“SITOKIN”
DOSEN PEMBIMBING :
PRODI FARMASI
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Farmasi Fisika tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Kinetika Kimia” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak. Kami berharap makalah tentang sitokin dapat menjadi referensi bagi berbagai pihak.
Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Farmasi Fisika ini dapat
bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….………….…2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…3
BAB I………………………………………………………………………………….....4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….…4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….………4
BAB II…………………………………………………………………………………...5
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………...…5
BAB II……………………………………………………………………………….....15
PEMBAHASAN………………………………………………………………….....…15
BAB VI……………………………………………………………………………..…..17
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sitokin merupakan protein atau glikoprotein yang diproduksi oleh leukosit dan
sel-sel berinti lainnya. Bekerja sebagai penghubung kimia antar sel dan tidak bertindak
sebagai molekul efektor. Sitokin mempunyai berbagai macam fungsi, namun pada
umumnya sitokin bertindak sebagai pengatur pertahanan tubuh untuk melawan hal-hal
yang bersifat patogen dan menimbulkan respons inflamasi. Hampir seluruh sitokin akan
disekresi dan sebagian dapat ditemukan pada membran sel, sisanya disimpan dalam
matriks ekstraseluler.
Sitokin dibagi menjadi beberapa famili menurut reseptornya, yaitu famili IL-2/IL-
4,- IL-6/IL-12, Interferon, TNF, IL-l, Transformatisasi factor pertumbuhan (TGF) dan
Kemokin. Pada umumnya sitokin merupakan faktor pembantu pertumbuhan dan
diferensiasi. Sebagian besar sitokin bekerja pada selsel dalam sistim Hemapoetik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah limfokin pertama kali digunakan pada tahun 1960 untuk golongan protein yang
diproduksi limfosit B dan T yang diaktifkan. Sel-sel lain seperti makrofag, eosinofil, sel mast,
sel endotel, dan epitel juga memproduksi protein golongan tersebut. Oleh karena itu istilah
yang lebih tepat adalah sitokin. Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur
interaksi antar sel dan memacu reaktivitas imun, baik pada imunitas nonspesifik maupun
spesifik.
Sitokin dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung. Sitokin yang
berefek langsung memiliki ciri :
5
sitokin tidak akan menunjukkan hasil nyata karena ada kompensasi dari sitokin
yang lain.
3) Sitokin sering berpengaruh terhadap sintesis dan efek sitokin yang lain.
4) Efek sitokin dapat lokal atau sistemik.
5) Sinyal luar mengatur ekspresi reseptor sitokin atau respons sel terhadap sitokin
6) Efek sitokin terjadi melalui ikatan dengan reseptornya pada membran sel
sasaran
7) Respons selular terhadap kebanyakan sitokin terdiri atas perubahan ekpresi
gen terhadap sel sasaran yang menimbulkan ekspresi fungsi baru dan kadang
proliferasi sel sasaran.
VIRUS PRODUK
Leporipoksivirus (virus miksoma) Resptor IFN-γ larut
Beberapa poksvirus Reseptor IFN-γ larut
Vaksinia, virus varisela Reseptor IFN-β larut
EBV Homolog IL-10
6
Virus Herpes 8 Homolog iL-6, juga homolog kemokin MIPI
dan MIP II 3 reseptor kemokin homolog
Virus Sitomegalo yang berbeda, satu diantaranya mengikat tiga
kemokin larut yang berbeda (RANTES,
MCP-1 dan MIP-1α
Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke
dalam tubuh, yaitu innate dan adaptif respon. Sel yang berperan dalam innate respon
adalah sel fagosit (netropil, monosit dan makrofag). Sel yang melepaskan mediator
inflamasi (basofil, sel mast dan eosinofil) serta sel natural killer. Komponen lain dalam
innate response ini adalah komplemen, acutephase protein dan sitokin seperti interferon
4. Adaptive response meliputi proliferasi antigen-specific sel T dan sel B, yang terjadi
apabila reseptor permukaan sel ini berikatan dengan antigen. Sel khusus yang disebut
dengan antigen-presenting cells (APC) mempresentasikan antigen pada MHC dan
berikatan dengan reseptor limfosit. Sel B akan memproduksi imunoglobulin, yang
merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang dipresentasikan oleh sel APC.
