Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURAENI

NIM : 60700118051

KELAS : B

TUGAS RESUME

1.Defenisi pembekuan oosit dan embrio

 Pembekuan Oosit

Kriopreservasi oosit merupakan salah satu cara Untuk meningkatkan nilai tambah oosit
sehingga dapat Dipergunakan tanpa dibatasi oleh kendala waktu dan Jarak. Teknik kriopreservasi
oosit merupakan suatu Cara untuk menyimpan sampel dalam bentuk beku yang Bertujuan untuk
menyimpan, pemeliharaan, menjamin Dan mempertahankan kelangsungan hidup sel

Kriopreservasi oosit adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah oosit, sehingga
dapat digunakan tanpa dibatasi oleh kendala waktu dan jarak. Teknik kriopreservasi oosit
merupakan suatu cara untuk menyimpan sampeldalam bentuk beku yang bertujuan untuk
menyimpan, pemeliharaan, menjamin dan mempertahankan kelangsungan hidup sel. Melalui teknik
kriopreservasi, dayahidup (viabilitas) oosit dapat dipertahankan.

 Prmbekuan Embrio

Pembekuan embrio adalah proses pembekuan dan penyimpanan embrio. Pembekuan embrio
termasuk salah satu bagian dari program fertilisasi in vitro. Pada proses fertilisasi, terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma yang kemudian akan mulai membelah menjadi embri

Embrio yang mencapai tahap morula atau blastosis dalam kultur in vitro kemudian dicuci
dalam media DPBS mengandung 20% FCS, kemudian dipindahkan berturut-turut ke dalam media
yang mengandung gliserol 3,3%; 6,7% sampai 10% masing-masing selama 10 menit. Embrio dan
gliserol dalam volume sesedikit mungkin kemudian dimasukkan ke dalam straw bersama dengan
kolom-kolom media berisi sukrosa yang berfungsi sebagai media pencuci gliserol pada saat thawing.
Setelah itu, straw yang berisi embrio tersebut dibekukan dengan menggunakan mesin
programmable freezer ET-1 (FHK) dengan penurunan temperatur secara bertahap 1oC/menit.
Selanjutnya pada saat mencapai temperatur – 30oC, straw dimasukkan dan disimpan dalam tangki
nitrogen cair (temperatur -196oC)
2. Prinsip dan Manfaat pembekuan oosit dan embrio

Beberapa prinsip dasar dalam kriopreservasi agar mampumempertahankan kelangsungan


hidup oosit selama penyimpanan yaitumenghindari pembentukan kristal es, efek toksik dari
konsentrasi larutan pada protein intraseluler, dan terjadinya kejutan osmotik (osmotic shock).
Adapun manfaat dari pembekua oosit. Ada dua prinsip penting yang harus diperhatikan apabila
menggunakan teknik kriopreservasi, yaitu (1) bila terjadi dehidrasi (pengeluaran air dalam sel) maka
akan terjadi kekeringan yang hebat di dalam suatu sel sehingga akan terjadi kerusakan pada sel, dan
(2) bila tidak terjadi dehidrasi maka terbentuk kristal-kristal es yang besar yang dapat merusak sel,
jaringan ataupun materi genetik ternak lainnya dengan hebat. Dengan demikian perlu diperhatikan
proses pemindahan air keluar masuk membran baik dehidrasi sebelum deep freezing maupun
rehidrasi setelah thawing (pencarian kembali).

Manfaat Kriopreservasi diantaranya, yaitu:

• Dapat mempermudah pengaturan waktu dalam program produksi embrio in vitro berikut
transfer embrio serta teknik konsepsi terkait lainnya.
• Secara umum merupakan upaya penyimpanan dan pemeliharaan plasma nutfah.
• Plasmaa nutfah dari betina yang bernilai mutu genetik atau ekonomi tinggi dan spesies-
spesies langka yang dilindungi dapat terselamatkan setelah hewan betina dipotong atau
bahkan mati.

3. Teknik pembekuan menggunakan metode

a.konvensional

Metode kriopreservasi sel spermatozoa dibedakan atas pembekuan lambat (slow freezing),
pembekuan cepat (rapid freezing), dan pembekuan sangat cepat (ultra rapid freezing). Prinsip yang
terpenting dari kriopreservasi sel spermatozoa Ialah pengeluaran air dari dalam sel (dehidrasi)
sebelum membeku intraseluler. Bila tidak terjadi dehidrasi akan terbentuk kristal es besar dalam sel
yang dapat Merusak sel dan bila terjadi dehidrasi yang sangat hebat maka sel akan mengalami
Kekeringan sehingga sel mati (Supriatna dan Pasaribu 1992). Prinsip perpindahan Air keluar masuk
membran, baik dehidrasi sebelum deep freezing maupun Rehidrasi pada saat pencairan kembali
(thawing) menjadi perhatian khusus.

b.vitrifikasi
Vitrifikasi merupakan metode kriopreservasi untuk membekukan sel secara cepat, tanpa
disertai terbentuknya kristal es. Vitrifikasi dilakukan dengan menggunakan krioprotektan yang
memiliki toksitas rendah sehingga oosit dapat mempertahankan viabilitasnya.

Vitrifikasi merupakan metode kriopreservasi yang Semakin populer dalam bidang reproduksi
untuk Memecahkan berbagai masalah biologis baik dasar Maupun terapan melalui proses
kriopreservasi yang Lebih sederhana daripada metode pembekuan Konvensional. Secara umum
proses vitrifikasi meliputi: 1.) Dehidrasi yaitu proses dimana terjadi pengeluaran Cairan sitoplasma
yang digantikan oleh larutan Krioprotektan melalui proses difusi ke dalam sel, 2) Cooling yaitu tahap
dimana oosit dan larutan berbeda Dalam nitrogen cair membentuk solid glass, 3) Warming yaitu
tahap dimana terjadi perubahan kembali Bentuk larutan menjadi cair, serta 4) rehidrasi yaitu Proses
dimana masuknya kembali air ke dalam sel Untuk menggantikan kedudukan krioprotektan (JAIN Dan
PAULSON, 2006).

Anda mungkin juga menyukai