Anda di halaman 1dari 12

“MAKALAH”

INSTALASI NON DOMSETIK

DISUSUN OLEH :
Diaz virzandi 061730310861
Wiranda azza S 061730310879

Kelas : 2 LD

DOSEN PENGAMPU : NOFI

Jurusan Elektro
Program studi teknik listrik
Tahun akademik 2017/2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam Insatalasi Non Domsetik.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palembang,15 mei 2018

Penyusun

I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Makalah ini saya tujukan khususnya untuk kalangan instalatir, dan mahasiswa dalam
pemasangan insatlasi non domestik dan mengetahui dasar-dasar ilmu yang akan di gunakan dalam
pemasangan instalsi Non domestik .Dalam standar pemasangan apa yang akan di pasang dan
bagaimana pemasangan tersebut yang memenuhi sarat dan ketentuan yang telah di tetukan dalam
standar instalasi .diharpkan dengan makalah ini dapat mempermudah dalam pemahaman materi
maupu panduan secara langsung.

1.2.Tujuan Penulisan

1. Sebagai Pedoman dalam pemasangan instalasi non domestik


2. Memberikan materi dan penjelasan yang cukup tentang instalasi non domsetik
3. Memberikan pengetahuan dasar tentang instalasi non domestik

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek Instalasi penerangan, instalasi
PHB, gawai proteksi, pembumian.

1.4  Sumber Data

1. Referensi pengertian dan jenis-jenis instalasi


2. Referensi buku instalasi domestik dan non domestik

1.5. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode tinjauan
dari beberapa sumber yang baik dan benar

BAB II

PEMBAHASAN
Definisi Instalasi Non Domsetik

Instalasi Non Domestik adalah instalasi listrik bukan untuk perumahaan atau indsutri
misalnya, perkantoran, mal, pusat perbelanjaan dll.

1.1Ruang lingkup terdiri atas instalasi

1. Instalasi penerangan.

2. Instalasi PHB.

3.Gawai Proteksi

4. Pembumian.

1.2 Beberapa istilah pokok dalam instalasi

1. Instalasi sirkit utama :

Instalasi antara titik pasok milik perusahaan listrik atau panel generator sampai
panel hubung bagi utama

2. Instalasi sirkit cabang.

Instalasi antara panel hubung bagi utama dengan panel hubung bagi berikutnya
dan seterusnya.

3. Instalasi sirkit akhir.


Instalasi antara panel hubung bagi akhir sampai titik pemakaian.

1.3 Beberapa istilah pokok dalam instalasi :

1.3.1. Instalasi sirkit utama :

Instalasi antara titik pasok milik perusahaan listrik atau panel generator sampai panel
hubung bagi utama

1.3.2. Instalasi sirkit cabang.

Instalasi antara panel hubung bagi utama dengan panel hubung bagi berikutnya dan
seterusnya.

1.3.3. Instalasi sirkit akhir.

Instalasi antara panel hubung bagi akhir sampai titik pemakaian.


Pemasangan instalasi

Pemasangan instalasi dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Gambar Situasi

Letak bangunan dimana instalasi akan dipasang.

2. Gambar Instalasi

• Rencana penempatan bahan instalasi

• Rencana penyambungan

• Hubungan antara peralatan, sarana pelayanan dan PHB

3. Diagram instalasi garis tunggal

• Diagram PHB

• Bahan yang dipakai

• Ukuran dan jenis penghantar

• Sistem pembumian

4. Gambar rinci bahan instalasi

• Dimensi PHB dan cara pemasangan.

• Cara pemasangan perlengkapan instalasi.

• Cara pemasangan penghantar.

• Cara kerja instalasi kontrol (kalau ada)

Pemasangan instalasi terikat pada peraturan peraturan yang bertujuan pada :

• Aspek pengaman terhadap manusia, barang, mahluk hidup lain dan terhadap lingkungan yang
bertitik berat pada keamanan.
• Aspek pelayanan penyediaan tenaga listrik yang aman, efisien dan terjaga kontinuitasnya.

Mengingat kedua hal diatas, maka pemasangan instalasi harus ketat mengikuti ketentuan yang berlaku
(dalam PUIL atau peraturan-peraturan terkait lain).

Pada saat ini berkembang bahwa konstruksi instalasi dan kelengkapannya juga dilihat dari
segi / aspek estetika sebagai bahan hiasan serta kemudahan dalam operasionalnya (misalnya : remote
controlled contactor).

