· Wand dan Brown mengemukakan evaluasi merupakan suatu proses untuki menentukan nilai dari
sesuatu.
Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sitematis untuk menentukan nilai sesuatu
(tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria
tertentu melalui penilaian. Unruk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan
kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkan dengan kriteria.
Dengan begitu evaluasi tidak selalui melalui proses mengukur (pengukuran) baru melakukan prose
menilai (penilaian) tetpi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja.
Kesimpulan
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui
kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau
simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi belajar ini sudah tereaslisasi, maka hasilnya dapat
difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.
http://fis15aatiksofiah.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
1) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya,
Tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan, kedisiplinannya dalam mengikuti
mata pelajaran disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran yang
di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru dan sebagainya.
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul,
dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan
bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa
hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi.
https://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/ranah-belajar-dalam-pembelajaran.html?m=1
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta & Departemen
Pendidikan & Kebudayaan.
PENDAHULUAN
baik individu maupun sosial dan juga sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh
antara guru dan siswa. Interaksi ini memerlukan berbagai cara agar tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif fokus dalam hal kemampuan
berpikir dan menalar siswa, afektif fokus pada sikap siswa, dan psikomotor