Anda di halaman 1dari 22

PERHITUNGAN JEMBATAN TIPE PILE SLAB

Gambar 1. Potongan Memanjang dan Melintang JembatanTipe Pile Slab


Data Teknis Jembatan
A. Kondisi Jembatan
Bentang Jembatan = 30 m
Kelas Jembatan = Tipe A
Lebar Jembatan = 1,0–7 – 1,0 meter
Tebal Pelat Lantai = 0,3 m
Jarak antar segmen =5m
Kuat tekan beton (fc’) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 240 Mpa
B. Perhitungan Struktur Atas Jembatan
1. Perencanaan Trotoar
Fungsi utama trotoar adalah memberikan layanan yang optimal bagi bejalan kaki
baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Berdasarkan SNI 1725-2016pasal 8.9
Standar Pembebanan Untuk Jembatan, semua elemen dari trotoar memikul pejalan kaki
harus direncanakan untuk beban 500 kg/m2.

100 cm

20 cm

Gambar2. Trotoar Jembatan

Direncanakanpenulangan pada trotoarsebagaiberikut:


Lebar Trotoar = 1 meter
Tebal = 0,2 meter
Mutu Beton (fc’) = 25 MPa
Mutu Baja (fy) = 240 MPa
Tulangan Utama = D19
TulanganBagi = ∅10
Tebal Selimut (ds) = 40 mm
a. Pembebanan
100 cm

20 cm

Gambar 3.Pembebanan Trotoar

Berdasarkan SNI 1725-2016 pasal 7.1, betondenganfc’< 35 MPa, gunakanberatisi


24kN/m3atau 2400 kg/m3

Sumber : SNI 1725-2016 Tabel 3


1) Akibat Beban Mati
Direncanakan trotoar terbuat dari beton dengan dimensi 100 x 20 cm, maka :
γ UMS = 1,30 (Tabel 3 SNI 1725:2016)
Maka : Qult(MS) =γ beton × btr×ttr
Qult(MS) = 1,3 x 1 x 0,2 x 2400 = 624 kg/m'
2) Akibat Beban Hidup
Menurut SNI 1725:2016 Pasal 8.9 Pembebanan untuk pejalan kaki (TP) :
Semua komponen trotoar yang lebih lebar dari 600 mm harus direncanakan untuk
memikul beban pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa. Maka:
Qult(TP) = 1,8 x 500 x 1 = 900 kg/m’
Berdasarkan beban mati dan hidup maka didapatkan beban ultimit :
Maka : Qu= Qult(MS) + Qult(TP) = 624 + 900 = 1524 kg/m
Sehingga :

Qu = 1524 kg/m

L = 30 m

Momen Maksimum Mmaks = 1/8 (Qu) (L2) = 1/8 (1524) (302) = 171.450 kg.m
Q u × L 1524 × 30
Reaksi yang Terjadi Vtrotoar = = =¿22.860 kg
2 2

b. AnalisisPenulangan
Tulangan Utama :
Asumsi selimut beton berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 9.3.1
diambilselimutbetonsebesar 40 mm.
dx = 200−40−20/2 = 150,5 mm
Koefisien balok Stress
β 1 =0,85(Untukf’c ≤ 30 MPa)
𝜙 =0,8 untuklentur (SNI 03-2847-2002)
= 0,75 untukgeser (SNI 03-2847-2002)
Momen Lentur
M maks 171.450 kg . m
Mn = = = 214.312,5kg.m = 214.312,5 × 104 N.mm
ϕ 0,8
V trotoar 22.860 kg
Vn = = = 30.480 kg
ϕ 0,75
Rasio Tulangan Minimum
1,4 1,4
ρMin = = = 0,0058
Fy 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,85 x 25) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )]
240 600+240
= 0,0403
Rasio Tulang Perlu
214.312,5× 104
Rn = = 3,15
30.000 x 1522
0,85 .25 2 x 3,15
ρPerlu =
240
x(1− 1−
√0,85 x 25
)