PERLENGKAPAN INSTALASI DAN BAHAN INSTALASI

Perlengkapan instalasi harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan, harus
tahan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis, termal, kimiawi, biologis (jamur), kontaminasi
medan elektromagnetik.

Bahan Instalasi :

Isolator
Pipa instalasi.
Benda bantu.
kotak sambung
Las dop.
Terminasi kabel.
Kotak dinding
Sakelar
Kontak tusuk
Perlengkapan Hubung Bagi.
Elektroda pembumian.
Penghantar / kabel.
Jalur Instalasi.

KETENTUAN PENGUJIAN INSTALASI

Instalasi yang selesai di pasang atau yang mengalami perubahan wajib diuji dahulu, meliputi :

Uji dokumen :

• Penyesuaian gambar rancangan dengan hasil pelaksanaan.


• Penyesuaian rencana penggunaan material dengan hasil pelaksanaan
berikutspesifikasinya.
• Penyesuaian pelaksanaan dengan ketentuan dan standard yang berlaku.
Uji fisik

• Cara pemasangan instalasi


• Mekanisme kerja peralatan
• Uji polaritas
• Uji kontinuitas, kesinambungan sirkit.

Uji elektris

• Pengukuran resistansi isolasi


• Pengukuran resistansi elektroda pembumian
Uji fungsi proteksi

• Test fungsi
• Test individu

Setelah selesai pengujian baru dilakukan uji coba (power frekwensi test).Gambar hasil
pelaksanaan (as built drawing) harus dibuat, diserahkan kepada pemilik bangunan bila perlu dengan
keterangan / catatan tentang cara penggunaan.

SISTEM DISTRIBUSI
TEGANGAN RENDAH

KETENTUAN UMUM

SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada
tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt langsung kepada para pelanggan tegangan rendah.

Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah    dibatasi oleh :


a.         Susut Tegangan yang disyaratkan.
b.         Luas penghantar jaringan.
c.         Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
d.         Sifat daerah pelayanan (desa, kota)
e.         Kelas pelanggan ( pada beban rendah, pada beban    tinggi)

Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter.


Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan  ± 5% - 10% dari tegangan operasi.Struktur
jaringan adalah radial murni atau radial open loop ( bentuk tertutup namun operasi radial).

KOMPONEN PERLENGKAPAN UTAMA

Bahan Penghantar memakai 2 jenis :


            a.         Bare Conductor atau tak berisolasi (BCC, A2C, A3C).
            b.         Kabel baik kabel tunggal, jamak atau berpilin (twisted).

Tiang penyangga memakai :

            a.         Tiang besi panjang 7 meter, 9 meter atau dibawah saluran udara.


            b.         Tiang beton, dengan panjang yang sama.
            c.         Tiang kayu (sudah jarang dipakai).
            d.         Pada daerah padat bangunan penghantar  dengan konstruksi khusus.

GARDU DISTRIBUSI

Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai dari sumber       yang disebut Gardu Distribusi mulaidari
panel hubung  bagi TR (Rak TR) keluar didistribusikan.

SISTEM TEGANGAN
Sistem tegangan yang dianut ada 3 macam :
            a.         Sistem 3 fasa (fasa tiga)          :   380 Volt / 220 Volt
            b.         Sistem 2 fasa (fasa dua)          :           440 / 220,  220/ …..
            c.         Sistem 1 fasa ( fasa satu)        :           110 Volt, 220 Volt, 250 Volt
GAYA-GAYA MEKANIS PADA TIANG PENYANGGA/  PENYANGGA

Tiang penyangga  mengalami gaya-gaya mekanis terutama adalah    gaya-gaya :


            a.         Beban penghantar yang dipikul.
            b.         Beban akibat tiupan angin pada penghantar dan pada tiang  itu sendiri.
            c.         Regangan (tensile stress) penghantar logam akibat perubahan suhu lingkungan
atau akibat adanya sambungan pelanggan).
            d.         Beban akibat air hujan atau suhu didaerah dingin.

    Beban-beban tersebut mempengaruhi keuatan tiang  penyangga.


            Kekuaan tiang penyangga didimensikan dalam satuan  Newton  atau daN (0,98 kg).

PEMBUMIAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Ketentuan-ketentuan tentang Pembumian :

a.  Menurut   PUIL, semua bagian  konduktif terbuka pada suatu    instalasi harus dibumikan.

b.  Menurut PUIL, apabila jalur yang  sama dipasang SUTM dan  SUTR, maka pada setiap 3 tiang
harus dipasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.

c.  Menurut PUIL, nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan ( 5 gawang) tidak boleh
melebihi dari 10 Ohm.

d. Petunjuk praktis semua nila resistansi pembumian maksimum sebesar 5 Ohm.


     Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang minimum penghantar
     pembumian adalah sebesar 50 mm2 dan terbuat dari tembaga.

f.  Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat      secara mekanis/ elektris dan
mudah dibuka untuk dilakukan pengujian resistansipembumian. Klem pada elektroda pipa harus
memakai          ukuran minimal  10 Ohm dan dilindungi dari kemungkinan korosi.

g. Penghantar bumi harus dilindungi secara mekanis  kimiawi.


     

Penghantar Pembumian dan Elektroda bumi


            a.         Elektroda Bumi adalah penghantar yang ditanam dalam bumi dan   membuat
                        kontak langsung dengan bumi.
            b.         Penghantar Bumi yang tidak berisolasi ditanam dalam bumi dianggap sebagai
                        bagian elektroda bumi.
            c.         Umumnya elektroda  bumi yang dipakai pada jaringan saluran udara tegangan
                        rendah / menengah memakai elektroda barang.
            d.         Sebelum dipasang harus diteliti dulu berapa resitance jenis tanah.

PERSYARATAN UMUM INSTALASI

- Tidak membahayakan lingkungan langsung maupun tidak langsung

- Tidak menggangu penghantar listrik lain dalam penggunaanya

Jenis penghantar udara

Persilangan dengan kabel telekomunikasi Kabel telekomunikasi harus dibawah penghantar udara
tegangan rendah :

a. Twisted cable : berjajar 1 meter


bersilangan 0,3 meter

b. Tak berisolasi : berjajar/ berisolasi 1 meter

Jarak antar penghantar telanjang Jarak antara ini bergantung atas jarak titik tumpu jaringan (jarak
gawang) :

JARAK GAWANG JARAK ANTARA

6 S/D 10 METER 20 CM

10 S/D 40 METER 25 CM

Apabila pada tiang yang sama jalur saluran udara tegangan menengah Pada tiap 3 tiang harus
dipasang penghantar pembumian yang terhubung dengan penghantar netral

LENDUTAN
Jarak lendutan (sag) dengan permukaan tanah diukur dari titik terendah sekurang-kurangnya :

PENGHANTAR PENGHANTAR
TAK BERISOLASI BERISOLASI

JALAN UMUM 5 METER 4 METER

HALAMAN RUMAH 5 METER 3 METER

JARAK BEBAS
Jarak bebas (ruang bebas) penghantar tak berisolasi degan benda lain (pohon, bangunan)

a. Pada dasarnya tidak boleh bersinggungan


b. Jarak yang dipersyaratkan 0,5 meter.

PENGHANTAR UDARA TAK BERISOLASI TEGANGAN RENDAH DIATAS ATAP


BANGUNAN

Instalasi penghantar adalah sedemikian sehingga tidak menganggu perbaikan atap bangunan.

Jarak dengan bagian bangunan


a. Minimal ( 1,5 meter dari bagian bangunan termasuk antena, cerobong ).
b. Minimal 2,5 meter (dilura jangkauan tangan) dari balkon bordes, lorong,
panggung yang dalam keadaan biasa dikunjungi umum.

Ketentuan tersebut diatas tidak berlaku


a. Boleh berjarak 1,25 meter dengan sudut atap 45º, diatas atap yang tidak umum
dikunjungi orang.
b. Konstruksi sambungan rumah dengan atap 15º.
INSTALASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA TEMBOK DAN LAIN-LAIN
(TWISTED CABLE)

Berjarak tetap minimum 50 cm terhadap dinding.Jarak tiang instalasi terhadap kabel


telekomunikasi atau kabel tanah Jarak tiang instalasi terhadap kabel telekomunikasi atau kabel tanah
minimum 30 cm dan dilindungi dengan pipa baja atau bahan lain yang setara, kecuali kabel daya
pada tiang awal Penghantar udara yang belum dioperasikan minimum sepanjang 200 meter harus
dibumikan

KETENTUAN SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH

Penanaman Kabel Tanah

a. Memperhatikan jenis dan macam isolasi dan isolasi pelindung kabel.


b. Memperhatikan kondisi kimiawi dan pengaruh gangguan mekanis, namun untuk
perlindungan mekanis dianggap cukup :
- Ditanam 0,8 meter dibawah jalan raya utama.
- Ditanam 0,6 meter dibawah jalan yang tidak dilalui kendaraan.

