Anda di halaman 1dari 4

Nama : Santika Ayu Husna Ningrum

Nim : 180210204215
Prodi : PGSD
No. Absen : 17
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

TIRTO UTOMO

Perusahaan air minum Aqua menjadi perusahaan pertama air minum


dalam kemasan yang ada di Indonesia. Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang didirikan oleh bapak Tirto Utomo. Sampai sekarang perusahaan ini masih
sukses berjalan di Indonesia dan dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam mendirikan perusahaan Aqua beliau banyak mengalami jatuh bangun
dalam usahanya. Bahkan beliau pernah dianggap gila oleh masyarakat di sekitar
lingkungan beliau. Walaupun beliau telah dicaci maki oleh masyarakat sekitarnya,
namun beliau tetap gigih dan fokus dalam meraih mimpi-mimpinya. Kegigihan
dan semangat beliau dalam meraih mimpi-mimpinya inilah yang harus dicontoh
dan dijadikan sebuah inspirasi bagi masyarakat terutama bagi generasi muda
zaman sekarang.
Dikenal dengan nama Tirto Utomo, ternyata beliau lahir dengan nama
tiongkok Kwa Sien Biauw. Beliau dilahirkan di Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah pada tanggal 9 Maret 1930. Masa kecil beliau dihabiskan di Kabupaten
Wonosobo tempat tinggalnya. Beliau kemudian menempuh pendidikan SMP di
Magelang yang jaraknya kurang lebih 60 km dari tempat tinggal beliau. Hal ini
dilakukan oleh beliau karena pada waktu itu di Kabupaten Magelang belum
memiliki SMP. Kehidupan beliau tergolong lumayan berkecukupan, karena orang
tua beliau memiliki usaha peternakan susu dan sapi perah yang cukup sukses.
Setelah tamat SMP, beliau bersekolah di sekolah HBS di Semarang yang pada
masa Hindia Belanda HBS merupakan sekolah setingkat SMA. Tidak sampai
lulus, kemudian beliau pindah sekolah ke SMAK St. Albertus di Malang. Masa
remaja beliau dihabiskan di Malang dan pada masa inilah beliau pertama kali
bertemu dengan sang istri yaitu Kwee Gwat Kien atau yang dikenal dengan nama
Lisa Utomo. Kemudian setelah lulus SMA, bapak Tirto Utomo melanjutkan
sekolahnya di fakultas hukum, Universitas Gadjah Mada cabang Surabaya.
Namun, beliau kemudian pindah ke fakultas hukum di Universitas Indonesia
sekaligus meraih gelar sarjananya di Universitas tersebut.
Di masa kuliah, beliau masih menyempatkan diri untuk mencari uang
dengan bekerja di surat kabar harian Sin Po. Pekerjaan yang dilakoninya tidak
main-main, karena beliau mampu menjabat hingga menjadi pimpinan redaksi.
Sukses di dunia jurnalistik, setelah lulus kuliah pada tahun 1959 beliau kemudian
memutuskan berhenti dari pekerjaannya tersebut dan mencari pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya di bidang hukum. Kemudian, beliau mengajukan surat
lamaran kerja ke Permina atau sekarang dikenal sebagai Pertamina dan diterima
bekerja di perusahaan tersebut. Beliau kemudian ditempatkan di Pangkalan
Brandan, Sumatera Utara. Berkat ketekunannya, dalam 5 tahun karir beliau
semakin menanjak sehingga beliau diberi kepercayaan sebagai ujung tombak
pemasaran minyak disana. Dalam kedudukannya sebagai Deputy Head Legal
membuat beliau lebih sering menghabiskan waktunya di luar negeri dan berkutat
dengan klien-kliennya di luar negeri.
Aqua didirikan Tirto Utomo dengan latar belakang yang terlihat di
lingkungan kerjanya. Suatu hari, beliau sedang melakukan perundingan kontrak
kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat yang di adakan di Jakarta.
Pertemuan penting tersebut nyaris gagal karena istri dari wakil perusahaan asal
Amerika tersebut mengalami sakit perut dan diare setelah meminum air minum
yang disajikan dalam pertemuan tersebut. Setelah di lakukan pemeriksaan,
ternyata istri dari wakil perusahaan asal Amerika tersebut mengalami gangguan
pencernaan yang cukup parah yang disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam air
minum tersebut. Dari sinilah ide peluang mendirikan perusahaan air minum
tercetus dibenak bapak Tirto Utomo. Beliau kemudian berpikir untuk menciptakan
air minum dalam kemasan yang bersih, sehat, dan aman dikonsumsi oleh
masyarakat. Tidak menunggu lama, beliau kemudian mengumpulkan saudara-
saudaranya. Bersama saudara-saudaranya, beliau mulai mempelajari cara
memproses air minum dalam kemasan. Kemudian, adiknya yang bernama Slamet
Utomo diminta untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan air minum dalam
kemasan yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Setelah sang adik
Slamet Utomo kembali ke Indonesia dan mengerti cara kerja pembuatan air
minum dalam kemasan, beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan pabrik
pertamanya pada tahun 1973 di Pondok Ungu, Bekasi. Perusahaan tersebut
didirikan dengan modal patungan bersama dengan adiknya yaitu Slamet
Utomo sebesar 150 juta. Pabrik tersebut kemudian dinamai dengan nama Golden
Missisippi dengan karyawan yang mula-mula berjumlah 38 orang dan mampu
memproduksi enam juta liter air per tahun. Produk pertamanya itu kemudian
diberi label nama Puritas sebelum kemudian berganti menjadi Aqua. Agar lebih
fokus dalam menangani perusahaannya ini, bapak Tirto Utomo pun akhirnya
mengajukan pensiun dini dari perusahaan Permina (Pertamina).
Setelah lima tahun perusahaan tersebut berdiri, untung tidak juga
didapatkan oleh beliau. Hal ini karena ide memasarkan air minum dalam kemasan
dinilai gila oleh masyarakat pada waktu itu sehingga masyarakat tidak ingin
membeli produk tersebut. Dalam memasarkan sendiri produknya, beliau sampai
turun langsung ke lapangan dan menerima berbagai macam cemooh dari
masyarakat yang menganggap gila ide tersebut. Dalam waktu lima tahun hanya
sedikit produk Aqua yang terjual hingga membuat beliau harus merogoh kantong
beliau sendiri untuk membayar gaji karyawannya. Beliau hampir saja putus asa
karena hal tersebut, hingga membuat beliau berpikir untuk segera menutup
perusahaannya itu. Sampai beliau dan manajernya mengeluarkan ide gila yaitu
dengan memasarkan produk Aqua dengan harga yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Idenya sangat riskan terhadap masa depan perusahannya yang dalam
kesulitan keuangan, karena bukannya menurunkan harga agar para pelanggan
berminat tapi malah menaikkan harga. Namun, pasar ternyata bicara lain. Omset
penjualan Aqua malah terdongkrak semakin naik hingga membuat pendapatan
perusahaan Aqua semakin tinggi. Hal ini mungkin dipicu oleh pemikiran
masyarakat yang menilai harga tinggi sama dengan mutu tinggi. Aqua pun
kemudian mulai melayani segmen masyarakat terutama kelas tinggi yang tertarik
untuk berlangganan. Ditambah lagi Indonesia yang pada waktu itu mencapai pasar
global yang membuat banyak warga asing yang singgah ke Indonesia membuat
target pemasaran Aqua semakin melebar. Tidak sampai disitu, target pemasaran
Aqua yang awalnya hanya untuk kalangan kelas tinggi saja, akhirnya menyasar
pada masyarakat kelas bawah dan menengah. Hal ini dipicu karena adanya
tuntutan dalam mencari air minum yang bersih dan aman dikonsumsi daripada air
sumur yang semakin hari semakin dipertanyakan kualitasnya. Dari sinilah
perusahaan Aqua semakin mengalami perkembangan yang pesat sampai sekarang
hingga menguasai hampir 40% pangsa pasar air mineral di Indonesia.
Produk-produk Aqua saat ini selalu terdapat dimana-mana. Di mall, hotel,
terminal angkutan hingga pedagang asongan pun menjual produk-produk Aqua.
Kini Aqua telah melekat di lidah masyarakat Indonesia. Setiap masyarakat yang
akan membeli produk minuman air mineral dalam kemasan selalu menyebut kata
Aqua walaupun produk tersebut tidak bermerk Aqua. Brand Aqua telah
menghipnotis masyarakat Indonesia. Apapun merk air minum dalam kemasannya,
nama Aqua selalu terucap pertama kali. Bapak Tirto Utomo memang sudah wafat
pada tahun 1994 namun prestasi dan kegigihan beliau dalam membangun
perusahaan Aqua hingga menjadi merek tunggal terbesar di dunia tetap dikenang
sampai sekarang dan perlu dicontoh oleh generasi muda zaman sekarang. Beliau
pernah berkata “Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan adalah
hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air kran ke
dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik,
mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen.”

Anda mungkin juga menyukai