Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDIT MANAJEMEN

AUDIT MANUFACTURING

DI SUSUN OLEH :
Anggita Qurota A (E2B018040)
Kisyantina (E2B018062)
Rika Z W (E2B018071)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Kampus : Jl.Kedungmundu Raya No.18 Semarang 50273 Telp.
(024)76740296-76740297

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. PENGANTAR AUDIT MANUFAKTURING..........................................................................4
B. PENGERTIAN DAN DEFINISI AUDIT MANUFAKTURING..............................................6
1) Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:........................................................7
2) Audit manufaktur yang baik memerlukan:.............................................................................7
3) Sasaran yang diharapkan adalah:...........................................................................................7
4) Audit manufacturing mencakup :...........................................................................................7
5) Lingkup kegiatan audit manufacturing mencakup 3 sisi,.......................................................7
6) Langkah-langkah audit manufacturing :................................................................................8
7) Lingkup audit manajemen :...................................................................................................8
C. RUANG LINGKUP AUDIT MANUFAKTURING..................................................................9
A. Perencanaan Produksi (Production Planing) meliputi:...........................................................9
B. Quality Control....................................................................................................................10
C. Produktivitas dan Efisiensi:.................................................................................................11
D. Metode dan Standar Kerja...................................................................................................11
E. Maintenance.........................................................................................................................11
F. Organisasi Manajement Produksi........................................................................................12
G. Plant Lay Out.......................................................................................................................12
H. Value Analysis / value Engineering.....................................................................................12
I. Data Pokok...............................................................................................................................13
J. Data Lain.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kelompok kami yang bertemakan Audit Manufacturing. Dan harapan kami semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Semarang, 24 Oktober 2020

Kelompok 5

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan industri perlu melakukan audit manufacturing, untuk dapat
meyakinkan apakah fungsi manufacturing perusahaan telah dilaksanakan sesuai
dengan upaya yang tepat dan memadai untuk mencapai tujuan perusahaan dan
sekaligus memberikan saran untuk meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa
tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi barang
atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau
pemakainya.
Semua kegiatan operasional dalam perusahaan haruslah didasarkan pada
standar-standar yang berupa prosedur dan rencana yang disusun dalam rangka
mencapai sasaran yang diharapkan dalam pengelolaan perusahaan umumnya dan
pengelolaan bidang operasional khususnya. Dalam bidang manufacturing, sasaran
yang diharapkan adalah tepat jumlah, tepat mutu, tepat dari hasil produksi/operasi,
dan dengan biaya rendah. Oleh karena itu pelaksanaan audit manufacturing dalam
suatu perusahaan, haruslah menunjang pencapaian sasaran tersebut, terutama dapat
memperoleh keyakinan bahwa fungsi manufacturing telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berupa rencana atau standar yang digunakan, dan bila terjadi
penyimpangan, saran-saran apa yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
Audit manufacturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas
kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam
menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan,
dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. Atas dasar pengujian tersebut, maka
dirumuskan temuan dari audit manufacturing. Selanjutnya dasar temuan tersebut,
harus dicari dan dirumuskan saran untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Audit Manufakturing?
2. Bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing?
3. Apa saja Ruang Lingkup utama dalam pengauditan Manufakturing?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Audit Manufakturing
2. Untuk mengetahui bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing

4
3. Untuk mengetahui Apa saja Ruang Lingkup utama dalam pengauditan
Manufakturing?