7
infeksius. Sekresi IL-12 oleh APC akan menyebabkan sekresi IFN- dari Th-1. Sitokin
akan mengaktivasi makrofag dengan efisien untuk membunuh kuman intraseluler, Secara
sederhana digambarkan bahwa produksi sitokin oleh Th-1 memfasilitasi CMI termasuk
aktivasi makrofag dan T-cell-mediated cytotoxicity17.
Sitokin yang berperan sebagai mediator dan regulator respon imun alami
dihasilkan terutama fagosit mononuklear seperti makrofag dan sel dendrit dan sebagian
kecil oleh limfositT dan sel NK. Sitokin-sitokin tersebut diproduksi sebagai respon
terhadap agen molekul tertentu seperti LPS (Hpopoysaccharide), peptidoglykan
monomers, teicoid acid dan DNA double stranded. Beberapa sitokin yang penting adalah
tumor necrosis factor (TNF), IL-1, interferon gamma (IFN gamma), IL-6, IL-10,1L-12.
Sitokin-sitokin yang berfungsi sebagai mediator dan regulator respon imun didapat
terutama diproduksi oleh limfosit T yang telah mengenal suatu antigen spesifik untuk sel
tersebut. Sitokine ini mengatur proliferasi dan diferensiasi limfosit pada fase pengenalan
antigen dan mengaktifkan sel efector. Bakteri atau antigen yang berbeda akan
merangsang sel T helper CD4+ untuk berdeferensiasi menjadi Th-1 dan Th-2 yang
mengahasilkan sitokin yang berbeda pula. Beberapa diantaranya yang penting adalah :
IL- 2, IL-4, IL-5, TGF (tranforming growth factor), IFN gamma, IL-13. Sedangkan
sitokin yang merangsang hematopoiesis yaitu sitokine diperlukan untuk mengatur
hematopoiesis dalam sumsum tulang. Beberapa sitokin yang diproduksi selama respon
imunitas alami dan didapat, merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel progenitor
sumsum tulang. CSF , IL-3, GM-CSF, G-CSF merupakan beberapa sitokin yang penting
untuk proses hemopoiesis.
8
berperan dalam perkembangan, diferensiasi dan ekspansi sel-sel mieloid. Pada dasarnya
sitokin tersebut merangsang diferensiasi sel progenitor dalam sumsum tilang menjadi sel
yang spesifik dan berperan pada pertahanan terhadap infeksi. Reaksi imun dan inflamasi
yang memerlukan pengerahan leukosit akan juga memacu produksi sitokin.
Respoms imun nonspesifik dini yang penting terhadap virus dan bakteri
berupa sekresi sitokin yang diperlukan untuk fungsi banyak sel efektor. Interaksi antigen
dan makrofag dan yang menimbulkan aktivasi Th menimbulkan pelepasan sejumlah
sitokin dan menimbulkan jaring interaksi kompleks dalam respons imun.
9
Neutrofil : aktivasi
Hipotalamus : panas
Hati : sintesis APP
Otot, lemak : katabolisme
(kaheksia)
Banyak jenis sel : apoptosis
10
dendritik yang diaktifkan. IL-10 mencegah ekspresi kostimulatori molekul MHC-II
pada makrofag dan sel dendritik.
5) IL-12
IL-12 merupakan mediator utama imunitas nonspesifik dini terhadap mikroba
intraselular dan merupakan induktor kunci dalam imunitas selular spesifik terhadap
mikroba. Sumber utama IL-12 adalah fagosit mono nuklear dan sel dendritik yang
diaktifkan.
