Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DIPESANTREN

DOSEN PEMBIMBING
ZULKIPLI, S.Ag. M.PD

DISUSUN OLEH
Muhtangali 622018015

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.

Kami membuat makalah ini adalah sebagai bahan kajian bagi kita dalam mempelajari Sejarah
Pendidikan pada umumnya dan Perkembangan Pendidikan Pesantren dan Madrasah pada
khususnya.

Dan tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Kami akui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.

Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin...

Pelembang, November 2020

Penulis

MUHTANGALI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

Sejarah Kemunculan Pesantren dan Madrasah............................................... 1

1. Pesantren................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 5

A. Perkembangan Pendidikan Pesantren ....................................................... 5

1. Pengertian Pendidikan di Pesantren ....................................................... 5

2. Dinamika Pesantren Mulai Ada Hingga Sekarang ................................. 6

3. Sistem Pendidikan Di Pesantren...............................................................7

4. Pengembangan Sistem Pendidikan di Pesantren.......................................8

B. Persamaan dan Perbedaan Pesantren dan Madrasah............................... 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk
mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Pesantren
telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu, serta telah menjangkau hampir seluruh lapisan
masyarakat muslim. Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan
lembaga pendidikan agama yang sangat berjasa bagi masyarakat dalam mencerahkan dunia
pendidikan. Tidak sedikit pemimpin bangsa yang ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini
adalah alumni atau setidak-tidaknya pernah belajar di pesantren.

Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri
maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan
pendidikan agama di nusantara. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama
Pondok Pesantren.

Namun, kini reputasi pesantren tampaknya dipertanyakan oleh sebagian masyarakat muslim
Indonesia. Mayoritas pesantren masa kini terkesan berada di menara gading, elitis, jauh dari
realitas sosial. Problem sosialisasi dan aktualisasi ini ditambah lagi dengan problem keilmuan,
yaitu terjadi kesenjangan, alienasi (keterasingan) dan differensiasi (pembedaan) antara keilmuan
pesantren dengan dunia modern. Sehingga terkadang lulusan pesantren kalah bersaing atau tidak
siap berkompetisi dengan lulusan umum dalam urusan profesionalisme di dunia kerja. Dunia
pesantren dihadapkan kepada masalah-masalah globalisasi, yang dapat dipastikan mengandung
beban tanggung jawab yang tidak ringan bagi pesantren.

Semakin disadari, tantangan dunia pesantren semakin besar dan berat dimasa kini dan
mendatang. Paradigma “mempertahankan warisan lama yang masih relevan dan mengambil hal
terbaru yang lebih baik” perlu direnungkan kembali. Pesantren harus mampu mengurai secara
cerdas problem kekinian kita dengan pendekatan-pendekatan kontemporer. Disisi lain,
modernitas, yang menurut beberapa kalangan harus segera dilakukan oleh kalangan pesantren,
ternyata berisi paradigma dan pandangan dunia yang telah merubah cara pandang lama terhadap
dunia itu sendiri dan manusia.

Salah satu hal yang perlu dimodifikasi adalah system pendidikan pesantren. System
pembelajaran tradisional, yaitu sorogan, bandongan, balaghan, atau halaqah seharusnya mulai
diseimbangkan dengan system pembelajaran modern. Dalam aspek kurikulum juga seharusnya
kalangan pesantren berani mengakomodasi kurikulum pemerintah dan mengembangkan sesuai
kebutuhan..

B. Rumus masalah

1). Pengertian sistem pendidikan pesantren

2). Dinamika Pesantren Mulai Ada Hingga Sekarang

3. Sistem Pendidikan Di Pesantren

4. Pengembangan Sistem Pendidikan di Pesantren.

C. Tujuan penulis

1). Untuk mengetahui pengertian pendidikan pesantren ?

2). Bagaimana dimaika pesentren mulai ada hingga sekarang ?

3). Apa sistem pendidikan di pesantren ?

4). Bagaimana sistem pendidikan dipesantren ?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Pendidikan di Pesantren

Menurut Muzayyin Arifin sistem dapat di artikan suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri
dari bagian-bagian dimana satu sama lain saling berhubungan dan saling memperkuat, untuk
mencapai tujuan. Secara umum sistem dapat berarti suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu
yang dalam penggunaannya tergantung kepada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan
pencapaian tujuan tersebut.

Sistem Pendidikan di Pesantren artinya sarana yang berupa perangkat organisasi yang diciptakan
untuk mencapai tujuan pendidikan di pondok pesantren. Karena pesantren merupakan 1subsistem
pendidikan yang ada di Indonesia maka tujuan pendidikan di pesantren secara umum juga
mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Sedangkan Pesantren secara bahasa, berasal dari kata santri dengan awalan pe- dan akhiran -an
(pesantrian) yang berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan kata santri sendiri berasal kata
“sastri”, sebuah kata dari bahasa sansekerta yang artinya melek huruf. Unsur- unsur pesantren
menurut Zamakhsari Dofier ada lima : pondok, santri, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik dan
kiai.

