Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

(KEADILAN DI INDONESIA)

OLEH

NI PUTU AYU CANDRA WAHYUNI (1802022001)


DESAK MADE DEVIYANTI (1802022019)
DESAK AYU PUTU MITA ARSANI (1802022020)
I DEWA GEDE YOGA SEDANA (1802022050)
NI MADE ARI SURYANI (1802022055)
I WAYAN ADE APRILIAWAN (1802022057)
NI KADEK INDAH YUNIA SARI (1802022200)

1 A AKUNTANSI SORE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat

dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “KEADILAN DI

INDONESIA” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan paper ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan

tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan paper ini, semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Kami

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan paper ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 4 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1  Definisi Keadilan Sosial.................................................................................................2
2.2  Karakteristik Negara Berkeadilan Sosial.........................................................................2
2.3 Upaya untuk Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Berkeadilan Sosial.................3
2.4 Merdeka Sudah, Sejahtera Belum....................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadilan merupakan suatu aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Sebagai
salah satu aturan maka keadilan harus dilaksanakan dan ditegakkan oleh masyarakat
Indonesia. Keadilan berjalan beriringan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju
kedamaian, keamanan, dan ketenangan. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
sebuah aturan yang mengatur kehidupan masyarakat baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah maupun di lingkungan sosial. Aturan yang berlaku akan menciptakan suatu
ketertiban yang membuat keadaan menjadi tenang, damai, aman, dan teratur. Dengan
adanya ketertiban maka kehidupan akan berjalan dengan baik. Ketertiban merupakan
salah satu yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat
khususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan
dapat menimbulkan ketidaktertiban. Seharusnya budaya tertib di Indonesia harus
ditingkatkan dengan adanya kesadaran dari dalam diri individu itu sendiri.
Menumbuhkan kesadaran akan ketertiban dalam masyarakat diawali dari diri sendiri.
Keadilan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia menginginkan keadilan.
Keadilan adalah sesuatu hal yang menjadi tuntutan setiap orang maupun kelompok
untuk dipenuhi dan ditegakkan. Manusia hidup dikelilingi oleh manusia lain yang bisa
berbahaya dan mungkin mengancam keadilannya sebagai manusia, sehingga
menyebabkan keadilannya diambil oleh orang lain atau dirampas secara paksa. Manusia
menginginkan agar keadilannya terlindungi dari bahaya yang mengancamnya. Untuk itu
manusia satu memerlukan bantuan manusia lainnya dan tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan manusia lain. Dengan adanya kerja sama antara manusia dengan manusia
lainnya akan lebih mudah untuk menegakkan keadilan yang diinginkan oleh setiap
manusia. Sehingga dengan adanya kerja sama dengan manusia lain dalam suatu
kelompok maka akan memudahkan manusia dalam kehidupan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara menegakkan keadilan sosial di indonesia ?
1.2.2 Apakah sebagian besar rakyat Indonesia sudah merasakan keadilan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 untuk mengetahui Bagaimana cara menegakkan keadilan sosial di indonesia
1.3.2 untuk mengetahui Apakah sebagian besar rakyat Indonesia sudah merasakan
keadilan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Keadilan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak
memihak atau sewenang-wenang, sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai
suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang.

Menurut Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan


diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit.

Menurut Wikipedia Bahsa Indonesia, keadilan sosial adalah keadaan dimana kekayaan
dan sumber daya suatu negara didistribusikan secara adil kepada seluruh rakyat.

Keadilan sosial diartikan sebagai suatu keadaan yang menggambarkan bahwa hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Menurut saya, keadilan sosial adalah keadaan dimana seluruh rakyat Indonesia telah
mendapatkan hak-hak yang harus mereka dapatkan dan adanya pemerataan dalam
bidang pembangunan, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, bukan
hanya suku, ras atau golongan tertentu saja yang mendapatkan keadilan di bumi pertiwi
ini.