= 0,0143 ...... ρMin≤ ρPerlu ≤ ρMax


Luas Tulangan Perlu
As = 0,0143x 30.000 x 150,5 =64.543,92mm2
Luas 1 Tulangan As = 2,835 cm2 (SNI 2052-2014 Baja TulanganBeton)
A s . L ( 2,011 ×10 2) × 30000
Su = = =131,7 mm
As perlu 64.543,92
A s . L ( 2,835 ×102 ) ×30000
Luas Tulangan Tepasang (Astu) = = = 70.875mm2
S 120
Cek Daktilitas

Ast u 70.875
RasioTulanganTerpasang : ρt = = =¿ 0,0156
L× d 30000 ×150

Syarat Daktilitas:

ρmin ≤ ρt ≤ ρmax

0,0058≤ 0,0156 ≤0,0403 (Memenuhi)


Maka dipakai tulangan D19 – 120 (Ast = 64.638 mm2).

Tulangan Geser:
Asperlu = 20 % . As utama
= 20% x 64.638 = 12.927,6mm2
Tulangan Polos ∅ s = 10 mm
Luas 1 Tulangan As = 0,7854 cm2 (SNI 2052-2014 Baja TulanganBeton)
A s . L ( 0,7854 ×10 2 ) × 30000
Ss = = =182,86 mm ≈ 150 mm
Asts 12.927,6
Maka dipakai tulangan ∅10 –150.
Gambar 2. Denah tampak atas dan potongan melintang penulangan troto
2. Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan

5m

Gambar 6. Tampak Samping


a. Data Perencanaan
Mutu Beton (fc’) = 25 MPa
Mutu Tulangan (fy) = 240 MPa
Tebal Pelat Lantai = 0,3 m
Tebal Perkerasan = 0,1 m
Tebal Air Hujan = 0,04 m
Tebal Selimut Beton = 40 mm
b. Pembebanan
1) Akibat Beban Mati
Beban Mati Sendiri (MS)
 Faktor Beban (KMS) = 1,30
 Berat Sendiri = 1,3 x 0,3 x 2,33 x 2400 = 2184 kg/m
Beban Mati Tambahan (MA)
 Faktor Beban (KMA) =2
 Berat Air Hujan = 0,04 x 2,33 x 1000= 93,33 kg/m
 Berat Perkerasan = 0,1 x 3,5 x 2200 = 513,33 kg/m +
= 2,0 x 606,667
= 1213,33 kg/m
2) Akibat Beban Hidup (Beban “T”)
Penggunaan beban T menganggap jembatan sebagai pelat karena beban
yang bekerja akan bersinggungan langsung dengan struktur jembatan (1725
2016) besar beban T diambil dari berat 1 roda (depan atau belakang).

Gambar 7.Pembebanan Truk “T” (500 kN)


Faktor beban dinamis untuk truk DLA = 0,3 (SNI 1725 2016 Pasal 8.6)
QTT = Beban T + (30% × Beban T) = 112,5 + (30% × Beban T) = 146,25 kN/m

Beban ini bekerja selebar roda gandar yang dapat dilihat pada gambar di atas.

3) Perhitungan Momen Pelat Lantai akibat Beban Mati dan Beban “T”
Berdasarkan perbandingan Ly/Lx (5/2,33) = 2,15> 2, maka digunakan
perhitungan pelat dua arah. Pada perhitungan momen pada pelat lantai dihitung
berdasarkan metode PBI 1971.
a) Akibat Beban Mati
 Berat Sendiri (QMS) = 2184kg/m
 Berat Mati Tambahan (QMA) = 1213,33kg/m +
Total Beban Mati = 3397,33 kg/m= 3,397kN/m
Berdasarkan kondisi pelat lantai yang dapat berputar akibat
pembebanan pelat dan tidak kaku, maka kondisi pelat menurut PBI 71
adalah terjepit elastis.
 Bentang terpanjang (ly) = 9 m
 Bentang terpendek (lx) = 5 m
 Perbandingan (ly/lx) = 1,8
 Kondisi pelat = Terjepit elastis
 Tipe pelat = IV

