Anda di halaman 1dari 10

Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No.

1 (2018) 347-356

ORGANISASI LUAR SEKOLAH UNTUK PENINGKATAN


KARAKTER (STUDI KASUS DI IPNU IPPNU RANTING
NGRECO KOTA KEDIRI)

1
Agus Miftakus Surur, 2Aullia Rahmawati
Alamat: Rejomulyo, Jl. Sunan Ampel No.7, Ngronggo,
Kec. Kota Kediri, Kediri, Jawa Timur 64127
Email: 1Surur.math@gmail.com, 2Auliar@gmail.com

DOI: 10.29313/tjpi.v7i1.3395
Accepted: January 10th, 2018. Approved: July 16th, 2018. Published: July 16th, 2018

ABSTRACT

In exposure, research results contain the task and analysis on the role of school organization in the formation of character
as well as how organizations in the creation of the character of teenagers so good character, noble character, as well as
ethical sublime. Positive activities organized by Executive Board members, the characters can be formed. The activities
of community members become entwined and creating togetherness. Furthermore, in the activity-there are also IPPNU
IPNU activities prayer in congregation and completing the Qur'an that is religious. It can foster the religious nature of
the members. Organizational behavior is defined as the study of human behavior in organizations that use the science
about how human beings act in organizations. This organizational behavior basing on analysis of the human at going
so helpful to others.

Keywords: Organization, overseas schools, characters, and IPNU IPPNU

ABSTRAK

Dalam pemaparan hasil penelitian berisikan pendiskripsian dan analisis mengenai peran organisasi luar sekolah
dalam pembentukan karakter serta cara organisasi dalam pembentukan karakter remaja agar berkarakter baik,
berakhlak mulia, serta berbudi pekerti luhur. Kegiatan-kegiatan positif yang diselenggarakan oleh pengurus, karakter
anggota dapat terbentuk. Kegiatan tersebut kebersaaman antar anggota menjadi terjalin dan terciptalah ukhuah.
Selain itu dalam kegiatan IPNU-IPPNU juga terdapat kegiatan sholat berjamaah dan khataman Qur’an yang
bersifat keagamaan. Hal ini dapat menumbuhkan kerelegiusan anggota. Perilaku keorganisasian di definisikan
sebagai studi mengenai perilaku manusia dalam organisasi yang menggunakan ilmu pengetahuan tentang bagaimana
manusia bertindak dalam organisasi. Perilaku organisasi ini mendasarkan pada analisis terhadap manusia yang di
tujukan bagi ke manfaatan orang.

Kata Kunci: Organisasi, Luar Sekolah, Karakter, dan IPNU IPPNU.

347
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

PENDAHULUAN mengubah organisasi. Akan tetapi, manusia


jarang memperhatikan dan tidak menyadari
Menurut David Elkind dan Freddy adanya pengaruh psikologis dari setiap jenis
Sweet Ph. D., pendidikan karakter adalah keterlibatan organisasi terhadap unsur
usaha sengaja (sadar) untuk membantu individu dan kelompok, serta masyarakat,
manusia memahami, peduli dan juga berpengaruh pada kondisi suatu negara
melaksanakan nilai-nilai etika inti (Zubaidi, bangsa, bahkan membentuk suatu kebiasaan
2012: 15). Pendidikan karakter dipahami menjadi kebudayaan.
sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam Proses pembentukan kebudayaan
berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, melalui sebuah organisasi dapat berjalan
dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang dengan disadari ataupun tidak disadari. Jika
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi tidak disadari, dapat dikatakan organisasi itu
jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi sangat kuat memengaruhi pembentukan
dengan Tuhan-Nya, diri sendiri, antar perilaku manusia didalamnya (Tampubolon,
sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur 2008: 2).
tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, Karakter merupakan perwujudan
sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berupa perilaku yang menggambarkan sifat
berfikir termasuk berfikir logis (Zubaidi, ataupun cerminan diri seseorang. Oleh sebab
2012: 17). itu, karakter sangatlah perlu diciptakan dan
Pendidikan karakter memiliki 3 dibentuk guna membentuk pribadi yang
fungsi utama. Pertama, fungsi pembentukan baik. Jika karakter seseorang buruk, maka
dan pengembangan potensi. Agar berfikir buruk pula sifat dan perilakunya begitu pula
baik, berhati baik, dan berperilaku baik sebaliknya (Tampubolon, 2008: 2). Misalnya,
sesuai dengan falsafah hidup pancasila. jika di rumah atau lingkungan masyarakat
Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan karakter seseorang tidak terbentuk secara
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan baik maka di masyarakat mempermasalahkan
pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan hal tersebut sehingga menjadi bahan
bertanggung jawab dalam pengembangan omongan ataupun ejekan. Dalam hal ini
potensi warga negara dan pembangunan sekolah juga ikut berperan serta dalam
bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri rangka pembentukan karakter. Karena
dan sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring sekolah merupakan wadah siswa dalam
memilah budaya bangsa sendiri dan menimba ilmu salah satunya akhlak dan
menyaring budaya bangsa lain yang tidak etika. Akan tetapi, sekolah tidak bisa secara
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter total dapat membentuk karakter siswa, oleh
bangsa yang bermartabat (Zubaidi, 2012: 18). sebab itu perlunya media yang secara utuh
Hakikat organisasi bukan hanya untuk dapat membentuk karakter siswa
merupakan alat untuk menyediakan dengan adanya organisasi dan
peralatan, berupa barang dan jasa, melainkan ekstrakurikuler.
juga menciptakan lingkungan tempat Dengan adanya organisasi baik di
kehidupan manusia yang berhubungan sekolah maupun di masyarakat, karakter
dengan setiap aspek kehidupan. Organisasi remaja dapat dibentuk agar menjadi lebih
dapat memengaruhi perilaku manusia dan baik melalui kegiatan-kegiatannya. Begitu
sebaliknya, perilaku manusia dapat halnya dengan IPNU-IPPNU ranting Desa