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGANTAR AUDIT MANUFAKTURING
Pelaksanaan audit manufacturing mencakup seluruh lingkup fungsi
manufacturing dan lingkup fungsi manajemen. Lingkup fungsi operasional dalam
suatu perusahaan mencakup bidang, bagian atau fungsi yang terdapat dalam
organisasi perusahaan, jadi dalam lingkup manufacturing tercakup semua kegiatan
yang terkait dalam usaha untuk mentransformasikan masukan berupa tenaga dan
keahlian, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi keluaran berupa barang
atau jasa.
Semua masukan diubah menjadi barang dan/atau jasa melalui teknologi
proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut.
Perubahan pada teknologi mengubah cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya,
dan mungkin pula produk yang dihasilkan.
Jenis masukan yang digunakan antara satu industri dengan industri lainnya
berbeda. Operasi perusahaan manufaktur mobil memerlukan masukan berupa modal
dan energy untuk mesin, fasilitas, dan peralatan, sedangkan masukan berupa material
menjadi dasar proses konversi dari bahan baku menjadi barang jadi.
Operasi di industry jasa, menggunakan masukan yang berbeda dengan yang
dipakai di industry manufaktur. Sebagai contoh, operasi jasa penerbangan
memerlukan masukan berupa modal untuk penyediaan pesawat terbang dan fasilitas,
tenaga kerja yang sangat terlatih (pilot, pemeliharaan pesawat), tenaga kerja biasa, dan
sejumlah besar energy. Kebutuhan masukan bahan baku pada industry jasa sangat
sedikit dibandingkan suatu perusahaan manufaktur. Jasa utama yang ditawarkan oleh
suatu jasa penerbangan adalah transportasi, meskipun jasa lain seperti pemesanan
hotel dan angkutan udara juga diberikan.
Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada
dua macam lingkungan yang perlu diperhatikan. Pertama, fungsi bisnis lain atau
tingkat manajemen yang lebih tinggi, didalam perusahaan tetapi di luar fungsi operasi,
mungkin mengubah kebijakan, sumber daya, perkiraan, asumsi, tujuan, atau kendala.
Sebagai akibatnya, sistem transformasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi untuk

5
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan internal baru. Kedua, lingkungan di luar
perusahaan mungkin perubahan dilihat dari segi hukum, politik, sosial, atau ekonomi,
sehingga mengakibatkan perubahan pula pada masukan, keluaran, ataupun sistem
transformasi operasi. Perubahan yang terus-menerus dalam lingkungan operasi
tampaknya telah menjadi sesuatu yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian.
Pengelolaan sistem transformasi memerlukan pengendalian terus-menerus
terhadap sistem dan lingkungan. Suatu perubahan pada lingkungan dapat
menyebabkan manajemen mengubah masukan, keluaran, sistem pengendalian,
maupun sistem transformasi itu sendiri. Sebagai contoh, perubahan kondisi ekonomi
mungkin menyebabkan manajer operasi merevisi perkiraan permintaan dan pada
akhirnya merekrut lebih banyak tenaga kerja dan memperbesar kapasitas produksi.
Demikian pula apabila terjadi penurunan mutu kapasitas produksi. Demikian pula
apabila terjadi penurunan mutu produk, manajer operasi akan mengkaji ulang
prosedur pengendalian mutunya sehingga membawa kembali sistem transformasi ke
jalurnya yang benar. Peran manajer operasi adalah mengendalikan sistem transformasi
dan lingkungannya agar dapat merencanakan, mengendalikan, dan memperbaiki
sistem.
Masukan yang terdapat dalam proses transformasi dari fungsi manufacturing,
terdiri dari sumber daya manusia (tenaga dan keterampilan), bahan dan peralatan,
metode kerja dan dana. Semua masukan ini harus merupakan obyek audit. Audit
dilakukan terhadap masukan itu meliputi: jumlah atau kuantitas, mutu atau kualitas,
waktu biaya serta datanya sendiri. Disamping itu audit terhadap masukan tersebut
dilakukan baik dalam perencanaannya, maupun dalam pelaksanaannya dan
administrasinya. Pelaksanaan audit terhadap masukan ditujukan untuk memperoleh
keyakinan bahwa pengadaan, penyimpanan, administrasi dan penggunaan masukan
yang telah dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan fungsi manufacturing dari
perusahaan tertentu telah memenuhi ketaatan, ekonomis, efektivitas, dan efisiensi.
Pelaksanaan audit pada fungsi manufacturing mencakup pula audit terhadap
proses transformasi yang merupakan kegiatan pengolahan atau pelaksanaan aktivitas
menghasilkan keluaran yang berupa barang atau jasa. Audit yang dilakukan terhadap
proses transformasi ini meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan
pengendalian kegiatan pengerjaan keluaran tersebut. Disamping itu dalam audit ini
terkait pula tentang jumlah pengerjaan yang dilakukan, yang dapat menunjukkan
tingkat produktivitas, mutu proses pengerjaan, waktu yang menunjukkan lamanya dan

