Anda di halaman 1dari 46

RUANG TERBUKA DAN

TATA HIJAU

Studio Kota dan Permukiman


Semester Ganjil 2017/2018
Universitas Pancasila
E L E M E N P E R A N C A N G A N K O TA
R U A N G T E R B U K A d a n TATA H I J A U
Merupakan komponen rancang kawasan,
yang tidak sekedar terbentuk sebagai
elemen tambahan atau pun elemen sisa
setelah proses rancang arsitektural
diselesaikan, melainkan juga diciptakan
sebagai bagian internal dari suatu
lingkungan yang lebih luas.

Penataan sistem ruang terbuka diatur


melalui pendekatan desain tata hijau yang
membentuk karakter lingkungan serta
memiliki peran penting baik secara
ekologis, rekreatif dan estetis bagi
lingkungan sekitarnya, dan memiliki
karakter terbuka sehingga mudah diakses
sebesar-besarnya oleh publik.
RUANG TERBUKA
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Luar

Ruang Terbuka
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Luar
Ruang yang terjadi karena
pembatasan pada dua unsur
bidang, yakni alas dan dinding
tanpa bidang atap

Ruang Terbuka
Ruang-ruang antar bangunan di
perkotaan untuk pergerakan
aktifitas dengan zona-zona
publik, semi publik dan privat
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Terbuka Permendagri No.1 Tahun 2007
Ruang terbuka adalah
ruang-ruang dalam
kota atau wilayah
yang lebih luas baik
dalam bentuk
area/kawasan
maupun dalam
bentuk area
memanjang/jalur di
mana dalam
penggunaannya lebih
bersifat terbuka yang
pada dasarnya tanpa
bangunan.
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Terbuka berdasarkan Kegiatan
Ruang Terbuka Aktif
Ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur
kegiatan di dalamnya.
Timbul karena adanya:
• Kebutuhan sosial budaya : beinteraksi
• Kebutuhan ekonomi : kemudahan /
ekonomis
• Kebutuhan Politik : apresiasi
• Kebutuhan ekologi : alami

Ruang Terbuka Pasif


Ruang terbuka yang tidak ada kegiatan
manusia di dalamnya.
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Terbuka berdasarkan Bentuk
Menurut Rob Krier (1979):
• Berbentuk Memanjang
Ruang terbuka yang hanya memiliki
batas-batas di sisi-sisinya. Misalnya
jalan, sungai, jalur pedestrian dll.

• Berbentuk Cluster
Ruang-ruang terbuka yang memiliki
batas-batas di sekelilingnya.
Misalnya plaza, square, lapangan,
bundaran dll. Ruang-ruang terbuka
bentuk ini membentuk kantong-
kantong yang berfungsi sebagai
ruang-ruang akumulasi kegiatan.
R U A N G T E R B U K A K O TA
Ruang Terbuka berdasarkan Fisik
• Hard Space (Non Alami):
Ruang terbuka yang secara prinsip
dibatasi oleh dinding arsitektural,
kebanyakan berfungsi sebagai
tempat berkumpul khalayak dan
aktifitas sosial, berupa square atau
plaza.

• Soft Space (Alami):


Ruang terbuka yang didominasi oleh
lingkungan alami, baik di dalam
ataupun di luar kota. Di dalam kota
dapat berupa taman, kebun dan
jalur hijau. (Trancik, Roger, Finding
Lost Space, 1986)
RUANG TERBUKA HIJAU (Soft Space)
Pengertian
• Ruang-ruang dalam kota atau wilayah
yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk
area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka
dan pada dasarnya tanpa bangunan.

• Dalam RTH pemanfaatannya lebih


bersifat pengisian hijau tanaman atau
tumbuh-tumbuhan secara alamiah atau
budidaya tanaman seperti lahan
pertanian, pertamanan, perkebunan dan
sebagainya.
RUANG TERBUKA HIJAU (Soft Space)
Fungsi
• Ekologis
• Sosial Budaya
• Ekonomi
• Estetika
RUANG TERBUKA HIJAU
Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
(UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang)

• Pasal 29
RuangTerbuka Hijau publik dan Ruang terbuka Hijau privat
Proporsi RTH = 30 % dari luas wilayah kota
Proporsi RTH publik = 20 % dari luas wilayah kota
Proporsi RTH privat = 10 % dari luas lahan privat

• Pasal 30
Distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran penduduk dan
hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.

