Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PRODUKSI AMONIA

TUGAS KIMIA INDUSTRI

Disusun Oleh :
Amalia Firdaus 171810301064
Nur Hanafi 191810301007

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kimia saat ini mengalami perkembangan secara global akibat jumlah
populasi manusia yang semakin meningkat serta tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap produk – produk pendukung kehidupan yang semakin tinggi. Industri kimia
yang saat ini terus mengalami pertumbuhan secara global adalah industri ammonia.
Setiap hari, ammonia diproduksi setiap hari untuk kebutuhan manusia sekitar 100 juta
ton. Ammonia biasanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti
kebutuhna terhadap pupuk (Yahya, 2017).
Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 dan biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Ammonia yang digunakan secara
komersial dinamakan ammonia anhidrat. Zat ammonia biasanya digunakan sebagai
obat-obatan, bahan campuran pupuk urea dan ZA (Zwavelzure ammoniak), bahan
pembuatan amonium klorida pada baterai, asam nitrat, zat pendingin, membuat
hidrazin sebagai bahan bakar roket, bahan dasar pembuatan bahan peledak, kertas
plastik, dan detergen dan jika dilarutkan kedalam air maka zat tersebut akan dapat
menjadi pembersih alat perkakas rumah tangga (Kadarsih & Gazhrint, 2018).
Dalam industri, ammonia memiliki kegunaan, seperti dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dari pembuatan pupuk, plastik fiber, bahan peledak, proses refrigerasi,
proses purifikasi dan banyak lainnya. Pada dasarnya senyawa amomonia ini memiliki
sifat mudah terbakar, mudah bereaksi dengan senyawa lain, gas yang cukup beracun,
serta menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Senyawa ammonia juga memiliki sifat
kelarutan dalam air cukup tinggi dan memiliki titik leleh yang cukup rendah karena
wujud ammonia adalah gas (Depiana et al., 2015).
Sebagian besar, bahan baku pembuatan ammonia dalam industry
menggunakan gas alam melalui proses stream reforming. Namun, terjadi banyak
masalah dalam proses pembuatan ammonia. Reaksi kesetimbangan yang terjadi
dalam proses industry menyebabkan yield ammonia menjadi sedikit dan proses kimia
cenderung berlangsung lambat. Selain itu membutuhka energy, biaya capital, dan
investasi yang cukup besar dalam menjalankan industri ammonia. Setiap 1 ton
ammonia yang diproduksi memerlukan total energi sebesar 41500 MJ. Semakin
banyak ammonia yang diproduksi maka semakin banyak emisi limbah yang
dihasilkan (Yahya, 2017).
Industri ammonia telah menyumbang gas CO2 sebagai penyebab efek rumah
kaca sebesar 0,93% dari total emisis global. Setiap produksi 1 ton ammonia
menyumbangkan 1,5 ton CO2 dilepaskan ke atmosfer. Selain itu terdapat limbah dan
polutan lain seperti CO, SOx, NOx, serta ammonia cair yang dapat menimbulkan efek
buruk terhadap lingkungan sehingga dpat membahayakan keberlangsungan hidup
organisme. Dengan demikian untuk mencegah permasalahn tersebut, perlu adanya
analisis sustainability agar proses industri ammonia tetap terpenuhi berdasarkan
aspek lingkungan, social maupun ekonomi. Sehingga dalam proses industri ammonia
dapat dilakukan perbaikan agar proses industry ammonia berlangsung efisien, ramah
lingkungan dengan jumlah limah yang diemisikan sedikit, serta dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan (Yahya, 2017).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Perkembangan


Produksi ammonia sudah dimulai sejak abad ke-8 dalam bentuk garam
ammonia. Sedangkan ammonia pertama kali diproduksi dalam bentuk gas oleh
Joseph Priestly pada tahun 1774. Pada tahun 1909 Fritz Haber dan Carl Bosch
mengembangkan teknologi pembuatan ammonia dari nitrogen yang berasal dari udara
dan dikenal dengan proses Haber-Bosch, yang selanjutnya diterapkan untuk produksi
ammonia berskala industri untuk pertama kalinya di Jerman.
Pada tahun 1908 sehubungan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang semakin
meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber menemukan proses
yang murah dan efisien untuk menghasilkan ammonia dan mengubahnya menjadi
nitrat. Pada tahun 1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan nitrat dari
Chili ke Jerman benar-benar diputus sehingga pabrikpabrik Jerman berusaha
menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Oleh karena itulah, Haber
dianggap sangat berjasa bagi kemanusiaan.

