Anda di halaman 1dari 3

YULIA K R K // 20180311061

TUGAS 6

Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak Daun Kepel

 Uji organoleptic ( pemeriksaan organoleptic )

Pegujian organoleptic merupakan pengujian yang berdasarkan pada proses


pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis yang artinya
kesadaran atau pengenalan alat indra terhadap sifat sifat benda sebab adanya rangsangan yang
diterima alat indra yang diterima tersebut [ CITATION pro131 \l 1033 ]. Pada pemeriksaan
orgnaoleptik dilakukan agar kita mengatahui dan mendeskripsikan warna,bau, dan
konsistensi sediaan dan biasanya semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka warna,bau,dan
konsistensi krim juga akan semakin meningkat.

 Homogenitas
Homogenitas sendiri merupakan salah satu ukuran kualitas sediaan cream. Kandungan zat
aktif yang juga homogen/seragam pada setiap pengambilan. Salah satu parameter yang paling
diamati yaitu apabila krim memberikan warna yang merata pada basisnya. Pada pengamatan
pada jurnal homogenitas menunjukan bahwa krim ekstrak daun kapel dilakukan selama 6
mingggu, kemudian hasil pengamatan menunjukan krim ekstrak daun kapel memberikan
warna krem hingga coklat yang merata pada basisnya dan pada sampai tahap akhir daun
kapel tetapa homogen.

 viskositas

Viskositas merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi pelumas.
Viskositas dapat diukur dengan metode bola jatuh, namun metode ini mempunyai
kekurangan. Dari kekurangan itu maka dibuatlah viskometer rotasi berbasis mikrokontroler
[ CITATION Teg13 \l 1033 ] Viskositas sediaan berhubungan dengan mudah atau tidaknya
sediaan krim digunakan. Dalam pembuatan sediaan semipadat, viskositas menjadi salah satu
faktor yang perlu diperhatikan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada minggu ke-0
formula I mempunyai viskositas yang paling rendah sedangkan formula III mempunyai harga
viskositas yang paling tinggi. Pada tabel terlihat pada minggu ke-0 viskositas krim ekstrak
daun kepel semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun kepel. Krim
ekstrak daun kepel formula I dan II mengalami penurunan viskositas pada minggu ke- 6,
sedangkan krim ekstrak daun kepel formula III pada awal dan akhir pengamatan
viskositasnya sama.

 Daya sebar

Uji daya sebar basis dilakukan untuk mengetahui kemampuan basis menyebar pada
permukaan kulit ketika diaplikasikan. Kemampuan penyebaran basis yang baik akan
memberikan kemudahan pengaplikasian pada permukaan kulit. Selain itu penyebaran bahan
aktif pada kulit lebih merata sehingga efek yang ditimbulkan bahan aktif menjadi lebih
optimal[ CITATION Hid13 \l 1033 ]. Daya sebar pada krim yang baik dinyatakan apabila
krim mudah menyebar atau mudah digunakan dengan pengolesan tanpa memerlukan
penekanan yang berlebihan. Pada table IV dilihat bahwa daya sebar krim paling besar pada
formula II , dan pada daya sebar krim paling rendah ada apda krim formula III. Pada data
yang tersedia pada jurnal diketahui bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak daun kepel tidak
menyebabkan perbedaan daya sebar kecuali pada formula II dan formula III

 Daya lekat

Daya lekat pada krim sangat mempegaruhi pelepasan zat aktif krim ditempat pemakaian
krim, semakin lama krim tersebut melekat pada kulit, maka absorbs obat oleh kulit semakin
baik. Pada data yang ada pada jurnal disimpulkan bahwa ketiga formulat krim tidak
menunjukkan adanya perbedaan daya lekat, dan pada hasil analisis menunjukan variasi
konsentrasi ekstrak daun kapel sebagai bahan aktif tidak mempengaruhi daya lekat krim.