Konstruksi susunan penanaman kabel tanah :


a. Ditanam diselimuti pasir dengan ketebalan 20 cm .
b. Dpasang pelindung mekanis

MATERIAL DAN PERLENGKAPAN KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN


RENDAH
Catatan :
Contoh diambil dari buku standard konstruksi jaringan tegangan rendah di
Distribusi Jakarta Tangerang.

31.1. Komponen dan perlengkapan konstruksi jaringan kabel udara (TWISTED CABLE)
- Pole Bracket
- Strain Clamp
- Steelstrip Band
- Link
- Turn Buckle
- Suspension Clamp
- Kabel twisted
- Cable Joint/ Joint Sleeve
- Brach Connector
- Isolating Tip
- Plastic Strap
- Mechanical Protection
- Penghantar pentanahan
- Pipa Galvanis ½ inchies, 3 inchies, 4 inchies

KONSTRUKSI JARINGAN
Pada standard kosntruksi guna memudahkan perencanaan konstruksi, menghitung kebutuhan
material, alat komisioning, dan lain-lain dibuat bentuk-bentuk konstruksi untuk kondisi-kondisi
tertentu.
a. Konstruksi tiang awal dengan satu strain clamp/ dead end clamp.
b. Konstruksi tiang akhir, dengan satu strain clamp/ dead end
clamp
`c. Konstruksi tiang sudut 0 - 25º
d. Konstruksi tiang tengah.
e. Konstruksi sudut 25º - 90º
f. Konstruksi pembumian
g. Konstruksi tiang T dan +
h. Konstruksi tiang dengan kawat tarik – Guy Wire

Lihat contoh :
Standard konstruksi jaringan tegangan rendah kabel udara buku III
PT. PLN (Persero

Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang membutuhkan
akurasi yang tepat, perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari
bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang.
Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.

Contoh:

1.Pabrik
Pabrik membutuhkan instalasi listrik yang lebih spesifik seperti dalam penyalura untuk daya
pada mesin produksi dan juga pengaman dan kontrol yang ada harus sesuai dengan rancangan seperti
mungkin memerlukan ruang panel khusus untuk mengatur instalasi dan juga pengaman pada
penghubung daya tinggi

2.Mall
Mal membutuhkan instalasi listrik yang aman dan tidak membahayakan khusunya bagi
pemakainya dan biasnya juga terdapat ruang yang khusus mengatur instalasi listrik dari masuknya
daya sampai daya cadangan yang akan di pakai bila listrik dari PLN padam.

3.Kantor
Kantor juga membutuhkan instalasi listrik dan rancangan yang harus memenuhi pemakaian
kantor secara terus menerus dengan skema dan pemakaian yang baik mungkin juga membutuhkan
perbaikan yang mudah dan cepat bila terdapat kerusakaan.
KESIMPULAN

INSTALASI NON DOMESTIK

Dalam instalasi ini sering di gunakaan untuk indsutri dan pemkaian yang lebih besar seperti
mall,pabrik dll maka dari itu instalasi non domestik memiliki instalasi yang lebih rumit karna ada
beberapa instlasi yang harus di desain khusus dalam pemakaiaanya dan juga instalasi ini memerlukan
daya yang lebih banyak dan sistem pengamanan dan penggunaan yang khusus tergantung dengan apa
yang di minta oleh konsmen. Biasanya pemasangan dan perancangan instalasi listrik non domestik
memerlukan hal yang lebih dari pemasangan domestik.

Maka dari itu pemahaman dasar-dasar dalam instalasi sangat di perlukan untuk menentukan
rancangan instalasi listrik yang benar dan sesuai dengan tujuan dan keinginan konsumen dengan
mengikuti peraturan dan cara-cara yang telah di tentukan dalam standar pemasangan dan rancangan
isntalasi listrik.

Anda mungkin juga menyukai