Anda di halaman 1dari 13

Sejarah dan Dinamika Pengembangan Kurikulum di

Indonesia
(Pengembangan Kurikulum)

Disusun oleh :
Meinito Syndi
201410060311077
Pendidikan Matematika 3B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2015/2016
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii


BAB I....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3. Tujuan ..................................................................................................................2
1.4. Manfaat ................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
ISI............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1. Sejarah Perkembangan Kurikulum ..........................................................................3
2.2. Dinamika Perkembangan Kurikulum di Indonesia ....................................................3
2.3. Kurikulum yang ada di Indonesia ............................................................................4
BAB III................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
3.2. Saran .................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta belajar dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. (Karya, 1989.)
Perkembangkan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini
berkembang pesat. Jika dahulu kurikulum lebih banyak terfokus pada mata
pelajaran dengan system penyampaian penuangan, maka sekarang lebih terfokus
pada dimensi – dimensi baru, seperti pengembangan diri, pembangunan ekonomi,
kecakapan hidup, dan industri. Bahkan dalam praktiknya telah menyentuh dimens i
teknologi yang utamanya teknologi informasi dan komunikasi. Disiplin ilmu
kurikulum harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat
memengaruhi dan menentukan arah dan intensitas proses pengembanga n
kurikulum.
Dalam dunia pendidikan, kunci untuk menentukan kualitas lulusan yang baik
adalah kurikulum pendidikannya, karena pentingnya kurikulum maka setiap waktu
tertentu kurikulum selalu dirubah yang lebih baik (dievaluasi dan dikembangka n),
untuk kemudian disesuaikan dengan dimensi – dimensi baru. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pengetahuan, metode belajar, dan perkembangan teknologi
semakin lama semakin maju dengan pesat. Oleh karena itu, dalam suatu instans i
tidak mungkin tetap mempertahankan satu kurikulum. Jika suatu instansi tetap
mempertahankan satu kurikulum maka akan mengakibatkan suatu instansi tidak
dapat sejajar dengan instansi yang lainnya.
Perkembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatk a n
kualitas pendidikan di Indonesia. Pengembangan kurikulum sebagai instrume nt

1
yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peseta didik dan
kebutuhan masyarakat. Perkembangan kurikulum juga sebagai alat bantu gutu
untuk melakukan tugasnya yaitu mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perkembangan kurikulum tidak pernah berhenti, perkembangan kurikulum
merupakan proses berkelanjutan dan terus menerus sejalan dengan perkembangan,
tuntutan jaman dan perubahan yang terjadi didalam masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia ?
B. Bagaimana dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia ?
C. Jelaskan macam – macam kurikulum yang berkembang di Indonesia ?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalh untuk memahami bagaimana sejarah dan
perkembangan kurikuluum – kurikulum yang ada di Ixndonesia samapai sekarang.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai patokan
bagi siswa, mahasiswa, pengajar, dan semua yang mencakup ruang lingk up
pendidikan untuk siap mengembangkan pendidikan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan Kurikulum
Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia, kurikulum
dijadikan alat politik oleh pemerintah adapun kurikulum sebelum kemerdekaan
Indonesia yaitu kurikulum periode penjajahan Belanda dan kurikulum periode
penjajahan Jepang. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah
diubah dan disesuaikan dengan kepentingan poltik bangsa Indonesia yang dilandasi
oleh nilai – nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.

Setelah kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengala mi


perubahan dua kali dengan penyempurnaan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan sekarang KTSP. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi,
dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasio nal
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.

2.2. Dinamika Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas
kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan,
yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan, dan
bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan negara yang akan
dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan sangat tepat, yakni
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, dan ternyata konsep “mencardaskan” itu telah
dijelaskan oleh Horard Gardner setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam
bukunya berjudul Frames od Mind: the Tehory of Multiple Intelligences yaitu
tentang tujuh tipe kecerdasan manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan
intelektual (otak kiri) tetapi juga kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga
kinestetiknya.

3
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum adalah
amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional. Kurikulum pertama
di Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam Undang-Undang Nomor
4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan
akhirnya UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di
samping itu, tuntutan globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolgi juga ikut mendorong terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.
2.3. Kurikulum yang ada di Indonesia
2.3.1. Kurikulum sebelum Kemerdekaan
1) Kurikulum Periode Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda setidaknya ada 3 sistem pendidikan dan
pengajaran yang berkembang pada saat itu. Pertama sistem pendidikan Islam yang
dislenggarakan di pesantren. Kedua, sistem pengajaran Belanda. Sistem pendidikan
Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai aturan siswa, pegajar, sistem
pengajaran dan kurikulum. Sistem prosedural seperti ini sangat berbeda dengan
sistem pendidikan islam yang dikenal sebelumnya. Sistem pendidikan pun bersifat
diskriminatif. Ketiga, sekolah yang dikebangkan tokoh pendidikan seperti KH
Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewanara. KH Ahmad Dahlan mendir ika n
Muhammadiyah yang menggunakan sistem pendidikan barat dengan
menambahkan pelajaran Islam.
2) Kurikulum Periode Penjajahan Jepang
Pendidikan diarahkan untuk menyediakan prajurityang siap perang di perang
Asia Timur Raya. Penggolongan sekolah berdasarkan status sosial yang dibangun
Belanda dihapuskan. Pendikan hanya digolongkan pada pendidikan dasar (Kokmin
Gakko) 6 tahun, pendidikan menengah petama (Shoto Gakko), pendidikan
menengah tinggi (Koto Chu Gako) yang masing-masng tiga tahun serta pendidikan
tinggi.
2.3.2. Kurikulum Setelah Kemerdekaan
1) Kurikulum 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istila h
dalam bahasa Belanda “leer plan”artinya rencana pelajaran. Perubahan arah