Semua orang yang menjadi warga negara Indonesia berhak mendapat keadilan. Dan
keadilan yang sesuai adalah keadilan menurut sila ke-5 dalam Pancasila yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Tentunya itu bukan hanya sebagai tulisan saja,
tapi kita harus merealisasikan sila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, marilah kita wujudkan kedilan sosial di negara kita ini supaya
masyarakatnya hidup bahagia, tentram dan sejahtera.

2.2  Karakteristik Negara Berkeadilan Sosial


negara yang berkeadilan sosial memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
Negara yang berkeadilan sosial harus bisa menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
yang ada. Dengan memenuhi semua Hak Asasi Manusia yang ada pasti negara
tersebut bisa mencapai keadilan sosial. Ada banyak Hak Asasi Manusia yang harus
dipenuhi misalnya hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak,
hak untuk mendapatkan pendidikan dan lain – lain.
2
2. Menegakkan hukum yang ada
Di Indonesia untuk penegakan hukum belum maksimal. Hukum itu bagaikan dua
mata pisau yang tajam ke bawah tapi tumpul untuk yang di atas. Bagaiman negara
ini bisa mencapai keadilan jika aparat penegak hukum masih belum maksimal
dalam mengerjakan tugasnya.
3.   Adil dalam segala hal  
Adil tidak berarti harus sama. Tapi adil berarti sesuai dengan porsi yang sesuai
dengan kita. Tapi apakah keadilan itu sudah terlaksana dalam segala hal?
Jawabannya belum. Masih banyak ketidakadilan di negeri kita ini.Dan itu yang jadi
PR untuk kita semua.
4. Berusaha untuk menyejahterakan masyarakatnya
Negara yang berkeadilan tentunya akan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.
Kesejahteraan rakyat sangatlah penting. Tapi di Indonesia kesejahteraan rakyat
sangatlah minim. Seharusnya pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Dan untuk pemerintah “tertentu” bukan mensejahterakan
rakyatnya malah mensejahterakan diri sendiri dan keluarganya.
5. Pemerataan sumber daya yang ada
Untuk masalah sumber daya alam Indonesia merupakan negara yang sangat kaya
dengan berbagai macam sumber daya alam yang ada. Tapi untuk pemerataannya
sangat kurang. Sumber daya yang ada hanya dikuasai oleh pihak-pihak tertentu
untuk kepentingan pribadinya.

2.3 Upaya untuk Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Berkeadilan


Sosial
Ada beberapa cara untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan sosial,
misalnya :
1.      Menjunjung tinggi HAM
2.      Menegakkan hukum yang ada
3.      Membenahi sistem pemerintahan yang ada
4.      Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5.      Pemerataan dalam pembangunan
6.      Memberi pendidikan kewarganegaraan sejak dini
7.      Peningkatan mutu pendidikan
8.      Pengolahan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat
3
Itulah hal – hal yang bisa kita lakukan supaya kita bisa mewujudkan negara Indonesia
yang berkadilan sosial.

2.4 Merdeka Sudah, Sejahtera Belum

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diucapkan oleh Bung Karno di Pegangsaan


Timur, jam 10 pagi pada 17 Agustus 71 tahun lalu, singkat, padat dan tegas. “Kami
bangsa Indonesia, dengan inimenyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain,akan diselenggarakan dengan seksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya, Jakarta, 17 Agustus 1945. Atas nama
Bangsa Indonesia: Soekarno-Hatta.”
 
Terasa ada kesederhanaan di dalam narasinya, namun juga kecerdasan dan taktis.
Pernyataan yang sama sekali tidak berlumuran darah, keberingasan, kegeraman, nestapa
bertahun-tahun, kemenangan atau kegagahan. Diucapkan dengan sangat tenang oleh
Bung Karno yang biasanya begitu berapi-api kalau berpidato. Toh, proklamasi yang
“tanpa aksesori‘ itu, sudah menjadikan jutaaan rakyat yang telah bersumpah satu nusa,
satu bangsa dan satu bahasa, merdeka.
 