• Koefisien Daerah Hijau (KDH)


Adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana
tata bangunan dan lingkungan.
RUANG TERBUKA HIJAU
Penyediaan RTH berdasarkan Jumlah Penduduk:
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
• Pada Bangunan/Perumahan: Halaman, Roof Garden dst
• Pada Lingkungan:
 Taman RT
 Taman RW
 Taman Kelurahan
 Taman Kecamatan
• Pada Perkotaan:
 Pemakaman
 Taman Kota
 Hutan Kota
 Fungsi Lainnya seperti: Jalur Hijau, Sabuk Hijau dst
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Halaman Perkantoran, Pertokoan, Dan Tempat Usaha
Umumnya berupa jalur trotoar dan area
parkir terbuka.

Penyediaan RTH pada kawasan ini


adalah sebagai berikut:
1) Untuk KDB 70%-90% perlu
menambahkan tanaman dalam pot;
2) Perkantoran, pertokoan dan tempat
usaha dengan KDB diatas 70%,
memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil
atau sedang yang ditanam pada
lahan atau pada pot berdiameter
diatas 60 cm;
3) KDB dibawah 70%, berlaku seperti
persyaratan pada RTH pekarangan
rumah, dan ditanam pada area diluar
KDB yang telah ditentukan.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH dalam Bentuk Taman Atap Bangunan (Roof Garden)

Memanfaatkan ruang terbuka non


hijau, seperti atap gedung, teras
rumah, teras-teras bangunan
bertingkat dan disamping bangunan,
dan lain-lain dengan memakai media
tambahan, seperti pot dengan
berbagai ukuran.

Lahan dengan KDB di atas 90%


seperti pada kawasan pertokoan di
pusat kota, atau pada kawasan-
kawasan dengan kepadatan tinggi
dengan lahan yang sangat terbatas,
RTH dapat disediakan pada atap
bangunan. Untuk itu bangunan harus
memiliki struktur atap yang secara
teknis memungkinkan.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Taman Lingkungan
TAMAN RT TAMAN
Luas taman KELURAHAN
ini adalah Luas taman
minimal 1 ini minimal
m2 per 0,30 m2 per
penduduk penduduk
RT, dengan kelurahan,
luas minimal dengan luas
250 m2. minimal
taman 9.000
m2.

TAMAN RW TAMAN
Luas taman KECAMATAN
ini minimal Luas taman
0,5 m2 per ini minimal
penduduk 0,2 m2 per
RW, dengan penduduk
luas minimal kecamatan,
1.250 m2. dengan luas
taman
minimal
24.000 m2.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Taman Kota
RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota.
Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan
standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan
luas taman minimal 144.000 m2. Taman ini dapat
berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks
olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%. Semua
fasilitas tersebut terbuka untuk umum.

Taman meliputi: taman kota, taman bangunan


bersejarah, taman keraton, taman alun-alun, taman
lingkungan, tempat ibadah dan hutan kota

Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu,


dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar
berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau
sebagai pembatas antar kegiatan.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
Contoh Kelengkapan Fasilitas RTH Taman Kota
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Taman Kota
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
Sabuk Hijau

Merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah


penyangga dan untuk membatasi perkembangan suatu
penggunaan lahan (batas kota, pemisah kawasan, dan
lain-lain) atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas
lainnya agar tidak saling mengganggu, serta
pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya.

Dapat berupa:
• RTH yang memanjang mengikuti batas-batas area
atau penggunaan lahan tertentu, dipenuhi
pepohonan, sehingga berperan sebagai pembatas
atau pemisah;
• Hutankota;
• Kebun campuran, perkebunan, pesawahan, yang
telah ada sebelumnya (eksisting) dan melalui
peraturan yang berketetapan hukum, dipertahankan
keberadaannya.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan
penempatan tanaman antara 20–30% dari ruang milik
jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan. Untuk
menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu
memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan
persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih
jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh
burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.

