Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.

2, Juli 2010

PENERAPAN STANDAR PROSES KEPERAWATAN


DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILACAP

Rachmat Susanto1
1 Akademi Keperawatan Seruling Mas, Maos-Cilacap

ABSTRACT
The objective of health development is to improve the ability of healthy life for everyone. One
of the health service conducted at community health centers. Problems found in the standard
application of nursing process is still not optimal. If the application is not optimal standards of
nursing process, the quality of health services is also not good. This observational descriptive
study to determine the application of nursing process standard inpatient community health
centers in the regency of Cilacap. As many as seven community health centers conducted
observations. Observations have been conducted found that the application data from the
nursing process assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation, not well
implemented. The researcher give suggestions for improving the quality of nursing services
with the application of nursing process is either through the addition of facilities and equipment,
awards and evaluations.

Keywords : standard nursing process, community health centers

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan pelayanan di mata masyarakat. Dalam
meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi rangka mempertahankan dan
setiap masyarakat agar dapat mewujudkan meningkatkan kualitas asuhan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal keperawatan diperlukan alat ukur untuk
sebagai salah satu unsur kesejahteraan menilai standar asuhan keperawatan yang
umum dari tujuan nasional (Depkes RI, terdiri dari tiga bagian yaitu instrumen A
1990). Tujuan pembangunan bidang tentang standar proses keperawatan;
kesehatan dapat ditempuh melalui instrumen B tentang standar persepsi dan
pelayanan kesehatan dasar Puskesmas kepuasan pasien; dan instrumen C tentang
(Depkes RI, 1995). Dalam rangka standar prosedur keperawatan. Standar
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan berfungsi sebagai
kegiatan perawatan mempunyai peranan pedoman maupun tolak ukur dalam
dalam menentukan keberhasilan kesehatan pelaksanaan praktek keperawatan agar
secara keseluruhan. Tenaga kesehatan sesuai dengan nilai-nilai profesional, etika
yang selama 24 jam harus berada disisi dan tanggung jawab. (Anwar, 1980)
pasien adalah perawat (Depkes RI, 1993). Kebutuhan adanya standar asuhan
Mutu asuhan keperawatan sangat keperawatan sebagai pedoman dan
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan sebagai dasar evaluasi pelakanaan asuhan
kesehatan dan bahkan sering menjadi keperawatan, telah dipenuhi oleh
salah satu faktor penentu citra institusi pemerintah dengan Keputusan Menteri

80
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Kesehatan RI No. 660/Menkes/SK/IX/1987 puskesmas dengan 7 puskesmas


yang dilengkapi oleh Surat Edaran Direktur menyelenggarakan rawat inap.
Jenderal Pelayanan Medik No. T eknik pengambilan sampel
105/Yan.Med./Raw/1/1988 tentang dengan cara total sampling yaitu
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan puskesmas rawat inap secara keseluruhan.
bagi perawat kesehatan dan Surat Jumlah sampel yang diambil adalah tujuh
Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan puskesmas rawat inap dengan rerata
Medik No. YM00.032.6.7637 tertanggal 18 hunian lebih dari 5 pasien perbulan dan
agustus 1993 tentang berlakunya standar LOS 2-3 hari. Pengambilan sampel tiap
asuhan keperawatan di rumah sakit. puskesmas dengan cara cluster sampling
Namun pada saat ini penerapan standar yaitu hanya 3 responden yang memenuhi
proses keperawatan masih belum optimal. kriteria inklusi
Hasil studi pandahuluan di dinas kesehatan Pengumpulan data dengan
kabupaten Cilacap didapatkan data bahwa observasi langsung oleh peneliti pada tiap
terdapat tujuh puskesmas rawat inap yang pasien yang terpilih sebagai subjek
masih belum menjalankan standar proses penelitian selama 3 hari, kemudian dinilai
keperawatan dengan baik. Berdasarkan dengan check list penilaian standar proses
latar belakang tersebut, maka dipandang keperawatan yang terdiri dari 16
perlu dilakukan penelitian tentang pernyataan berdasarkan standar
penerapan standar proses keperawatan di Depertemen Kesehatan Republik
puskesmas rawat inap di kabupaten Indonesia. Instrument A merupakan
Cilacap. standar proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, diagnosis, pelaksanaan,
METODE PENELITIAN evaluasi dan dokumentasi. Instrumen A
Penelitian ini merupakan penelitian digunakan sebagai alat untuk memperoleh
deskriptif observasional. Variabel yang data tentang penerapan standar proses
diteliti adalah penerapan standar proses keperawatan yang selanjutnya dianalisis
keperawatan di puskesmas rawat inap di dengan rumus Tendency Central.
Cilacap. Kabupaten Cilacap mempunyai 35

HASIL DAN BAHASAN


Tabel 1. Penerapan Standar Proses Keperawatan Tahap Pengkajian
Tahap standar proses keperawatan Rerata Kategori
T ahap pengkajian 500,008/21 = 23,81% Tidak baik
Diagnosis 250/21 = 11,90% Tidak baik
Perencanaan 349,99/21 = 16,67% Tidak baik
Tindakan/implementasi 1091,666/21 = 51,98% Kurang baik
Evaluasi 422,670/21 = 20,127% Tidak baik
Dokumentasi 416,672/21 = 19,84% Tidak baik
Proses keperawatan 144,327%/6 = 24,054% Tidak baik

81
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Rerata pada tahap pengkajian ditangani. Perencanaan tersebut tidak


hanya 23,81%. Hal ini disebabkan oleh ditulis sebelumnya dan sebagian besar
pada tahap pengkajian tidak dipenuhinya tidak didasarkan pada urutan prioritas.
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Selain itu tidak dibuatnya tujuan rumusan
dalam standar proses keperawatan perencanaan yang menjadi kurang baik.
Depkes, diantaranya adalah setelah Masalah lain yang cukup menonjol yaitu
melakukan pengkajian data tidak rencana tindakan tidak menggambarkan
dikelompokkan menurut bio, psiko, sosial kerja sama dengan tim kesehatan lain,
dan spiritual secara jelas. Masalah lebih pada penyelesaian masalah secara
keperawatan tidak dirumuskan mandiri. Keadaan ini disebabkan oleh di
berdasarkan kesenjangan antara status puskesmas memang tidak ada sumber
kesehatan dengan norma dan pola fungsi daya dari profesi lain misalnya gizi,
kehidupan (nutrisi, cairan dan elektrolit, fisiotherapi dan laboratorium yang secara
perkemihan, persepsi sensori dan lain- khusus mempelajari masalah ini.
lain). Selanjutnya juga ditemukan data Penerapan standar proses
tidak dilakukannya pengkajian secara keperawatan pada tahap implementasi
lengkap pada tiap kelompok data. sebesar 51,98%. Pada tahap ini perawat
Penerapan standar proses puskesmas sedikit banyak telah memenuhi
keperawatan pada tahap diagnosis hanya beberapa standar yang sudah ada, tetapi
sebesar 11,90% yang termasuk kategori masih banyak standar yang kurang
tidak baik. Hal ini disebabkan pada tahap diperhatikan misalnya perawat kurang
pembuatan diagnosis ini, sebagian besar dalam memperhatikan respon pasien,
puskesmas tidak ada format/kolom terkadang tidak melakukan follow up dan
diagnosis, sehingga tidak ditulis sama pengawasan pasca pemberian tindakan.
sekali. Sebagian puskesmas sudah ada Pemberian tindakan yang bersifat invasif,
formatnya, tetapi tidak ditulis dengan benar perawat cukup memperhatikan teknik
dan terkadang hanya satu diagnosis septik dan aseptik menggunakan peralatan
keperawatan yang ditegakkan sampai yang seadanya karena keterbatasan alat.
pasien pulang. Lebih jauh terkadang Tindakan yang dilakukan kadang sering
perumusan yang dibuat kurang benar tidak dicatat dengan ringkas dan jelas.
antara masalah dan etiologinya (tidak Hasil observasi penerapan standar
menyangkut masalah yang spesifik). proses keperawatan pada tahap evaluasi
Hasil observasi penerapan standar adalah sebesar 20,127% yang termasuk
proses keperawatan tahap perencanaan kategori tidak baik. Data yang diperoleh
adalah sebesar 16,67%, yang berarti selama observasi adalah kebanyakan
termasuk kategori tidak baik. Pada tahap perawat tidak melakukan pencatatan hasil
perencanaan ini ada beberapa kekurangan evaluasi dan bila menuliskan evaluasi tidak
yang cukup menonjol yaitu perencanaan mengacu pada tujuan yang ditetapkan.
tidak disusun sebelumnya, tetapi lebih Pada tahap dokumentasi pencatatan tidak
mengarah kepada hal-hal yang sifatnya dilakukan secara lengkap sesuai dengan
mendadak ketika respon pasien muncul. tindakan yang dilaksanakan. Pencatatan
Hal ini berarti suatu masalah potensial dilakukan kurang jelas dan sangat ringkas,
dibiarkan menjadi aktual baru kemudian sehingga kadang kurang mampu untuk

