Anda di halaman 1dari 44

TUGAS INDIVIDU

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis dengan


Infark Miokard Akut

Dosen Pembimbing : Siti Fadilah, S. Kep., Ns, MSN

Disusun Guna Memenuhi Penugasan pada State Gawat Darurat dan Kritis

Disusun oleh
Luh Gede Ayu Ratih Artyai
1960112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Berlakang
infark Miokard Akut (IMA) dikalangan masyarakat biasa dikenal dengan
sebutan serangan jantung. Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab
kematian di dunia salah satunya Infark Miokard Akut (IMA) (Pratiwi, 2012). Infark
Miokard Akut (IMA) sangat mengkhawatirkan karena sering berupa serangan
mendadak dan tanpa ada keluhan sebelumnya (Farissa, 2012). Infark Miokard Akut
(IMA) menyebabkan ancaman hidup yang berbahaya karena timbulnya nyeri dada
umum, kolaps dan kematian yang mendadak. Kemungkinan kematian akibat komplikasi
selalu menyertai IMA. Tujuan kolaborasi utama antara lain pencegahan komplikasi
yang mengancam jiwa atau paling tidak mengenalinya. (M.Black, Joyce, 2014)
Data dari WHO pada tahun 2012 sebesar 17,5 juta (31%) orang meninggal
dikarenakan penyakit kardiovaskuler dan penyebab kedua terbesar adalah Infark
Miokard Akut (IMA) (WHO, 2016). Di ASEAN salah satu negaranya yakni Indonesia
menduduki peringkat kedua dengan jumlah 371,0 ribu jiwa (WHO, 2014). Penyakit
kardiovaskuler menempati urutan pertama hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia.
Sedangkan diJawa Timur menempati urutan ke delapan di Indonesia (RISKESDAS,
2013). Pada penelitian sebelumnya tahun 2014 lebih dari 1 juta orang di Amerika
Serikat menderita Infark Miokard Akut (IMA), dan lebih dari 300.000 orang
diperkirakan meninggal karena InfarkMiokard Akut (IMA) sebelum sampai ke rumah
sakit (Christofferson, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan
dengan masalah infark miokard akut.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi infark miokard akut
b. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi infark miokard akut
c. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis infark miokard akut
d. Mahasiswa dapat mengetahui pathway infark miokard akut
e. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi infark miokard akut
f. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang infark miokard akut
g. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis infark miokard akut
h. Mahasiswa dapat mengetahui asuham keperawatan infark miokard akut
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian jaringan otot jantung (miokard) yang
disebabkan oleh insufisiensi suplai atau banyaknya darah baik relatif maupun secara
absolut (Muwarni, 2011).
Infark Miokard Akut (IMA) oleh orang awam disebut serangan jantung yaitu
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke otot
jantung tidak cukup sehingga menyebabkan jantung mati (Rendi&Margareth, 2012).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung
(Black&Joyce, 2014).
Jadi infark miokard akut merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena adanya
penyumbatan pembuluh darah coroner sehingga aliran darah ke jantung tidak cukup untuk
mensuplai darah.
B. Etiologi
1. Menurut Fakih Ruhyanuddin (2006), penyebab Infark Miokard Akut (IMA)
adalah :Gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan atherosclerosis, kekakuan,
atau penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau thrombus.
2. Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan ketidak seimbangan antara
miokardial O₂suplai dan kebutuhan jaringan terhadap O₂. Penyebab suplai oksigen
ke miocardberkurang yang disebabkan oleh faktor
A. Faktor pembuluh darah:
1) Ateroskelori
2) Spasme
3) Arteritisb
B. Faktor sirkulasi :
1) Hipotensi
2) Stensos aorta
3) insufisiensi
C. Faktor Darah:
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) Polisitemia
D. Penyebab lain :
1) Curah jantung yang meningkat :
a. Aktifitas berlebih
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
d. Hypertiroidisme
2) Kebutuhan oksigen miocardmeningkat pada :
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropi miocard
c. Hypertensi diastolic
3) Faktor predisposisi :
a. Faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah :
1) Usia lebih dari 40 tahun
2) Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause
3) Hereditas
4) Ras: lebih tinggi insiden pada kulit hitam
4) .Faktor risiko yang dapat diubah :
a. Mayor :
1) Hiperlipidemia
2) Hipertensi
3) Merokokd
4) Diabetes Melituse
5) Obesitasf
6) Diet tinggi lemak jenuh, kalori
5) Minor
a. In aktifitas fisik
b. Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif)
c. Stres psikologis berlebihan ketidakadekuatan aliran darah akibat dari
penyempitan, sumbatan, arteri koronaria akibat terjadinya
aterosklerosis, atau penurunan aliran darah akibat syok atau
perdarahan
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus, terletak di bagian bawah
sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan
terasa semakin berat sampai tak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, bisa
menyebar ke bahu dan lengan yang biasanya lengan kiri. Tidak seperti angina, nyeri
ini muncul secara spontan (bukan setelah bekerja berat atau gangguan emosi) dan
menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan
istirahat maupun nitrogliserin (Brunner&Suddart, 2005).
2. Nyeri sering disertai nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing, mual dan
muntah (Brunner&Suddart, 2005).
Aritmia merupakan penyulit InfarkMiokard Akut (IMA) yang terjadi terutama pada
saat-saat pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-
perubahan masa refrakter, daya hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan.
Sisrem syaraf otonom juga berperan besar terhadap terjadinya aritmia karena klien
Infark Miokard Akut (IMA)umumnya mengalami peningkatan parasimpatis dengan
kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan peningkatan tonus simpatis pada
Infark Miokard Akut (IMA) inferior akan mempertinggi kecenderungan terjadinya
fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.Secara khas nyeri dirasakan di daerah
perikardial sering dirasakan sebagai suatu desakan, diperas, ditekan, dicekik, dan
nyeri seperti terbakar, rasanya tajam dan menekan atau sangat nyeri, nyeri terus
menerus, dan dangkal.Nyeri dapat melebar ke belakang sternum sampai dada kiri,
lengan kiri, leher, rahang, atau bahu kri.
3. Tanda dan gejala infark miokard(TRIAGE) adalah :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, penting
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor.
D. Pathway (terlampir)
E. Komplikasi
1. Disritmia Komplikasi paling sering dalam Infark Miokard Akut (IMA) adalah
gangguan irama jantung (90%). Faktor predisposisi adalah:
a. Iskemiajaringan
b. Hipoksemia
c. Pengaruh sistem syaraf Para-Simpatis dan Simpatis
d. Asidosis laktat
e. Kelainan hemodinamik
f. Keracunan obat, dan
g. Gangguan keseimbangan elektrolit
2. Gagal jantung kongestif dan syok kardiogenikSepuluhdan sampai lima belas pasiem
infark miokardmengalami syok kardiogenik, dengan mortalitas antara 80-95%.
3. TromboemboliStudy pada 924 kasus kematian akibat infart miokard akut (IMA)
menunjukkan adanya trombi mural pada 44% kasus endokardium. Study autopsy
menunjukkan 10% kasus Infark Miokard Akut (IMA) yang meninggal mempunyai
emboli arterial ke otak, ginjal, limfa, atau mensenterium.
4. PerikarditisSindrom ini dihubungkan dengan Infark Miokard Akut (IMA) yang
digambarkan pertama kali oleh Dressler dan sering disebut Sindrom Dressler.
Biasanya terjadi setelah infarktran smural tetapi dapat menyertai infark
subepikardial. Perikarditis biasanya sementara, yang tampak pada minggu pertama
setela infark. Nyeri dada dari perikarditis akut terjadi tiba-tiba dan berat serta
konstan pada dada anterior. Nyeri ini memburuk dengan inspirasi dan biasanya
dihubungkan dengan takikardia, demam ringan, dan friksion rup perikardial yang
trifasik dan sementara.
5. Ruptura miokardium Ruptur dinding bebas dari ventrikel kiri menimbulkan
kematian sebanyak 10% dirumah sakit karena Infark Miokard Akut (IMA). Ruptur
ini menyebabkan tamponade jantung dan kematian. Ruptur septum interventrikular
jarang terjadi pada kerusakanmiokardluas, dan menimbulkan Defek Septum
Ventrikel.
6. Aneurisma ventrikel kejadian adalah komplikasi lambat dari Infark Miokard Akut
(IMA) yang meliputi penipisan, pengembungan, dan hipokinesis dari dinding
ventrikel kiri setelah infarktransmural. Aneurisma ini sering menimbulkan gerakan
proksimalpada dinding ventrikel, dengan pengembungan keluar segmen aneurisma
pada kontraksi ventrikel. Kadang-kadang aneurisma ini ruptur dan menimbulkan
temponade jantung, tetapi biasanya masalah yang terjadi disebabkan penurunan
kontraktilitas atau embolisasi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Infark miokardklasik disertai oleh trias diagnostic yang khas (Price, 2006). Yang terdiri
dari :
a. Gambaran klinis khas yang terdiri dari nyeri dada yang berlangsung lama dan
hebat, biasanya disertai mual, keringat dingin, muntah, dan perasaan seakan-akan
menghadapi ajal. Tetapi 20-60% kasus infark yang tidak fatal bersifat tersembunyi
atau asimtomatik.
b. Sekitar setengah dari kasus ini benar-benar tersembunyi dan tidak diketemukan
kelainan, dan diagnosis melalui pemeriksaan EKG yang rutin atau pemeriksaan
postmortem.
2. Meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-sel miokardium
yang nekrosis.
a. Enzim-enzim yang dilepaskan terdiri dari keratin, fosfokinase (CK atau CPK),
glautamat oksaloasetat transaminase (SGOT atau GOT) dan laktat dehidrogenase
(LDH).
b. Pola peningkatan enzim ini mengikuti perjalanan waktu yang khas sesudah
terjadinya infark miokardium.
c. Meskipun enzim ini merupakan pembantu diagnosis yang sangat berharga, tetapi
interprestasinyaterbatas oleh fakta bahwa peningkatan enzim yang terukur bukan
merupakan indicator spesifik kerusakan miokardium, terdapat proses-proses lain
yang juga dapat menyebabkan peningkatan enzim, sehingga dapat menyesatkan
interprestasi.
d. Pengukuran isoenzim, yaitu fraksi-fraksi enzim yang khas dilepaskan oleh
miokardium yang rusak, meningkatkan ketepatan diagnosis.e.Pelepasan isoenzim,
MB-CK merupakan petunjuk enzimatik dari infark miokardium yang paling
spesifik.
3. Terlihat perubahan-perubahan pada elektrokardiografi, yaitu gelombang Q yang nyata,
elevasi segmen ST, dan gelombang T terbalik
a. perubahan-perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak diatas daerah
miokardium yang mengalami nekrosis
b. Sedang beberapa waktu segment ST dan gelombang T akan kembali normal; hanya
gelombang Q tetap bertahan sebagai bukti elektrokardiogram adanya infarklama.
c. Tetapi hanya 50% atau 75% pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang menunjukkan
pemulihan elektrokardiografis klasik ini.
d. Pada 30% pasien didiagnosa dengan infarktidak terbentuk gelombang Q (Price,
2006)
G. Penatalaksaan Medis
Menurut Brunner dan Suddart pada tahun 2005 tujuan penatalaksanaan medis adalah
memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil dengan cara, segera mengembalikan
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan,
pemberian oksigen, dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk
mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk meningkatkan
suplai oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen.
Tiga kelas obat-obatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen yaitu :
a. FasodilatorFasodilator
pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah nitrogliserin (NTG) intravena.
b. Antikoagulan
Antikoagulan heparin adalah antikoagualan pilihan untuk membantu
mempertahankan integritas jantung. Heparin memperpanjang waktu pembekuan
darah, sehingga dapat menurunkan kemungkinan pembentukan trombus dan
selanjutnya menurunkan aliran darah.
c. Trombolitik
Tujuan trombolitik adalah untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di
arteri koroner, memperkecil penyumbata dan juga luasnya infark. Agar efektif, obat
ini harus diberikan pada awal awitan nyeri dada. Tiga macam obat trombolitik yang
terbukti bermanfaat melarutkan trombus adalah: streptokinase, aktifator
plasminogen jaringan (t-PA = tisue plasminogen aktifator) dan anistreplase.
Pemberian oksigen. Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri oksigen yang dihirup
akan langsung meningkatkan saturasi darah. efektifitas terapeutik oksigen
ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernafasan, dan pasien
mampu bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam dara secara bersamaan
diukur dengan pulsa oksimetri. Analgetik. Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk
pasien yang tidak efektif diobati dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan
masih tetap morfin sulfat yang diberikan secara intravena dengan dosis meningkat 1-
2 mg
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) b.d. agens cedera fisik
2. Intoleransi Akivitas (00092) b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Penurunan Curah Jantung (00029) b.d perubahan irama jantung ditandai dengan
dispnea
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
nutrisi