6
saat batas waktu yang diperlukan, dan biaya yang dikeluarkan bagi proses pengerjaan
tersebut serta data yang tersedia, masih berlaku dan dapat dipercaya. Dengan
pelaksanaan audit manufacturing pada proses transformasi maka dapat diketahui
tentang prestasi dalam proses transformasi, apakah telah sesuai dengan ketentuan,
kebijakan dan peraturan yang ada, dan dapat pula mencerminkan tingkat
produktivitas, rendemen, efektivitas dan efisiensi dari proses transformasi tersebut.
Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan keyakinan apakah telah dilakukan
upaya yang memadai bagi pencapaian tujuan dalam kegiatan transformasi yang
dilaksanakan perusahaan ini.
B. PENGERTIAN DAN DEFINISI AUDIT MANUFAKTURING
Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas
kebujakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam
menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan,
dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut.
Peran fungsi Audit Manufakturing dalam perusahaan adalah meningkatkan
kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan,
dana serta informasi menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan
tersebut kepada konsumen atau pemakainya.
1) Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:
 Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan
adalah apa yang kita lakukan).
 Temukan ketidakakuratan sehingga mereka dapat dengan cepat dikoreksi.
 Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dari orang ke orang, atau hari
ke hari).
 Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan,
 Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.
2) Audit manufaktur yang baik memerlukan:
 Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk
menangkap orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama
audit Anda berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal
yang benar.
 Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan.
Sebuah skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk
memprioritaskan tindakan perbaikan.

7
 Aksi ketika sebuah masalah ditemukan. Tidak ada yang lebih
mengecewakan daripada menemukan masalah dan melakukan apa-apa
tentang hal itu. Idealnya, karyawan yang bekerja pada proses harus
membantu dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Ini akan
meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah.
 Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka
mengamati dan dengan teknik-teknik audit.
3) Sasaran yang diharapkan adalah:
 Tepat jumlah
 Tepat mutu
 Tepat hasil produksi / operasi
 Biaya yang rendah
4) Audit manufacturing mencakup :
 Lingkup manufacturing
 Lingkup fungsi manajemen
5) Lingkup kegiatan audit manufacturing mencakup 3 sisi,
 Sisi pertama adalah sistem transformasi, yang meliputi, Masukan,
berupa:
a. Tenaga dan keahlian
b. Bahan dan peralatan
c. Dana serta informasi
 Sisi kedua adalah fungsi manajemen, yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengendalian
 Sisi ketiga adalah standar kriteria yang digunakan, yaitu:
a. Jumlah
b. Mutu atau spesifikasi
c. Waktu dan biaya serta
d. Data yang tersedia
6) Langkah-langkah audit manufacturing :
a. Merumuskan maksud & tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing
b. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan

8
c. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang
bersifat umum tentang objek audit
d. Menyusun program & prosedur audit yang akan dilaksanakan
e. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program & prosedur
audit yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta mengadakan
wawancara
f. Mengolah & menganalisis hasil temuan
g. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting & saran perbaikan
7) Lingkup audit manajemen :
 Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufacturing
perusahaan yang ditetapkan
 Audit mengenai desain sistem manufacturing yang dijalankan yang mencakup:
a. Pemilihan lokasi
b. Pengaturan tata letak
c. Keadaan bangunan & sarana penunjang
d. Teknologi yang digunakan
e. Proses manufacturing yang dijalankan
f. Keadaan mesin & peralatan
 Audit mengenai penerapan sistem manufacturing, yang mencakup:
a. Perencanaan & program operasi / produksi
b. Pembelian & pengadaan bahan
c. Pelaksanaan manufacturing Persediaan & pengiriman barang jadi serta
pergudangannya Biaya, serta
d. Pemeliharaan peralatan
C. RUANG LINGKUP AUDIT MANUFAKTURING
A. Perencanaan Produksi (Production Planing) meliputi:
 Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedul / MPS)
a. Bagaimana menerjemahkan ramalan penjualanan (Sales Forecast) dan
jadwal produksi (Production Schedule) sehingga dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
b. Jadwal produksi optimal yang meminimalkan biaya persediaan dan
biaya set up produksi
c. Tingkat persediaan yang optimal.
 Penilaian atas Idle Capacity