RTH TEPI JALAN DAN MEDIAN JALAN RTH DI BAWAH JALAN LAYANG
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Jalur Pejalan Kaki
Ruang pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH harus
memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1) Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas
fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian
yaitu:
• Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka
jalan)
• Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah
lainnya dan aksesibel untuk semua orang
termasuk penyandang cacat.
2) Karakter fisik, meliputi:
• Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi
sosial dan budaya setempat
• Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang
berjalan di setiap tempat umumnya berbeda, Dapat mengacu pada persyaratan dari PU:
Persyaratan Teknis Aksesiblitas pada
namun pada umumnya orang tidak mau berjalan Bangunan Umum dan Lingkungan dan
lebih dari 400 m. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan
Kaki.
ARAHAN PENYEDIAAN RTH
RTH Lainnya
• Jalur hijau meliputi: tepi pantai, tepi • Zona konservasi alam meliputi: hutan
sungai, tepi jurang, kaki bukit, tepi dan lindung, cagar alam, kebun binatang, mata
median jalan, di bawah jaringan tegangan air, sempadan rel kereta api, sempadan
tinggi-gas-minyak sungai dan sejenisnya
KEPEMILIKAN RTH
• PUBLIK
Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik-
aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter
fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik
karena bukan milik pihak tertentu.

• PRIVAT
Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi–
aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter
fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat
diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu.

• PRIVAT TERBUKA PUBLIK


Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses
oleh Umum (kepemilikan pribadi–aksesibilitas
publik), sebagai hasil kesepakatan antara pemilik Bonus
dan pihak pengelola/pemerintah daerah setempat,
dengan mendapatkan kompensasi berupa Bangunan
insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah status Bangunan
kepemilikannya.
RTH
R T H P R I VAT T E R B U K A P U B L I K
Jenis RTH Privat terbuka Publik
R T H P R I VAT T E R B U K A P U B L I K
CONTOH RUANG TERBUKA PRIVAT TERBUKA PUBLIK
PADA JALUR PEDESTRIAN JALAN MH. THAMRIN
TATA H I J A U
TATA H I J A U
Pengertian

Jalur Tanaman adalah jalur penempatan


tanaman serta elemen lansekap lainnya
yang terletak di dalam Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) maupun di dalam Daerah
Pengawasan Jalan (DAWASJA). Sering
disebut jalur hijau karena dominasi
elemen lansekapnya adalah tanaman yang
pada umumnya berwarna hijau.

Vegetasi adalah keseluruhan tetumbuhan


dari suatu kawasan baik yang berasal dari
kawasan itu atau didatangkan dari luar,
meliputi pohon, perdu, semak, dan
rumput.
TATA H I J A U
Jenis Vegetasi

• Pohon
Jenis tanaman berkayu yang
biasanya mempunyai batang
tunggal dan dicirikan dengan
pertumbuhan yang sangat tinggi.

• Perdu
Tanaman berkayu yang pendek
dengan batang yang cukup kaku
dan kuat untuk menopang
bagian-bagian tanaman.
TATA H I J A U
Jenis Vegetasi
• Semak
Dicirikan dengan batang yang berukuran
sama dan sederajat.

• Merambat
Banyak digunakan untuk tanaman
rambat dan tanaman gantung.
Liana dicirikan dengan batang
yang tidak berkayu dan tidak
cukup kuat untuk menopang
bagian tanaman lainnya.

• Herba
Jenis tanaman dengan sedikit
jaringan sekunder atau tidak
sama sekali (tidak berkayu)
tetapi dapat berdiri tegak.
TATA H I J A U
Jenis Vegetasi
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN PENEDUH
a) ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5
m dari tepi median);
b) percabangan 2 m di atas tanah;
c) bentuk percabangan batang tidak merunduk;
d) bermassa daun padat;
e) berasal dari perbanyakan biji;
f) ditanam secara berbaris;
g) tidak mudah tumbang.

Contoh jenis tanaman:


a) Kiara Payung (Filicium decipiens)
b) Tanjung (Mimusops elengi)
Pohon dapat memberikan keteduhan, dan
c) Bungur (Lagerstroemia floribunda)
menahan silau cahaya matahari bagi pejalan
kaki.
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN PENYERAP POLUSI UDARA
a) terdiri dari pohon, perdu/semak;
b) memiliki kegunaan untuk menyerap udara;
c) jarak tanam rapat;
d) bermassa daun padat.

Contoh jenis tanaman:


a) Angsana (Ptherocarphus indicus)
b) Akasia daun besar (Accasia mangium)
c) Oleander (Nerium oleander)
d) Bogenvil (Bougenvillea Sp)
e) Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN PENYERAP KEBISINGAN
a) terdiri dari pohon, perdu/semak;
b) membentuk massa;
c) bermassa daun rapat;
d) berbagai bentuk tajuk.

Contoh jenis tanaman:


a) Tanjung (Mimusops elengi)
b) Kiara payung (Filicium decipiens)
c) Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
d) Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
e) Bogenvil (Bogenvillea sp)
f) Oleander (Nerium oleander)
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN PEMECAH ANGIN
a) tanaman tinggi, perdu/semak;
b) bermassa daun padat;
c) ditanam berbaris atau membentuk massa;
d) jarak tanam rapat < 3 m.
Contoh jenis tanaman:
a) Cemara (Cassuarina equisetifolia)
b) Mahoni (Swietania mahagoni)
c) Tanjung (Mimusops elengi)
d) Kiara Payung (Filicium decipiens)
e) Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Dapat berbentuk pohon atau perdu yang


diletakkan dengan suatu komposisi membentuk
kelompok.
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN PEMBATAS, PENGARAH DAN
PEMBENTUK PANDANGAN

a) tanaman tinggi, perdu/semak;


b) bermassa daun padat;
c) ditanam berbaris atau membentuk
massa;
d) jarak tanam rapat.

Contoh jenis tanaman:


a) Bambu (Bambusa sp) Pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada
b) Cemara (Cassuarina equisetifolia) jalan yang berbelok atau menuju ke suatu
c) Kembang sepatu (Hibiscus rosa tujuan tertentu, juga karena letak dapat
sinensis) memberikan kesan yang berbeda sehingga
d) Oleander (Nerium oleander) dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai
jalan.
TATA H I J A U
Fungsi Vegetasi
TANAMAN KONSERVASI
Pohon, perdu/semak atau tanaman penutup tanah yang
karena sistem perakarannya dapat berfungsi untuk mencegah
erosi pada tanah berlereng.

TANAMAN PENUTUP
Tanaman penutup permukaan tanah yang bersifat selain
mencegah erosi tanah juga dapat menyuburkan tanah yang
kekurangan unsur hara. Biasanya merupakan tanaman antara
bagi tanah yang kurang subur sebelum penanaman tanaman
yang tetap (permanen).
TATA H I J A U
Penataan Jalur Hijau berdasarkan Geometrik Jalan
• Pada Jalur Tepi
Diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur
pejalan kaki (trotoar).

• Pada Jalur Tengah (Median)


Mempunyai lebar minimum 0.80 meter,
sedangkan lebar ideal adalah 4.00 - 6.00
meter Pemilihan jenis tanaman perlu
memperhatikan tempat perletakannya
TATA H I J A U
Penataan Jalur Hijau berdasarkan Geometrik Jalan
• Pada Daerah Tikungan
Tanaman rendah (perdu atau semak) yang
berdaun padat dan berwarna terang dengan
ketinggian maksimal 0.80 meter

• Pada Daerah Persimpangan


Bebas pandangan yang harus terbuka agar
tidak mengurangi jarak pandang
pengemudi.

a) Tanaman rendah, berbentuk tanaman


perdu dengan ketinggian < 0.8 m
b) Tanaman tinggi, berbentuk pohon
dengan percabangan di atas 2 meter
TATA H I J A U
Dapat mengacu pada persyaratan dari PU: Tata Cara Perencanaan Teknik
Lansekap Jalan
KO N S E P
R T H & Ta t a H i j a u
R U A N G T E R B U K A d a n TATA H I J A U
Contoh Konsep
R U A N G T E R B U K A d a n TATA H I J A U
Contoh Konsep
R U A N G T E R B U K A d a n TATA H I J A U
Contoh Konsep
TUGAS
1. Tentukan titik-titik lokasi anda, baik itu RTH atau tata hijau yang ada pada
koridor! (bisa berada di jalan, antara bangunan ataupun berupa satu kavling
penuh)
2. Apa masalah dan potensinya?
3. Mana yang berupa RTH alami mana yang berupa RTH non alami?
4. Apakah % RTH publik mencapai 20% dari total lahan?
5. Apakah % RTH privat mencapai 10% dari luas kavling lahan privat?
6. Tentukan arahan pemanfaatan Ruang Terbuka. Misalnya: untuk taman kota,
sabuk hijau dst!
7. Berikan konsep perancangan RTH dan/atau tata hijau!
8. Untuk tata hijau, apa saja jenisnya? Berapa jaraknya? (buat sesuai kebutuhan
jalan)
9. Tugas dikumpulkan jam 16.00 di meja Bu Ashri!

Anda mungkin juga menyukai