Pertanyaannya, sudahkah rakyat Indonesia benar-benar menikmati makna dan hakikat
kemerdekaaan sejati? Memang, 71 tahun sudah merdeka, tapi rakyat Indonesia belum
menikmati suasana kehidupan yang adil dan makmur-sejahtera. Cita-cita kemerdekaan
yang diimpikan oleh para pendiri bangsa belum sepenuhnya terwujudkan, bahkan telah
menyimpang dari arah tujuan mulia tersebut.Buktinya, sebagian besar rakyat di negeri ini
mengeluh semakin beratnya beban hidup yang harus dipikul setiap keluarga. Harga
kebutuhan pokok menjadi mahal, biaya pendidikan seringkali tidak terjangkau,
pelayanan kesehatan menjadi barang mewah, dan celakanya penghasilan masyarakat
tidak lantas meningkat.
 
Bersamaan dengan itu, kita juga sedang terjajah arus globalisasi. Negara yang kuat
meski tanpa persenjataan bisa dengan mudah mencengkeram dan mengisap sumber daya
Negara lemah, termasuk menguasai informasi dan memaksakan budayanya demi
kepentingannya.Tanpa kita sadari tiba-tiba rakyat hanya sekadar tumbal di negerinya
sendiri. Politik tidak berhasil melindungi harkat kehidupan bangsa ini. Politik semata-
4
mata ter tuju untuk mencari dan mempermainkan kekuasaan demi kepentingan diri
sendiri dan golongan tertentu saja. Politik bukan menjadi alat perjuangan untuk
menyejahteran rakyat, dan demikian jelas bahwa politik hanya sekadar tipu muslihat
untuk mengelabui rakyat.Akibatnya, bangsa kita diakui atau tidak sedang dijajah budaya
hedonis, pikiran konsumtif atas aneka barang ciptaan Negara kuat, dan kita membelinya
dengan mengeruk sumber daya alamnya termasuk dengan utang. Kemiskinan,
keterbelakangan, keterpurukan, dan beban utang menjadi masalah bangsa ini karena
keterpaksaan pilihan kita pada ideology neoliberalisme dalam praktik kehidupan
ekonomi.
 
Kemerdekaan yang kita enyam selama ini ternyata tidak serta-merta melepaskan rasa
takut dan kekhawatiran menghadapi masa depan. Buktinya, banyak masyarakat kita
dihantui oleh rasa takut dan khawatir menghadapi hidup masa kini, apalagi masa depan.
Nilai-nilai agama pun tidak mampu lagi menjadi terapi untuk mengatasi rasa takut yang
dialaminya.
 
Demikianlah maka penjajahan telah malih rupa dalam wujud baru pada era sekarang.
Dapat dikatakan, bangsa dan Negara Indonesia kini berada pada titik terendah. Hal itu
dibuktikan dengan tidak adanya kekuatan yang bisa menyejahterakan rakyat. Dulu,
bangsa ini menjadi lemah, tetapi sebaliknya negara menjadi terlalu kuat.
 
Sekarang, bangsa Indonesia menjadi lemah, sementara Negara juga lemah. Belum
lagi, pemerintah dan legislatif juga tidak serius menyelesaikan aneka keruwetan
persoalan bangsa. Negara tidak mengambil langkah-langkah yang semestinya untuk
menyelesaikan persoalan, yang sesuai dengan harapan rakyat.
 

Perlu kita tinjau ulang makna perjalanan sejarah bangsa. Bukan untuk berorientasi
kepada masa lalu atau membuka luka lama, melainkan justru untuk makin memahami
diri demi menyusun masa depan bersama. Masih banyak sisi detail sejarah kita yang
belum dipahami, dan tak sedikit sisi gelap yang masih tertutup serta menjadi misteri.
Semua perlu lebih kita dalami. Sebab, bangsa yang tak memahami sejarahnya
sebenarnya adalah bangsa yang tak mampu merumuskan dan menyusun masa depannya.

5
Merdeka bukan berarti bebas menguras kekayaan untuk segelintir orang. Merdeka
juga bukan untuk melepaskan diri dari NKRI. Kemerdekaan sebenarnya merupakan
bentuk keterikatan baru. Pernyataan “merdeka” adalah pernyataan untuk mengikatkan
diri terhadap arti “merdeka” yang diucapkan.Arti kemerdekaan yang kita proklamasikan,
adalah kemerdekaan bagi seluruh bangsa, bukan kemerdekaan untuk segelintir orang,
bukan untuk satu atau dua partai, apalagi satu atau beberapa faksi. Kemerdekaan kita
adalah kemerdekaan untuk Indonesia sebagai bangsa dan negara. Jika yang dimaksud
bangsa dan Negara tak lagi dalam konteks keindonesiaan, maka kemerdekaan memang
patut dipertanyakan kembali (Budi Susanto, Menggugat Makna Kebangsaan, 2007).
Tak pelak lagi, Indonesia memerlukan perubahan substansial. Maka, setelah 71 tahun
kemerdekaan, sudah seharusnya setiap individu di negeri ini mengubah sikap dan sifat
yang bertentangan dengan cita-cita luhur para pahlawan yang berjuang memerdekakan
bangsa ini dari belenggu penjajah. Kemerdekaan untuk rakyat Indonesia berarti
pembebasan.Pembebasan dari jajahan politik, ekonomi, budaya, dan social serta
ketidakadilan, penindasan, dan kesewenang-wenangan. 71 tahun Kemerdekaan RI, juga
merupakan momentum pemerintah saat ini untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Kita boleh berbicara bahkan berteriak “merdeka” asalkan disertai bukti konkrit usaha-
usaha yang memerdekakan bangsa. Paling tidak, seperti disarankan pakar politik
terkemuka Peter Evans untuk bringing state back in, membawa kembali negara sesuai
fungsinya dalam kapasitas negara yang cukup untuk melakukan proses modernisasi dan
kesejahteraan bersama.
 
Kemerdekaan RI juga mengandung hikmah yang luas tentang  perjuangan,
ketangguhan, patriotisme, kesadaran pentingnya persatuan, nasionalisme, serta pesan-
pesan kebangsaan yang patut diteladani. Sudah selayaknya kita memastikan kembali dan
mengoreksi langkah-langkah yang keliru dalam menjalankan praktik berbangsa dan
bernegara.Para pejabat jangan lagi korupsi karena korupsi adalah kejahatan yang
mencederai amanah rakyat. Para wakil rakyat dan politisi hendaknya mempertebal
keyakinan akan pentingnya bersiasat dengan etika dan meneladani para pahlawan yang
rela mati demi bangsa dan negara. Para penegak hukum pun supaya menegakkan hukum
berdasarkan keadilan, nurani, dan kebenaran Illahi. Presiden, wakil presiden, dan
segenap pembantunya harus komitmen dan serius menghadirkan kemerdekaan dalam arti

6
sesunggunya bagi kemakmuran dan kejayaan Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia.
Merdeka!

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keadilan sosial adalah keadaan dimana seluruh rakyat Indonesia telah
mendapatkan hak-hak yang harus mereka dapatkan dan adanya pemerataan dalam bidang
pembangunan, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, bukan hanya
suku, ras atau golongan tertentu saja yang mendapatkan keadilan di bumi pertiwi ini.
negara yang berkeadilan sosial memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia , Menegakkan hukum yang ada, Adil dalam segala hal  , Berusaha
untuk menyejahterakan masyarakatnya, Pemerataan sumber daya yang ada Ada beberapa
cara untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan sosial, misalnya :
Menjunjung tinggi HAM, Menegakkan hukum yang ada, Membenahi sistem
pemerintahan yang ada,  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerataan dalam
pembangunan, Memberi pendidikan kewarganegaraan sejak dini, Peningkatan mutu
pendidikan,  Pengolahan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat . Namun
sebagian besar rakyat Indonesia belum merasakan keadilan atau kemerdekaan itu sendiri
Buktinya, banyak masyarakat kita dihantui oleh rasa takut dan khawatir menghadapi
hidup masa kini, apalagi masa depan. Nilai-nilai agama pun tidak mampu lagi menjadi
terapi untuk mengatasi rasa takut yang dialaminya.

3.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

http://id.beritasatu.com/home/merdeka-sudah-sejahtera-belum/148387(Sabtu , 03 Nopember
2018, 18.05)

Anda mungkin juga menyukai