Menurut SNI 03-2847-2002 adalahapabila 1,0 ≤ Ly/Lx ≤ 2


bebanpelatlantaidisalurkankeempatsisipelatsehinggamemerlukan system
pelatduaarah dengan kondisi terjepit elastis maka nilai koefisien xadalah :
Mlx = 74 Mtx =0
Mly = 78 Mty = 78
Maka didapatkan momen sebagai berikut :
 Mlx = 0,001 . q . L . x2 = 0,001 . 4,116. (52) . 74 = 6,285 kN
 Mly = 0,001 . q . L . x2 = 0,001 . 4,116. (52) . 78 = 6,625kN
 Mtx = 0,001 . q . L . x2 = 0,001 . 4,116. (52) . 0 = 0kN
 Mty = 0,001 . q . L . x2 = 0,001 . 4,116. (52) . 78 = 6,625kN
b) Akibat Beban Hidup
Beban “T” = 270 kN/m
Jarak Antar Segmen = 5 m
 Momen tumpuan maksimum
1
MTTT = × Beban Hidup × Jarak Antar Segmen
4
1
MTTT = ×270 ×5
4
MTTT = 337,5 kN . m

 Momen lapangan maksimum


1
MTTL = × Beban Hidup× Jarak Antar Segmen
8
1
MTTL = × 270× 5
8
MTTL = 168,75 kN . m
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Momen Pada Pelat
Momen akibat Momen akibat Total momen
Posisi Momen beban mati beban hidup yang terjadi
kNm kNm kNm
Mlx 6,285 168,75 175,035
Mly 6,625 - 6,625
Mtx 0 337,5 337,5
Mty 6,625 - 6,625

c) Akibat Beban Lajur “D”


Menurut ketentuan SNI 1725 2016 pasal 8.3.1 untuk beban lajur terdiri
dari beban rata dan beban garis, seperti gambar berikut.

Gambar 9.Beban Lajur “D”


Beban merata besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani
dan dinyatakan dengan rumus berikut :
q = 0,9 ton/m2 ..…………L  30 m
q = 0,9 (0,5+15/L) ton/m2 …………...L > 30 m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Aloowance) untuk BGT diambil
sebagai berikut :
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,4 – 0,0025 . (L – 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 50 m

Beban merata dengan panjang bentang 2,33 meter:


Beban merata (BTR) = (1 + DLA) . 2,33 .9
= (1 + 0,4) . 2,33 . 9
BTR =29,4kN/m
Beban garis mempuntai intensitas P = 49 kN/m (pasal 8.3.1)
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,4
Beban terpusat (BGT) = (1 + DLA) . P
= (1 + 0,4) . 49
= 68,6 kN
c. Perhitungan Pelat Lantai
Tulangan Tumpuan dan Lapangan
Tulangan Utama = 25 mm
Tulangan Bagi = 16 mm
Selimut Beton (ds) = 40 mm
Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 240 Mpa

Tulangan Utama :
dx = 300−40−20−25 /2 = 231,5mm
Koefisien balok Stress
β1 =0,85(Untukf’c ≤ 30 MPa)
𝜙 =0,8 untuklentur (SNI 03-2847-2002)
= 0,75 untukgeser (SNI 03-2847-2002)
Momen Lentur
168,75. 106
Mn = = 210.937.500N.mm
0,8
Rasio Tulangan Minimum
1,4 1,4
ρMin = = = 0,0058
Fy 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,85 x 25) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )]
240 600+240
= 0,0434
Rasio Tulang Perlu
210.937.500
Rn = =3,93
1000 x 2232
0,85 .25
ρPerlu = x ¿)
240
= 0,0183……. ρmin ≤ ρt ≤ ρ max
Luas Tulangan Perlu
As = 0,0183x 1000 x 231,5 = 4233,83mm2
1
x π x 252 x 1000
Jarak Tulangan (S) = 4 = 115,8mm
4233,83
Maka dipakai tulangan D25 – 100 (Ast = 4415,63).
Tulangan Pembagi :
Asperlu = 20 % . As utama
= 20% x 4415,63= 883,125mm2
1 1
. π . ∅2 . b . π . 162 .1000
4 4
Jarak tulangan, S= = =227,5 mm
As perlu 883,125
maka dipakai tulanganD 16−200.

