Anda di halaman 1dari 3

Investasi Modal

Posted on April 25, 2012 by heheoye

1. A.    Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal

Organisasi sering dihadapkan dengan peluang untuk melakukan investasi dalam aktiva atau
proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Organisasi harus melakukan
pengambilan keputusan apakah harus melakukan investasi atau tidak. Keputusan untuk
komitmen jangka panjang tersebut merupakan contoh dari keputusan investasi modal.

Keputusan investasi modal berkaitan dengan proses pereencanaan, penetapan tujuan dan
prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan criteria tertentu untuk  aktiva jangka panjang.
Membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk
kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

Proses pengambilan keputusan dalam hal ini disebut sebagai penganggaran modal. Terdapat dua
jenis proyek penganggaran modal, yaitu:

1. Proyek independen: proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi
arus kas proyek lainnya.
2. Proyek saling eksklusif: proyek yang apabila diterima akan menghalangi penerimaan
proyek lainnya.  Jenis ini mengharuskan perusahaan memilih salah satu alternative yang
saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama.

Pada umumnya, investasi modal yang baik akan menerima kembali modal awal sepanjang
umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal.
Jadi, disini salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan
menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak dan memberikan pengembalian yang
wajar. Pengembalian yang wajar yaitu setiap proyek baru harus menutup biaya kesempatan dari
dana yang diinvestasikan.

Selain itu, untuk membuat suatu keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi
jumlah dan waktu arus kas, menilai risiko investasi, mempertimbangkan dampak proyek
terhadap laba perusahaan, menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta
mengidentifikasi beberapa criteria dasar atas penerimaan dan penolakan investasi yang
diusulkan.

1. B.     Model Nondiskonto

Model dasar  untuk keputusan investasi modal diklasifikasikan menjadi dua, yaitu model
nondiskonto dan model diskonto. Model nondiskonto adalah suatu model yang mengabaikan
nilai waktu dari uang.

1. Periode pengembalian: waktu yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh
kembali investasi awalnya.
Contoh: seorang dokter gigi melakukan investasi pada seperangkat alat bor seharga $80.000.
Arus kas yang dihasilkan adalah $40.000 per tahun. Jadi periode pengembaliannya adalah dua
tahun, hasil dari $80.000/$40.000. ketika arus kas diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus
yangdigunaka untuk menghitung periode pengembaliaanya adalah:

Periode pengembalian= investasi semula/ Arus kas tahunan

Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya, maka periode pengembalian dihitung dengan
menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal diperoleh kembali. Jika
pembagian satu tahun diperlukan, diasumsikan bahwa jumlah arus kas adalah tetap setiap tahun.
Tampilan 18-1:

Tahun Investasi yang belum tertutupi (awal tahun) Arus kas tahunan
1 $ 100.000 $ 30.000
2 70.000 40.000
3 30.000 50.000
4 – 60.000
5 – 70.000

Periode pengembaliannya adalah 2,6tahun, dihitung dari: $30.000(1 tahun) + $40.000(1 tahun) +
$30.000(0,6 tahun). Pada tahun ketiga, hanya $30.000 yang diperlukan dari $50.000 yang
dihasilkan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh $30.000 diperoleh melalui
pembagian jumlah yang dibutuhkan dengan arus kas tahunan yaitu $30.000/$50.000, sebesar 0,6
tahun.

Beberapa alasan penggunaan metode ini:

1. Metode pengembalian digunakan sebagai ukuran kasar dari risiko. Perusahaan dengan
arus kas yang berisiko dan atau perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas akan
lebih tertarik dengan  periode pengembalian yang lebih cepat dari biasanya.
2. Manajer yang berwenang membuat keputusan memilih investasi dengan periode
pengembalian cepat berdasarkan kepentingan pribadi. Salah satu contohnya adalah
pengukuran kinerja manajer yang diukur dalam laba divisi. Padahal masa jabatan manajer
biasanya rata-rata tiga hingga lima tahun. Akibatnya, manajer sering menghindari
investasi yang menjanjikan pengembalian jangka panjang.

Kelemahan penggunaan periode pengembalian :

1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati periode pengembalian,


2. Mengabaikan nilai waktu dari uang.

Disamping itu, periode pengembalian memberi informasi yang dapat digunakan untuk
membantu:

1. Mengendalikan risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas masa depan.
2. Meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan.
3. Mengendalikan risiko keusangan.
4. Mengendalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja.

2. Tingkat pengembalian akuntansi: mengukur pengembalian atas suatu proyek dalam kerangka
laba, bukan dari arus kas proyek. Rumus:

      Tingkat pengembalian akuntansi= laba rata-rata/ investasi modal awal

Laba rata-rata dari suatu proyek dihasilkan dengan menjumlahkan laba bersih setiap tahun dari
proyek dan kemudian membagi total laba bersih tersebut dengan jumlah tahun. Investasi
didefinisikan sebagai investasi awal atau investasi rata-rata.

Investasi rata-rata= (I + S)/2

I adalah investasi awal, s adalah nilai sisa, dan dengan asumsi bahwa investasi dikonsumsi secara
merata.

Tingkat pengembalian akuntansi digunakan sebagai ukuran penyaringan memastikan bahwa


setiap investasi baru tidak akan membawa pengaruh yang bertentangan dengan rasio laba
akuntansi atau pengembalian atas aktiva. Model ini mempertimbangkan profitabilitas proyek tapi
tetap mengabaikan nilai waktu dari uang.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai