Anda di halaman 1dari 6

JURNAL STINDO PROFESIONAL

Volume V | Nomor 1 | Januari 2019


I S S N : 2443 - 0536

HUBUNGAN LINGUISTIK FORENSIK DALAM HUBUNGAN BERNALAR INDUKTIF


DAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MAHASISWA
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

Oleh:
Febrika Dwi Lestari (febrika23@yahoo.co.id)
Sarma Panggabean (uli.gabe88@yahoo.com)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan agar dapat dijadikan dasar kebijakan dalam proses penyusunan
rencana pengajaran di kelas, dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar pada
mata kuliah yang diteliti. Manfaat lain dari penelitian ialah untuk memperkaya ragam
studi linguistik forensik, yang pada gilirannya sebagai pembuktian luasnya (dan
berterimanya) cakupan linguistik forensik dalam ranah yang berbeda-beda. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif korelasional dengan menetapkan sebanyak 40 orang
sampel melalui teknik sampel bertujuan (Purposive Sample). Tes objektif pilihan berganda
digunakan sebagai instrumen untuk menjaring data pada variabel bernalar induktif,
sedangkan pada variabel kemampuan menulis digunakan tes menulis paragraf. Teknik
pengolahan data dimulai dengan pentabulasian data kedua variabel, kemudian
mengoreksi, dan terakhir pengujian hipotesisnya digunakan rumus uji t, untuk
menganalisis data dalam menentukan besarnya hubungan bernalar dengan kemampuan
menulis paragraf dapat digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus angka
kasar dari Pearson. Selanjutnya dilakukan pengkajian berdasarkan analisis struktur
kebahasaan penulis, nantinya akan menjadi ancangan linguistik forensik untuk
menemukan keberadaan karakter bernalar induktif seorang mahasiswa melalui sebuah
tulisan ilmiah yang dihasilkannya. Sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk mahir
menuangkan ide/gagasan dalam tulisan ilmiah kompeten dan kompetitif.

Kata Kunci: Bernalar Induktif, Menulis Paragraf, Linguistik Forensik

PENDAHULUAN tersebut membutuhkan kemampuan


bernalar yang tepat dan cepat. Hal
Pengkajian penulisan paragraf paragraf inilah yang melatari signifikansi urgensi
sangat penting dilakukan, mengingat (keutamaan) penelitian ini, yaitu untuk
keharusan setiap mahasiswa (baik meningkatkan kemampuan mahasiswa
secara perorangan maupun kelompok) agar mampu menyampaikan ide atau
untuk menghasilkan sebuah tulisan. gagasan pikiran ke dalam karangan
Kewajiban itu dapat tertuang untuk secara logis dan sistematis dengan
memenuhi tuntasnya mata kuliah menggunakan pendekatan linguistik
(sering sekali berupa makalah, laoran forensik.
buku,dll), untuk menyelesaikan tugas
akhir (dalam bentuk skripsi), bahkan Dalam kehidupan sehari-hari, sering
untuk publikasi dalam bidang lainnya dijumpai mahasiswa kurang cermat
(misalnya, jurnal, artikel ilmiah populer, dalam mengembangkan kemampuan
opini pada media massa, dan menulis paragraf. Walaupun mata
sebagainya). Layak dicatat, bahwa kuliah menulis telah diberikan namun
keseluruhan aktifitas kepenulisan hasilnya belum maksimal. Berdasarkan

123
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume V | Nomor 1 | Januari 2019
I S S N : 2443 - 0536