I. Intervensi keperawatan
1. Nanda : nyeri akut (00132)
NOC : control nyeri
NIC:
a. Melakukan pengkajian nyeri
b. Berikan terapi farmakologi jika diperlukan
c. Posisikan klien senyaman mungkin
2. Nanda : intoleransi aktivitas (00092)
NOC : Toleransi terhadap aktivitas
NIC :
a. Bantu klien mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien
b. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas/latihan fisik
c. Monitor respon fisik terhadap aktifitas
d. Monitor hasil EKG saat istirahat dan aktifitas
e. Kolaborasi pemberian obat
3. Nanda : penurunan curah jantug (00029)
NOC : ketidakefektifan pompa jantung
NIC:
a. Pastikan tingkat aktivitas pasien yang tidak membahayakan curah jantung atau
memprokasi serangan jantung
b. Memonitor EKG adakah perubahan segmen ST, sebagaimana mestinya
c. Memonitor disritmia jantung termasuk gangguan ritma dan kondisi jantung
d. Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
4. Nanda : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status nutrisi
NOC : status nutrisi
NIC:
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk mememnuhi
kebutuhan gizi
b. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
c. Tentukn apa yang menjadi prefensi makanan bagi pasien
Kasus
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS (ICU/ICVCU/ROI/HCU)

Nama Perawat : Ayu ratih


Tanggal Pengkajian : 3 april 2020
Jam pengkajian : 11.00 Wib

A. Biodata :
1. Pasien
Nama : Tn. A
Tgl Lahir/Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Ngawi
Tanggal masuk RS : 31 Maret 2020
Jam masuk RS : 11.00 WIB
Diagnosa Medis : acute miokard infark
2. Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : ngawi
Hubungan dengan klien : istri Klien

B. Alasan Masuk RS
Istri pasien mengatakan T.A dirujuk ke RSDM karena pada tanggal 29 maret 2020
Tn.A mengalami dan mengeluh nyeri dada seperti ditekan dan disertai keringat
dingin serta mempunyai riwayat pingsan 2 kali, sehingga istri pasien membawa
Tn.A ke RS Atin Husada ngawi dan dirawat selama 2 hari di RS atin Tn.A
diberikan terapi aspilet 100mg, clopidogrel 25mgrosuvastatin 1x 10mg dan
pantoprazole 1x 5mg. pada tanggal 31 maret 2020 Tn.A dirujuk ke RSDM pukul
11.00 dan dipindahkan ke ruang ICVCU hasil pemeriksaan RR: 30x/mnt,
nadi80x/menit SpO2: 90% CRT: 5 detik GCS: E3V4M5 Td: 143/70 mmhg
C. Keluhan utama
Tn. A mengatakan sesak nafas
D. Primary Survey
1. Air Way
Pasien bernafas dengan spontan, tidak ada penumpukan secret, tidak terdengar
suara nafas tambahan seperti snoring, wheezing atau stridor.

2. Breathing
Frekuensi pernapasan 30x/menit, Irama reguler, nafas cepat dan dangkal, ada
penggunaan otot bantu pernapasan
Penggunaan ventilator: YA/TIDAK (coret yang tida perlu)
Mode : ……….
PEEP/CPAP:………. Tidal Volume:…….cc
FiO2:……..%I: E Ratio…… SaO2:……
RR setting :……..x/menit
Terapi Oksigen : NRM 10 Lpm
Pemeriksaan AGD:
pH:7,578
SaO:: 2,20%
PaO2: 193,0
PaCO2: 29,8
HCO3: 28,1

3. Circulation
TD:143/70 mmHg, Irama regular, Teraba lemah, Ujung kaki pucat, CRT: 5
detik, Nadi : 80x/menit
4. Disability
GCS : E: 3, V: 4, M: 5
E3: membuka mata dengan perintah
V4: bingung, bicara mengacau, disorientasi waktu dan tempat
M5: melokalisir nyeri.
5. Exposure/Environtment
Pasien mengatakan sesak akan bertambah jika bergerak
E. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Tn.A mengatakan sesak nafas, nafas sesak bertambah ketika bergerak
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dan hipertensi
c. Riwayat penyakit keluarga
Tn.A mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun dikeluarganya

F. Genogram
G. Secondary Survey
1. Kepala :
a. Kulit : Kulit kepala tampak bersih, tidak ada hematoma atau lesi
b. Rambut : Rambut hitam,bersih, tidak rontok, rambut tampak sudah
beruban
c. Muka : Bentuk muka simetris, tidak terdapat lesi atau memar di muka
d. Mata :
1) Konjungtiva : Tampak ananemis, tidak pucat
2) Sclera : sclera tidak ikterik
3) Bentuk Pupil : normal
4) Ukuran Pupil : Simetris antara kanan dan kiri
5) Reflek Pupil : + / + (normal isokor)
6) Palpebra : Tidak terdapat udema pada palpebra
7) Lensa : Tidak keruh
8) Visus : Tidak terkaji
2. Hidung : Simetris, antara kanan dan kiri,tidak terdapat polip
3. Mulut : Tidak terdapat stomatitis, tidak sianosis, tdk ada lesi
4. Gigi : Tidak terdapat gigi palsu, gigi tampak bersih
5. Bibir : Bibir sianosis
6. Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat cairan,
bersih dan tidak ada luka
7. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid ataupun
kelenjar limfe
8. Tenggorokan : Tidak terdapat nyeri menelan
9. Dada :
a. Pulmo
Inspeksi : tidak ada jejas, terdapat otot bantu pernafasan, pernafasan cepat
Palpasi : Sedikit nyeri tekan
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi: Suara vesikuler 30x/menit
b. Cor
Inspeksi : tampak ictus cordis terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : Iktus cordis teraba dibawah di ICS 5
Perkusi : resup seluruh lapang jantung
Auskultasi : Nadi:80x/menit
10. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat acites, tidak terdapat lesi pada perut, tidak ada
jejas
Auskultasi : Bising usus 10x/menit.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Terdengar suara timpani pada area lambung.
11. Punggung
Inspeksi : Tidak ada luka dekubitus, tidak ada lesi, tidak terdapat kelaianan
pada tulang
Palpasi : Tidak terdapat kelainan bentuk tulang, tidak ada nyeri tekan
12. Genetalia
Alat vital Tn. Aterlihat bersih, Tidak terdapat pembesaran scrotum, Tidak ada
kelainan, Tn. R berjenis kelamin laki-laki, tidak nyeri saat BAK
13. Rectum : Tidak ada hemoroid
14. Ektremitas
Atas :tidak terdapat fraktur, tidak terdapat lesi.
Bawah :tidak ada fraktur tidak ada lesi
15. Pengkajian 12 nervus cranialis
a. Nervus I (Olfaktorius)
Tidak ada perubahan dalam pembauan/penciuman, hidung sebelah kiri dan
kanan baik tidak ada gangguan
b. Nervus II (Optikus)
c. Reflek ketika pupil terkena cahaya mengecil, klien masih bisa melihat
dengan baik, pasien menggunakan kacamata ketika di dinstruksikan untuk
membaca tulisan
d. Nervus III (Okulomotorius)
Pasien dapat menggerakkan bola mata keatas, kebawah kekanan dan
kekiri.
e. Nervus IV (Troklearis)
Ukuran pupil 3 mm, reaksi pupil terhadap cahaya positif (+) mengecil saat
dirangsang cahaya
f. Nervus V (Trigeminus)
Pasien dapat membuka dan menutup mulut dengan baik, dan dapat
merasakan jika diberi rangsangan benda halus dan tumpul
g. Nervus VI (Abdusens)
Pasien dapat mengikuti arah dengan baik saat diminta mengikuti arah jari
tangan bola matanya mengikuti arah atas dan bawah
h. Nervus VII (Fasialis)
Pasien dapat mengkerutkan dahi dan tersenyum
i. Nervus VIII (Vestibulocochlearis)
Tn. R masih mampu mendengar suara saat dipanggil
j. Nervus IX (Glosofaringeal)
Masih terdapat reflek muntah, pasien juga masih mampu membedakan rasa
asam dan manis
k. Nervus X (Vagus)
Tn. R mengatakan tidak ada kesulitan menelan, pasien terpasang NGT
l. Nervus XI (Asesorius)
Pasien mengatakan masih lemas untuk menggerakan bahu
m. Nervus XII (Hipoglosus)
Pasien mampu menggeluarkan lidah dengan baik
H. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktivitas dan latihan
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan Tn. A sebelum sakit beraktivitas seperti
biasa
b. Selama Sakit
DS :istri pasien mengatakan setelah sakit tidak dapat beraktivitas seperti
biasa seperti bekerja
DO : tampak terbaring lemas ditempat tidur