Tabel 3. Rekapitulasi Tulangan Pelat


Jenis Tulangan Tulangan Utama Tulangan Pembagi
Tulangan Tumpuan D25 - 100 D16–200
Tulangan Lapangan D25 - 100 D16–200

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Denah Penulangan Pelat Lantai
3. Perhitungan Tebal Dan Penulangan Voute

2,33 m 2,33 m 2,33 m

7m
Gambar 12. Tampak Samping dan Tampak Depan Pile Slab

a. Pembebanan
Diketahui :
t = 0,5 m
a1 =1m
a2 = 1,2 m
1) Akibat Beban Mati
Beban Mati Sendiri (MS)
 Faktor Beban (KMS) = 1,30
 Berat Sendiri Lantai = 0,5 x 5 x 2400 =6000 kg/m
1,2+ 1
 Berat Sendiri Slab = X 0,5 X 5x 2400= 6600 kg/m +
2
= 1,3 x 12600
= 16380kg/m
Beban Mati Tambahan
Beban Mati Sendiri (MA)
 Faktor Beban (KMA) =2
 Berat Air Hujan = 0,01 x 5 x 1000 = 50 kg/m
 Berat Perkerasan = 0,05 x 5 x 2200 = 550 kg/m +
= 2,0 x 600
= 1200 kg/m
2) Akibat Beban Hidup (Lajur “D”)
Diketahui (diambil dari nilai Lajur “D” pada perhitungan pelat lantai) :
Beban merata dengan panjang bentang 5 meter:
Beban merata (QTD) = 1,8 .5. (0,9)
QTD = 8,1 kN/m
Beban garis mempuntai intensitas P = 49 kN/m (pasal 8.3.1)
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,4
Beban terpusat (PTD) = 1,8 . (1 + DLA) . P
= 1,8 . (1 + 0,4) . 49
= 123,48 kN/m
Jadi,beban merata yang disalurkan pada voute adalah sebagai berikut :
QBeban Mati = 16,38 kN/m
QBeban Mati Sendiri = 1,2kN/m
QLajur D = 8,1 kN/m + 123,48 kN/m
= 131,58 kN/m
Qtotal = QBeban Mati + Q Beban Mati Sendiri + Q Lajur D
= 13,8 + 1,68+ 131,58
= 149,16kN/m
Maka beban merata yang bekerja pada slab adalah 149,16kN/m.
b. Momen pada tumpuan dan lapangan

Gambar 13. Pembebanan pada Slab


Reaksi Perletakan :
Gaya Vertikal
VA = VD= 149,16 . 1,88 + 149,16 = 298,030kN
VB= VC= 149,16. 1,75 = 384,040kN
Perhitungan Momen
MTA = MTD
MTA = 149,16. 12 + 149,16. 1.162
= 352,183 kN.m
MTB = MTC
MTB = 149,16. 1,16 2+ 149,16 . 1,16 2
= 40,6,047 kN.m
Mmax = MAB& MDC
Mx = AV/AD .x – ½ . q. x2
= 298,030 x –74,58x2
dmx/dx = 298,030 – 149,16 x
x =2
Mmax = 298,030 (2) –74,58(2)2
= 298,32 kN.m
Mmax = MCB
Mx = BV/BC. x – ½ . q. x2
= 384,040x – 74,58x2
dmx/dx = 384,040– 149,16x
x = 2,3
Mmax = 384,040(2,3) –74,58(2,3)2
= 406,04 kN.m
--------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 14. Diagram Momen dan Lintang


c. Perhitungan Tulangan Voute Jembatan
TulanganTumpuan
Tulangan Utama = 25 mm
Tulangan Bagi = 20 mm
Selimut Beton (ds) = 50 mm
Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 240 Mpa
Tulangan Utama :
dx = 500−50−20−25/2 = 217,5 mm
Koefisien balok Stress
β1 =0,85
Momen Lentur
225,098. 106
Mn = = 250.108.933N.mm
0,9
Rasio Tulangan Minimum
1,4 1,4
ρMin = = = 0,0058
Fy 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,85 x 25) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )]
240 600+240
= 0,0403
Rasio Tulang Perlu
250.108 .933
Rn = =5,287
1000 x 217,52
0,85 .25
ρPerlu = x ¿)
240
= 0,0257...... ρMax ≤ ρPerlu ≤ ρMin
Luas Tulangan Perlu
As = 0,0257x 1000 x 217,5 = 5607,862 mm2
1
x π x 252 x 1000
Jarak Tulangan (S) = 4 = 87,5 mm
5607,862
Maka dipakai tulangan D25 – 80.