2.2 Amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amonia
sangat mudah larut dalam air, dalam keadaan standar, 1 liter air mampu melarutkan
1180 liter amonia. Amonia mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -78
derajat celsius menjadi cairan/kondisi normal pada temperatur 30-40 derajat celcius
dan mendidih pada suhu -33 derajat celsius. Amonia simpan di dalam tanki berkisar
pada tekanan 15-20 atm dan temperatur terbaik pada 30-40 derajat celcius Amonia
bersifat korosif pada tembaga dan timah. Bentuk molekul ammonia adalah piramida
segitiga. Ammonia memiliki titik lebur -77,73oC (195,42 K) dan titik didih sebesar
-33,34oC (239,81 K). Amonia digunakan sebagai bahan alat kecantikan seperti bahan
campuran pada cat rambut, meluruskan rambut. Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
Pada suhu kamar tertentu, amonia anhidrat adalah suatu gas tidak berwarna
yang bersifat sangat iritasi dengan bau yang tajam dan menyengat. Amonia anhidrat
lebih ringan daripada udara dan bisa terbakar, pada konsentrasi dan suhu yang tinggi.
Amonia anhidrat mudah dikompresi dan membentuk cairan jernih tak berwarna di
bawah tekanan. Amonia anhidrat bersifat higroskopis. Amonia larut dalam air untuk
membentuk amonium hidroksida – suatu larutan yang bersifat basa. Konsentrasi
larutan ammonia yang berair (aqueous ammonia) umumnya dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga biasanya memiliki konsentrasi 5% sampai 10% (berat :
volume), namun larutan untuk penggunaan komersial mungkin mencapai 25% (berat :
volume) atau lebih dan bersifat korosif. Amonia berair umumnya disimpan dalam
drum baja. Amonia anhidrat disimpan dan dikirim dalam kontainer bertekanan, yang
dilengkapi dengan perangkat keselamatan pelepas tekanan, dan diberi label "Gas
Bertekanan Mudah Terbakar".
Amonia brperan penting dalam kebutuhan nutrisi organisme darat dengan
berfungsi sebagai prekursor untuk makanan dan pupuk. Amonia adalah senyawa
kimia yang digunakan sebagai pupuk karena kaya akan nitrogen. Amonia, baik secara
langsung maupun tidak langsung, juga merupakan bahan penyusun untuk sintesis
berbagai obat-obatan atau digunakan dalam banyak produk pembersih komersial.
Karena berat atom nitrogen dan hidrogen tidak sama, perbandingan beratnya adalah
82,5 persen nitrogen berbanding dengan 17,5 persen hidrogen. Anhidrat berarti
amonia yang tanpa air. Ini membedakannya dari larutan ammonia/air. Karena
memiliki banyak kegunaan, amonia merupakan salah satu bahan kimia anorganik
yang paling banyak diproduksi. Puluhan pabrik kimia di seluruh dunia memproduksi
amonia. Dengan memanfaatkan lebih dari 1% dari semua sumber energi buatan
manusia, produksi amonia merupakan suatu komponen penting dalam anggaran
energi dunia. Penelitian pasar melaporkan produksi total amonia pada tahun 2012
adalah 198 juta ton dan diperkirakan meningkat sebesar sekitar 35 juta ton pada tahun
2019 (Kemendag, 2013).