6) IFN tipe I
IFN tipe I (IFN-α dan IFN-β) berperan dalam imunitas nonspesifik dini pada
infeksi virus. Nama interferon berasal dari kemampuannya dalam intervensi infeksi
virus. Efek IFN tipe I adalh proteksi terhadap infeksi virus dan meningkatkan
imunitas selular terhadap mikroba intraselular. IFN tipe I mencegah replikasi virus,
meningkatkan ekspresi molekul MHC-I, merangsang perkembangan Th1, mencegah
proliferasi banyak jenis sel antara lain limfosit in vitro.
IFN tipe I diproduksi oleh sel terinfeksi virus dan makrofag. Interferon adalah
sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi makrofag yang diaktifkan, sel NK dan
berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap
infeksi virus. IFN mempunyai sifat antivirus dan dapat menginduksi sel-sel sekitar sel
yang terinfeksi virus menjadi resisten terhadap virus.
7) IL-15
IL-15 diproduksi fagosit mononuklear dan mungkin jenis sel lain sebagai
respons terhadap infeksi virus, LPS dan sinyal lain yang memacu imunitas
nonspesifik. IL-15 merupakan faktor pertumbuhan dan faktor hidup terutama untuk
sel CD8+ yang hidup lama.
8) IL-18
IL-18 memiliki stuktur yang homolog dengan IL-1, namun mempunyai efek
yang berlainan. IL-18 diproduksi makrofag sebagai respons terhadap LPS dan produk
mikroba lain, merangsang sel NK dan sel T untuk memproduksi IFN-γ. Jadi IL-18
adalah induktor imunitas selular bersama IL-21.
9) IL-19, IL-20, IL-22, IL-23, IL-24
Beberapa sitokin lain telah dapat diidentifikasi dan diketahui sebagai homolog
dengan IL-10. Diduga sitokin-sitokin ini berperan pada inflamasi kulit. Fungsi IL-19
11
belum diketahui secara jelas. IL-21 homolog dengan IL-15, merangsang proliferasi sel
NK. IL-23 serupa dengan IL-12, dapat merangsang respons imun selular.
10) Sitokin lain
Interleukin lain seperti : IL-25, IL-26, IL-27, IL-28, IL-29, IL-30, IL-31, IL-
32, BCAF dan sebagainya dapat dilihat pada Apendiks B.
1) IL-2
IL-2 adalah faktor pertumbuhan untuk sel T yang dirangsang dan berperan
pada ekspansi klon sel T setelah antigen dikenal. IL-2 meningkatkan proliferasi dan
diferensiasi sel imun lain (sel NK, sel B). IL-2 meningkatkan kematian apoptosis sel
T yang diaktifkan antigen melalui Fas. Fas adalah golongan reseptor TNF yang
diekspresikan pada permukaan sel T.
IL-2 merangsang proliferasi dan diferensiasi sel T, sel B dan NK. IL-2 juga
mencegah respons imun terhadap antigen sendiri melalui peningkatan apoptosis sel
T melalui Fas dan merangsang aktivitas sel T regulatori.
2) IL-4
IL-4 merupakan stimulus utama produksi IgE dan perkembangan Th2 dari sel
CD4+ naif. IL-4 merupakan sitokin petanda sel Th2. IL-4 merangsang sel B
meningkatkan produksi IgG dan IgE dan ekspresi MHC-II. IL-4 merangsang isotipe
sel B dalam pengalihan IgE, diferensiasi sel T naif ke subset Th2. IL-4 mencegah
aktivasi makrofag yang diinduksi IFN-γ dan merupakan GF untuk sel mast terutama
dalam kombinasi dengan IL-3.
3) IL-5
IL-5 merupakan aktivator pematangan dan diferensiasi eosinofil utama dan
berperan dalam hubungan antara aktivasi sel T dan inflamasi eosinofil. IL-5
diproduksi subset sel Th2 (CD4+) dan sel mast yang diaktifkan. IL-5 mengaktifkan
eosinofil.