348
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

Ngreco yang mana salah satu tujuan bertindak dalam organisasi. Elemen utama
didirikan yaitu untuk membentuk karakter dari perilaku keorganisasian adalah orang,
para remaja. struktur, teknologi, dan lingkungan
Pendidikan karakter merupakan (Tampubolon, 2008: 3).
sebuah istilah yang semakin hari semakin Hasil observasi yang dilakukan
mendapatkan pengakuan dari masyarakat peneliti menunjukan bahwa dari organisasi
Indonesia saat ini. Terlebih dengan luar sekolah yang diikuti oleh Ninda dan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil Nanda memberikan dampak positif. Melalui
pendidikan dilihat dari perilaku lulusan organisasi, mereka dapat belajar menjadi
pendidikan formal saat ini, misalnya korupsi, seseorang yang bertanggung jawab dengan
perkembangan seks bebas pada kalangan sesuatu yang sedang dilakukannya, dapat
remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, mengatur waktu antar organisasi, sekolah
perampokan oleh pelajar dan pengangguran dan rumah. Karena pada dasarnya mereka
lulusan sekolah menengah ke atas. Semuanya memiliki posisi penting dalam sebuah
terasa lebih buruk ketika negara ini dilanda organisasi tersebut yaitu Ninda sebagai ketua
krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis dan Nanda sebagai sekertaris, dan posisi
yang dialami (Kesuma, 2012: 4). tersebut merupakan salah satu sentral dalam
Dalam kaitannya dengan pendidikan sebuah organisasi.
akhlak, terlihat bahwa pendidikan karakter Dengan padatnya kegiatan yang
mempunyai orientasi, yaitu pembentukan dilakukan oleh mereka, mereka masih bisa
karakter. Pendidikan karakter telah berhasil melaksanakan kegiatan sekolah dengan baik,
dirumuskan oleh para penglihatnya sampai hubungan sosial yang diciptakan oleh
pada tahapan yang sangat operasional mereka juga sangat baik, akhlak yang dimiliki
meliputi metode, strategi, dan teknik, mereka juga terjaga karena pada dasarnya
sedangkan pendidikan akhlak syarat dengan organisasi yang diikuti mereka berhubungan
informasi kriteria ideal dan sumber karakter dengan agama. Jadi dapat disimpulkan,
baik (Zubaidi, 2012: 65). melalui organisasi yang mereka ikuti dapat
Akhlak diartikan sebagai ilmu tata membentuk karakter yang berupa akhlak
krama, ilmu yang berusaha mengenal tingkah yang baik.
laku manusia kemudian memberi nilai Dengan mengikuti organisasi luar
kepada perbuatan baik atau buruk sesuai sekolah serta aktif dalam setiap kegiatannya,
dengan norma-norma dan tata susila. diharapkan remaja-remaja dapat terbentuk
Menurut Al-Ghazali akhlak adalah suatu karakter yang baik serta luhur. Oleh
perangai (watak/tabiat) yang menetap dalam sebabnya penulis tertarik untuk mengamati
jiwa seseorang dan merupakan sumber mengenai “Pembentukan Karakter melalui
timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari Organisasi Luar Sekolah” di IPNU-IPPNU
dirinya secara mudah dan ringan tanpa ranting Ngreco- Kediri.
difikirkan atau direncanakan sebelumnya
(Zubaidi, 2012: 67). METODOLOGI PENELITIAN
Perilaku keorganisasian didefinisikan
sebagai studi mengenai perilaku manusia Metode adalah cara yang digunakan
dalam organisasi yang menggunakan ilmu untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
pengetahuan tentang bagaimana manusia tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