4
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentinga n
nasional. Sedangkan, asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum yang
berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rencana Pelajaran 1947”, yang baru
dilaksanakan pada tahun 1950. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak
menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah: pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2) Kurikulum 1952-1964
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut “Rencana
Pelajaran Terurai 1952”. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, dan seorang guru
mengajar satu mata pelajaran. Pada masa ini memang kebutuhan peserta didik
akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih
dirincikan. Namun, dalam kurikulum ini siswa masih diposisikan sebagai objek
karena guru menjadi subjek sentral dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Guru
yang menentukan apa saja yang akan diperoleh siswa di kelas, dan guru pula yang
menentukan standar-standar keberhasilan siswa dalam proses pendidikan.
Sistem pendidikan masa ini dikenal dengan Sistem Panca Wardana atau sistem
lima aspek perkembangan yaitu perkembangan moral, perkembangan
intelegensia, perkembangan emosional/artistik, perkembangan keprigelan dan
perkembangan jasmaniah. Sistem panca wardana ini dapat diuraikan menjadi
beberapa mata pelajaran.
1. Perkembangan moral.
2. Perkembangan intelegensia.
3. Perkembangan emosional/artistik.
4. Perkembangan keprigelan.
5. Perkembangan jasmaniah.
Fokus kurikulum 1964 ini lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis. Pada kurikulum 1964 ini, arah pendidikan mulai merambah
lingkup praksis. Dalam pengertian bahwa setiap pelajaran yang diajarkan
disekolah dapat berkorelasi positif dengan fungsional praksis siswa dalam
masyarakat. Kurikulum masa ini dapat pula dikategorikan sebagai Correlated
Curriculum.

5
3) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental-moral-budi pekerti
dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
pelajarannya Sembilan.
4) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejeme n,
yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Mudjito,
Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunak a n
pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut:
 Berorientasi pada tujuan
 Menganut pendekatan integrative
 Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
 Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
 Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

6
5) Kurikulum 1984
Sebelum pemberlakuan kurikulum 1984, yaitu pada tahun 1983 mata
pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ditetapkan sebagai mata
pelajaran wajib. Dengan demikian maka pendidikan idiologi dilakukan melalui
Pendidikan Pancasila yang memiliki komponen Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4), Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dan Pendidikan
Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Ciri-Ciri umum dari
Kurikulum CBSA adalah: 1). Berorientasi pada tujuan instruksional. 2).
Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). 3). Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan
Bangsa (PSPB). 4). Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin
tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada
peserta didik. 5). Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan
latihan. 6). Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada
pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti.
6) Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 ini merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi
pada dasarnya keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi
pendidikan pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum sebagai
instrumen untuk ”transfer of knowledge”. Penyempurnaan terjadi pada materi
pendidikan sejarah karena materi pendidikan sejarah yang tercantum dalam
kurikulum SMA 1984 (nama baru SMA berdasarkan Undang-Undang Nomor 2
tahun 1989 adalah SMU) dianggap tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994
menyempurnakannya.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu
dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan

7
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran
cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
7) Kurikulum 2004 (KBK)
Secara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengik uti
pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi
merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang
ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37).
Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh tanggung jawab.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalama n
belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhannya (Puskur, 2002a). Tujuan yang ingin dicapai menekankan
pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
8) Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru
lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan
kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan
kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan
telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan
bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,

8
dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
9) Kurikulum 2013
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan
bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan
pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun
ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru
dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya
karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas
melalui perkembangan teknologi dan informasi. Kesiapan guru berdampak pada
kegiatan guru dalam mendorong siswa melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi
pembelajaran. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung
jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk generasi
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan
tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memaha mi
suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia, kurikulum dijadikan alat
politik oleh pemerintah adapun kurikulum sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu
kurikulum periode penjajahan Belanda dan kurikulum periode penjajahan Jepang. setelah
kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan
tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara
Perubahan-perubahan kurikulum tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan Iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan
perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Diharapkan, pada tahun 2015 telah
diterapkan di seluruh jenjang pendidikan tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-
sekolah yang baru melaksanakan kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5
Desember 2014
3.2. Saran
Makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu
kepada para pembaca untuk berkenan menyumbangkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi bertambahnya wawasan penulis dalam bidang ini.

10
Daftar Pustaka
Fuaduddin dan H. Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta 1989.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.1997.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: P.T
Rosdakarya.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktik. Yogyakarta: Arruz Media.
2011
http://www.slideshare.net/agusmukhandar/s-43631187, [22 Desember 2015], Agus
http://www.slideshare.net/sandykarimun/sejarah-perkembangan-kurikulum-pendidikan-
di-indonesia, [22 Desember 2015], Tulisan Merah
http://www.slideshare.net/Kurosaki_akira/sejarah-perkembangan-kurikulum-sejak-
indonesia- merdeka, [22 Desember] kurosaki [sejarah perkembangan kurikulum sejak
merdeka]

11

Anda mungkin juga menyukai