2.3 Kegunaan Amonia


2.3 1 Pupuk
Sekitar 83% (per tahun 2004) amonia digunakan sebagai pupuk baik sebagai
garam amonia maupun sebagai larutan. Ketika diaplikasikan pada tanah, amonia
membantu meningkatkan hasil panen berbagai tanaman seperti jagung dan gandum.
2.3.2 Pembersih
Amonia rumah tangga adalah larutan NH3 dalam air (yaitu, amonium
hidroksida) yang digunakan sebagai pembersih serba guna untuk berbagai jenis
permukaan benda. Karena amonia menghasilkan hasil kilau yang relatif bebas
corengan, salah satu kegunaannya yang paling umum adalah untuk membersihkan
kaca, porselen, dan stainless steel. larutan ini juga sering digunakan untuk
membersihkan oven dan merendam barang-barang untuk melepaskan kotoran akibat
proses pemanggangan. Amonia rumah tangga memiliki ragam konsentrasi
berdasarkan beratnya dari mulai amonia 5% sampai 10%. Amonia rumah tangga
adalah larutan amonium hidroksida encer, yang juga merupakan bahan dari berbagai
agen pembersih lainnya, termasuk berbagai formula pembersih jendela. Selain
digunakan sebagai bahan dalam pembersih bersama dengan bahan pembersih lainnya,
amonium hidroksida dalam air juga dijual sebagai agen pembersih tersendiri,
biasanya diberi label sebagai "amonia" saja. Amonia dapat dijual polos, beraroma
lemon (dan biasanya berwarna kuning), atau beraroma pinus (hijau). Amonia tersedia
secara umum yang telah ditambahkan sabun ke dalamnya dikenal sebagai "Amonia
Merata".
2.3.3 Fermentasi
Larutan amonia yang berkisar antara 16% sampai 25% digunakan dalam
industry fermentasi sebagai sumber nitrogen untuk mikroorganisme dan untuk
menyesuaikan pH selama fermentasi. Konsumsi amonia terutama didorong oleh
produksi produk pupuk hilir, seperti urea, amonium nitrat, amonium fosfat, amonium
sulfat dan larutan nitrogen.
2.3.4 Agen antimikroba untuk produk makanan
Pada awal tahun 1895, diketahui bahwa amonia adalah "sangat bersifat
antiseptik diperlukan 1,4 gram per liter untuk mengawetkan beef tea." Amonia
anhidrat telah terbukti efektif sebagai agen antimikroba untuk pakan ternak dan saat
ini digunakan secara komersial untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminasi
mikroba pada daging sapi. Sebagai bahan tambahan makanan, amonium hidroksida
digunakan sebagai antimikroba. Di Amerika Serikat, amonium hidroksida
diklasifikasikan oleh Food and Drug Administration sebagai bahan umum yang aman
atau Generally Recognized As Safe (GRAS). Beberapa restoran cepat saji
menggunakan daging sapi yang telah diolah menggunakan amonium hidroksida untuk
membuatnya aman, tapi restoran McDonald, Burger King dan Taco Bell baru-baru ini
menghentikan praktek tersebut. Daging sapi yang diolah menggunakan amonium
hidroksida masih dapat ditemukan di rak-rak toko.
2.3.5 Pendinginan
Amonia memiliki sifat menguap yang mana sangat berguna sebagai refrigeran
(zat pendingin). Ini biasanya digunakan sebelum popularisasi klorofluorokarbon