349
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

Sehingga metode penelitian adalah cara yang narasumber (Nanda dan Ninda). Selain itu,
digunakan dalam penelitian supaya penelitian peneliti melakukan wawancara kembali di
akan menghasilkan sesuatu yang telah rumah guna mendapatkan data tambahan
diprediksikan sebelumnya. Pemilihan sekaligus melakukan pengamatan secara
metode yang tepat sangat penting karena langsung dalam kehidupan sehari-hari.
berhubungan dengan aktifitas peneliti di Sedangkan lokasi kegiatan organisasi yang
lapangan dari awal sampai memperoleh dijadikan peneliti sebagai lokasi penelitian
kesimpulan (Surur, 2017: 110). yaitu ketika kegiatan khataman Qur’an yang
dilaksanakan di salah satu rumah pengurus
Pendekatan yang dilakukan dalam yang bernama saudari Sindu dan kegiatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kumpulan pengurus yang dilaksanakan juga
kulitatif. Pendekatan kualitatif yaitu di salah satu rumah pengurus yaitu saudara
pendekatan dalam penelitian yang Rizal.
berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat Sumber data dari penelitian ini
alamiah (naturalistik) serta tidak dapat didapat dengan menggunakan alat berupa
dilakukan di laboratorium melainkan harus wawancara, observasi dan dokumentasi,
terjun di lapangan. Begitu halnya dengan dengan uraian sebagai berikut:
objek serta judul yang diambil oleh peneliti Dalam penelitian ini wawancara
yang mana berupa gejala-gejala yang bersifat dilakukan untuk menemukan permasalahan
alamiah yaitu karakter yang terbentuk secara yang nantinya dijadikan sebagai studi
alami melalui kagiatan organisasi luar pendahuluan dan juga untuk mengetahui
sekolah. Penelitian yang dilakukan peneliti mengenai tingkat responden. Wawancara ini
pun harus terjun lagsung ke lapangan untuk dilakukan kepada ketua organisasi yang
melakukan pengamatan dan mendapatkan bernama Ninda Dwi Fitria dan juga Nanda
sumber data (Wikipedia, 2017). Dwi Ftriana selaku sekretaris. Sedangkan
Jenis penelitian yang dilakukan pertanyaan yang diajukan ketika wawancara
peneliti adalah penelitian studi kasus, dengan yaitu seputar kegiatan organisasi, perilaku,
objek penelitiannya adalah IPNU-IPPNU peran organisasi dalam pembentukan
Ranting Ngreco. Dalam pemaparan hasil karakter, serta mengenai bagaimana
penelitian mengenai “Pembentukan dukungan masyarakat mengenai
Karakter melalui Organisasi Luar Sekolah” pembentukan karakter melalui organisasi
ini sendiri berisikan pendiskripsian dan luar sekolah ini.
analisis mengenai peran organisasi luar Dalam penelitian ini, observasi
sekolah dalam pembentukan karakter serta dilakukan dengan cara terjun langsung ke
cara organisasi dalam pembentukan karakter tempat objek penelitian yaitu ketika kegiatan
remaja agar berkarakter baik, berakhlak khataman Qur’an yang diadakan oleh IPNU-
mulia, serta berbudi pekerti luhur. Dari IPPNU ranting Ngreco, dan juga ketika
uraian hasil penelitian, menunjukkan ciri-ciri kegiatan rutinan pengurus IPNU-IPPNU
bahwasaya penelitain ini merupakan jenis ranting Ngreco. Hal tersebut dilakukan guna
penelitian studi kasus. dapat mengamati secara langsung bagaimana
Lokasi penelitian yang diambil yaitu kegiatan organisasi berlangsung, serta
di area taman MAN Kediri 1 yang mana bagaimana proses pembentukan karakter
tempat untuk wawancara peneliti dengan melalui kegiatan organisasi. Selain itu peneliti