9
Indikator:
Rencana Produksi bulan yang besangkutan
LOADING = X 100%
Kapasitas Produksi actual / normal
Dengan memperhatikan feasibility study dan rencana jangka panjang maka
dapat dilakukan penilaian atas % idle capacity yang terjadi.
 Achivement Rate
Indikator :
Keluaran aktual yang dicapai per-bulan
AR = X 100%
Rencana Produksi yang dibuat sebelum bulan itu
Bagaimana tindakan manajemen dalam melakukan pengendalian dan
penyesuaian terhadap devisi antara rencana produksi dengan actual yang dapat
dicapai.
Faktor eksternal / internal apa yang menyebabkan tidak tercapainya rencana
produksi dan bagaimana manajemen dapat mengendalikan faktor – faktor itu.
 Inventory Level
Indikator:
Unit stock pada akhir bulan (bulan)
IL =
Produksi bulanan
Bagaimana kebijakan manajemen dalam menentukan tingkat persediaan
sehubungan dengan metode pengendalian persediaan yang harus
mempertimbangkan faktor – faktor :
a. Lead time
b. Inventory carrying cost
c. Orderring cost
d. Risiko kekurangan persediaan
e. Safety stock
 Perencanaan Line Balancing (Keseimbanagan Lintas Produksi)
o Adakah indikasi terjadinya bottleneck dalam lini produksi.
o Bagaimana keseimbangan loading operator dan mesin dalam lini
produksi.
 Tingkat Utilitas Mesin dan Tenaga kerja
Indikator:
Man / machine hour used
TU = X 100%

10
man / machine hour available
Apa yang menyebabkan tingkat utilitas mesin / orang rendah, apakah
kesalahan terletak pada production schedule atau karena ada trouble mesin dan
lain – lain.
Bagaimana upaya manajemen dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja
dan mesin.
 Follow – up Anggaran Produktivitas vs Aktual Biaya Produksi
o Bagaimana manajemen menentukan anggaran produksi.
o Dimana terjadi penyimpangan (inefisiensi produksi) dan bagaimana
manajemen mengatasinya.
 MIS Produksi
o Bagaimana Sistem pelaporan (report) pada bagian produksi
o Apakah laporan yang ada dapat menggambarkan keadaan yang ada
bagian produksi, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam
melakukan pengambilan keputusan
o Arus dokumen
o Bagian distribusi pelaporan

B. Quality Control
 Tingkat kualiatas Produksi per – periode
 Faktor apa yang menyebabkan % rate yang tinggi, bagaimana
manajemen melakukan pengendalian atas kualitas produksi.
 Sampling Plan
 Apakah sampling plan sudah mempertimbangkan risiko produsen,
risiko konsumen dan biaya pemeriksaan
 Apakah rejection rate dan servise rate yang tinng disebabkan oleh
karena sampling plan yang buruk.
 Penerapan Total Quality Management (TQM)
 Apakah perusahaan sudah dapat menerima / menerapkan TQM
 Peta Kontrol
 Apakah fungsi / kegunaan peta control sebagai alat pengendalian
proses dan alat untuk mengestimasi kemampuandari proses sudah
dapat dipahami dan diterapkan.
 Standart Spesifikasi / kualitas produk

11
 Penilaian kewajaran atas batas – batas toleransi dan keinginan
konsumen atau spesifikasi produk.
C. Produktivitas dan Efisiensi:
 Produktivitas Tenaga Kerja
 Efisiensi dan Produktivitas Bahan
D. Metode dan Standar Kerja
Metode dan standart tenaga kerja meliputi:
 Waktu Baku (Standart Time)
 Sudahkan waktu baku penyelesaian pekerjaan ditetapkan dengan cara
atau metode yang benar yaitu mempunyai tingkat kepercayaan dan
ketelitian yang cukup baik bagi kepentingan penjadwalan produksi,
penetapan kapasitas produksi, penilaian performa system kerja
 Sistem Kerja
 Bagaimana dengan keadaan lingkunganb (kondisi) tempat kerja yang
dihubungkan dengan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam
bekerja.
 Standart Operating Procedures (SOP)
 Apakah pengaturan kecepatan mesin sudah sesuai dengan kemampuan
fisik yang menjalankan dan sampai sejauh mana operator mentaati
SOP tersebut.
E. Maintenance
Maintenance meliputi:
 MIS Maintenance
 Apakah MIS yang ada sudah dapat menjamin kemungkinan
diterapkannya Preventive Maintenance Policy.
 Preventive Maintenance
 Apakah perusahaan sudah menjalankan Preventive Maintenance dalam
bentuk apa?
 Pedoman Maintenance
 Apakah prosedur permintaan kerja pemeliharaan yaitu dalam rangka
biaya dan maintenance time.
 Bagaimana dengan availability system produksi yang di dukung oleh
system pemeliharaan.