 Rasio volume pemisahan

Rasio volume pemisahan merupakan salah satu parameter stabilitas fisik krim emulsi.
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan tinggi fase yang memisah dengan tinggi
emulsi mula-mula yang ditunjukkan dengan nilai F. Emulsi dikatakan stabil bila nilai rasio
volume pemisahan (F) = 1, yang artinya emulsi tidak pecah. Apabila nilai F semakin
mendekati 1 maka dikatakan emulsi semakin stabil [ CITATION AKa13 \l 1033 ]. Pada nilai
F=1 menunjukan emulsi yang terbentuk berada dalam keseimbangan flokulasi dan semakin
baik stabilitas emulsi tersebut. Pengukuran rasio volume pemisahan dilakukan setelah uji
stabilitas dipercepat, yaitu dengan metode freeze -thaw. Disimpulkan berdasarkan hasil
bahwa formula krim tidak menunjukan adanyaa berbedaan rasio pemisahan krim dan Hasil
analisis menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak daun kepel sebagai bahan aktif tidak
mempengaruhi nilai rasio pemisahan krim.

 Aktivitas antioksidan krim ekstrak daun kepel


penentuan aktivitas antioksidan krim ekstrak daun kepel dengan menggunakan metode
penangkapan radikal DPPH. Berdasarkan data terlihat bahwa formula III memiliki nilai IC50
paling kecil. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam krim formula III tersebut terkandung
senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan paling banyak, sedangkan nilai IC50 yang
paling tinggi adalah formula I (8,03 mg/mL). aktivitas antioksidan krim formula I berbeda
bermakna dengan formula II dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Formula I dan III
menunjukkan adanya perbedaan aktivitas antioksidan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
sedangkan aktivitas antioksidan formula II dan III tidak berbeda bermakna. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa variasi konsentrasi ekstrak daun kepel sebagai bahan aktif
berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan sediaan krim. Berdasarkan aktivitas
antioksidannya dapat disimpulkan bahwa formula II mempunyai aktivitas antioksidan yang
paling baik karena dengan konsentrasi ekstrak yang lebih rendah menghasilkan aktivitas
antioksidan yang sama dengan formula III.

 Kandungan flavonoid total krim ekstrak daun kepel


hubungan antara kandungan kuersetin dan absorbansinya yang dinyatakan sebagai persamaan
y = 0,8213 x + 0,0733 dengan nilai koefisien korelasi (r = 0,9904). Data kandungan
flavonoid total dan aktivitas antioksidan (IC50) dianalisis regresi linier untuk mengetahui
hubungan antara keduanya (gambar 10). Dari persamaan regresi linier hubungan kandungan
flavonoid total (x) dengan nilai IC50 (y) mempunyai persamaan regresi y = -0,7462 x +
12,027 dengan koefisien determinan R2 = 0,9309 dan koefisien korelasi r = -0,9648. Nilai
koefisien determinan yang didapatkan adalah sebesar R2 =0,9309 sehingga dapat ditentukan
nilai persentase kandungan flavonoid total terhadap aktivitas antioksidan yakni 93,09 %.
Sementara itu sisanya 6,91 % mungkin senyawa lain yang memiliki aktivitas antioksidan
juga. Berdasarkan hasil Analisa menunjukan bahwa terdapat korelasi negative antara
kandungan flavonoid total dengan nilai IC50 krim ekstrak daun kepel, menunjukan bahwa
semakin besar kandungan flavonoid mka totalnya semakin kecil nilai IC50 dari formula krim
tsb.

 Kesimpulan
Pada hasil penelitian jurnal terlampir menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi eksrtak
dauan kepel sebagai bahan aktif menyebabkan perbedaan warna, bau, dan viskositas krim,
perbedaan pada konsentrasi ekstrak daun kepel sebagai bahan aktif tidak berpengaruh
terhadapt homogenitas , daya lengket, dan rasio pemisahan krim.

DAFTAR PUSTAKA

pangan, p. s. t., 2013. organoleptik , semarang: universitas muhammadiyah semarang.

Febrianto, T., 2013 . viskositas. RANCANG BANGUN ALAT UJI KELAYAKAN PELUMAS
KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER , 1(2013), p. 30.

Shovyana, H. H., 2013. daya sebar. STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS KRIM W/O
EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarph(scheff.) Boerl,)
SEBAGAI TABIR SURYA, 1B(2013), p. 112.

Zulkarnain, A. K., 2013. rasio volume pemisahan. STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS
KRIM W/O EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarph(scheff.)
Boerl,) SEBAGAI TABIR SURYA, 18(2)(2013), p. 115.

Anda mungkin juga menyukai