350
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

juga terjun ke kediaman narasumber untuk Wawancara digunakan sebagai


mengetahui kegiatan keseharian narasumber. teknik pengumpulan data apabila peneliti
Untuk disekolahnya sendiri, peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
melakukan observasi ke sekolah sekaligus menemukan permasalahan yang harus
melakukan wawancara, namun observasi diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
untuk kegiatan ekstra kurikuler sendiri tidak mengetahui hal-hal dari responden yang
ada. lebih mendalam dan jumlah respondennya
Dokumentasi yang diambil adalah sedikit/kecil (Sugiyono, 2014: 194).
data primer dan data sekunder, yang mana Dalam penelitian ini sediri
data primer berupa foto kegiatan khataman wawancara dilakukan dengan melontarkan
Qur’an, kegiatan wawancara yang berupa beberapa bertanyaan kepada narasumber
foto dan audio wawancara, dan juga foto yaitu ketua organisasi (Ninda) dan juga
kegiatan kumpulan pengurus. Sedangkan sekertaris organisasi (Nanda) dengan tujuan
data sekunder berupa foto kegiatan karnaval menentukan permasalahan dan juga
dalam rangka memperingati hari kejelasan dari permasalahan yang diteliti.
kemerdekaan yang dilaksanakan pada bulan Sebelum melakukan wawancara,
Agustus lalu. peneliti terlebih dahulu membuat janji
Adapun foto atau dokumentasi dengan Nanda dan Ninda untuk melakukan
selain organisasi yaitu kegiatan keseharian wawancara dan menentukan lokasi untuk
rumah seperti bersih-bersih (didapat dengan wawancara. Lokasi wawancara yang dipilih
cara primer) dan foto kegiatan sekolah yaitu yaitu di area taman MAN 1 KEDIRI, hal ini
berupa foto pada saat kegiatan pementasan karena narasumber masih duduk di
teater berupa foto Nanda dan Ninda yang madrasah aliyah yaitu di MAN 1 KEDIRI.
berperan dalam teater (diambil dengan cara Untuk pelaksanaan wawancara sendiri
sekunder). Seluruh dokumentasi tersebut dilakukan ketika narasumber pulang sekolah
nantinya akan dijadikan sebagai sumber data yaitu pukul 16.00-17.00, hal ini karena
dan juga sebagai data pendukung dalam adanya waktu luang narasumber ketika
analisis data. pulang sekolah.
Pengumpulan data dapat dilakukan Teknik pengumpulan data dengan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan observasi digunakan bila penelitian
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data berkenaan dengan perilaku manusia, proses
penelitian ini dikumpulkan pada setting kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
lembaga organisasi, yaitu organisasi luar yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,
sekolah IPNU-IPPNU. Bila dilihat dari 2014: 203).
sumber datanya, pengumpulan datanya Observasi disini, dilakukan dengan
dengan menggunakan sumber primer yang cara terjun langsung ke lokasi yaitu di area
mana sumber data tersebut dicari dan taman MAN 1 KEDIRI untuk melakukan
didapat oleh peneliti. Selanjutnya bila dilihat wawancara, hal ini dilakukan guna dapat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, mengetahui keseharian narasumber. Selain
yaitu dengan teknik pengumpulan data itu peneliti juga terjun ke tempat tinggal
dengan melakukan wawancara (interview), narasumber guna mendapatkan data
observasi, dan dokumentasi, dengan uraian tambahan. Peneliti juga terjun ketika
sebagai berikut: kegiatan organisasi, yaitu ketika kegiatan