Di Indonesia, istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok pesantren. Lain halnya
dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa Arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah,
dan tempat tinggal sederhana

2. Dinamika Pesantren Mulai Ada Hingga Sekarang

Dalam perspektif sejarah, lembaga pendidikan ini telah mengalami perjalanan sejarah yang
panjang, sejak sekitar abad ke-18. Pada era 1970-an, pesantren mengalami perubahan 2yang
1
(1) Haidar Putra Dualay, Pendidikan Islam Dlam Sistem Pendidikan Nasional, Prenada Media Group, Jakarta 2004, hal.31

2
(1) Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta : 2009, hal.245

[2] Rachim, Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren, Wordpress.com, 8 April 2012


sangat signifikan yang tampak dalam beberapa hal. Pertama, peningkatan secara kuantitas
terhadap jumlah pesantren. Kedua, menyangkut penyelenggaraan pendidikan. Perkembangan
bentuk-bentuk pendidikan di pesantren tersebut diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum


nasional, baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan maupun yang juga memiliki sekolah
umum. Seperti Pesantren Denanyar Jombang, Pesantren Darul Ulum Jombang, dan lain-lain.

b. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan agama dalam bentuk Madrasah
Diniyah, seperti Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Ploso Kediri, Pesantren Sumber Sari
Kediri, dan lain sebagainya.

c. Pesantren yang hanya sekedar manjadi tempat pengajian, seperti Pesantren milik Gus
Khusain Mojokerto.

d. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk Madrasah dan


mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional.
Dengan kata lain, ia mengunakan kurikulum sendiri. Seperti Pesantren Modern Gontor
Ponorogo, dan Darul Rahman Jakarta.

Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa beberapa pesantren ada yang tetap berjalan
meneruskan segala tradisi yang diwarisinya secara turun temurun, tanpa ada perubahan dan
improvisasi yang berarti, kecuali sekedar bertahan. Namun ada juga pesantren yang mencoba
mencari jalan sendiri, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam waktu singkat.
Pesantren semacam ini adalah pesantren yang kurikulumnya berdasarkan pemikiran akan
kebutuhan santri dan masyarakat sekitarnya.

Meskipun demikian, semua perubahan itu, sama sekali tidak mencerabut pesantren dari akar
kulturnya. Secara umum pesantren tetap memiliki fungsi-fungsi sebagai: (1) Lembaga
pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu pengetahuan agama (tafaqquh fi addin) dan nilai-
nilai islam (Islamic values). (2) Lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial (social
control). (3) Lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (Social engineering).
Perbedaan-perbedaan tipe pesantren diatas hanya berpengaruh pada bentuk aktualisasi peran-
peran ini.
3. Sistem Pendidikan Di Pesantren

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para
siswanya tinggal bersama-sama dan belajar dibawah bimbingan seorang kiyai. Ada tiga alasan
utama mengapa pesantren harus menyediakan asrama bagi santrinya :

a. Pertama, kemashuran seorang kiyai dan kedalaman pengetahuannya tentang Islam, menarik
santri-santri dari jauh untuk dapat menggali ilmu dari kiyai tersebut secara teratur dan dalam
waktu yang lama , untuk itu ia harus menetap.

b. Kedua, hampir semua pesantren berada 3di desa-desa di mana tidak tersedia perumahan
(akomodasi) yang cukup untuk menampung santri-santri, dengan demikian perlulah adanya
asrama khusus para santri.

c. Ketiga, ada timbal balik anrtara santri dan kiyai, di mana para santri menganggap kiyainya
seolah-olah seperti bapaknya sendiri, sedang para kiyai menganggap para santri sebagai titipan
Tuhan yang harus senantiasa dilindungi.

Disamping alasan-alasan diatas, kedudukan pondok sebagai salah satu unsur pokok pesantren
sangat besar sekali manfaatnya diantaranya adalah santri dapat dikondisikan dalam suasana
belajar sepanjang hari.Kehidupan berasrama para santri juga sangat mendukung bagi
pembentukan kepribadian. Di dalam asrama memungkinkan untuk mempraktekkan apa-apa yang
telah dipelajari. Nilai-nilai agama yang secara normatif dipelajari di kelas, dapat dilatihkan untuk
disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu dimungkinkan mereka tidak hanya
menjadi “having” tetapi “being”.

4. Pengembangan Sistem Pendidikan di Pesantren

Pengembangan sistem pendidikan di pesantren hendaknya dilakukan secara terpadu, tidak hanya
melihat pada satu sisi tetapi melihat seluruh komponen pesantren sebagai satu kesatuan yang
utuh yang saling berkaitan. Pemikiran dan operasionalisasi menejemen pendidikan terpadu akan
banyak ditentukan oleh tujuan dan arah keterpaduan, yang menyatakan bahwa arah pendidikan di
Pondok Pesantren saat ini adalah dalam pembinaan IMTAQ, IPTEK dan Skill fungsional atas
3
(1).Hasbullah, Drs. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta : 1995.