12
F. Organisasi Manajement Produksi
A. Tujuan / Sasaran Departemen Produksi
B. Penilaian Struktur Organisasi:
 Rentang pengendalian
 Tingkat Sentralisasi
 Koordinasi dan jalur komunikasi
 Tingkat Formalitas
 Rasio Administratif
 Tingkat Spesialisasi Fungsional
 Tingkat Absensi Pegawai
 Turn Over Pegawai
G. Plant Lay Out
 Beberapa kriteria penilaian terhadap layout yang ada antara lain:
 Fleksibilitas Lay Out
 Efektifitas dan Efisinsi material flow pattern
 Minimum material handing oleh direct labour
 Minimum jarak material handling
 Minimum frekuensi perpindahan material
 Penggunaan ruang yang ekonomis
 Pengaturan tata letak gudang yang efisien
 Keselamatan dan keamanan kerja.
H. Value Analysis / value Engineering
 Sudah adakah program VE / VA di perusahaan
 Bagaimana efektifitasnya dan hambatan – hambatan apa yang dihadapi dalam
penerapannya.
 Berapa besar biaya yang dapat dihemat.
I. Data Pokok
B.H. Walley dalam bukunya “ Production Management Hardbook” (1980),
memberikan data pokok untuk audit manufacturing sebagai berikut:
 Proses Produksi
Jenis Proses Produksi apakah yang sdang dipertimbangkan:
 Pengelompokan / penetapan pekerjaan
 Proses

13
 Lini
 Kendala kebijakan (Policy Constraints)
Kendala apakah yang merupakan kendala untuk proses produksi, misalnya:
 Penerimaan pesanan langsung dari pelanggan
 Membuat Persediaan.
 Penggunaan mesin yang tinggi karena intensifnya modal.
 Jajaran produk yang kecil atau besar
 Waktu penyerahan yang cepat.
 Persaingan (Competition)
Apakah para pesaing lebih baik di banding perusahaan sendiri dalam
hal berikut:
 Biaya Produksi
 Waktu penyerahan pesanan (terutama keterandalannya).
 Mutu dan keterandalan Produk.
 Jajaran Produk dan kemampuan untuk menghasilkan produk
khusus.
 Pabrik dan Mesin
 Umur
 Jumlah
 Penggunaan dan kerusakan (waktu yang dihabiskan untuk
perawatan)
 Tipe dan tempat pembelian
 Hubungan Industrial
 Komposisi dan besarnya jumlah tenaga kerja rincian umur
 Catatan hubungan industrial
 Skema atau jadwal konsultasi dan partisipasi dalam operasi
 Informasi Operasi
Pengukuran operasi akan membantu memberi petunjuk bagaimana
proses produksi beroperasi dalam bisnis itu.
 Organisasi
 Jenis organisasi
 Organisasi aktual – rincian menurut bagian dan fungsi, tingkat,
manajemen.
 Batasan tentang peran: wewenang, kekuasaan, tanggung jawab

14
 Sasaran
 Penggunaan Sumber Daya
 Mesin
 Bahan Mentah
 Tenaga kerja
 Produk dan Produksi
 Waktu pesanan
 Kelompok pesanan dan besarnya jumlah pesanan
 Jumlah barang dalam jajaran produk.
 Informasi Biaya
 Biaya Produksi
 Biaya produksi dan / atau biaya operasi perjam
 Sumbangan perjam dari mesin – mesin utama
 Biaya bahan
 Biaya tenaga kerja langsung, tidak langsung, biaya umum
pekerjaan.
 Produktivitas
 Nilai tambah tiap: produk, mesin, jam kerja, pekerja langsung.
 Efisisensi dan pendayagunaan tenaga kerja.
 Pendayagunaan dan efisiensi mesin.
 Jam Kerja
 Jam lembur
 Istirahat dan kelonggaran lain yang sudah disetujui
 Perbandigan antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
 Sistem Produksi
 Perencanaan dan pengendalian produksi
 Akuntansi manajemen
 Pengendalian mutu (Quality Control)
 Sistem imbalan
 Sistem pembayaran
 Pencatatan Pekerjaan
 Tata Ruang dan Pabrik
 Produksi
 Pekerjaan yang sdang berjalan

