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring
dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. (buletin epidemilogi, 2010)

PERMASALAHAN
1. Meningkatnya penderita DBD
2. Kurangnya pemahaman mengenai gejala dan tanda bahaya DBD
3. Menggalakkan gerakan pencegahan DBD
PERENCANAAN DAN INTERVENSI
Metode penyuluhan dilakukan secara ceramah. Uji pengetahuan dilakukan secara tanya
jawab.

PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Hari Selasa 18 agustus 2020, pada pukul
08.30 di ruang tunggu poli puskesmas. Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD)
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dengue virus ditularkan (atau disebarkan) sebagian
besar oleh nyamuk Aedes, khususnya tipe nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk betina bertelur di wadah
air yang terdapat di dalam maupun di lingkungan rumah, sekolah, dan area lainnya. Telur akan
berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 10 hari. Nyamuk betina bertelur di wadah air yang
terdapat di dalam maupun di lingkungan rumah, sekolah, dan area lainnya. Gejala yang biasanya
muncul adalah demam tinggi, sakit kepala parah, sakit di belakang mata, nyeri sendi, nyeri otot dan
tulang, ruam, dan pendarahan ringan. Pola demam pada DBD, membentuk pelana kuda. Demam akan
tinggi mendadak pada 1-3 hari, kemudian turun bada hari ke-4 dan 5 , dan meningkat kembali pada
hari ke 6 dan 7. Pada hari4 dan 5 demam turun seolah sembuh, namun pada fase tersebut justri
merupakan fase kritis. Tanda fase kritis: gejala Tidak membaik setelah suhu turun, menolak makan
dan minum, muntah Terus menerus, nyeri perut Hebat, lemas, lesu, tangan dan kaki dingin,
perdarahan.
Pencegahan penyakit DBD adalah dengan melakukan 4M Plus. 4M Plus yaitu:

1. Menguras. Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat
minum burung, penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes mati.
2. Menutup. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan
bertelur.
3. Mengubur. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air
hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol agar tidak menjadi sarang dan tempat
bertelur nyamuk Aedes.
4. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

Plus :

 Jangan menggantung baju


 Memelihara ikan
 Hindari gigitan nyamuk
 Membubuhkan abate

MONEV
1. Persiapan materi dan alat penunjang penyuluhan cukup baik. Saran untuk melengkapi
penyuluhan dengan poster/leaflet untuk mempermudah komunikasi.
2. Pelaksanaan penyuluhan berjalan kurang kondusif. Hal ini disebabkan kurangnya
media komunikasi (membuat penyuluhan hanya bersifat satu arah), fokus audiens
terbagi antara mendengarkan materi dengan menunggu bertemu dokter.
3. Antusiasme audiens cukup baik.
4. Sesi tanya jawab berlangsung secara dua arah.
Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Dokter Pendamping       :  DENY LIDYAWATI
Judul Lap. Kegiatan       :  Penyuluhan pentingnya deteksi dini kanker serviks
LATAR BELAKANG
Kanker serviks merupakan penyebab kematian ketiga pada perempuan diseluruh dunia.
Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Perjalanan dari infeksi HPV
hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20
tahun. Namun proses penginfeksian ini sering tidak disadari oleh para penderita, karena
proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.

Berdasarkan GLOBOCAN 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global
dalam segi angka kejadian (urutan ke urutan ke-6 di negara kurang berkembang) dan urutan
ke-8 sebagai penyebab kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama dengan angka
mortalitas akibat leukemia). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara
berkembang,dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global. Di Indonesia
kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data dari Patologi
Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru
kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu
kasus kanker serviks.Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari
penderitanya dan keluarganya sertajuga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan
kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks,
terutama dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak
yang terlibat

PERMASALAHAN
1. Meningkatnya penderita kanker serviks
2. Kurangnya kewaspadan mengenai gejala dan tanda dini kanker serviks
3. Menggalakkan gerakan deteksi dini pemeriksaan kanker serviks
PERENCANAAN DAN INTERVENSI
Metode penyuluhan dilakukan secara ceramah. Uji pengetahuan dilakukan secara tanya
jawab.

PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Hari Senin 24 agustus 2020, pada pukul 08.30 di
ruang tunggu poli puskesmas. Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim
wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua
wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung
memengaruhi wanita yang aktif secara seksual. kanker serviks adalah sejenis kanker yang
99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher
rahim. Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus
kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks
memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses
penginfeksian ini sering tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian
menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Pada tahap awal, kanker serviks
biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan
pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah
menopause, keputihan yang berbau, nyeri panggul, sulit BAB/BAK. Pencegahan terhadap
kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di
negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini
melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun
melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Skrining dapat
dilakukan dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Asam Asetat) dan pap smear. Dengan
skrining /deteksi dini, kanker serviks dapat diobati secara dini dan harapan hidupnya lebih
tinggi