Kemampuan ambulasi & ADL (Indeks Barthel):


Aspek Kriteria Sebelum sakit Selama sakit
Makan/minu 0 : Tidak mampu 2 0
m 1 :Butuh bantuan memotong,
menyuap
2 : mandiri
Mandi 0:Tergantug orang lain 1 0
1 : Mandiri
Perawatan 0 :Membutuhkan bantuan orang 1 0
diri lain
(Grooming) 1 : Mandiri dalam perawatan muka,
rambut, gigi, dan bercukur
Berpakaian/b 0 :  Tergantung 2 0
erdandan orang lain
1 : Sebagian dibantu (misal
mengancing baju)
2  :  Mandiri
BAK 0  : inkontinensia 2 0
atau pakai kateter
dan tidak
terkontrol
1  : Kadang Inkontinensia (maks,
1x24 jam)
2 :   Kontinensia (teratur untuk
lebih dari 7 hari)
Buang air 0  : Inkontinensia (tidak teratur 2 1
besar atau perlu enema)
(Bladder) 1: Kadang
Inkontensia (sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
Penggunaan 0 : Tergantung 2 0
toilet bantuan orang
lain
1 : Membutuhkanbantuan, tapi
dapat melakukan beberapa hal
sendiri
2 :  Mandiri
Berpindah 0 : Tidak mampu 3 1
1 : Butuh bantuan untuk bisa duduk
(2 orang)
2 : Bantuan kecil (1orang)
3 :Mandiri
Berjalan/mob 0 : Immobile (tidak mampu) 3 0
ilitas 1  :Menggunakan kursi roda
2  : Berjalan dengan bantuan satu
orang
3  : Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
Naik turun 1 :  Tidak mampu 2 0
tangga 1:Membutuhkan bantuan
1 (alat bantu)
2 :    Mandiri

Interpretasi hasil Nilai


Ketergantungan total 0–4
Ketergantungan Berat 5-8
Ketergantungan Sedang 9-11
Ketergantungan ringan 12-19
Mandiri 20
Hasil interpretasi Penilaian pasien: 2 (Ketergantungan total)
Tabel skala jatuh dari morse :
No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat jatuh : apakah jatuh Tidak 0 0
dalam 3 bulan terakhir. Ya 25
2 Diagnosa sekunder : Apakah Tidak 0 15
memiliki lebih dari satu penyakit.
Ya 15
3 Alat Bantu jalan : 0 0
     Bedrest / dibantu perawat
      Kruk / tongkat / walker. 15
     Berpegangan pada benda – 30
benda sekitar. (Kursi,
lemari,meja).
4 Terapi intravena : Apakah saat Tidak 0 20
ini terpasang infus.
Ya 20
5 Gaya Berjalan / cara 0 0
Berpindah:
      Normal / Besrest / immobile
(tidak dapat bergerak sendiri)
      Lemah tidak bertenaga. 10
      Gangguan atau tidak 20
normal(pincang /diseret).
6 Status mental: 0 0
      Menyadari kondisi dirinya.
M mengalami keterbatasan daya 15
ingat.
Total nilai
Tingkatan Resiko Nilai MPS
Tidak Beresiko 0 - 24
Resiko Rendah 25 - 50
Resiko Tinggi ≥51
Hasil interpretasi Penilaian pasien: 35 (Risiko Rendah)
2. Tidur dan istirahat
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan Tn. A biasa tidur 7-8 jam
b. Selama Sakit
DS : istri paisen mengatakan selama sakit Tn. A susah untuk tidur
karena sesak
DO : Tampak sedikit kantung mata

3. Kenyamanan dan nyeri


a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan sebelum sakit tidak nyeri
b. Selama Sakit
Data Subyektif
Provocatif : Tn. A mengatakan nyeri muncul tiba-tiba
Paliatif : Tn. A mengatakan nyeri berkurang ketika istirahat
Quality : Tn. A mengatakan nyeri dirasa seperti tertekan
Region :