82
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

mendukung merumuskan masalah. Selain khusus dan kontinyu memberikan asuhan


itu, setiap melakukan tindakan tidak selalu keperawatan tanpa dibebani oleh tugas-
ditulis nama jelas, paraf dan tanggal serta tugas lain. Saran yang lain adalah
jam dilaksanakannya tindakan. melengkapi format proses keperawatan
Rerata penerapan standar proses terutama kolom tujuan, diagnosis, dan
keperawatan di puskesmas dengan rawat evaluasi. Selanjutnya perlu dipikirkan
inap di Kabupaten Cilacap termasuk mengenai pemberian perangsang kepada
kategori yang tidak baik menurut rentang perawat secara swadana guna
nilai Arikunto (1996) yaitu berkisar pada meningkatkan motivasi yang diharapkan
rentang nilai kurang dari 40%. Adapun akan meningkatkan mutu pelayanan
keterbatasan/kelemahan penelitian yang keperawatan. Perlunya pengenalan
dilakukan ini adalah hanya mencoba tentang proses keperawatan pada dokter
melihat satu aspek dari standar asuhan dan kepala puskesmas, sehingga
keperawatan yang dikeluarkan oleh diharapkan mereka dapat memahami dan
Depkes 1996/1997 yaitu standar proses mengontrol penerapan proses
keperawatan saja tidak meneliti aspek keperawatan serta mengatasi hambatan
yang lain yaitu standar kepuasan pasien dengan baik.
dan standar prosedur keperawatan. Dinas Kesehatan Kabupaten perlu
mengadakan pengawasan yang proaktif
SIMPULAN DAN SARAN tentang penerapan standar proses
Berdasarkan hasil penelitian ini keperawatan, sehingga berdampak
dapat dibuat beberapa simpulan yaitu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
penerapan standar pengkajian, diagnosis, kepada pasien. Selanjutnya perlu diadakan
perencanaan, implementasi, evaluasi dan forum bersama antara dinas kesehatan
dokumentasi keperawatan tidak dengan puskesmas-puskesmas terutama
dilaksanakan dengan baik. Secara umum puskesmas yang menyelenggarakan rawat
penerapan standar proses keperawatan di inap untuk membahas dan mendiskusikan
puskesmas rawat inap Cilacap tidak tentang pemberian penghargaan bagi para
dilaksanakan dengan baik. Bertolak dari perawat di puskesmas. Penting juga
hasil penelitian ini, penulis ingin diadakan penelitian lebih lanjut tentang
memberikan saran kepada puskesmas kepuasan pasien terhadap pelayanan
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di puskesmas yang
keperawatan dengan peningkatan menyelenggarakan rawat inap.
penerapan proses keperawatan secara
baik melalui penambahan sarana dan DAFTAR PUSTAKA
peralatan, penghargaan, evaluasi dan Azwar A. (1980). Perawatan Kesehatan
kontrol oleh kepala puskesmas. Perlu Masyarakat. Yayasan Penerbit
adanya motivasi dan pelatihan perawat Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
(SPK maupun Akper) untuk memperoleh Azwar A. (1994). Program Menjaga Mutu
standarisasi melakukan perasat Pelayanan Kesehatan (Aplikasi
keperawatan dan juga pemenuhan jumlah Prinsip Lingkaran Pemecahan
tenaga yang sebanding serta perlunya Masalah), Yayasan Penerbit
pengadaan unit keperawatan yang secara Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta

83
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Arikunto S.(1996). Prosedur Penelitian Doengoes M.E. dan Burley J.T. (2000).
Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Penerapan Proses Keperawatan
Revisi Ketiga), PT Ranika Cipta, dan Diagnose keperawatan, edisi
Jakarta. 2, EGC,Jakarta
Carpenito L.J. (2000a). Diagnosa Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap
Keperawatan, edisi 6, EGC, (2001). Pelayanan Kesehatan di
Jakarta. Kabupaten Cilacap.
Carpenito L.J. (2000b). Rencana Asuhan Fisbach, F.T., (1992). Documenting Care :
Keperawatan dan Dokumentasi Commnication, The Nursing
Keperawatan dan Masalah Proses and Documenting Standar,
Kolaburatif, Edisi 2, EGC, Jakarta. F .A. Davis Company, Philadelphia.
Departemen Kesehatan RI. (1990a). Kozier, Erb., Olivieri. (1995) Fundamental
Sistem Kesehatan Nasional, Of Nursing : Concept, Process and
Jakarta Practice, fourth edition, A Devision
Departemen Kesehatan RI. (1990b). of Benjamin ( Cumming Publishing
Konsep dan Proses Keperawatan, Company Inc), California.
Jakarta. PPNI. (1999). Standar Praktek
Departemen Kesehatan RI. (1991). Keperawatan Profesional (Perawat
Perawatan Kesehatan T erintegrasi), DPP PPNI, Jakarta.
Masyarakat, Jakarta. Potter P .A., Perry A.G. (1992).
Departemen Kesehatan RI. (1993). Fundamental Of Nursing :
Perawatan Kesehatan Concept, Process and Practice,
Masyarakat, Jakarta. third edition, Mosby Year Book Inc,
Departemen Kesehatan RI. (1995). St.Louis Missouri.
Perawatan Kesehatan Sugiyono (1999). Statistik Untuk
Masyarakat, Jakarta. Kesehatan, Alfabeta, Bandung.
Departemen Kesehatan RI. (1999). T eung, Y .(1992). Prinsip-prinsip Merawat
Perawatan Kesehatan Berdasarkan Pendekatan Proses
Masyarakat, Jakarta. Keperawatan, EGC, Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (1996).
Standar Asuhan Keperawatan ,
Jakarta.

84

Anda mungkin juga menyukai