(freon). Amonia anhidrat secara luas digunakan dalam aplikasi industri dan pendingin
gelanggang es lapangan hoki karena efisiensi energi yang tinggi dan biaya rendah.
Namun, zat ini membawa kerugian toksisitas yang membatasi penggunaan rumah
tangga dan skala kecil.
2.3.6 Untuk perbaikan emisi gas
Amonia digunakan untuk menghilangkan SO2 dari pembakaran bahan bakar
fosil, dan produk yang dihasilkan diubah menjadi amonium sulfat untuk digunakan
sebagai pupuk. Amonia menetralkan polutan-polutan nitrogen oksida (NOx) yang
dihasilkan oleh mesin diesel. Teknologi ini, yang disebut SCR atau Selective
Catalytic Reduction (pengurangan katalis selektif), bergantung pada katalis berbahan
dasar vanadia. Amonia dapat digunakan untuk mengurangi tumpahan gas fosgen.
2.3.7 Sebagai bahan bakar
Amonia telah diusulkan sebagai alternatif praktis untuk bahan bakar fosil
untuk mesin pembakaran dalam. Mesin amonia atau motor amonia, menggunakan
amonia sebagai fluida kerja, yang telah diusulkan dan kadang-kadang digunakan.
2.3.8 Sebagai stimulan
Amonia memiliki banyak kegunaan penting dalam berbagai olahraga –
terutama olahraga kekuatan angkat berat dan angkat besi Olimpiade sebagai stimulant
pernapasan. Amonia umumnya digunakan dalam pembuatan ilegal metamfetamin
melalui pengurangan Birch, metode Birch pembuatan metamfetamin berbahaya
karena logam alkali dan amonia cair keduanya sangat reaktif, dan suhu cairan
ammonia membuatnya rentan meledak akibat mendidih ketika ditambahkannya
reaktan.
2.3.9 Tekstil
Amonia cair digunakan untuk mengolah bahan katun, yang memberikan sifat
seperti merserisasi dengan menggunakan alkali. Secara khusus, ammonia cair
digunakan untuk tahap pra-pencucian wol.
2.3.10 Gas angkat
Pada suhu dan tekanan standar, amonia lebih renggang daripada atmosfer, dan
memiliki sekitar 60% dari daya angkat hidrogen atau helium. Amonia terkadang
digunakan untuk mengisi balon cuaca sebagai gas angkat. Karena titik didihnya yang
relatif tinggi (dibandingkan dengan helium dan hidrogen), amonia berpotensi bias
didinginkan dan dicairkan di atas perjalanan sebuah balon udara untuk mengurangi
daya angkat dan menambahkan pemberat (dan kembali ke wujud gas untuk
menambah daya angkat dan mengurangi pemberat).
2.3.11 Industri kayu
Dalam pembuatan furniture, amonium hidroksida secara tradisional digunakan
untuk menggelapkan atau membuat noda pada kayu yang mengandung asam tanat.
Setelah ditempatkan di dalam suatu wadah bersama dengan kayu, uap ammonium
hidroksida bereaksi dengan asam tanat dan garam besi yang secara alami berada di
dalam kayu, yang menciptakan suatu tampilan bernoda gelap yang bagus pada kayu.
Cara ini umumnya digunakan pada karya seni dan kerajinan pada furniture – suatu
gaya furnitur yang terutama terbuat dari kayu ek dan diberi efek noda menggunakan
metode ini (Kemendag, 2013).

2.4 Proses Pembuatan Amonia


2.4.1 Proses Haber-Bosch
Pembuatan ammonia menurut Haber Bosch dengan mengkonversi kandungan
hidrokarbon menjadi gas hidrogen, kemudian 3 mol gas hidrogen akan direaksikan
dengan 1 mol gas nitrogen. Kandungan sulfur yang terdapat pada senyawa
hidrokarbon dihilangkan, karena bersifat antikatalis pada proses reaksi. Reaksi
pembuatan ammonia dengan proses ini bersifat eksoterm. Reaksi terjadi pada tekanan
tinggi dan suhu rendah. Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis ammonia
adalah:
N2(g) + 3 H2 (g) ←→ 2 NH3(g) ΔH = –92,38 kJ/mol (1.1)
Komposisi nitrogen dan hidrogen mempengaruhi kesetimbangan reaksi.
Kesetimbangan reaksi pembentukan NH3 lebih baik terjadi pada temperatur rendah,
namun mengakibatkan laju reaksi melambat. Salah satu cara meningkatkan laju reaksi
adalah dengan menggunakan katalis. Walaupun tidak mempengaruhi kesetimbangan,
namun katalis dapat mempercepat reaksi. Temperatur yang biasa digunakan dalam
proses Haber-Bosch adalah 500°C, dan tekanan dari 150-350 atm. Pada umumnya
katalis berupa besi dengan campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Ammonia yang
telah dihasilkan dicairkan dan ditampung di dalam tangki.
2.4.2 Proses Kellog
Pembuatan ammonia dengan proses Kellog menggunakan bahan baku dari gas
alam. Gas alam tersebut dijadikan gas sintesa dengan menggunakan reformer. Proses
pembuatan ammonia terjadi di dalam Ammonia converter dengan reaksi utama antara
gas hidrogen dan nitrogen. Kondisi tekanan dan temperatur yang digunakan adalah
pada 140–150 kg/cm2 dan 360–500oC. Ada dua jenis reaktor ammonia, yaitu Kellog
horizontal ammonia converter dan Kellog vertical quench converter. Gas sintesa yang
dihasilkan dari gas alam memiliki impurities seperti CH4 dan Ar. Proses purifikasi
menyebabkan gas sintesa hanya mengandung H2 dan N2 yang kemudian akan
direaksikan di dalam converter sehingga menghasilkan ammonia.
2.4.3 Proses Claude
Proses pembuatan ammonia dengan proses Claude menggunakan bahan baku
berupa hidrogen murni yang berasal dari fraksinasi gas oven coke dan nitrogen dari
likuifaksi udara. Kondisi operasi pembuatan ammonia pada tekanan dan temperatur
yang tinggi, yaitu 1000 atm dan 500-650oC. Katalis yang digunakan pada proses ini
berupa katalis besi, mengakibatkan konversi hidrogen yang dihasilkan sebesar 30-
40% tanpa recycle dan menghasilkan konversi ammonia 40%.
2.4.4 Proses Casale
Pembuatan ammonia dengan proses Casale menggunakan bahan baku dari gas
alam. Gas sintesa dibentuk dari gas alam dengan menggunakan reformer. Kondisi
operasi pembuatan ammonia dengan proses Casale pada tekanan 500-600 atm. Basis
proses ini adalah pengendalian panas dengan membuang 2-3% ammonia di dalam gas
converter melalui penurunan laju pembentukkan ammonia dan menghilangkan panas
berlebih yang terdapat di dalam katalis.
2.4.5 Proses Fauser
Proses ini menggunakan bahan baku berupa hidrogen hasil elektrolisis dengan
sel Fauser dan nitrogen berasal dari unit pemurnian tail gases yang berasal dari
menara absorbsi dalam Ammonia oxidation plant. Campuran hidrogen dan nitrogen
dialirkan menuju pembakar oksigen setelah dikompresi hingga tekanan 200-300 atm.
Setiap oksigen yang terkandung dalam campuran gas, dicampur dengan hidrogen
melalui katalis tembaga, sehingga air yang dihasilkan dikondensasikan dengan
pendingin dan dipisahkan dengan water separator.
2.4.6 Proses Mont Cenis
Proses ini pada awalnya dikembangkan untuk menggunakan hidrogen yang
dipisahkan dari cake oven gas melalui liquefaction. Ciri utama dari proses Mont
Cenis ini adalah tekanan operasinya kurang lebih 100 atm dan temperatur katalis
mencapai 400oC. Campuran nitrogen dan hidrogen setelah ditekan hingga 100 atm
lalu dipanaskan pada temperatur 300oC dalam interchanger dan dilewatkan melalui
unit pemurnian tersebut. Karbon monoksida dan oksigen yang terkandung dalam
jumlah kecil pada gas ketika dikontakan dengan katalis nikel bereaksi dengan
hidrogen dan membentuk gas metana serta air (Kadarsih & Gazhrint, 2018).