Depan
Belakang

Severity/Scale : Tn. A mengatakan


sekarang nyeri sudah berkurang skala 5.
*Kaji dengan NPS/ CPOT
Time : ketika beraktifitas berar
Data Objektif : tampak terbaring lemas
4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan Tn. A makan sepert biasa 3 x sehari
b. Selama Sakit
DS :istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A makannya sedikit tidak
habis, makan makanan dari RS
DO : A : BB : 55 kg, TB : 160 cm
B : Hb : 11,0
C : rambut tidak rontok, tampak lemas
D : diit rendah garam, rendah gula
5. Cairan, Elektrolit dan Asam Basa
a. Sebelum Sakit
DS :istri pasien mengatakan sebelum sakit Tn. A minum seperti biasa 7-
8 gelas perhari
b. Selama Sakit
DS :istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A minim dibatasi 2-3 gelas
perhari
DO : tidak ada edema
Input Output
Makan 20 Urin 200
Minum 500 liter Feses 15
Air IWL
metabolisme
Infus* 40 Drainage*
Nutrisi NGT* Perdarahan
*
Obat* 200 Muntah*
Lainnya Lainnya
Total Total
*kalau ada
Balance cairan = Input – Output
= 760 – 215 = 545
6. Oksigenasi
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan sebelum sakit Tn. A tidak sesak nafas
b. Selama Sakit
DS :istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A mengeluh sesak,
sesaknya akan bertambah ketika gerak
DO : RR : 30 x/menit, penggunaan otot bantu nafas, SpO2 90%,
pernafasan cepat dan dangkal
7. Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan sebelum sakit Tn. A BAB seperti biasa 1
kali sehari
b. Selama Sakit
DS : istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A belum ada BAB
DO : Bising usus 10 x/menit, perut teraba sedikit keras
8. Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS : istri pasien mengatakan sebelum sakit Tn. A BAK seperti bias 4-5
kali sehari
b. Selama Sakit
DS : istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A BAK 2-3 kali sehari
DO : urin kuning sedikit pekat,
9. Sensori, persepsi dan kognitif
a. Sebelum Sakit
DS :istri pasien mengatakan sebelum sakit Tn. A tidak ada gangguan
pendengaran, pengelihatan, penciuman serta perabaan
b. Selama Sakit
DS :istri pasien mengatakan selama sakit Tn. A tidak ada gangguan
pendengaran, penciuman, pengeliatan serta perabaan
DO : mampu menjawab pertanyaan, CRT 5 detik
10. Psiko sosio budaya Dan Spiritual
a. Psikologis
1) Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah tidak terkaji
2) Cara mengatasi perasaan tersebut tidak terkaji
3) Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah tidak terkaji
4) Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :
5) Pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :
b. Sosial :
1) Aktivitas atau peran di masyarakat adalah : Ny. S mengatakan Tn. A
mengikuti kegiatan di RT nya
2) Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah : Ny. S mengatakan Tn. A
tidak suka kebisingan
3) Cara mengatasinya: Tn. A biasanya hanya diam
4) Pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :
c. Budaya :
1) Budaya yang diikuti klien adalah: jawa
2) Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:tidak ada yang
merugikan
d. Spiritual :
1) Aktivitas ibadah sehari-hari Ny. S mengatakan Tn. A sholat 5 waktu
2) Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan sholat 5 waktu serta mengaji
3) Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang
dialami : Ny. S mengatakan yakin Tn. A pasti sembuh
11. Pemeriksaan Penunjang
(Hasil pemeriksaan laboratorium,radiology, EKG,EEG dll)

Pemeriksaan EKG : 07 April 2020


Hasil Pemeriksaan EKG :
1. Sinus rythem, normoaxis
2. ST elevasi Lead II, III, AVF
3. ST depresi Lead I, AVF
4. Q patologis V1-V4 , Lead II, III, AVF
Pemeriksaan Thorax PA : 06 April 2020
Hasil Pemeriksaan :
Cor : Ukuran membesar dengan CTR 63%
Pulmo : Tampak cephalisasi di kedua lapang paru
Sinus costophrenicus kanan tumpul kiri tajam
Hemidiapragma kanan kiri normal
Trakea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan : Cardiomegaly disertai awal edema paru dan efusi pleura kanan
Pemeriksaan Echocardiografi : 03 April 2020 2020
Hasil Pemeriksaan :
Dimensi LV dilatasi, IVS dan PW tidak menebal, massa tidak meningkat,
kontraktilitas LV menurun EF 30% (Simpson 32%), Disfungsi diastolic grade II

I. Terapi Medis :

Jenis Terapi Nama Obat Dosis Rute Fungsi


Cairan IV Inf. RL 40 IV Untuk memenuhi
cc/jam cairan tubuh
Obat Furosemid 5 mg/24 IV (syring
parenteral jam pump)
Heparin IV (syring
pump
EAS Primer atau 250 cc/24 IV (syring
Kidmin jam pump)

Obat peroral Aspilet 80 mg/24 Oral


jam
Clopidogrel 75 mg/ Oral
24 jam
Atorvastatin 40 mg/24 Oral
jam
Ramipril 2,5 Oral
mg/24
jam
Lanzoprazole 30 mg/24 Oral
jam
Brilinta 90 mg/ Oral
12 jam
ANALISA DATA
Nama klien : Tn. A No. Register :
Umur : 48 tahun Diagnosa Medis : Acute Miokard Infark
Ruang Rawat : ICVCU Alamat : ngawi
TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
03-04-2020 DS : Tn. A mengatakan sesak
nafas
DO :
- RR:
30 x/menit
- TD:
143/70mmhg Penurunan curah
- N: Perubahan irama jantung
80x/menit jantung
- CRT (00029)
: 5 detik
- Hasi
l pemeriksaan EKG:
Sinus rythem, normoaxis
ST elevasi Lead II, III, AVF
ST depresi I, AVF
Q patologis V1-V4, lead II,
III, AVF
03-04-2020 DS :
Tn.A mengatakan mengeluh sesak
nafas
DO :
-
RR: 30x/menit
Ketidakefektifan pola
-
Terdapat penggunaan otot Keletihan
nafas
bantu nafas pernafasan
- Nafas cepat dan dangkal Kode 00032
- NRM 10L/menit
- SpO2 90%
- Irama regular
Hasil pemeriksaan
Thorax PA
Edema paru dan perfusi
pleura kanan
13-04-2020 DS : Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
antara suplai dan (00092)
Tn.A mengeluh sesak nafas akan kebutuhan oksigen
bertambah jika bergerak atau
beraktifitas
DO :
- Pasi
en bedrest
- Disp
neu setelah beraktifitas
- Tam
pak semua aktivitas dibantu
- RR:
30x/menit
- Hasi
l perhitungan ADL Indeks
Barthel : 2 (ketergantungan
total)
- Sem
ua kebutuhan pasien dibantu
oleh perawat
03-04-020 DS :
Istri pasien mengatakan selama
sakit pasien tidak dapat mandi atau Deficit perawatan diri:
makan secara mandiri dan harus A. Mandi (00108)
dibantu keluarga karena jika B. Berpakaian
bergerak terasa sesak nafas (0010)
Kelemahan C. Makan
DO :
(00102)
- Tam D. Eliminasi
pak pasien terbaring lemah (0110)
- Kem 1.
ampuan ambulasi dan ADL= 2
(ketergantungan total)
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Penurunan Curah Jantung (00029) berhubungan dengan perubahan irama jantung


ditandai dengan dispnea
B. Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
ditandai dengan dispnea dan penggunaan otot bantu pernafasan
C. Intoleransi Akivitas (00092) berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan dispnea setelah beraktivitas
D. Defisit perawatan diri (00108) berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
ketidakmampuan membasuh tubuh
RENCANA TINDAKAN
Nama Klien : Tn. A No Register :
Umur : 48 Tahun Diagnosa Medis : Acute Miokard Infark
Ruang : ICVCU Alamat : Ngawi

Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi


No Keperawatan
1. Penurunan Ketidakefektifan pompa Perawatan jantung (4040) Perawatan jantung
Curah Jantung jantung ( 0400) 1. Pastikan tingkat aktivitas (4040)
(00029) b.d Setelah dilakukan pasien yang tidak
1. Memantau aktivitas
perubahan tindakan selama 1 x 24 membahayakan curah
pasienyang menyebabkan
irama jantung jam diharapkan status
jantung atau memprovokasi
serangan jantung
ditandai dengan ketidakefektifan pompa serangan jantung
dispnea jantung pasien di 2. Monitor EKG adakah 2. Memantau irama

tingkatkan dari level 2 perubahan segmen ST, jantung

( deviasi yang cukup berat sebagaimana mestinya 3. Memantau keadaan


dari kisaran normal) 3. Monitor disritmia jantung, jantung
kelevel 4 (deviasi ringan termasuk gangguan ritma
4. mengetahui tanda dan
dari kisaran normal) dan konduksi jantung
gejala jika terjadi
dengan kriteria hasil: 4. Catat tanda dan gejala
penurunan curah jantung
1. Tekanan darah distolik penurunan curah jantung
2. Tekanan darah sistolik 5. Monitor status pernafasan 5. Memantau pernafasan
3. Denyut jantung apical terkait dengan adanya pasien jika adanya gejala
4. Denyut nadi perifer gagal jantung
gejala gagal jantung
5. Ukuran jantung
6. Instruksikan pasien dan
6. Mengajarkan pasien
keluarga mengenai terapi
serta keluarga untuk
modalitas, batasan aktivitas
pembatasan aktivitas
dan kemajuan
7. Mengurangi terjadinya
7. Batasi merokok
arterosklerosis
2. Ketidakefektif Status Pernafasan Manajemen Jalan Nafas Perawatan luka
an pola nafas (0415) (3140) Manajemen Jalan Nafas
(00032) b.d 1.memonitor status (3140)
keletihan otot Setelah dilakukan pernafasan dan Oksigenasi 1. Memantau status
pernafasan tindakan keperawatan 2.Posisikan pasien untuk pernafasan dan
ditandai dengan selama 1x24 jam memaksimalkan ventilasi oksigenasi pasien
dispnea dan diharapkan status 3.Auskultasi suara napas, catat area
2. Membantu
penggunaan pernafasan klien yang ventilasinya menurun atau memaksimalkan
otot bantu ditingkatkan dari level 2 tidak ada suara tambahan ventilasi
pernafasan (deviasa yang cukup berat 4.Kelola pemberian broncodilator,
3. Mengetahui suara
dari kisaran normal) ke 3 sebgaimana mestinya nafas tambahan bila
( deviasi sedang dari 5.Kelola udara atau oksigen yang ada
kisaran normal) dengan dilembabkan, sebgaimana mestinya
4. Membantu
kriteria hasil: 6.Posisikan untuk meringankan memudahkan
sesak napas bernafas
1. Frekuensi pernafasan
7.Monitor status pernapasan dan5. Menjaga oksigen
normal
oksigenasi, sebgaimana mestinya yang dilembabkan
2. Irama pernafasan
8. Berikan terapi oksigen sesuai 6. Menjaga kepatenan
normal
Kebutuhan jalan nafas dengan
mengatur posisi
7. Memantau
pernafasan dan
oksigenasi klien
8. Membantu
memberian 02 pada
pasien agar tidak
sesak
3. Intoleransi Toleransi Terhadap Teravi aktivitas Teravi aktivitas
Akivitas Aktivitas - Bantuklien 1. Aktivitas yang
(00092) b.d Setelah dilakukan mengidentifikasidan terlalu berat dan tidak
Ketidakseimban tindakan keperawatan mendapatkan sumber sesuai dengan kondisi
gan antara selama 1x24 jam yang diperlukan untuk klien dapat
suplai dan diharapkan Toleransi aktivitas sesuai memperburuk
kebutuhan terhadap aktivitas dapat dengan kemampuan toleransi terhadap
oksigen ditingkatkan dari leve 3 pasien latihan
ditandai dengan ( dapat di - Bantu klien untuk2. melatih kekuatan dan
dispnea setelah demonstrasikan ) ke level melakukan irama jantung selama
5 ( selalu di aktivitas/latihan fisik aktivitas
beraktivitas demonstrasikan ) dengan - Monitor respon fisik3.mengetahui setiap
kriteria hasil : terhadap aktivitas perkembanganmyang
1. Saturasi oksigen ketika - Monitor hasil EKG muncul segera setelah
beraktivitas saat istirahat dan aktivitas latihan
2. Frekuensi nadi ketika aktivitas 4. EKG memberikan
beraktivitas
- kolaborasi pemberian gambaran yang akurat
3. Frekuensi pernafasan
obat antihipertensi mengenai kondksi
ketika beraktivitas
- Kolaborasi dengan jantung selama
4. Kemudahan berbafas
tim kesehatan lain istirahat mau[un
ketika beraktivitas
5. Kemudahan dalam
untuk merencannakan aktivitas