pengamatan, ada beberapa hal yang LINGUISTIK FORENSIK


perlu diperhatikan dan ditingkatkan
dalam pembelajaran, yaitu kajian Pada penelitian ini, kajian linguistik
menulis paragraf. Untuk menulis forensik dipergunakan dalam Analisis
sebuah paragraf dibutuhkan latihan- Struktur Bahasa berkaitan dengan
latihan yang maksimal. Dalam latihan- mengkaji struktur kebahasaan yang
latihan ini mahasiswa diharapkan untuk meliputi unit-unit struktural linguistik
membentuk dan membangun seperti analisis morfologi, sintaksis, dan
pengetahuannya melalui interaksi semantik dalam suatu teks, dalam hal
dengan lingkungan. Selain itu, ini teks dalam analisis kajian linguistik
mahasiswa dimotivasi untuk belajar forensik. Berkaitan dengan bahasa
melalui pengalaman-pengalaman dalam penulisan paragraf, analisis
mereka di luar kampus. struktur bahasa ini menelaah struktur
bahasa untuk membedah penggunaan
Melalui pengalaman-pengalamannya, bahasa dalam paragraf tersebut, apakah
mahasiswa diberi kesempatan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
mengkolaborasi pelajaran menjadi kebahasaan sehingga tidak
bermakna, sehingga mahasiswa mampu menimbulkan ketaksaan makna yang
untuk menulis paragraf. berdampak pada penyalahgunaan
bahasa. Selain itu, analisis struktur
Dalam hal ini inguistik foensik akan bahasa dalam kajian ini juga dapat
berperan aktif dalam pengkorelasian sampai pada rekomendasi
karakter bernalar mahasiswa penyederhanaan kalimat-kalimat
menggunakan operandi linguistik yang kompleks dalam produk hukum
dapat dipahami dengan mudah. Hal ini sehingga lebih mudah dipahami.
didasari pada kendala mahasiswa -yang
pada umumnya bila diminta untuk HAKIKAT DAN JENIS PENALARAN
menulis paragraf, kebanyakan dari
mereka merasa kebingungan untuk Menurut Kosasih (2003:54) menyatakan
memulainya. Maka, timbul sebuah “Bernalar adalah proses berpikir untuk
paradigma awal pada peneliti, apakah menghubung-hubungkan data atau
ini dikatakan kurangnya pemahaman fakta yang ada sehingga sampai pada
bernalar dalam menulis paragraf, atau suatu kesimpulan. Dalam defenisi ini
ketidakmampuan dalam memahami maka data dan fakta adalah sesuatu
tataran kebahasaan dengan baik. Serta- yang dianggap penting untuk
merta kapasitas kognisi seseorang akan melakukan proses bernalar”. Menurut
sangat memengaruhi keluwesannya Keraf (1991 :5) “Bernalar (reasoning)
saat menuangkan isi gagasannya dalam adalah proses berpikir yang berusaha
bentuk tulisan. Hal inilah yang menghubung-hubungkan fakta-fakta
mewajibkan penelitian ini harus segera atau evidensi-evidensi yang diketahui
dilaksanakan, sebab jika dibiarkan menuju kepada suatu kesimpulan”.
berlarut-larut maka potensinya untuk Lebih lanjut, Moeliono mengatakan
menulis limiah (baik tugas makalah, (1992:3) “logika artinya bernalar;
jurnal, maupun skripsi) akan terkendala. Bernalar ialah proses pengambilan
Hasilnya, kompetensi dan prestasi kesimpulan dari bahan bukti atau
mahasiswa dalam bidang akademis petunjuk.”
akan rendah.

124
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume V | Nomor 1 | Januari 2019
I S S N : 2443 - 0536

Bernalar terbagi ke dalam dua macam, tersendiri dan karena itu harus
yakni deduksi dan induksi. Bernalar dipelajari dan dilatih.
deduksi dilakukan terhadap data
(pernyataan) umum untuk kemudian Dalam penulisan paragraf, penulis harus
ditarik kesimpulan yang khusus. menyajikan dan mengorganisasikan
Suriasumantri (1999 :48) menyatakan, gagasan menjadi suatu paragraf yang
“Induktif adalah cara berpikir dimana memenuhi persyaratan. Sabarti (1989
ditarik sutu kesimpulan yang bersifat :148) mengatakan, “Ada tiga syarat
umum dari berbagai kasus yang bersifat dalam pembentukan paragraf yaitu
individual. Bernalar induktif dilakukan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
terhadap peristiwa-peristiwa khusus, “Di dalam penulisan paragraf ketiga
untuk kemudian dirumuskan sebuah unsur tersebut harus diperhatikan
kesimpulan yang mencakup semua karena unsur tersebut merupakan
peristiwa-peristiwa khusus itu. bagian yang terdapat dalam isi paragraf.

PARAGRAF METODE PENELITIAN

Gie (2002:9) memberikan penjelasan Metode penelitian memegang peranan


bahwa “Menulis adalah segenap penting dalam sebuah penelitian karena
rangkaian kegiatan seseorang semua yang dilakukan dalam upaya
mengungkapkan buah pikirannya menemukan dan membuktikan sesuatu
melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dalam penelitian sangat bergantung
dimengerti oleh orang lain. Buah pikiran pada metode yang digunakan. Maka
itu dapat berupa pengalaman, pada penelitian ini digunakan metode
pendapat, pengetahuan, keinginan, deskripsi korelasional, yaitu metode
perasaan sampai gejolak kalbu yang dimaksudkan untuk mengetahui
seseorang”. ada tidaknya hubungan antara dua atau
beberapa variabel. Dalam penelitian ini
Sebuah paragraf dibangun oleh ada dua variabel yang harus dijelaskan
beberapa kalimat yang saling agar pembahasan masalah ini lebih
menunjang atau berhubungan dan terarah dan tidak jauh menyimpang dari
hanya mengandung satu gagasan pokok tujuan penelitian. Variabel yang
dan dijelaskan oleh beberapa gagasan terdapat dalam penelitian ini yaitu :
penunjang. Gagasan pokok dituangkan 1. Kemampuan bernalar yaitu
ke dalam kalimat topik (kalimat utama) kesanggupan mahasiswa/seseorang
dan gagasan penunjang ke dalam untuk mempertimbangkan suatu
kalimat-kalimat penunjang atau kalimat bukti atau petunjuk dengan pikiran
penjelas. Setiap paragraf terdiri dari yang logis untuk menuju kepada
kalimat topik dan kalimat-kalimat kesimpulan. Kemampuan bernalar
penunjang atau penjelas. induktif merupakan variabel bebas
(variabel x)
Pembentukan paragraf merupakan 2. Kemampuan menulis paragraf
salah satu syarat utama dalam karang induktif yaitu kesanggupan
mengarang dan menulis. Kemampuan mahasiswa dalam menemukan
membentuk dan menyusun pikiran pikiran utama yang terletak diakhir
dalam paragraf bukan merupakan paragraf. Kemampuan menulis
kemahiran bahasa yang murni, itu paragraf merupakan variabel terikat
merupakan suatu kemampuan (variabel Y).

125
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume V | Nomor 1 | Januari 2019
I S S N : 2443 - 0536

Dalam penelitian ini ada dua variabel Data Kemampuan Penalaran (X) dan
yakni kemampuan bernalar Kemampuan Menulis Paragraf Induktif
kemampuan menulis paragraf induktif. (Y)
Untuk memperoleh data tentang No Nama Siswa X Y
kemampuan bernalar mahasiswa dan 1 J 60 70
kemampuan menulis paragraf induktif 2 LN 55 70
dilakukan dengan tes. Maka untuk 3 MD 90 80
menjaring data variabel bernalar yaitu 4 JK 90 70
secara deduktif dan induktif digunakan 5 DR 80 60
tes objektif pilihan berganda. Jumlah 6 RS 95 80
7 FD 70 70
tes objektif pilihan berganda sebanyak
8 SP 90 80
20 soal yang terdiri dari silogisme,
9 JS 85 80
entimem (4 soal), generalisasi (4 soal),
10 US 85 60
analogi (4 soal), hubungan kausal (4 11 K 65 70
soal). Setiap nomor soal yang benar 12 MM 60 70
dikali lima maka jumlah skor seluruhnya 13 NS 85 70
100. nilai total ini dimaksudkan untuk 14 BS 75 80
menyimbangkan antara nilai tes objektif 15 LM 55 60
pilihan berganda dengan hasil 16 PS 50 60
kemampuan menulis paragraf. 17 RM 95 80
Selanjutnya untuk menjaring data 18 SS 50 70
kemampuan menulis paragraf 19 TS 70 60
digunakan tes menulis paragraf. Tes 20 SD 65 60
yang digunakan untuk menjaring data 21 SL 90 80
variabel Y yaitu kemampuan menulis 22 KD 65 70
paragraf digunakan tes perbuatan 23 MB 50 60
dengan cara menugaskan mahasiswa 24 TG 70 80
25 RD 55 70
menulis paragraf dengan tema yang
26 SG 75 70
telah ditentukan dengan menilai
27 DL 65 70
beberapa aspek dalam menulis
28 EM 60 60
paragrap antara lain: Kepaduan antar 29 AT 75 80
kalimat, Keterpaduan antar paragraph, 30 DS 60 70
Penggunaan kata penghubung, 31 MJ 90 80
Penggunaan tanda koma, Pernggunaan 32 RP 75 70
tanda titik. 33 HH 85 80
34 GH 80 80
HASIL DAN PEMBAHASAN 35 CL 60 70
36 PS 75 70
Dari hasil tes yang diujikan kepada 37 TM 55 60
sampel melalui instrumen penelitian, 38 SW 80 70
diperoleh data kemampuan penalaran 39 PH 85 60
(X) dan kemampuan menulis paragraf 40 RB 70 70
induktif (Y) oleh mahasiswa prodi.  2890 2820
Pendidikan Bahasa Inggris tahun Mean 72.25 70.5
pembelajaran 2018/2019. S 13.67 7.49

Berdasarkan tabel di atas, diketahui


bahwa data kemampuan penalaran
memiliki rentang nilai 50-95 dengan

126
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume V | Nomor 1 | Januari 2019
I S S N : 2443 - 0536

rata-rata 72,25 dan standart deviasi = Berdasarkan hasil tersebut maka uji
13,67. Sedangkan data kemampuan signifikan diperoleh thitung = 4,06 dan
menulis paragraf induktif mempunyai ttabel = 1,65 yang berarti thitung> ttabel.
rentang nilai 60-80 dengan rata-rata Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
70,5 dan standart deviasi = 7.49. yaitu Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
dalam penelitian ini menyimpulkan
Analisa Data Hasil Penelitian bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kemampuan penalaran
a. Uji Normalitas dengan kemampuan menulis paragraf
Untuk mengetahui normal tidaknya induktif siswa kelas 2 Yayasan
data kemampuan penalaran (X) dan Perguruan Budi Murni SMP Santo
kemampuan menulis paragraf induktif Petrus Tahun Pembelajaran 2008/2009.
(Y) maka dilakukan uji normalitas
dengan teknik Liliefors. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan data kemampuan Berdasarkan hasil penelitian yang


penalaran diperoleh Lhitung sebesar diperoleh melalui tes kemampuan
0.1159, sedangkan data kemampuan penalaran (X) dan kemampuan menulis
menulis paragraf induktif diperoleh paragraf induktif (Y), maka diperoleh
Lhitung sebesar 0,1020. Kemudian rata-rata kemampuan penalaran
dibandingkan dengan Ltabel pada taraf sebesar 72,25. Sedangkan kemampuan
signifikan  = 0,05 dengan N = 40, maka menulis paragraf induktif memperoleh
diperoleh Ltabel sebesar 0,1400. Dengan rata-rata sebesar 70,5. Dari kedua data
demikian Lhitung< Ltabel sehingga dapat tersebut maka kemampuan penalaran
disimpulkan bahwa data kemampuan dan kemampuan menulis paragraf
penalaran dan kemampuan menulis induktif mahasiswa dikategorikan
paragraf induktif berdistribusi normal. cukup.

b. Uji Homogenitas Dari hasil pengujian hipotesis yang


Berdasarkan hasil perhitungan uji dilakukan diperoleh bahwa thitung> ttabel
homogenitas varians populasi kedua (4,06 > 1,65) dengan demikian hipotesis
data variabel diperoleh Fhitung sebesar yang diajukan diterima dengan kata lain
1,82 sedangkan Ftabel sebesar 2,11 pada terdapat hubungan yang signifikan
taraf signifikan  = 0,05 dengan N = 40, antara kemampuan penalaran dengan
sehingga Fhitung< Ftabel. Dengan demikian kemampuan menulis paragraf induktif.
dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari kelompok yang homogen. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
Pengujian Hipotesis pengolahan data yang diperoleh maka
Dari hasil perhitungan statistik korelasi dapat ditarik kesimpulan sebagai
product moment diperoleh besar berikut : (1) Kemampuan penalaran
hubungan kemampuan penalaran (X) mahasiswa dikategorikan cukup dengan
dengan kemampuan menulis paragraf rata-rata 72,25. (2) Kemampuan
induktif (Y) sebesar rhitung = 0,551 dan menulis paragraf induktif mahasiswa
rtabel = 0,312 pada taraf signifikan  = dikategorikan cukup dengan rata-rata
0,05 dengan N = 40 dengan demikian 70,5. (3) Terdapat hubungan yang
rhitung> rtabel (0,551 > 0,312). signifikan antara kemampuan penalaran
dengan kemampuan menulis paragraf

127
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume V | Nomor 1 | Januari 2019
I S S N : 2443 - 0536

induktif mahasiswa jika ditinjau dari Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur


pendekatan linguistik forensik. Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa
Sesuai dengan hasil penelitian dan Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta:
simpulan di atas, maka penulis Grasindo.
menyarankan : (1) Kepada pengampu
mata kuliah diharapkan dapat Khatimah, Husnul dan Fani
membimbing mahasiswa melalui latihan Kusumawardani. Pedoman Kajian
agar kemampuan penalaran dan Linguistik Forensik. Jakarta: Pusat
kemampuan menulis paragraf Pengembangan Strategi dan Diplomasi
mahasiswa mengalami peningkatan. (2) Kementerian Pendidikan dan
Mahasiswa diharapkan dapat Kebudayaan Republik Indonesia.
meningkatkan kemampuan penalaran Kosasih, E. 2003. Kompetensi
agar kemampuan menulis paragraf Ketatabahasaan dan Kesusastraan.
induktif juga mengalami peningkatan. Bandung: Irama Widya.

DAFTAR PUSTAKA Moeliono, Anton . 1992. Tata Bahasa


Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Aam, Sadirman. 1990. Interaksi dan Pustaka.
Motivasi Belajar Mengajar Pedoman
Bagi Guru. Jakarta. McMenamin, G. 2002. Forensic
Linguistics: Advances in Forensic
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1989. Stylistics. London: CRC Press
Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Tarigan, Djago. 1986. Membina
Keterampilan Menulis Paragraf.
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Hendri Guntur. 1985. Menulis
Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Angkasa.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ramlan, M. 1993. Paragraf. Yogyakarta:
Andi Offset

128

Anda mungkin juga menyukai