351
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

Khataman Qur’an dan kegiatan kumpulan masyarakat, kerja sama dalam melaksanakan
pengurus. Peneliti juga terjun ke kediaman kegiatan, apakah program kerja dilaksanakan
narasumber untuk mengetahui aktifitas dengan baik, kedisiplinan berupa datang
narasumber. Hal ini dilakukan untuk tepat waktu, alasan keikut sertaan dalam
mendapatkan kesesuaian antara data yang berorganisasi, perubahan diri berupa
didapat dari wawancara dengan data pengaturan sekolah dan organisasi,
lapangan. malaksanakan tugas, keterbukaan, serta
Dokumentasi adalah salah satu bagaimana menyelesaikan masalah.
metode/teknik pengumpulan data yang Mengelompokkan jawaban yang
digunakan dalam metodologi penelitian disampaikan dari narasumber, aktifitas dan
sosial. Pada intinya metode dokumenter dokumentasi, yang meliputi: Kesimpulan
adalah metode atau teknik yang digunakan sementara yang diambil dari reduksi data dan
untuk menelusuri data historis (Bungin, display data, yaitu. Jadi, kegiatan yang
2005: 144). dilakukan oleh narasumber seperti izin orang
Dokumentasi dilakukan untuk tua, keterbukaan, pengaturan sekolah dan
mendapatkan bukti dari data yang didapat, organisasi, membantu kegiatan, pengaturan
serta sebagai sumber data yang dapat sekolah dan organisasi, melaksanakan tugas,
dianalisis. Dokumentasi dalam penelitian ini dan juga kerjasama menunjukan pada
sendiri berupa dokumentasi kegiatan karakter narasumber. Kegiatan seperti
wawacara dengan narasumber yaitu foto dan dukungan masyarakat, upaya penyakinan,
audio, dokumentasi kegiatan khataman ketidaksesuaian menunjukan dalam
Qur’an dan kegiatan kumpulan pengurus organisasi. Kegiatan seperti alasan organisasi,
yang mana berupa foto, dan foto kegiatan di perubahan diri, ketidaksesuaian menunjukan
rumah seperti bersih-bersih. Adapun pada hal lain-lain.
dokumentasi lain sebagai data tambahan Dari hasil dokumentasi yang didapat
yang bersifat sekunder, yaitu berupa foto baik yang bersifat primer maupun sekunder,
kegiatan karnaval dalam rangka nantinya akan dijadikan sebagai alat
sinkronisasi antara hasil wawancara dan
memperingati hari kemerdekaan nasional
observasi yang talah didapat dari narasumber
dan foto saat kegiatan sekolahan. yaitu wawancara dengan ketua IPPNU dan
Merinci jawaban yang disampaikan sekretaris IPPNU ranting Ngreco dan lokasi
dari narasumber, aktivitas dan dokumentasi, observasi, dengan data yang ada di lapangan
yang meliputi kegiatan organisasi, izin orang yang sudah diambil melalui dokumentasi
tua, ketidaksesuaian program kerja, upaya berupa foto dan audio.
peyakinkan untuk mendapat dukungan

Tabel 1. Indikator Karakter yang Dikembangkan dalam Organisasi

No Karakter Organisasi Lain-lain


1 Izin Orangtua Dukungan Masyarakat Ketidaksesuaian
2 Keterbukaan Ketidaksesuaian Perubahan Diri
3 Pengaturan Sekolah dan Manfaat Kegiatan Alasan Organisasi
Organisasi Khataman Qur’an
4 Membantu Kegiatan Tujuan Kegiatan
Cermin

352
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

5 Pengaturan Sekolah dan Waktu Pelantikan


Organisasi Kepengurusan dan
Kegiatan Rutinan
6 Melaksanakan Tugas Kegiatan Silaturahmi
Antar Ranting
7 Kerjasama Kegiatan Rutinan dan
Musyawarah
8 Program Kerja
Dilaksanakan dengan
Baik

PEMBAHASAN terlaksananya beberapa program kerja yang


telah dirancang dikarenakan pengurus
Menurut David Elkind dan Freddy menangani terlebih dahulu tugas anggota
Sweet Ph. D., pendidikan karakter adalah lain, sehingga agenda atau jadwal kegiatan
usaha sengaja (sadar) untuk membantu menjadi tertunda dan bahkan ada yang tidak
manusia memahami, peduli dan terlaksana, bisa dikatakan terjadi
melaksanakan nilai-nilai etika inti (Zubaidi, penumpukan agenda.
2012: 15). Pendidikan karakter dipahami Pendidikan karakter memiliki 3
sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam fungsi utama. Pertama, fungsi pembentukan
berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengembangan potensi. Agar berfikir
dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang baik, berhati baik, dan berperilaku baik
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi sesuai dengan falsafah hidup pancasila.
jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi Setelah cukup lama narasumber mengikuti
dengan Tuhan-Nya, diri sendiri, antar organisasi IPNU-IPPNU, narasumber
sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur merasakan mendapatkan hal positif
tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, diantaranya, adalah narasumber mendapat
sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan pengalaman baru dan positif serta percaya
berfikir termasuk berfikir logis (Zubaidi, diri narasumber menjadi terasah melalui
2012: 17). kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan.
Berdasarkan teori di atas dalam Kedua, fungsi perbaikan dan
penelitian, peneliti menemukan bahwa setiap penguatan keluarga, satuan pendidikan,
organisasi pastilah mempunyai visi, misi masyarakat, dan pemerintah untuk ikut
maupun program kerja yang sudah dirancang berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
oleh pengurus dan juga anggota dari pengembangan potensi warga negara dan
organisasi tersebut, tetapi dalam penelitian pembangunan bangsa menuju bangsa yang
ini menemukan setiap rencana atau maju, mandiri dan sejahtera. Proses
rancangan yang telah tersusun terkadang pembentukan kebudayaan melalui sebuah
tidak berjalan dengan semestinya, hal ini organisasi dapat berjalan dengan disadari
tentunya juga terjadi di organisasi IPNU- ataupun tidak disadari. Jika tidak disadari,
IPPNU ranting Ngreco. Untuk menanggapi dapat dikatakan organisasi itu sangat kuat
hal tersebut anggota organisasi IPNU- memengaruhi pembentukan perilaku
IPPNU ranting Ngreco melakukan manusia didalamnya (Tampubolon, 2008: 2).
musyawarah dan berembuk dalam kegiatan Dari masyarakat sekitar sangat
kumpulan pengurus untuk melakukan mendukung dengan diadakannya kegiatan
evaluasi kegiatan, yang kemudian organisasi IPNU-IPPNU ranting Ngreco.
menjadikan permasalahan tersebut sebagai Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan
cerminan dan evaluasi agar kegiatan masyarakat dalam kegiatan IPNU-IPPNU
selanjutnya tidak terulang. Tidak ranting Ngreco seperti khataman, selain itu

353
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

masyarakat juga bersedia menyediakan Keikutsertaan narasumber di


tempat untuk kegiatan IPNU-IPPNU organisasi IPNU-IPPNU ranting Ngreco ini
ranting Ngreco seperti kegiatan Khataman sendiri dikarenakan kemauan narasumber
dan kumpulan pengurus. Setiap kegiatan sendiri yang didasari ketertarikan dengan
yang diadakan oleh organisasi IPNU-IPPNU kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
ranting Ngreco dilaksanakan di lingkungan organisasi IPNU-IPPNU ranting Ngreco,
masyarakat, hal ini dikarenakan agar anggota seperti kegiatan karnaval, khataman, dan
dan masyarakat dapat menjangkau dan ikut kumpulan, namun kegiatan yang paling
serta dalam pelasanakaan kegiatan. disenangi oleh narasumber yaitu kegiatan
Untuk terus mendapatkan dukungan cermin, yang mana kegiatan ini berupa kritik
dari masyarakat, anggota organisasi IPNU- saran yang dilakukan dan diberikan oleh
IPPNU ranting Ngreco membaur di seluruh anggota.
masyarakat sekaligus meyakinkan masyarakat Meskipun narasumber sudah cukup
jika kegiatan yang diselenggarakan oleh lama mengikuti organisasi dan mendapatkan
organisasi IPNU-IPPNU ranting Ngreco hal positif berupa pembentukan karakter,
bernilai positif. Selain itu, setiap pelaksanaan narsumber mengaku masih belum
kegiatan organisasi IPNU-IPPNU ranting sepenuhnya menjalankan tugasnya dengan
Ngreco setiap anggota tidak lupa untuk baik selaku ketua (Ninda) maupun sekertaris
meminta izin orang tua. Hal ini perlu, karena (Nanda). Hal ini dikarenakan narasumber
hal demikian cukup berdampak bagi merasa belum berpengalaman. Narasumber
organisasi. merasa belum bisa membagi waktu antara
Ketiga, fungsi penyaring memilah sekolah dengan organisasi dengan sekolah.
budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya Narasumber mengaku lebih mementingkan
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai- kegiatan organisasi IPNU-IPPNU ranting
nilai budaya dan karakter bangsa yang Ngreco ketimbang kegiatan sekolah. Hal ini
bermartabat (Tampubolon, 2008: 18). dikarenakan, menurut narasumber kegiatan
Hakikat organisasi bukan hanya organisasi IPNU-IPPNU ranting Ngreco
merupakan alat untuk menyediakan lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan
peralatan, berupa barang dan jasa, melainkan yang ada di sekolah.
juga menciptakan lingkungan tempat Nanda dan Ninda serta anggota yang
kehidupan manusia yang berhubungan lain terkadang tidak datang tepat waktu
dengan setiap aspek kehidupan. Organisasi bahkan tidak hadir, hal ini dikarenakan
dapat memengaruhi perilaku manusia dan kesibukan masing-masing terutama
sebaliknya, perilaku manusia dapat kesibukan sekolah berupa tugas sekolah yang
mengubah organisasi. Akan tetapi, manusia membuat beberapa anggota tidak dapat
jarang memperhatikan dan tidak menyadari datang ke tempat kegiatan. Namun meski
adanya pengaruh psikologis dari setiap jenis demikian narasumber berusaha dan ikut
keterlibatan organisasi terhadap unsur serta dalam menyelesaikan masalah yang
individu dan kelompok, serta masyarakat, terjadi diorganisasi yang diikutinya.
juga berpengaruh pada kondisi suatu negara Hakikat organisasi bukan hanya
bangsa, bahkan membentuk suatu kebiasaan merupakan alat untuk menyediakan
menjadi kebudayaan. peralatan, berupa barang dan jasa, melainkan
Proses pembentukan kebudayaan juga menciptakan lingkungan tempat
melalui sebuah organisasi dapat berjalan kehidupan manusia yang berhubungan
dengan disadari ataupun tidak disadari. Jika dengan setiap aspek kehidupan. Organisasi
tidak disadari, dapat dikatakan organisasi itu dapat memengaruhi perilaku manusia dan
sangat kuat memengaruhi pembentukan sebaliknya, perilaku manusia dapat
perilaku manusia di dalamnya (Tampubolon, mengubah organisasi. Akan tetapi, manusia
2008: 2). jarang memperhatikan dan tidak menyadari

354
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

adanya pengaruh psikologis dari setiap jenis mengajar setiap hari, bisa jadi keluarga dan
keterlibatan organisasi terhadap unsur lingkungan sekitar.
individu dan kelompok, serta masyarakat, Setelah mengikuti organisasi ini
juga berpengaruh pada kondisi suatu negara diharapkan narasumber menjadi orang yang
bangsa, bahkan membentuk suatu kebiasaan berguna bagi nusa dan bangsa. Dampak
menjadi kebudayaan. narasumber mengikuti organisasi PNU-
Proses pembentukan kebudayaan IPPNU ini ketika di rumah ialah mulailah
melalui sebuah organisasi dapat berjalan muncul rasa kedewasaannya karena
dengan disadari ataupun tidak disadari. Jika sebelumnya dia mendapat amanah sebagai
tidak disadari, dapat dikatakan organisasi itu ketua dan satunya menjadi sekretaris. Rasa
sangat kuat memengaruhi pembentukan tanggung jawab mulai tumbuh dan ketika di
perilaku manusia di dalamnya (Tampubolon, rumah narasumber mengetahui yang harus
2008: 2). dilakukan meskipun tanpa disuruh ibunya
Dalam pelaksanaan tugas masing- maupun keluarganya. Sedangkan ketika di
masing anggota sendiri lebih sering sekolah narasumber ini tumbuh menjadi
dikerjakan sendiri-sendiri, hal ini sosok yang bijaksana dan kreatif di dalam
dikarenakan dalam organisasi IPNU-IPPNU kelas. Karena bertambahnya pengalaman
ranting Ngreco terdapat prosedur yang mana dari organisasi yang diikutinya.
baik dalam pelaksanaan tugas maupun jika
terjadi kendala dalam pelaksanaan tugas, KESIMPULAN
anggota terlebih dahulu menyelesaikan
masalah tersebut, namun jika dari anggota Organisasi IPNU-IPPNU Ranting
tidak mampu untuk mengatasi baru Ngreco sangat berperan dalam pembentukan
pengurus turun tangan untuk membantu. karakter. Melalui kegiatan-kegiatan yang
Hal ini menunjukkan adanya pembangunan diusung seperti rutinan, kumpulan,
karakter kemandirian yang tengah diasah. khataman, dan lain-lain, karakter anggota
Namun, terkadang anggota yang keberatan dapat terbentuk. Dari penelitian lapangan
dalam menjalankan tugas meminta bantuan ditemukan, bahwasanya anggota dapat
kepada anggota lain untuk memabantu, hal menjalin kerjasama yang baik antar anggota
ini menunjukkan kekompakan yang tumbuh yaitu berupa saling membantu dalam
dalam organisasi IPNU-IPPNU ranting menjalankan tugas yang berat,
Ngreco. menyelesaikan masalah bersama-sama,
Organisasi IPNU-IPPNU ranting tanggung jawab dengan tugas yang
Ngreco juga menjalin kerjasama dengan diterimanya, serta anggota juga memiliki jiwa
organisasi lain, salah satunya organisasi kepemimpinan berkat jabatan yang
IPNU-IPPNU ranting lain untuk menjalin diembannya. Hakikat organisasi bukan hanya
silaturrahmi dan menjalin kerjasama dalam merupakan alat untuk menyediakan
hal kegiatan. peralatan, berupa barang dan jasa, melainkan
IPNU-IPPNU ranting Ngreco juga menciptakan lingkungan tempat
merupakan salah satu organisasi luar sekolah kehidupan manusia yang berhubungan
yang cukup berperan dalam pembentukan dengan setiap aspek kehidupan. Organisasi
karakter. Karakter terbentuk melalui dapat memengaruhi perilaku manusia dan
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sebaliknya, perilaku manusia dapat
pengurus, salah satunya khataman, karnaval, mengubah organisasi. Akan tetapi, manusia
dan kumpulan pengurus. jarang memperhatikan dan tidak menyadari
Dalam pembentukan sebuah adanya pengaruh psikologis dari setiap jenis
karakter seseorang itu bisa mendapatkan dari keterlibatan organisasi terhadap unsur
mana saja, tidak hanya dari guru yang individu dan kelompok, serta masyarakat,
juga berpengaruh pada kondisi suatu negara