melakukan aktivitas monitoring program5.obat antihipertensi


hidup harian atau ADL aktivitas lain digunakan untuk
mengambalikan TD
klien.
6. mengakaji setiap
aspek klien terhadap
terapi latihan yang di
rencanakan
4. Defisit Perawatan Diri: Bantuan perawatan diri: Bantuan perawatan
perawatan diri Aktivitas Sehari-Hari mandi/kebersihan (1801) diri:
(00108) b.d
kelemahan (0300) 1. Letakkan handuk, mandi/kebersihan
ditandai dengan tissu yang diperlukan (1801)
ketidakmampua
Setelah dilakukan disisi tempat tidur 1. Mempermudah
n membasuh
tubuh tindakan keperawatan 2. Bantu pasien untuk dalam membantu
selama 1x24 jam membersihkan badan pasien mandi
perawatan diri: aktivitas dan mulut 2. Agar pasien tetapi
sehari-hari meningkat dari Bantuan perawatan diri: bersih
rangking 2 (banyak berpakaian/ berdandan Bantuan perawatan
terganggu) ke rangking 4 (1802) diri: berpakaian/
(sedikit terganggu) 1. Sediakan pakaian berdandan (1802)
dengan kriteria hasil: pasien di area yang 1. Mempermudah
1. Makan terpenuhi dapat dijangkau (misal: dalam membantu
2. Pasien tampak rapi, dan sisi tempat tidur) pasien mengganti
tidak bau badan 2. Jaga privasi pasien pakaian
3. Kebersihan eliminasi 3. Bantu pasien untuk 2. Agar privasi pasien
terpenuhi mengganti pakaian tetap terjaga
Bantuan perawatan diri: 3. Agar pasien tampak
pemberian makan (1803) besih dan rapi
1. Identifikasi diet yang Bantuan perawatan
disarankan diri: pemberian
2. Bantu memberikan makan (1803)
makanan melalui 1. Untuk menghindari
NGT kesalahan dalam
Bantuan perawatan diri: pemberian menu diet
eliminasi (1804) 2. Agar kebutuhan
1. Bantu pasien dalam nutrisi pasien
melakukan eliminasi terpenuhi dengan tepat
2. Bantu pasien Bantuan perawatan
membersihkan diri diri: eliminasi (1804)
setelah eliminasi 1. Mempermudah
pasien dalam
melakukan eliminasi
2.Agar pasien tetap
bersih dan rapi

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
: Tn. A No Register :
Klien
Umur : 48 Tahun Diagnosa Medis : Infark Miokard Akut

Ruang : ICVCU Alamat : Ngawi

No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/Nama


1 3/4/2020 1. Memonitor status S:
pernafasan terkait
Keluarga pasien
dengan adanya gejala
mengatakan sudah
gagal jantung mengerti tentang terrapin
DS:- yang akan diberikan
DO: RR: 30x kepada pasien untuk
permenit, aktivitas dan kemajuan
menggunakan otot pasien
bantu nafas, pernafasan
O:
cepat dan dangkal
2. Memonitor EKG - RR:30x/mnt
DS: - - Pasien
DO: pasien sudah menggunakan otot
dilakukan pemeriksaan bantu nafas
EKG dengan hasil: - Pernafasan cepat
Sinus rythem, dan dangkal
- Sudah dilakukan
normoaxis
pemeriksaan EKG
ST elevasi Lead II, III,
dengan hasil:
AVF
- Sinus rythem,
ST depresi Lead I, normoaxis
AVF - ST elevasi Lead II,
Q patologis V1-V4 , III, AVF
Lead II, III, AVF - ST depresi Lead I,
3. Menginstruksikan AVF
pasien dan keluarga - Q patologis V1-
pasien mengenai terapi V4 , Lead II, III,
modalitas, batasan AVF
aktivitas dan kemajuan - Perawat sudah
DS: keluarga pasien menjelaskan terapi
mengatakan mengerti yang akan
tentang terapi yang diberikan kepada
dijelaskan pasien
DO: perawat A : Tujuan belum tercapai
menjelaskan terapi
P : Lanjutkan intervensi
yang akan dilakukan
1,2,3
kepada pasien
1 3/4/2020 1. Monitor aliran oksigen S:
DO : terpasang NRM 10
RR 30x/menit, Irama O :
reguler, pernafasan cepat - RR 28x/menit
- Tampak
dan dangkal, menggunakan menggunakan otot
otot bantu nafas bantu nafas
- Menggunakan
2. Kelola udara atau
NRM 10lpm
oksigen yang - Mengganti air
dilembabkan pada oksigen jika
sudah habis
DO: mengganti air jika sudah
- Pasien sudah
habis dan selalu memonitor diposisikan semi
oksigen fowler

3. Memberikan posisi A : Tujuan belum tercapai


yang nyaman untuk P : Lanjutkan intervensi
meringankan sesak 1,2,3,4
nafas
DO: pasien sudah pada posisi
semi fowler
4. Memberikan
oksigen
DO: pasien terpasang NRM
10lpm
3. 30/3/2020 1. Membantu klien untuk S :
melakukanaktivitas/lati
- keluarga pasien
han fisik
mengatakan selalu
Ds: keluarga pasien
membantu dan
selalu membantu dan
memenuhi
memenuhi dan
aktivitas pasien
membantu aktivitas
- keluarga
pasien
mengatakan
Do: tampak pasien
pasien masih
dibantu dalam semua
lemas dan semua
aktivitasnya
aktivitas pasien
2. Memonitor respon fisik
dibantu
terhadap aktivitas
Ds: keluarga O :
mengatakan pasien
masih lemas dan - tampak semua
aktivitas pasien
aktivitas dibantu oleh dibantu
keluarga - pasien tampak
DO: pasien tampak lemas
lemas, pasien tampak - mendapat obat anti
aktivitas dibantu oleh hipertensi
keluarga Ramipril 2,5mg
3. Pemberian obat per oral /24jam
antihipertensi
A : Tujuan belum tercapai
DO: pasien sudah
diberikan obat Ramipril P : Lanjutkan intervensi
p/o 2,5mg/24jam
1,2,3

4. 3/4/2020 1. membatu pasie untuk S :


membersihkan badan - keluarga pasien
dan mulut mengatakan akan
membantu pasien
DO: tampak pasien untuk mengganti
bersih dan tidak bau pakaian
2. menyediakan pakaian - keluarga
pasien didekat pasien mengatakan akan
DS: keluarga pasien mengganti pakaian
mengatakan akan pasien setelah
membantu pasien untuk mandi
mengganti pakaian
DO: agar pasien dan O:
keluarga tidak susah
- tampak pasien
untuk membantu pasien
bersih dan tidak
mengganti pakaian
bau
3. menjaga privasi pasien
- agar pasien dan
DO: agar pasien merasa
keluarga tidak
nyaman
susah untuk
4. membantu pasien untuk
membantu pasien
mengganti pakaian
mengganti pakaian
Ds: keluarga
- agar pasien merasa
mengatakan akan
nyaman
mengganti pakaian
- tampak pasien
pasien setelah mandi
sudah mengganti
DO: tampak pasien
pakaian dan
sudah mengganti
menggunakan
pakaian dan
pakaian yang
menggunakan pakaian
sudah dibawa dari
yang sudah dibawa dari
rumah
rumah
- tampak pasien
5. membantu pasien menggunakan
melakukan BAB/BAk pampers
Ds: keluarga pasien
A : Tujuan tercapai
mengatakan pasien
sebagian
menggunakan pampers
orang dewasa P : lanjutkan intervensi
DO: tampak pasien
menggunakan pampers 1,2,3,4

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Pengkajian
Berdasarkan teori pengkajian pada klien dengan infark miokard akut biasanya
ditemukan gejala klinis pasien mengalami nyeri dada menjalar hingga punggung dan
leher, lemas, pernafasan cepat dan dangkal, keringat dingin. Dari hasil pengkajian
yang dilakukan di ruang ICVCU Tn. A didapatkan hasil kesadaran pasien
composmentis, respirasi 30x/menit, TD: 143/70 mmHg, N: 80x/menit, SpO2 90%
pasien terpasang NRM 10 lpm,CRT: 5 detik, GCS: E3V4M5, terdapat otot bantu
nafas, aktivitas pasien seperti perawatan diri semua dibantu oleh perawat seperti
mandi dan berpakaian.
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil pengkajian yang didapatkan pada penderita infark miokard akut
selanjutnya akan difokuskan untuk menentukan diagnosa keperawatan. Untuk
membuat diagnosa keperawatan maka harus sesuai dengan prioritas masalah yang
harus segera di selesaikan. Berdasarkan hasil analisa data dari pengkajian yang
dilakukan pada Tn. A muncul prioritas diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
kondisi pasien, yaitu:
a. Penurunan Curah Jantung (00029) berhubungan dengan perubahan irama
jantung ditandai dengan dispnea
b. Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan ditandai dengan dispnea dan penggunaan otot bantu pernafasan
c. Intoleransi Akivitas (00092) berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan dispnea setelah beraktivitas
d. Defisit perawatan diri (00108) berhubungan dengan kelemahan ditandai

Dari diagnosa diatas diangkat karena saat dilakukan pengkajian pasien


mengalami penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung ditandai
dengan dyspnea penggunaan otot bantu nafas, dan pada diagnosa ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan ditandai dengan dyspnea
dan penggunaan otot bantu nafas. Diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa pada
penderita infark miokard akut terdapat penurunan curah jantung.

Selain itu adapun diagnosa tambahan sesuai dengan kondisi pasien yaitu
intolrenasi aktivitas dikarenakan Tn. A mengalami aktivitas yang harus dibantu,deficit
perawatan diri Tn. A terjadi pemenuhan kebutuhan diri seperti mandi, makan,
BAB/BAK, berpakaian dibantu oleh keluarga atau perawatri (perawatan diri,
eliminasi, mandi) diangkat sebagai diagnosa agar perawatan ADL pasien tetap
teratasi.

3. Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul,
dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun
berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah
ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan
bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur
dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur
pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana
keperawatan.
Perencanaan keperawatan yang sesuai dengan berdasarkan hasil pengkajian
adalah pada diagnose penurunan curah jantng berhubungan dengan perubahan irama
jantung ditandai dengan dyspnea dengan tujuan ketidakefektifan pompa jantung,
dengan intervensi perawatan jantung, ketidakefektifan pola nafas dengan tujuan status
pernafasan dengan intervensi manajemen jalan nafas. Intoleransi aktivitas dengan
tujuan toleransi terhadap aktivitas intervensi terapi aktivitas. Pada diagnosa perawatan
diri tujuan keperawatan yaitu aktivitas klien terpenuhi seperti kebersihan diri dan
mulut terpenuhi, pasien tampak rapi dan intervensi bantu pasien mandi, berpakaian
dan eliminasi.
4. Pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawaan merupakan kegiatan atau
tindakan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
dibuat. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn. R harus sesuai dengan
rencana keperawatan pada Tn. R saat melakukan implementasi keperawatan, semua
respon pasien harus diperhatikan dan dicatat agar selanjutnya dapat dievaluasi
keberhasilan dari rencana keperawatan yang telah direncanakan. Implementasi
dilakukan selama1x24 jam dilanjutkan dengan evaluasi setiap pemberian tidakan.

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam
proses keperawaan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang
akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya,
sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji,
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk
memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan
keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang meningkatkan diberikan
serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih dahulu. Adapun evaluasi
dari tindakan keperawatan diatas dilakukan selama 1x24 jam. Hasilnya selama 1 hari:
Pada diagnosa penurunan curah jantung, ketidakefektifan pola nafas pasien tujuan
belum tercapai masih terpasang NRM, dan terdapat otot bantu pernafasan. Dan pada
diagnosa lainnya sudah tercapai sebagian berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang
sudah ditetapkan.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung
(Black&Joyce, 2014).
Jadi infark miokard akut merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena adanya
penyumbatan pembuluh darah coroner sehingga aliran darah ke jantung tidak cukup
untuk mensuplai darah.

Pada kasus infark miokard akut dalam proses penanganan harus selalu diobservasi
untuk melihat perkembangan pasien, pada pasien Tn.A telah dilakukan perawatan dan telah
ditetapkan beberapa diagnose keperawatan seperti, penurunan curah jantung, ketidakefektifan
pola nafas,intoleransi aktivitas, defisit perawatan diri. Kelolaan pasien selama 1 hari: hanya
Pada diagnosa penurunan curah jantung, ketidakefektifan bersihan jalan napas saja tujuan
belum tercapai kondisi nafas klien masih terdapat penggunaan otot bantu nafas dan masih
terpasang NRM. Dan pada diagnosa lainnya sudah tercapai berdasarkan tujuan dan kriteria
hasil yang sudah ditetapkan.

Adapun factor yang mendukung keberhasilan dari asuhan keperawatan yang


kelompok berikan adalah adanya asuhan keperawatan yang berkesinambungan dan
berkelanjutan antara asuhan keperawatan yang kelompok berikan dan asuhan keperawatan
yang perawat ICVCU berikan, serta dengan adanya sinergi antara perawat dan tenaga
kesehatan yang lain dalam memberikan intervensi setelah melihat evaluasi dari hasil
intervensi yang telah diberikan sebelumnya.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Agar dapat terus meningkatkan wawasan tentang asuhan keperawatan peritonitis.
Mahasiswa diharapkan kedepannya dapat menerapkan ilmu asuhan keperawatan
infark miokard akut
2. Bagi Perawat
Perawat perlu meningkatkan kualitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan infark miokard akut sehingga dapat meminimalkan masalah
keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk
menetapkan standar pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan infark
miokard akut.
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, fentia dkk.(2015). Faktor – faktor yang berhungungan dengan tingkat kecemasan
pada pasien infark miokard akut dirunagan CVCU RSUP Prof.DR.R.D. Kandou Manado

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler.
Banjarmasin: salemba Medika.

Price,Sylvia A. & Wilson, Lorraine M. (2006). Pathofisiologi edisi 6. Jakarta: EGC

Wijaya,A.S & Putri, Y.M.(2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai