Anda di halaman 1dari 11

KOMPETENSI TAMBAHAN GURU

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang


harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Kompetensi ini diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri
dengan memanfaatkan sumber belajar. Dalam hal ini pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Empat kompetensi itu telah dijelaskan di dalam Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Namun, kenyataannya kompetensi tersebut
dirasa masih kurang untuk menunjang keterampilan seorang guru, terutama di era
globalisasi dan guru di daerah khusus. Berikut kompetensi tambahan yang dapat
menunjang peningkatan keterampilan guru, antara lain :
a. Kompetensi tambahan guru di era globalisasi
Era globalisasi memunculkan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan
Indonesia sebab globalisasi membuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga
pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa akan ada banyak pendatang dari mancanegara yang akan
bekerja di Indonesia dan mendominasi perekonomian Indonesia. Untuk itu, perlu
kesiapan dari seluruh masyarakat Indonesia terutama tenaga pendidik dalam
menghadapi hal tersebut. Karena, negara dengan kesiapan masyarakat yang tinggi
dalam menghadapi globalisasi secara tidak langsung akan menguasai
perekonomian negara lain. Namun, lemahnya sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia merupakan faktor utama yang membuat Indonesia kalah dari negara
lain. Berawal dari rendahnya mutu pendidikan yang pada akhirnya membuat
keahlian dan manajemen serta penguasaan teknologi yang dikuasai oleh
lulusannya rendah. Oleh karena itu, di era globalisasi ini pendidikan menjadi
senjata utama dalam menangkal dominasi asing dan meningkatkan kesiapan
peserta didik maupun lulusan dalam bersaing dengan warga asing lainnya di pasar
dunia.
Kesiapan SDM ini dipengaruhi oleh banyak komponen. Salah satu
komponen yang paling berpengaruh adalah kompetensi guru. Pemerintah melalui
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu : kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi guru wajib dimiliki oleh guru
agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai sebab dalam praktiknya kompetensi
yang dimiliki oleh seorang guru akan sangat menentukan perkembangan sekolah
dan peserta didik serta lulusan yang dihasilkan oleh sekolah serta dapat
mempengaruhi lingkungan intelektual dan sosial kehidupan sekolah. Kompetensi
guru merupakan salah satu bagian dari reformasi pendidikan, sekaligus
merupakan respons terhadap perkembangan dan tuntutan global dalam
mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya
manusia untuk memenuhi tuntutan yang berkembang karena profesionalisme guru
akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, pembelajaran, maupun
pendidikan, sehingga output yang menjadi harapan masyarakat dapat terwujud.
Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
maka guru mempunyai tugas dan peranan penting dalam mengantarkan peserta
didik mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru
mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawab tersebut. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki
guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Agar tujuan
pendidikan dapat tercapai dimulai dengan lingkungan yang efektif dan kondusif,
maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Kompetensi
merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki guru. Dengan
kompetensi, seorang guru akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dan agen pembelajaran secara professional. Kompetensi guru yang disebutkan di
dalam Peraturan Pemerintah tersebut merupakan kompetensi yang wajib dimiliki
oleh guru. Dalam era globalisasi pun kompetensi tersebut menjadi modal guru
untuk terus bisa bersaing dengan bangsa lain. Hanya saja terdapat beberapa
kompetensi tambahan yang diperlukan dalam era globalisasi, antara lain :
 Kompetensi Berwirausaha
Guru diharapkan mampu mengajarkan konsep-konsep dan praktik
kewirausahaan dalam lingkup ekonomi kreatif. Sehingga para peserta didik
mampu bertahan dalam kehidupannya. Setidaknya mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan layak. Bahkan mampu membuka lapangan kerja
untuk orang-orang di sekitarnya.
 Kompetensi Bahasa
Guru diharapkan mengetahui sedikit tentang bahasa asing atau bahasa
internasional yang menjadi acuan bahasa di dunia bahkan diharapkan guru juga
mampu menguasai bahasa tersebut. Hal ini bertujuan untuk menunjang
keberhasilan peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa internasional.
Sehingga guru dapat membiasakan peserta didik untuk dapat berkomunikasi
dengan bahasa internasional. Hal ini dikarenakan akibat dari globalisasi yang
menuntut setiap sumber daya manusianya untuk memiliki kemampuan
berbahasa internasional.
 Kompetensi Teknologi dan Informasi
Globalisasi mengharuskan guru untuk menguasai teknologi dan
mengikuti perkembangan informasi yang ada. Dengan kompetensi ini guru
dapat memperoleh informasi dengan cepat dan dapat menyesuaikan diri dengan
setiap perubahan tantangan yang ada. Kompetensi ini juga mendukung guru
dalam mengikuti perkembangan dunia yang berlaku di peserta didik, sehingga
guru dapat memahami siswa dengan lebih baik serta dapat menciptakan
pembelajaran yang lebih menarik dengan menggunakan keerampilan teknologi
yang dimiliki dengan memanfaatkan jejaring sosial yang ada.

b. Kompetensi tambahan guru di daerah khusus


Pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) memiliki perhatian khusus terhadap nasib para guru yang
mengabdikan diri untuk mengajar di daerah khusus, khususnya di wilayah
terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun kenyataannya, menjadi guru di
daerah khusus kerap memiliki permasalahan dan tantangan tersendiri. Banyak
faktor yang membuat guru kesulitan mengajar didaerah khusus tersebut,
diantaranya :
1. Faktor pendistribusian guru di Indonesia yang belum merata, Jika diperhatikan,
dewasa ini pendistribusian guru di Indonesia masih belum merata. Akibatnya,
banyak sekolah di Indonesia masih kekurangan guru. Padahal, di banyak
daerah terjadi kelebihan guru sehingga hal ini menyebabkan munculnya
pemusatan pendidikan di suatu daerah sehingga kualitas pendidikan di satu
daerah dengan daerah lain amat timpang. Efeknya sulit untuk mengukur
keberhasilan pendidikan secara menyeluruh.
2. Rendahnya motivasi orang tua atau masyarakat sekitar. Di Indonesia banyak
daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya masih memandang rendah
pendidikan yang harus di emban oleh setiap anak mereka. Hal ini dikarenakan
banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, mulai dari faktor ekonomi
sampai faktor budaya.
3. Kondisi alam serta akses yang sulit dijangkau. Pada kenyataannya banyak
daerah di Indonesia yang memiliki akses yang sulit dijangkau karena kondisi
alam yang cukup buruk. Hal inilah yang membuat akses kesekolah yang sulit
dijangkau sehingga mengharuskan guru maupun murid meluangkan waktu,
biaya, dan tenaga ekstra untuk kesekolah.
Faktor-faktor tersebut yang mendorong guru-guru tersebut harus memiliki
kompetensi tambahan untuk mengatasi rendahnya kualitas pembelajaran. Dengan
demikian, kompetensi tambahan bagi guru khusus mutlak diperlukan agar
sanggup mengatasi persoalan pendidikan yang mayoritas dialami oleh daerah-
daerah di Indonesia bagian timur. Terdapat beberapa kompetensi tambahan yang
harus dimiliki oleh seorang guru di daerah khusus, antara lain :
 Guru di daerah khusus harus memiliki jiwa tangguh dalam mengatasi berbagai
kondisi alam, peserta didik dan nilai atau budaya lokal yang menghambat
proses pembelajaran. 
 Guru di daerah khusus harus memiliki keterampilan dasar mengajar (Basic
Teaching Skill), seperti psikologi pendidikan, memahami karakteristik belajar
peserta didik, metode didaktik, keterampilan membuat perencanaan
pembelajaran, pengelolaan kelas, penilaian hasil belajar dan laporan hasil
belajar. 
 Guru di daerah khusus harus mampu mengembangkan sikap dan keterampilan
untuk bertindak secara kreatif dan inovatif. 
 Guru di daerah khusus harus mampu meningkatkan keterampilan komunikasi-
persuasif. Hal ini bertujuan untuk membangun saluran komunikasi dengan
berbagai pihak, yang dipandang memberikan dinamika terhadap proses
pembelajaran.
KOMPETENSI TAMBAHAN GURU YANG MEMEGANG JABATAN
(KEPALA SEKOLAH)
Kompetensi tambahan bagi kepala sekolah memiliki pengertian yang sama
dengan kompetensi tambahan yang dimiliki oleh guru. Hal ini dikarenakan pada
dasarnya kepala sekolah juga merupakan seorang guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah. Kepala sekolah juga memiliki empat kompetensi umum
yang sama seperti guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Namun, seorang kepala sekolah memiliki beberapa kompetensi
tambahan yang mutlak dimiliki karena tugas seorang kepala sekolah yang
berkaitan dengan kepemimpinan menjadi penting karena kepala sekolah memiliki
peran sentral dalam membangun platform perubahan sistemik di sekolah.
Slamet PH (2002) menyebutkan kompetensi yang wajib dimiliki seorang
kepala sekolah untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal
diantaranya : kepala sekolah harus memiliki wawasan ke depan dan tahu tindakan
apa yang harus dilakukan, serta paham benar cara yang akan ditempuh, memiliki
kemampuan pengambilan keputusan dengan terampil, memiliki kemampuan
memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan mampu
menggugah bawahannya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan
sekolahnya. Kompetensi kepala sekolah/madrasah telah disebutkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat lima dimensi
kompetensi, yaitu : kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah/madrasah. Kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah integritas pribadi yang kuat,
berkeinginan mengembangkan diri, mampu mengendalikan diri, terbuka,
minat, dan bakat dalam menjalankan jabatan sebagai kepala sekolah. Dasar
kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya,
khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus
mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan
program pendidikan. Dalam kompetensi kepribadian kepala sekolah harus
memiliki beberapa sikap berikut :
 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah
 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2. Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah dalam
mengorganisasi dan mengembangkan sumber saya sekolah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan efisien. Pelaksanakan tugas pokok
manajerial kepala sekolah di satuan pendidikan sebagai suatu sistem organisasi,
dimaksudkan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya pelaksanan tugas kepala sekolah di bidang manajerial
secara profesional. Kemampuan manajerial kepala sekolah semakin penting
untuk ditingkatkan sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala
sekolah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan
pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat sehingga
menuntut penguasaan secara profesional. Perkembangan yang semakin maju
mendorong perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Dengan
kemampuan manajerial yang kuat, kepala sekolah diharapkan mampu
memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Kompetensi manajerial kepala sekolah,
diatur dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, antara lain :
 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/ madrasah secara optimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam
rangkapendayagunaan secara optimal.
 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian
tujuan sekolah/ madrasah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.

3. Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan kepala sekolah dalam
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang dicirikan dengan kepribadian
kuat, bermental wirausaha. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang cukup
sentral dan merupakan pokok dari keberlanjutan program sekolah. Sebagai
salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan kemampuan dalam
wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan
dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Berikut beberapa sikap
kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah,
antara lain :
 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi adalah pengetahuan dan kemampuan kepala
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti supervisi
dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Kompetensi supervisi ini sangat
strategis bagi seorang kepala sekolah dalam memahami apa tugas dan fungsi
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Kepala sekolah
melaksanakan tanggung jawab paling produktif jika terdapat kesamaan tentang
tujuan sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha mencapainya. Posisi
kepala sekolah dalam hal ini adalah bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan sekolah secara produktif demi tercapainya tujuan yang
dikehendaki bersama. Kompetensi supervisi yang harus dilakukan oleh kepala
sekolah, antara lain :
 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.

5. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam
bekerjasama dengan orang lain, peduli sosial dan memiliki kepekaan sosial.
Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan untuk
mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan mellui
kemampuannya dalam hal sosial yang berhubungan langsung dengan
masyarakat lingkungan sosialnya. Kompetensi sosial ini terkadang juga sering
berhubungan dengan tuntutan kepala sekolah dalam hal mengembangkan
budaya sekolah atau madrasah secara adaptif, lebih baik, dan maju. Sikap yang
berkaitan dengan kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang kepala
sekolah, yaitu :
 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Sumber : 
https://bit.ly/3ikjGL4
https://bit.ly/3n3YQmK
https://bit.ly/30nkjxv
https://bit.ly/3n6OliA
https://bit.ly/33gk5dh
https://bit.ly/34a0x9D
https://bit.ly/3jkSvB6
https://bit.ly/3l0Ur2m

KABEH TAK GOLEK I TGL 30 GESSS

Anda mungkin juga menyukai