355
Agus Miftahus Surur, Aullia Rahmawati / Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1 (2018) 347-356

bangsa, bahkan membentuk suatu kebiasaan kemanfaatan orang. Elemen utama dari
menjadi kebudayaan. perilaku keorganisasian adalah orang,
Dari data yang didapat, Nanda dan struktur, teknologi, dan lingkungan.
Ninda belum sepenuhnya mampu Lingkungan organisasi juga dapat dilihat dari
menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dua sudut pandang, yaitu lingkungan
diembannya, serta tidak selalu disiplin saat eksternal dan lingkungan internal.
datang ke kegiatan. Namun meski demikian,
Nanda dan Ninda mengaku setelah DAFTAR PUSTAKA
mengikuti organisasi tersebut merasa
memiliki karakter lebih baik dari Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian
sebelumnyan. Pasalnya, sebelum mengikuti Kuantitatif (Komunikatif, Ekonomi, dan
organisasi Nanda dan Ninda adalah anak Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial
yang pemalu, tidak percaya diri, dan belum Lainnya. Jakarta: Prenada Media
cukup dewasa dalam menyelesaikan tugas. Kesuma, Dharma, Dkk. (2012). Pendidikan
Namun, setelah mengikuti organisasi IPNU- Karakter “Kajian Teori Dan Praktik Di
IPPNU tersebut Nanda dan Ninda merasa Sekolah”. Bandung: Remaja
lebih percaya diri, lebih mampu Rosdakarya
menyelesaikan tugas atau masalah, serta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
mereka merasa tanggung jawab mereka (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan
terasah melalui tugas yang mereka terima. R&D). Bandung: Alfabeta
Melalui kegiatan-kegiatan positif Surur, Agus Miftakus. (2017). Formasi 4-1-5
yang diselenggarakan oleh pengurus, Penakhluk Masalah (Studi Kasus:
karakter anggota dapat terbentuk. Mislanya, Penulisan Karya Tulis Ilmiah Proposal
dalam kegiatan rutinan anggota, anggota dan Skripsi STAIN Kediri 2017).
pengurus berkumpul, shearing dan bertukar Prosiding Seminar Nasional PPKn
argumen. Melalui kegiatan tersebut III. Universitas Muhammadiyah
kebersaaman antar anggota menjadi terjalin Ponorogo
dan terciptalah ukhuah. Selain itu dalam Tampubolon, Manahan P. (2008). Perilaku
kegiatan IPNU-IPPNU juga terdapat Keorganisasian (Organization Behavior)
kegiatan sholat berjamaah dan khataman Prespektif Organisasi Bisnis. Bogor:
Qur’an yang bersifat keagamaan. Hal ini Ghalia Indonesia
dapat menumbuhkan kerelegiusan anggota Wikipedia,
yang mana menjadikan anggota lebih http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pen
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha elitian_kualitatif. Diakses pada
Esa. Perilaku keorganisasian didefinisikan tanggal 20 Nopember 2017 pukul
sebagai studi mengenai perilaku manusia 16:03.
dalam organisasi yang menggunakan ilmu Zubaidi. (2012). Desain Pendidikan Karakter:
pengetahuan tentang bagaimana manusia “Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam
bertindak dalam organisasi. Perilaku Lembaga Pendidikan”. Jakarta:
organisasi ini mendasarkan pada analisis Prenada Media.
terhadap manusia yang ditujukan bagi

356

Anda mungkin juga menyukai