2.5 Proses Produksi Amonia


Produksi ammonia secara modern berbahan baku gas alam (metana), Liquified
Petroleum Gas ( propana dan butana). Amonia diproduksi dengan mereaksikan gas
Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2) dengan rasio H2 : N2 = 3 : 1 . Pada pembuatan
amonia yang dilaksanakan pada industri (PT. PUSRI) secara garis besar dibagi
menjadi 4 Unit dengan urutan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit dan Desulfurisasi
Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa
belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar
tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit. Untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam
tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang
bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit. Jalannya proses melalui
tahapan berikut :
a. Sejumlah H2S dalam feed gas diserap di Desulfurization Sponge Iron dengan
sponge iron sebagai media penyerap. Persamaan Reaksi :
Fe2O3.6H2O + H2S → Fe2S3 6 H2O + 3 H2O
b. CO2 Removal Pretreatment Section
Feed Gas dari Sponge Iron dialirkan ke unit CO 2 Removal Pretreatment Section
Untuk memisahkan CO2 dengan menggunakan larutan Benfield sebagai penyerap.
Unit ini terdiri atas CO2 absorber tower, stripper tower dan benfield system.
c. ZnO Desulfurizer
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan sulfur organik yang terkandung dalam feed
gas dengan cara mengubahnya terlebih dahulu mejadi Hydrogen Sulfida dan
mereaksikannya dengan ZnO. Persamaan Reaksi :
H2S + ZnO → ZnS + H2O
2. Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas Hidrogen, Nitrogen dan
Karbon Dioksida Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi
untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya. Tahap-tahap reforming unit adalah :
a. Primary Reformer
Seksi ini bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa secara ekonomis
melalui dapur reformer dengan tube-tube berisi katalis nikel sebagai media kontak
feed gas dan steam pada temperature (824 oC)dan tekanan (45 – 46 kg/cm2)
tertentu . Adapun kondisi operasi acuan adalah perbandingan steam to carbon ratio
3,2 : 1. Persamaan Reaksi :
CH4 + H2O → CO + 3 H2 ∆H = - Q
CO + H2O → CO2 + H2 ∆H = + Q
b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH 4 yang cukup
tinggi, yaitu 12 – 13 %, sehingga akan diubah menjadi H2 pada unit ini dengan
perantaraan katalis nikel pada temperature 1002,5 oC. Persamaan Reaksi :
CH4 + H2O → 3 H2 + CO
Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan sebesar
0.34 % mol dry basis. Karena diperlukan N 2 untuk reaksi pembentukan Amoniak
maka melalui media compressor dimasukkan udara pada unit ini. Persamaan
Reaksi :
2H2 + O2 → 2H2O
CO + O2 → 2CO2
3. Urification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan
dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai
bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum
gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator. Tahap-tahap proses Purification dan methanasi adalah sebagai berikut :
a. High Temperature Shift Converter (HTS)
Setelah mengalami reaksi pembentukan H2 di Primary dan Secondary Reformer
maka gas proses didinginkan hingga temperature 371 oC untuk merubah CO
menjadi CO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
CO + H2O → CO2 + H2
Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3,5 % mol dry basis dengan
temperature gas outlet 432 oC- 437 oC.
b. Low Temperature Shift Converter (LTS)
Karena tidak semua CO dapat dikonversikan menjadi CO 2 di HTS, maka reaksi
tersebut disempurnakan di LTS setelah sebelumnya gas proses didinginkan
hingga temperature 210 oC. Diharapkan kadar CO dalam gas proses adalah
sebesar 0,3 % mol dry basis.
c. CO2 Removal
Karena CO2 dapat mengakibatkan degradasi di Amoniak Converter dan
merupakan racun maka senyawa ini harus dipisahkan dari gas synthesa melalui
unit CO2 removal yang terdiri atas unit absorber, striper serta benfield system
sebagai media penyerap.
System penyerapan di dalam CO2 absorber ini berlangsung secara counter
current, yaitu gas synthesa dari bagian bawah absorber dan larutan benfield dari
bagian atasnya. Gas synthesa yang telah dipisahkan CO2-nya akan keluar dari
puncak absorber, sedangkan larutan benfield yang kaya CO2 akan diregenerasi di
unit CO2 stripper dan dikembalikan ke CO2 absorber. Sedangkan CO2 yang
dipisahkan digunakan sebagai bahan baku di pabrik urea. Adapun reaksi
penyerapan yang terjadi :
K2CO3 + H2O + CO2 → 2KHCO3
d. Methanasi
Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih mengandung CO 2 dan CO
relative kecil, yakni sekitar 0,3 % mol dry basis yang selanjutnya akan diubah
menjadi methane di methanator pada temperature sekitar 316 oC. Persamaan
Reaksi :
CO + 3H2 → CH4 + H2O
CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O
4. Synthesa Loop & Amoniak Refrigerant
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen
dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang
diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini
kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair
yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea. Tahap-tahap poses
Synthesa loop dan Amonik Refrigerant adalah:
a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 – 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan dipisahkan
kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke Amoniak
Converter dengan katalis promoted iron. Persamaan Reaksi :
3H2 + N2 → 2NH3 .
Kandungan Amoniak yang keluar dari Amoniak Converter adalah sebesar
12,05-17,2 % mol.
b. Amoniak Refrigerant
Amoniak cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung sejumlah
tertentu gas-gas terlarut. Gas-gas inert ini akan dipisahkan di seksi Amonia
Refrigerant yang berfungsi untuk Mem-flash amoniak cair berulang-ulang dengan
cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk melepaskan gas-gas
terlarut, sebagai bagian yang integral dari refrigeration, chiller mengambil panas
dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan produksi amoniak dari Loop
Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang berbeda di setiap
tingkat refrigeration.

2.6 Produk Amoniak


Produk Amoniak yang dihasilkan terdiri atas dua, yaitu Warm Ammonia
Product (30 oC) yang digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik urea, Cold
Ammonia Product (-33 oC) yang disimpan dalam Ammonia Storage Tank. Berikut
Diagram sederhana proses pembuatan ammonia :
Produk Ammonia yang dihasilkan terdiri atas dua jenis, yaitu Warm Ammonia
Product (30 oC) yang digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik urea dan Cold
Ammonia Product (-33 oC) yang disimpan dalam Ammonia Storage Tank.

2.7 Dampak lingkungan dan Manusia


Adapun Dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran amonia adalah
sebagai berikut:
1.       Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat menyebabkan menyebabkan
iritasi mata serta saluran pernafasan. Gas NH3 juga dapat menyebabkan Iritasi
pada mata, saluran pernapasan dan kulit. Pada Kadar 2500-6500 ppm, gas
ammonia melalui inhalasi menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis),
sesak nafas (Dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah,
Bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan
luka bakar pada kulit.
2.       Efek Terhadap Lingkungan
Sekitar Sisa-sisa makanan dan sampah organik dibuang ke tempat sampah,
kemudian di bawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah-sampah
tersebut kemudian membusuk dan menghasilkan gas amonia. Gas ammonia
tersebut merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global
warming. Akibat yang terjadi adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca serta
efek global warming lainnya. Gas ammonia juga dapat mengganggu estetika
lingkungan karena bau pembusukan sampah yang sangat menyengat. Dampak
negatif yang ditimbulkan usaha peternakan ayam terutama berasal dari kotoran
ayam yang dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau yang dikeluarkan berasal
dari unsur nitrogen dan sulfida dalam kotoran ayam, yang selama proses
dekomposisi akan terbentuk gas amonia, nitrit, dan gas hidrogen sulfida. Udara
yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat memyebabkan gangguan kesehatan
ternak dan masyarakat di sekitar peternakan. Amonia dapat menghambat
pertumbuhan ternak.

2.8 Cara menanggulangi Pencemaran ammonia


1. Absorbsi
Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap
polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif dan
silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan
pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian
dipakai kembali.
2. Pembakaran
Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO 2) dan
(H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan
temperaturnya adalah 1200o—1400o F
3. Reaksi Kimia
Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan golongan Belerang.
Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara - cara lain, hanya dalam
pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan gas
golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amonia (NH 3) yang akan bereaksi
kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk
menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur
arang.

2.9 Neraca massa


Neraca Massa Pembuatan Amoniak (NH3)
N2 + 3H2 2NH3
Jika suatu Amoniak konverter diumpan sebanyak 100 kg Hidrogen berapa banyak
Nitrogen yang harus diumpan agar tidak ada Nitrogen yang terbuang, juga berapa
banyak ammoniak yang dihasilkan?
Nitrogen

Amoniak

Hidrogen

Nitrogen yang Harus Diumpan


 Basis : Persen Konversi H2 100%
Mol H2 = 100 kg/2kg.kmol-1
= 50 kmol

 Jika N2 + 3H2 2NH3


 Maka N2 yang harus diumpan adalah agar tidak ada yang
terbuang
 N2 = (50 kmol/3)x28 kg.kmol-1
= 466,67 kg
 Amoniak yang Dihasilkan
 Basis : Persen Konversi H2 100%
 Jika H2 yang diumpan sebanyak :
 Mol H2 = 100 kg/2kg.kmol-1
= 50 kmol
 Maka NH3 yang dihasilkan :
NH3 = (2/3 x 50 kmol) x 17 kg.kmol-1
= 566.67 kg
Neraca Massa
Input = Output
N2+H2 = NH3
100kg + 466,67 kg = 566,67 kg

input output
komponen
mol ( kmol) massa (kg) mol (kmol) massa (kg)
Nitrogen 16,67 466,67
Hidrogen 50 100
amoniak 33,33 566,67
total 566,67 566,67
DAFTRA PUSTAKA

Deapina, A., Kusuma W., J., Fatimah, Khusnul Y., Maulana. 2015. Makalah Proses
Pembuatan Ammonia PT.PUSRI. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
Kadarsih, Suci., Gazhrint, Nabila. 2018. Pra Perencana Pabrik Pembuatan Amonia
Kapasitas 350.00 Ton/Tahun. Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Kemendag. 2013. Market Brief : Penetrasi Pasar Ammonia di Filiphina. Atase
Perdagangan : KBRI-Manila.
Yahya, Andrean S. 2017. Analisis Sustainability Untuk Proses Pembuatan Amonia.
Laporan Penelitian. Bandung: Universitas Katolik Parahyagan.

Anda mungkin juga menyukai