15
 Penyimpanan umum
J. Data Lain
Data lain dalam audit manufacturing meliputi:
 Keterkaitan dengan Lingkungan
a. Teknologi
b. Gambaran teknologi atau teknik yang digunakan dalam
perusahaan
 Perubahan Budaya
a. Perputaran Pekerjaan
b. Kemangkiran
 Pemerintah dan Serikat Pekerja
Bagaimana perusahaan menyerap perundang – undangan pemerintah
tentang perlindungan pemekerjaan, kelebihan tenaga kerja, kesehatan,
keamanan.
 Pertimbangan Ekonomis
Kecendrungan ekonomis apa saja yang harus dipertimbangkan dalam
dua sampai tiga tahun yang akan dating seperi: inflasi, tingkat upah,
perubahan dalam produk nasional bruto.
 Perusahaan dan Dunia Luar
Rasio pokok berikut harus ditentukan untuk semua pesaing nasional
dan internasional dan dibandingkan dengan rasio perusahaan sendiri:
o Laba Operasi
o Hasil penjualan
o Harga pokok penjualan
o Nilai tambah

16
BAB III
KESIMPULAN:

Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan


yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya
untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian
tujuan tersebut.
a. Data Pokok
B.H. Walley dalam bukunya “Production Management Handbook” (1980),
memberikan data pokok untuk audit manufakturing sebagai berikut:
1. Proses Produksi
2. Kendala Kebijakan
3. Pola Permintaan
4. Persaingan
5. Pabrik dan Mesin
6. Hubungan Industrial
7. Informasi Operasi
8. Organisasi
9. Penggunaan Sumber Daya
10. Produk dan Produksi
11. Informasi Biaya
12. Produktivitas
13. Jam Kerja
14. Sistem Produksi

17
15. Tata Ruang dan Pabrik
b. Langkah-langkah Audit Manajemen
1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufakturing.
2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan.
3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang
bersifat umum tentang obyek audit.
4. Menyusun program dan prosedur audit yang dilaksanakan .
5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan
prosedur audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta
mengadakan wawancara.
6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan.
7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan.
c. Berdasarkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufakturing. Maka
kemudian ditentukan lingkup audit manajemen yang akan dilakukan, yang dapat
berupa:
1. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufakturing
perusahaan yang ditetapkan.
2. Audit mengenai disain sistem manufakturing yang dijalankan, yang mencakup
pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan dan sarana
penunjang, teknologi yang digunakan, proses manufakturing yang dijalankan,
keadaan mesin dan peralatan.
3. Audit mengenai penerapan sistem manufakturing, yang mencakup
perencanaan dan program operasi/produksi, pembelian dan pengadaan bahan,
pelaksanaan manufakturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta
pergudangannya, biaya, serta pemeliharaan peralatan.
d. Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua
macam lingkungan yang perlu diperhatikan:
1. Fungsi bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi di dalam
perusahaan tetapi di luar fungsi operasi mungkin mengubah kebijakan, sumber
daya, perkiraan, asumsi, atau kendala. Sebagaimana akibatnya sistem
informasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan internal yang baru.
2. Lingkungan di luar perusahaan mungkin mengalami perubahan dilihat dari
segi hukum, politik, sosial atau ekonomi, sehingga mengakibatkan perubahan

18
pada masukkan, keluaran maupun sistem informasi operasi. Perubahan yang
terus menerus dalam lingkungan operasi tampaknya telah menjadi sesuatu
yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian.
e. Ruang Lingkup Audit Manufakturing
1. Sistem Transformasi: meliputi masukkan, proses dan keluaran.
2. Fungsi Manajemen: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
3. Standar kriteria yang digunakan: jumlah, mutu atau spesifikasi, waktu dan
biaya serta daya yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

 Tunggal, Amin Widjaja. AUDIT MANAJEMEN KONTEMPORER Edisi Revisi.


Harvarindo. 2000
 http://www.google.com//auditmanufakturing

19

Anda mungkin juga menyukai