4) IFN-γ
12
IFN-γ yang diproduksi berbagai sel sistem imun merupakan sitokin utama
MAC dan berperan terutama dalam imunitas nonspesifik dan spesifik selular. IFN-γ
adalah sitokin yang mengaktifkan makrofag untuk membunuh fagosit. IFN-γ
merangsang ekspresi MHC-I dan MHC-II dan kostimulator APC. IFN-γ
meningkatkan diferensiasi sel CD4+ naif ke subset sel Th1 dan mencegah proliferasi
sel Th2.
5) TGF-β
Efek utama TGF-β adalah mencegah proliferasi dan aktivasi limfosit dan
leukosit lain. TGF-β merangsang produksi IgA melalui induksi dan pengalihan sel
B.
6) Limfotoksin
LT diproduksi sel T yang diaktifkan dan sel lain. LT mengaktifkan sel endotel
dan neutrofil, merupakan mediator pada inflamasi akut dan menghubungkan sel T
dengan inflamasi. Efek ini sama dengan TNF.
7) IL-13
IL-13 memiliki struktur homolog dengan IL-4 yang diproduksi sel CD4 + Th2.
IL-13-R ditemukan terutama pada sel nonlimfoid seperti makrofag. Efek utamanya
adalah mencegah aktivasi dan sebagai antagonis IFN-γ. IL-13 merangsang produksi
mukus oleh sel epitel paru dan berperan pada asma.
8) IL-16
IL-16 diproduksi sel T yang berperan sebagai kemoatraktan spesifik eosinofil.
9) IL-17
IL-17 diproduksi sel T memori yang diaktifkan dan menginduksi produksi
sitokin proinflamasi lain seperti TNF, IL-1 dan kemokin.
10) IL-25
IL-25 memiliki struktur seperti IL-17, disekresi sel Th2 dan merangsang
produksi sitokin Th2 lainnya seperti IL-4, IL-5 dan IL-13. IL-17 dan IL-25 diduga
berperan dalam meningkatkan reaksi inflamasi yang sel T dependen bentuk lain.
13
disebabkan M.Lepra, patogen intraselular yang bertahan hidup dalam fagosom
makrofag.
2) Syok Septik
Gangguan dalam jaring regulator kompleks yang mengatur ekspersi sitokin dan
reseptornya dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti renjatan septik yang
sering ditemukan dan potensial menyebabkan kematian. Gejalanya berupa tekanan
darah menurun, demam, diare dan pembekuan darah yang luas di berbagai organ.
Renjatan diduga terjadi akibat endotoksin dinding bakteri yang berikatan dengan
TLR pada SD dan makrofag yang memacu produksi IL-1 dan TNF-α berlebihan dan
menimbulkan renjatan septik.
3) Sitokin pada Kanker Limfoid dan Mieloid
Kelainan pada produksi sitokin atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis
kanker.
Dengan teknik rekombinan DNA, sitokin dapat diproduksi dalam jumlah besar.
Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun yang
imunokompromais atau untuk mengerahkan sel-sel yang diperlukan dalam
menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sel sistem imun dalam
respons terhadap tumor, infeksi bakteri atau virus yang berlebihan. Rekombinan anti-
sitokin telah diproduksi dan digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan
keadaan dengan sistem imun yang terlalu aktif/patologik seperti alergi.
BAB III
14
PEMBAHASAN
Sitokin merupakan protein atau glikoprotein yang diproduksi oleh leukosit dan sel-sel
berinti lainnya. Bekerja sebagai penghubung kimia antar sel dan tidak bertindak sebagai
molekul efektor. Sitokin mempunyai berbagai macam fungsi, namun pada umumnya sitokin
bertindak sebagai pengatur pertahanan tubuh untuk melawan hal-hal yang bersifat patogen
dan menimbulkan respons inflamasi. Hampir seluruh sitokin akan disekresi dan sebagian
dapat ditemukan pada membran sel, sisanya disimpan dalam matriks ekstraseluler.3 Sitokin
dibagi menjadi beberapa famili menurut reseptornya, yaitu famili IL-2/IL-4,- IL-6/IL-12,
Interferon, TNF, IL-l, Transformatisasi factor pertumbuhan (TGF) dan Kemokin.4 Pada
umumnya sitokin merupakan faktor pembantu pertumbuhan dan diferensiasi. Sebagian besar
sitokin bekerja pada selsel dalam sistim Hemapoitik.
1) Pleiotrophy, mempunyai fungsi lebih dari satu. Contohnya : fungsi IL-6 adalah
merangsang hepatosit untuk memproduksi protein fase akut dan juga bertindak
2) Redundancy, yaitu persamaan efek imunologis dari berbagai sitokin. Contohnya, IL-2
4) Cascade, dilepaskan secara berurutan dan sinergis, tetapi aksinya dapat dihambat oleh
sitokin lainnya.
Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke dalam
tubuh, yaitu innate dan adaptif respon. Sel yang berperan dalam innate respon adalah sel
fagosit (netropil, monosit dan makrofag). Sel yang melepaskan mediator inflamasi (basofil,
sel mast dan eosinofil) serta sel natural killer. Komponel lain dalam innate response ini
adalah komplemen, acutephase protein dan sitokin soperti interferon4. Respons meliputi
proliferasi antigen-specifik sel T dan sel B, yang terjadi apabila reseptor permukaan sel ini
15
berikatan dengan antigen. Sel khusus yang disebut dengan antigen-presenting cells (APC)
mempresentasikan antigen pada MHC dan berikatan dengan reseptor limfosit. Sel B akan
memproduksi imunoglobulin, yang merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang
dipresentasikan oleh sel APC.
Sedangkan sel T dapat melakukan eradikasi mikroba intraseluler dan membantu sel B
untuk memproduksi antibody17, Sel T CD4 merupakan cytokine-secreting helper cells,
sedangkan sel T CD8 merupakan cytotoxic killer cells. Sel T CD4 secaca umum dibagi
menjadi dua golongan yaitu T helper tipe 1 (Th-1) dan T helper tipe 2 (Th-2). Sitokin yang
disekresi oleh Th-1 adalah IL-2 dan IFN-y sedangkan sitokin yang disekresi Th-2 adalah IL-
4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Sitokin-sitokin ini juga mempunyai peranan dalam sistem kontrol.
Sekresi IFN-g akan menghambat sel Th-2 sedangkan sekresi IL-10 akan menghambat sel Th-
1, 17,18 Sitokin mempunyai peranan yang penting untuk menentukan tipe respon imunitas
tubuh yang efektil untuk melawan agent infeksius. Sekresi IL-12 oleh APC akan
menyebabkan sekresi IFN- dari Th-1. Sitokin akan mengaktivasi makrofag dengan efisien
untuk membunuh kuman intraseluler, Secara sederhada digambarkan bahwa produksi sitokin
oleh Th-1 memfasilitasi CMI termasuk aktivasi makrofag dan T-cell-mediated
cytotoxicity17.
BAB IV
KESIMPULAN
16
Sitokin adalah keluarga protein sebagai mediator dan regulator respon imun alami dan
didapat. Sitokin bekerja saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk konsep
"network ". Sitokin yang sama diproduksi oleh banyak sel. Dan sitokin tertentu bisa bekerja
pada banyak sel. Sitokine diproduksi sebagai respon terhadap inflamasi dan antigen, pada
umumnya bekerja seperti autokrin, parakrin dengan mengikat reseptor yang mempunyai
affinitas tinggi pada sel target. IL-2 merupakan sitokin yang penting untuk komunikasi antara
subset limfosit dan sel natural killer dan diduga bahwa fungsi Th-1 –mediated lebih sensitif
terhadap hemostasis besi di tubuh. Pada defisiensi besi terjadi gangguan imunitas sehiler dan
imunitas non-spesifik dan salah satu mekanismenya diduga melalui penurunan produksi
interleukin seperti IL-2.
17