MONEV
5. Persiapan materi dan alat penunjang penyuluhan cukup baik. Saran untuk melengkapi
penyuluhan dengan poster/leaflet untuk mempermudah komunikasi.
6. Pelaksanaan penyuluhan berjalan kurang kondusif. Hal ini disebabkan kurangnya
media komunikasi (membuat penyuluhan hanya bersifat satu arah), fokus audiens
terbagi antara mendengarkan materi dengan menunggu bertemu dokter.
7. Antusiasme audiens cukup baik.
8. Sesi tanya jawab berlangsung secara dua arah.
Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Dokter Pendamping       :  DENY LIDYAWATI
Judul Lap. Kegiatan       :  Penyuluhan mengenai Tanda dan Gejala Penyakit Kusta
serta Stigma terhadap Penyakit Kusta

LATAR BELAKANG
Penyakit kusta disebut juga sebagai Morbus Hansen, yaitu penyakit kronik yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab
timbulnya masalah kejadian penyakit kusta yaitu faktor umur, faktor jenis kelamin, faktor
pengetahuan, faktor ekonomi, faktor perilaku personal hygiene, faktor riwayat kontak dan
faktor lingkungan fisik rumah.
Penyakit Kusta dikenal hampir 2000 tahun SM. WHO memperkirakan jumlah kasus
baru penyakit kusta di dunia pada tahun 2015 adalah 210.758. Dari jumlah tersebut, penderita
paling banyak terdapat di Asia Tenggara sebanyak 156.118 , diikuti Amerika (28.806) dan
Afrika sebanyak (20.004). Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (Info Datin 2018), Indonesia telah mencapai status eliminasi kusta <1 per
<10.000 penduduk (<10 epr 100.000 penduduk), pada tahun 2000. Angka prevalensi kusta di
Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,7 kasus/ 10.000 penduduk dan angka penemuan kasus
baru sebesar 6.08 kasus per 100.000 penduduk.
Selama ini penderita kusta dipandang sebagai penyakit kutukan,keturunan, akibat
guna-guna, penyakit aib, memiliki pola hidup yang kotor, dan penyakit menular hingga tidak
bisa disembuhkan. Salah satu masalah yang menghambat upaya penangulangan pada
penyakit kusta adalah stigma yang melekat pada penyakit kusta. Fenomena stigma terhadap
orang yang menderita kusta akan berdampak juga pada keluarga dari penderita kusta. Stigma
tersebut berupa pandangan negatif dan perlakuan diskriminatif terhadap keluarga
penderitakusta, sehingga menghambat upaya penderita kusta dan keluarganya untuk
menikmati kehidupan sosial yang wajar seperti individu pada umumnya. Keadaan ini
berdampak negatif pada penderita kusta secara psikologis bagi mereka selain itu frustasi,
bahkan ada yang melakukan upaya untuk bunuh diri (bakrie,2010).Dari sisi penanggulan
penyakit, stigma penderita kusta dapat menyebabkan seseorang yang sudah terkena kusta
enggan berobat karena takut keadaannya diketahui oleh masyarakat sekitar.

PERMASALAHAN
1. Menyadarkan masyarakat mengenai tanda dan gejala penyakit kusta
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengobatan kusta
3. Menghilangkan stigma masyarakat mengenai penyakit kusta
PERENCANAAN DAN INTERVENSI
Metode penyuluhan dilakukan secara ceramah. Uji pengetahuan dilakukan secara tanya
jawab.
PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Hari Rabu, 5 agustus 2020, pada pukul 08.45 di
ruang tunggu poli puskesmas. Kegiatan dimulai dengan pemaparan mengenai tanda dan
gejala kusta. Tanda dan gejala kusta yang harus di curigai dan segera diperiksakan ke fasilitas
kesehatan, berobat secara teratur. Gejala dan tanda penyakit kusta sering kali tidak disadari
oleh masyarakat, sehingga terlambat bahkan sama sekali tidak diobati, yang tentu saja
merugikan penderita. Bagi penderita yang telah menjalani pengobatan, masih mendapatkan
stigma dari masyarakat bahkan keluarga. Maka pada penyuluhan ini, dipaparkan gejala
penyakit kusta dari yang ringan sampai pada tahap lanjut, yaitu bercak hingga kehilangan
anggota tubuh. Penyakit kusta bisa diobati sehingga tidak berakibat fatal. Dengan
mengetahui gejala, tanda dan pengobatan, maka diharapkan stigma dari masyarakat dapat
berkurang.

Setelah sesi pemaparan materi, dilanjutkan dengan tanya jawab kepada audiens. Pertanyaan
yang diajukan audiens seputar gejala dan tanda penyakit kusta, pengobatan kusta

MONEV

1. Persiapan materi dan alat penunjang penyuluhan cukup baik. Saran untuk melengkapi
penyuluhan dengan poster/leaflet untuk mempermudah komunikasi.
2. Pelaksanaan penyuluhan berjalan cukup kondusif. Jumlah audiens yang tidak terlalu
banyak membuat audiens dapat fokus menyimak materi dengan baik.
3. Antusiasme audiens sangat baik.
4. Sesi tanya jawab berlangsung secara dua arah.

Anda mungkin juga menyukai