(2).Halaqa. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2005.


dasar kebutuhan. Keterpaduan akan ditekankan dalam menata manajemen dan implementasinya
yang untuk saat ini harus dimiliki oleh lembaga pendidikan pesantren dengan strategi
pengembangan pendidikan yang telah dirumuskan.

Atas dasar beberapa pemikiran di atas, pembahasan kita berfokus pada masalah Implementasi
dari stategi pendidikan pesantren. Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai, dan sikap. Pengembangan sistem
pendidikan antara lain :

a. Kurikulum

1) Penerapan kurikulum dengan prosentase yang proporsional, disamping mengacu pada SKL
dan SI yang ditetapkan BSNP, pesantren harus mampu mengembangkan kurikulum agar output
dari pesantren mampu bersaing dengan lulusan sekolah umum di dunia kerja.

2) Pesantren atau sekolah memiliki kelenturan dalam menentukan waktu serta pesantren bisa
merubah beberapa pelajaran yang diangap penting

3) Pembentukan standar inti kompetisi untuk menjaga kualitas pendidikan .

b. Sarana dan Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan di pesantren

c. Tenaga pendidikan.

1) Kepala sekolah atau pengelola pesantren diberi pelatihan-pelatihan tentang prinsip-prinsip


kependidikan secara umum dan bertahap, agar memiliki keluasan dalam pengelolaan manajemen
pesantren, kemandiri4an serta kebijakan yang luas, jauh dari intervensi.

4
(1). Desain Pengembangan Madrasah. Departemen Agama RI. Jakarta : 2004.Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui

(2). Pondok Pesantren. Departemen Agama RI. 2004.

(3). Pesantren dan Budaya Lokal. Sunan Ampel Press. Surabaya : 1999.
2) Seleksi penerimaan, pengangkatan, penempatan dan penghargaan ustadz atau asatidz
disesuaikan dengan kemampuan (kompetensi) yang mengikuti standart pemerintah dan
pesantren.

3) Pengawas atau komite pesantren diberikan pelatihan-pelatihan tentang prinsip-prinsip


pendidikan dan kepengawasan menumbuhkan profesionalitas pengawasan.

d. Pengembangan Anggaran

Disamping pesantren harus dapat mencari sumber dana untuk pembiayaan kegiatan, pesantren
juga didorong untuk mandiri, memiliki aset sebagai sumber pendanaan sehingga tidak
mengandalkan santri, donatur maupun pemerintah. Dalam penggunaan angaran pesantren, hal
yang paling mendasar adalah memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) Dana pembangunan, pengeluaran dana ini diatur dan digunakan untuk pembangunan dan
pembenahan sarana fisik lembaga, dana ini di sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah ustadz
serta peserta didik yang ada di lembaga pendidikan tersebut.

2) Dana rutin, dana rutin adalah dana yang digunakan untuk biaya operasional satu tahun
anggaran. Dana rutin pengunaanya meliputi pelaksanaan progam belajar mengajar, pembayaran
gaji ustadz maupun personil, serta pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana lembaga
pendidikan.

Dari kedua prinsip ini dapat di jabarkan sebagai berikut:

1) Membangun unit belajar/ruang kelas baru berikut sarana-prasarananya termasuk sarana


olahraga, yang ditempuh baik melalui anggaran pemerintah (pusat dan daerah) maupun melalui
pemberdayaan pertisipasi masyarakat dengan pengelolaan yang efisien dan kontrol yang semakin
ketat.

2) Mengembangkan model-model alternatif layanan pendidikan yang efisien dan relevan bagi
kelompok masyarakat yang kurang beruntung, baik kerena persoalan ketidakmampuan biaya
maupun persoalan konflik sosial politik, untuk selanjutya dioperasionalkan oleh pengelola
pendidikan daerah.
3) Memberikan beasiswa kepada keluarga miskin dan kepada siswa yang berprestasi dan bagi
siswa yang secara sosial ekonomis tidak beruntung, yang bersumber dari pemerintah dan/atau
masyarakat dengan memperhatikan prinsip pemberdayaan, kesempatan, pemerataan dan
keadilan. Berkerjasama denga lembaga-lembaga lain. Baik negeri maupun swasta dalam bentuk
imbal swadaya, sehingga lebih berdaya dalam mengelola pendidikan serta memacu partisipasi
yang semakin meluas dari instansi lainnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada akhirnya penulis berkesimpulan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam perlu
dipertahankan keberadaannya, akan tetapi pesantren harus mampu bersaing dengan sekolah
umum disamping fungsinya sebagai sekolah keagamaan. Untuk itu pengembangan pesantren
harus terpadu mencakup semua aspek pesantren itu sendiri. Pengembangan sistem
pembelajaran, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, sarana dan prasarana termasuk
penggunaan dan sumber dana.

DAFTAR PUSTAKA

Haidar Putra Dualay, Pendidikan Islam Dlam Sistem Pendidikan Nasional, Prenada Media
Group, Jakarta 2004

Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta : 2009,

Rachim, Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren, Wordpress.com, 8 April 2012

Anda mungkin juga menyukai