Tulangan PembagiTumpuan:
Asperlu = 30 % . Asutama
= 30% x 5607,862= 1682,35mm2
1 1
. π . ∅2. b . π . 202 .1000
4 4
Jarak tulangan, S= = =186,64 mm
As perlu 1121,572
maka dipakai tulangan D 20−150.
TulanganLapangan
Tulangan Utama = 25 mm
Tulangan Bagi = 20 mm
Selimut Beton (ds) = 50 mm
Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 240 Mpa
Tulangan Utama :
dx = 500−50−20−25/2 = 417,5 mm
Koefisien balok Stress
β1 =0,85
Momen Lentur
225,098. 106
Mn = = 250.108.933,33N.mm
0,9
Rasio Tulangan Minimum
1,4 1,4
ρMin = = = 0,0038
Fy 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,85 x 25) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )]
240 600+240
= 0,0403
Rasio Tulang Perlu
250.108.933,33
Rn = = 1,43
1000 x 417,52
0,85 .25
ρPerlu = x ¿)
240
= 0,0062...... ρMax ≤ ρPerlu ≤ ρMin
Luas Tulangan Perlu
As = 0,0062x 1000 x 417,5 = 2586,6 mm2
1
x π x 252 x 1000
Jarak Tulangan (S) = 4 = 121,4 mm
1665,13
Maka dipakai tulangan D20 – 100.
Tulangan Pembagi :
Asperlu = 30 % . Asutama
= 30% x 2586,6= 775,97mm2
1 1
. π . ∅2. b . π . 202 .1000
4 4
Jarak tulangan, S= = =404,65 mm
As perlu 775,97
maka dipakai tulangan D 20−200.
Tulangan Sengkang :
Vu = 296,28 kN
Kekuatan Geser Yang Diberikan Beton :
Vc = 1/6√ fc ' . bw. d
Vc = 1/6 √ 25 . 1000. 417,5 = 347.9163,67N = 347,9 kN
ϕVc = 0,60 x 347,9 = 208,75kN
½ ϕVc = 104,375kN.......... Vu >ϕVc , maka perlu tulangan sengkang.
Kekuatan semgkang yang diberikan tulangan baja :
ϕVs = Vu – ϕVc = 296,28– 208,75 = 87,53 kN
dicoba D20 (314 mm2)
Av = 2 x 314= 628 mm2
ϕ . Av . fyh. d 0,60.628 . 240. 417,5
S = = = 431,37 mm
ϕVs 87,53 x 103
Jadi, tulangan sengkang yang digunakan adalah D20 – 200.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kontrol Geser 2 Arah (Geser Pons)
Vu = 294,12 (2 x 1 – ¼ x 3,14 x 0.6272)
= 497,5 kN
Vn1 = 0,33 x λ x √ fc ' x bo x d
= 0,33 x 1 x √ 25 x (3,14 x 627) x 427
= 1.387.103,95 N
2
Vn2 = 0,17 (1+ )λ x √ fc ' x bo x d
βc
2
= 0,17 (1+ )1 x √ 25 x (3,14 x 627) x 427
1
= 1.429.137,4 N
ἀd
Vn3 = 0,083 ( +2) λ x √ fc ' x bo x d
b
40 x 400
= 0,83 ( +2)1 x √ 25 x (3,14 x 627) x 427
3,14 x 627
= 3.533.303,5 N
Maka :
ϕVn = 0,75 (1.387.103,95)
= 970972,765 N
= 970,9 kN
= 970,9 kN ≥ 497,05 kN...... tidak memerlukan tulangan geser 2 arah.
Gambar 15. Penulangan Slab JembatanTampak Atas

Gambar 16. Penulangan Slab Jembatan

Anda mungkin juga menyukai